Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN KERJA UNIT CASEMIX

RSUD HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sudah jadi pengetahuan umumbahwa derajat kesehatan penduduk Indonesia masih
relative belum baik jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Secara umum kita ketahui juha bahwa biaya kesehatan di Indonesia cenderung
meningkat yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pola penyakit
degeneratif, orientasi pada pembiayaan kuratif, pembayaran out of pocket (fee for
service) secara individual, service yang ditentukan oleh provider, teknologi canggih,
perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi ilmu kedokteran, dan tidak lepas juga dari
tingkat inflasi. Dengan kondisi dan situasi yang ada seperti ini maka akses dan mutu
pelayanan kesehatan terancam, terutama bagi masyarakat yang tidak mampu.Hal ini
menyebabkan derajat kesehatan masyarakat semakin rendah.Kondisi tersebut diperparah
dengan tarif rumah sakit yang tidak standar, sehingga masing-masing rumah skit
cenderung menetapkan tariff sendiri.
Akibat perubahan sistem layanan kesehatan yang ada sekarang ini dan dengan
meningkatnya biaya kesehatan maka pembiayaan rumah sakit dengan menggunakan
asuransi kesehatan menjadi hal yang sangat relevan, dalam asuransi kesehatan ini maka
sistem manajemen casemix menjadi salah satu pemecah masalah.Sistem casemix adalah
sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan mutu, pemerataan
dan keterjangkauan, yang merupakan unsur-unsur dalam mekanisme pembayaran biaya
pelayanan kesehatan untuk pasien yang berbasis kasus campuran prosedur utama.

2. Tujuan Pelayanan Casemix


Tujuan dari sistem pembiayaan pelayanan kesehatan antara lain :
1. Mendorong peningkatan mutu
2. Mendorong layanan berorientasi pasien
3. Mendorong efisiensi
4. Tidak memberikan reward the provider yang melakukan overtreatment.
5. Mendorong untuk pelayanan tim (koordinasi/kerjasama antar provider)
3. Fungsi Pelayanan Casemix
Manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan kebijakan program Casemix INA CBG’s
secara umum dapat dilihat dari sisi Medis maupun Ekonomi. Dari segi medis, para klinisi
dapat mengembangkan perawatan pasien secara komprehensif, tetapi langsung kepada
penanganan penyakit yang diderita oleh pasien.Secara ekonomi, dalam hal ini keuangan
(costing) jadi lebih efisien dan efektif dalam penganggaran biaya kesehatan. Sarana
pelayanan kesehatan akan mengitung dengan cermatdan teliti dalam penganggarannya.
Menurut kementerian kesehatan RI (2012), manfaat kebijakan program Casemix INA
CBG’s adalah sebagai berikut:
a. Manfaat bagi pasien
1. Adanya kepastian dengan dalam pelayanan dengan prioritas pengobatan
berdasarkan derajat keparahan
2. Dengan adanya target lama hari rawat (length of stay) pasien mendapatkan
perhatian lebih dalam tindakan medis dari para petugas rumah sakit
3. Pasien mendapatkan kualitas kesehatan yang lebih baik
4. Menerima sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku
5. Mengurangi pemeriksaan dan menggunakan alat medis yang berlebihan oleh
tenaga medis sehingga resiko yang dihadapi pasien
b. Manfaat bagi Rumah Sakit
1. Rumah Sakit mendapat pembiayaan berdasarkan kepada beban kerja sebenarnya
2. Dapat meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan Rumah sakit
3. Bagi dokter atau klinisi dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk kualitas
pelayanan lebih baik berdasarkan derajat keparahan, meningkatkan komunikasi
antar spesialis atau multidisiplin ilmu agar perawatan dapat secara komprehensif
serta dapat memonitor QA (Quality assessment) dengan cara yang lebih objektif
4. Perencanaan budget anggaran pembiayaan dan belanja yang lebih akurat
5. Dapat untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing-
masing klinisi
6. Keadilan (equity) yang lebih baik dalam pengalokasian budget anggaran
7. Mendukung sistem perawatan pasien dengan menerapkan Clinical Pathway.
Tujuan pembuatan Pedoman Pelayanan ini adalah untuk memberikan gambaran
kebijakan secara aplikatif mengenai pelaksanaan pelayanan di Casemix agar tercapai
pelayanan farmasi yang memenuhi standar.
4. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup Casemix RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu antara lain adalah
pasien rawat jalan, pasien rawat inap, dan pasien gawat darurat yang menggunakan BPJS
kesehatan.

5. Batasan Operasional
Batasan Operasional Casemix mancakup dua macam pelayanan yang berkaitan langsung
dengan pasien, yaitu:
1. Pelayanan Poli Rawat Jalan
Pelayanan poli rawat jalan yang ditujukan kepada poli spesialis sesuai daftar jadwal
praktek di RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu dengan membawa syarat yang
diberlakukan oleh BPJS kesehatan, menggunakan sistem rujukan berjenjang (SEP).
2. Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan farmasi rawat inap dilakukan dengan sistem rujukan berjenjang setelah
malalui poli spesialis atau Instalasi Gawat Darurat dengan ketentuan yang berlaku.
3. Pelayanan IGD
Pelayanan pasien BPJS Kesehatan di Instalasi Gawat Darurat diberikan sesuai
kaiddah dan ketentuan yang berlaku

6. Landasan Hukum
Landasan Hukum Pelayanan Casemix merujuk pada :
1. UU nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Nasional (SJSN)
2. UU nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
3. UU nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. UU nomor 44 Tahun 2009 Tentang Ruah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut kualifikasi ketenagaan di Casemix RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu

No
Jenis SDM SYARAT JABATAN/KUALIFIKASI
.
1. Kepala Tim - Dokter Umum
Casemix - Diutamakan yang memiliki pengalaman bekerja minimal 1
tahun di Casemix
- Pengetahuan kerja mengenai sistem JKN dan INA CBGs
- Menguasai MS Office dan internet
- Memiliki skill untuk memimpin
- Mempunyai kemampuan dan kemauan mengelola dan
mengembangkan pelayanan Casemix
- Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri
- Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak
lain
- Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa
dan memecahkan masalah.
2. Coder - Dokter Umum / D3 Rekam Medis / Min D3 Keperawatan
- Pengetahuan kerja mengenai sistem JKN dan INA CBGs
- Menguasai kaidah Pengkodingan, MS Office dan internet
- Memiliki kamampuan belajar, memahami arti kata-kata
(komunikasi efektif)
- Mampu menyerap data verbal atau bentuk table
- Mampu menganalisa masalah secara kritis, dan berfikir kreatif
dan menggunakan peralatan yang spesifik
3. Verifikator - Min D3 Keperawatan
Pemberkasan - Pengetahuan kerja mengenai tata berkas dan arsip
- Menguasai MS Office dan internet
- Memiliki kemampuan belajar, memahami arti kata-kata
(komunikasi efektif)
- Mampu menyerap data verbal atau bentuk tabel
- Kemampuan adaptasi dan melakukan pekerjaan yang berulang
sesuai dengan prosedur yang berlaku
- Melakukan pekerjaan yang spesifik dengan tepat dan teliti

B. Distribusi Ketenagaan
Casemix RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu di pimpin oleh kepala unit yang
merupakan seorang Dokter Umum.Instalasi farmasi terdiri dari rawat jalan dan rawat
inap.Dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan pelayanan pasien BPJS,
kepala unit dibantu oleh bagian pendaftaran, pelayanan rawat jalan, kasir dan farmasi.
Distribusi ketenagaan Casemix RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu didapat dari
hasil perhitungan/work load yang dilakukan oleh bidang SDM dan didapatkan sebaran
untuk tenaga di Casemix sebagaimanan yang tercantumkan di bawah ini:

No JUMLAH
JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKASI
. KEBUTUHAN
1. Ketua TIM Casemix Dokter umum Minimal sudah
berkerja di bagian
coder selama 1
Tahun
2. PJ Casemix D3 Rekam Minimal sudah
Medis,minimal berkerja di bagian
D3 Perawat coder selama 1
Tahun
3. Coder Dokter Sudah orientasi di
umum,d3 bagian coder min 3
rekam bulan
medis,min d3
perawat
4. Verifikator Berkas Rekam Sudah orientasi di
medis,minimal bagian pemberkasan
D3 perawat min 3 bulan
TOTAL

C. Pengaturan Jaga
Untuk menjalankan pelayanan di Casemix, seluruh staff bertugas dengan mengikuti
jadwal dalam rentang kerja dua Shif Senin-Sabtu (08.00-14.00 WIB dan 14.00-20.00
WIB).
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Unit Casemix memiliki satu ruangan yang didalamnya terdapat :
1. Coder
2. Pemberkasan
3. Velvikator essternal
B. Standar Fasilitas
1. Perlengkapan
1.1 Daftar Inventaris Casemix
No Nama Barang Jumlah ( unit/buah)
1 Bindex File
2 Galon
3 Kursi
4 Komputer
5 Printer
6 Meja
7 Tempat Sampah
8
9
10

2. Kelengkapan Bangunan
a. Penerangan
b. Pendingin ruangan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Costing
Proses menghitung biaya dari seluruh rangkaian perawatan pasien dari pasien masuk
hingga pasien pulang yang menjadi satu episode pelayanan. Kegiatan tersebut untuk
memastikan bahwa komponen biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses perawatan
pasien sama dengan proses pencatatan medis layanan yang diberikan kepada pasien.
Tujuan dari costing adalah tercapainya efisiensi di rumah sakit melalui pengendalian
biaya (cost containtment). Hal-hal yang perlu disiapkan dalam sistem costing adalah:
 Perhitungan Unit cost.
 Clinical Pathway.
 Dan penyusunan Kebijakan RS yang terkait dengan: Obat dan Alkes, Pemeriksaan
Penunjang, jasa medis, BHP dan lain-lainnya untuk tujuan efisiensi.

B. Coding
Kegiatan memberikan kode diagnosis utama dan diagnosis sekunder sesuai dengan
ICD 10 serta memberikan kode prosedur sesuai dengan ICD 9 CM. Koding sangat
menetukan dalam sistem pembiayaan prospektif yang akan menentukan besarnya biaya
yang akan dibayarkan ke Rumah Sakit.
1. Diagnosa Utama
Diagnosa akhir / final yang dipilih dokter dengan kriteria paling banyak menggunakan
sumber daya atau hari perawatan paling lama.
2. Diagnosa Sekunder
Diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi
selama episode pelayanan.Diagnosis sekunder merupakan ko-morbiditas ataupun
komplikasi.

C. Verifikasi
Proses menentukan fakta-fakta kebenaran dari proses identifikasi kasus, baik secara
medis maupun secara administrative.
BAB V
LOGISTIK

Pengadaan alat penunjang kegiatan casemix seperti Kertas dan ATK dapat diakses
oleh setiap staf melalui bagian Umum dan Perlengkapan RSUD Harapan dan Doa Kota
Bengkulu yang ditujukan kepada bagian gudang logiostik.

BAB VI
KESELATAN PASIEN

Sasaran keselamatan pasien adalah syarat yang harus diterapkan di semua rumah sakit
yang diakreditas oleh komisi akreditasi rumah sakit.Penyusunan sasaran ini mengacu kepada
nine life –saving patient safety solutions dari WHO patient safety (2007) yang digunakan
juga oleh Komite Keselamantan Pasien Rumah Sakit (KKPRS), dan Join Commisiion
International (JCI).
Maksud dari sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong peningkatan spesifik
dalam keselematan pasien.Sasaran ini menyoroti area yang bermasalah dalam pelayanan
kesehatan dan menguraikan tentang solusi atas consensus berbasis bukti dan keahlian
terhadap pemasalahan ini. Dengan pengakuan bahwa desain/rancangan sistem yang baik ini
intrinsic/menyatu dalam umumya difokuskan pada solusi secara sistem, bila memungkinkan.
Berikut ini adalah daftar sasaran, mereka disiapkan disini untuk memudahkan karena
disampaikan tanpa persyaratan, maksud dan tujuan, atau elemen penilaian. Informasi lebih
lanjut tentang sasaran ini dapat dilihat di bagian berikut dari bab ini, Sasaran, Persyaratan,
Maksud dan Tujuan, serta Elemen Penilaian.
Enam sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
Saran I : ketapatan identikasi pasien
Saran II : Peningkatan Komunikasi yang efektif
Saran III : peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai ( High-Alertmedications)
Saran IV : Kepastian Tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Saran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayaanan kesehatan
Saran VI : Pengurangan risiko Pasien Jatuh
Dalam unit casemix, sasaran keselamatan pasien tidak berhubungan secara
langsung.Hanya dengan beberapa unit terkait saja.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Aspek keselamatan kerja di lingkungan pelayanan Casemix mencakup pada beberapa hal di
bawah ini:
1. Penyediaan APD (alat pelindung diri) untuk pelayanan kefarmasian, secara spesifik
pemasangan APAR berikut pelatihan mengenaiusaha pemadaman api
mempergunakan APAR yang telah ada.
2. Pengetahuan staf farmasi mengenai ketentuan komunikasi massa di internal unit
rumah sakit (kode emergensi rumah sakit).

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menanggulangi inflasi yang terjadi adalah dengan melakukan cost containment
yang meliputi setiap upaya untuk mengendalikan biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Upaya cost containment yang dapat dilakukan di rumah sakit antara lain:
A. Meningkatkan Efisiensi
Efisiensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Economic Efficiency
Disebut juga dengan penggunaan input yang biayanya rendah, contohnya:
- Menggunakan obat generik karena obat-obat generik relative lebih murah
- Drug utilization review untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dalam kaitannya dengan tingkat penggunaan obat secara kuantitatif
maupun kualitatif
- Menggunakan tenaga kesehatan yang lebih efisien
- Menggunakan alat-alat yang lebih sesuai/tidak perlu canggih disesuaikan dengan
kebutuhan
2. Technical in Efficiency
Menghilangkan pemborosan yang bersifat teknis akibat dari kombinasi sumber daya
yang tidak sesuai, contohnya terdapat alat canggih di rumah sakit tetapi pada
kenyataannya tidak memiliki operator sehingga harus mendatangkan dari pihak
luaryang membutuhkan cost tinggi.
3. Scale Efficiency
Efisiensi yang berkaitan dengan besarnya investasi yang sangat rawan untuk terjadi
inflasi
B. Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran prospektif kepada PPK akan mengendalikan kecenderungan supply
induced demand, yakni kecenderungan mendorong tingkat penggunaan utilisasi
pelayanan kesehatan apabila PPK masih dibayar tunai.
C. Standarisasi Pelayanan
Standarisasi pelayanan secara medis dan standarisasi pelayanan administrative
merupakan bagian yang penting dari pengendalian biaya (cost containment, cost
effectiveness, quality control). Tanpa standar yang jelas, akan sulit memprediksi dan
mengendalikan biaya, artinya ketidak pastian akan semakin besar karena sifat dari
pelayanan kesehatan adalah kebutuhan yang tidak dapat diprogramkan.
D. Pembinaan, Promosi dan Penyuluhan Kesehatan
Adalah upaya sistematis dan terencana untuk mengarahkan pelayanan kesehatan pada
upaya promotif, preventif, dan edukatif.
E. Mengembangkan Kesadaran akan Biaya
Bertujuan agar kita berperilaku hemat sehingga cost bias ditekan menjadi lebih murah.
Kegitan ini harus disosialisasikan sehingga dapat meningkatkan motivasi pada seluruh
karyawan.
F. Intervensi Teknis
Mencari peluang-peluang untuk menghemat pengeluaran, yaitu dengan melakukan cost
analysis. Hal yang tidak lepas dari masalah analisi biaya adalah perhitungan unit cost
yang merupakan kebutuhan bagi rumah sakit yang berguna untuk:
1. Penetuan tariff
2. Analisis efisiensi
3. Perencanaan anggaran rumah sakit
4. Analisis break even
G. Hospital Investment Control
Menghindari investasi yang tidak optimal dengan melakukan study kelayakan terlebih
dahulu antara lain dengan Cost Effectiveness Analysis dan Cost Benefit Analysis. Cara
lain adalah dengan keharusan mendapatkan Certificate-of-need sebelum melakukan
investasi untuk peralatan dan pelayan yang mahal.

H. Penggunaan Sistem Casemix


Sistem Casemix merupakan sistem pengklasifikasian penyakit yang menggabungkan
jenis penyakit yang dirawat di Rumah Sakit dengan biaya keseluruhan pelayanan yang
terkait.Sistem Casemix berhubungan dengan mutu, pemerataan dan mekanisme
pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran. Secara umum sistem casemix
digunakan dalam hal Quality Assurance Program, Komunikasi dokter-dokter Rumah
Sakit dan staf Medical Record, perbaikan proses pelayanan, anggaran, profiling,
benchmarking, quality control, dan sistem pembayaran. Pada sistem ini yang paling
banyak digunakan adalah Diagnostik Related Group.
BAB IX
PENUTUP

Casemix merupakan salah satu metode yang memungkinkan upaya menetapkan


ekuiti, efisiensi dan kualitas suatu rumah sakit dengan melakukan identifikasi campuran jenis
kasus/pasien yang dirawat dan identifikasi dari seluruh sumber daya yang digunakan.Sistem
casemix adalah juga mengklasifikasikan penyakit yang digabung dengan biaya perawatan di
rumah sakit berdasar pada pengelompokan diagnosis akhir penyakit sejenis dan kompleksitas
pengelolaan kasus (penyakit).

Jadi dapat kita simpulkan bahwa playanan kesehatan dengan mutu yang baik dan
biaya terjangkau menjadi harapan bagi seluruh masyarakat.Rumah sakit yang merupakan
pemberi pelayanan kesehatan yang utama yang harus melakukan pengenddalian biaya dan
pengendalian mutu. Pengembangan pelayanan rumah sakit dengan pembiayaan atau
pembayaran yang terstandar akan dapat memberikan banyak keuntungan baik bagi pasien,
terbukti bahwa manajemen casemix mampu meberikan efisiensi dalam hal pembiayaan ddan
pelayanan sehingga mutu pelayanan rumah sakit makin baik dan kepuasan pasien makin
terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai