Anda di halaman 1dari 3

1. Apakah risiko itu ?

Beberapa definisi digunakan oleh para ahli berkenaan dengan risiko. Secara ringkas,
risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang
diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya.
Meskipun dalam PMK No.191/PMK.09/2008, Tentang Penerapan Manajemen Risiko di
lingkungan Departemen Keuangan dijelaskan bahwa, definisi risiko ditekankan pada
dampak negatif atas pencapaian tujuan, definisi yang tepat sampai saat ini masih terus
berkembang. Perdebatan masih terus berlangsung berkenaan dengan kenyataan bahwa
apabila diukur dan dikelola dengan baik risiko dapat meningkatkan inovasi dan
kesempatan lebih besar dalam pencapaian tujuan (dampak positif). Sebagai contoh,
penerapan teknologi informasi merupakan kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan
akses masyarakat kepada pemerintah. Secara umum diakui bahwa keuntungan
penerapan teknologi informasi akan melebihi risiko yang diramalkan dapat dikendalikan.

2. Apakah manajemen risiko itu ?

Manajemen Risiko adalah pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik


dalam kondisi ketidakpastian.
Manajemen Risiko adalah bagian integral dari manajemen dan pengambilan keputusan
yang baik di tiap tingkatan organisasi. Semua bagian pada hakekatnya telah mengelola
risiko secara berkelanjutan baik disadari maupun tidak, terkadang lebih ketat dan
sistematis dan kadangkala lebih longgar. Manajemen risiko yang lebih ketat biasanya
terdapat pada organisasi yang mengelola lingkungan, kesehatan, dan keselamatan.
Sebagaimana definisi risiko, ada beberapa definisi yang digunakan. Beberapa
mendefinisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan, dengan mengeluarkan
proses identifikasi dan penilaian risiko, sementara yang lain mendefinisikan sebagai
proses yang lengkap termasuk identifikasi, penilaian risiko, dan pengambilan keputusan
berkenaan dengan risiko. PMK ini mendefinisikan manajemen risiko secara luas.

3. Seperti apakah penerapan manajemen risiko yang berhasil ?

Penerapan manajemen risiko yang berhasil ditunjukkan dengan adanya identifikasi dan
analisis risiko sesuai tingkat kepentingannya. Risiko dimitigasi, dilacak, dan dikendalikan
secara efektif. Permasalahan dicegah sebelum terjadi dan pegawai secara sadar fokus
pada apa yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan.

4. Apa pengaruh manajemen risiko pada organisasi saya ?

Akan ada peralihan budaya dari “ pemadam kebakaran” dan “ manajemen krisis” menjadi
pengambilan keputusan yang proaktif dan menghindari masalah sebelum muncul.

5. Apa konsekuensi apabila tidak melaksanakan manajemen risiko ?

Pimpinan tidak memiliki pandangan tentang risiko apa yang dapat terjadi sehingga lebih
banyak sumber daya yang dikeluarkan untuk memperbaiki masalah yang seharusnya
dapat dihindari, bencana akan terjadi tanpa peringatan, keputusan dibuat tanpa
informasi yang lengkap atau pengetahuan yang memadai, kemungkinan pencapaian
program berkurang, dan program yang ada selalu dalam kondisi kritis.

6. Bagaimana proses manajemen risiko ?

Proses manajemen risiko adalah suatu proses yang bersifat berkesinambungan,


sistematis, logik, dan terukur yang digunakan untuk mengelola risiko. Proses manajemen
risiko meliputi penerapan kebijakan, prosedur, dan praktek untuk melaksanakan
penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko,
monitoring dan reviu, dan komunikasi dan konsultasi.

7. Lalu, apakah penilaian risiko itu ? Apa hubungannya dengan proses


manajemen risiko ?

Penilaian risiko atau risk assesment adalah keseluruhan proses identifikasi, analisis dan
evaluasi risiko. Jadi penilaian risiko adalah bagian dari proses manajemen risiko. (lihat
jawaban no 6 diatas).

8. Jika saya menerapkan manajemen risiko, apakah hal tersebut dapat


menjamin kesusksesan organisasi ?

Tidak. Ada banyak aspek untuk mencapai kesuksesan suatu program organisasi.
Manajemen risiko bukanlah senjata ampuh satu-satunya. Meskipun demikian,
manajemen risiko dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, membantu
mengurangi kejutan-kejutan, dan meningkatkan kesempatan untuk mencapai sukses.

9. Apakah proses, struktur, dan prosedur manajemen risiko yang telah


ditetapkan dengan peraturan Menteri ini bersifat stabil ?

Secara umum iya. Meskipun demikian, perkembangan praktek terbaik masih


berlangsung.

10. Apakah dalam penerapan manajemen risiko harus menggunakan


konsultan ?

Secara umum tidak harus. Meskipun demikian, berdasarkan pengalaman, proses


penilaian risiko pertama kali adalah proses yang paling membutuhkan sumber daya yang
cukup banyak. Oleh karena itu, dengan pertimbangan ketersediaan sumber daya,
pemakaian konsultan untuk penilaian risiko awal mungkin diperlukan.

11. Bagaimana apabila kita memperoleh kesulitan dalam menerapkan


manajemen risiko sesuai dengan peraturan menteri ini ?

Sesuai dengan pasal 9 ayat (1) setiap unit Eselon I di lingkungan Departemen Keuangan
dapat meminta konsultasi dan pembimbingan dalam penerapan Manajemen Risiko
kepada Compliance Office for Risk Management yaitu Inspektorat Jenderal Departemen
Keuangan.

12. Apakah diperkenankan untuk membentuk sekretariat pada Komite


Manajemen Risiko, dan Rapat berkala Manajemen Risiko ?

Pembentukan sekretariat untuk Komite Manajemen Risiko dan Rapat Berkala tergantung
ukuran organisasi. Untuk organisasi yang memiliki unit Pemilik Risiko dengan sebaran
geografis yang luas, sekretariat tersebut mungkin diperlukan. Pembentukan sekretariat
tersebut dapat diatur ddengan ketentuan yang lebih khusus.

13. Bagaimana memformulasikan risiko? Mengingat kadang suatu risiko dapat


menjadi penyebab, dan akibat menjadi risiko ?
Penerapan risk management di Departemen Keuangan menggunakan dokumen BSC
secara ekstensif. Dengan demikian, risiko adalah pernyataan negatif dari IKU pada BSC.
Pendekatan ini memandang risiko dari sudut sasaran atau tujuan, sehingga polanya
adalah sasaran - risiko. Secara umum, petunjuk formulasi risiko adalah dengan
memperhatikan kondisi saat ini dan mengidentifikasikan kondisi apa yang akan dapat
terjadi masa datang dan akibatnya. Kondisi atau situasi terkini membentuk dasar bagi
perhatian atas ketidakpastian di masa mendatang. Dengan menggunakan pandangan ini
dalam mengidentifikasikan risiko, kita dapat secara cepat mengidentifikasi permasalahan
utama dan dapat mengelola risiko tersebut sebelum membesar. Sumber : Itjen Depkeu

Anda mungkin juga menyukai