KEBIJAKAN
Cara :
Pasien berbaring telentang dalam anestesi umum maupun lokal.
Antisepsis daerah operasi sesuai sisi telinga yang akan dioperasi.
Pemasangan kain penutup steril di daerah operasi.
Penandaan daerah insisi retroaurikula.
Infiltrasi larutan adrenalin 1:200.000 pada daerah insisi dan liang telinga
pada posisi jam 3,6,9 dan 12.
Insisi retroaurikula dengan pisau no 10 atau 15, tegak lurus dengan
permukaan kulit hingga mencapai lapisan subkutis.
Insisi tangensial sejajar permukaan kulit ke arah anterior hingga
mencapai tepat di belakang kulit liang telinga.
Pengambilan tandur fasia m. Temporalis (superfisial atau profunda)
dengan luas sesuai kebutuhan. Selanjutnya fasia dikeringkan dan
digunakan kembali pada akhir prosedur.
Insisi muskuloperiosteum pada permukaan mastoid hingga mencapai
tulang (insisi dapat berbentuk ”T” atau jabir Palva. Selanjutnya
muskuloperiosteum dielevasi dari tulang dan difiksasi dengan self
retaining retractor.
Kulit liang telinga dielevasi dari tulang pada posisi jam 6 hingga 12
dinding posterior liang telinga.
Insisi kulit liang telinga 5 mm dari dan sejajar anulus timpanikus pada
posisi jam 6 hingga 12.
Insisi vertikal pada jam 6 dan 12 ke arah lateral sehingga terbentuk jabir
timpanomeatal. Jabir tersebut difiksasi beserta daun telinga ke arah
anterior dengan tampon liang telinga dan self retaining retraktor.
Evaluasi dilakukan terhadap dinding anterior, posterior liang telinga,
perforasi membran timpani dan keadaan mukosa kavum timpani.
Tepi perforasi membran timpani diinsisi dengan pisau sabit pada seluruh
kelilingnya hingga didapatkan perdarahan dari membran timpani (hingga
2 mm dari tepi perforasi).
Annulus timpanikus besrta sebagian kulit liang telinga bagian medial
dielevasi menggunakan elevator pada posisi jam 6 hingga 12.
(Bila diperlukan) insisi kulit liang telinga ditambahkan/dilanjutkan ke arah
anterior untuk membuka dinding tulang bagian depan bila didapatkan
tonjolan fossa glenoid yang prominen.
(Bila diperlukan) Kanaloplasti pada dinding liang telinga dilakukan
dengan cara menipiskan dininding tulang hingga didapatkan liang
telinga yang lapang dan annulus timpanikus bagian anterior tidak
tertutup tonjolan fossa glenoid.
Mastoidektomi sederhana dimulai dengan identifikasi landmark permukaan
korteks mastoid, yaitu linea temporalis, sudut sinodura, spina Henle, area
kribiformis, dan tip mastoid. Pengeboran dimulai dengan mata bor cutting 5-7
mm secara landai untuk membuka sel-sel mastoid hingga teridentifikasi antrum
mastoid, tegmen mastoid, sudut sinodura, lempeng sinus sigmoid, dan
digastric ridge. Dinding posterior liang telinga ditipiskan
namun tidak boleh terlalu tipis (terlihat transparan) untuk mencegah
nekrosis.
(Bila diperlukan) Atikotomi posterior dilakukan dengan menggunakan
bor cutting 3 mm atau sesuai kebutuhan untuk membuka dinding lateral
epitimpanum dengan arah pengeboran dari medial menuju lateral, ke
arah anterior menuju prosesus zigomatikus hingga teridentifikasi
anterior attic recess / supratubal recess. Bila ditemukan jaringan
patologis dilakukan pembersihan / pengangkatan menggunakan
instrumen yang sesuai.
(Bila diperlukan) Timpanotomi posterior dilakukan dengan mata bor
diamond ukuran 3 mm untuk membuka resesus fasialis yang
merupakan daerah segitiga yang dibatasi oleh fossa inkudis, nervus
fasialis, dan nervus korda timpani. Nervus fasialis diidentifikasi dengan
menipiskan dindingnya hingga transparan namun tidak membukanya.
Bila ditemukan jaringan patologis dilakukan pembersihan /
pengangkatan menggunakan instrumen yang sesuai pada daerah
retrotimpani dengan pendekatan ganda (combined approach).
(Bila diperlukan) Evaluasi terhadap osikel dilakukan terhadap malleus,
inkus dan stapes. Pemeriksaan dilakukan terhadap bentuk, keutuhan
(ada/tidaknya erosi) dan mobilitas rangkaiannya. Bila diperlukan untuk
mengangkat osikel maka urutan tindakan yang dilakukan adalah
melepas sendi stapes-inkus, selanjutnya melepaskan sendi malleus-
inkus, mengeluarkan/ekstraksi inkus, dan pemotongan kepala malleus
pada bagian lehernya dengan alat malleus nipper. Bila inkus akan
dijadikan kolumella, maka tulang inkus dipahat / dibentuk dengan bor
diamnond, kemudian disimpan di dalam larutan garam fisiologis untuk
kemudian diletakkan diantara malleus dan stapes kembali.
Tandur fasia diletakkan pada sisi medial membran timpani secara
underlay dan dilanjutkan mengisi kavum timpani dengan gelfoam hingga
penuh dan didapatkan fiksasi tandur dan membran yang baik.
Kulit liang telinga dikembalikan pada posisinya semula dan liang telinga
diisi dengan gelfoam dan tampon antibiotik hingga penuh.
(Bila diperlukan) Drain telinga tengah dipasangkan ke dalam kavum
mastoid sebanyak 2 buah.
Luka operasi retroaurikula ditutup lapis demi lapis pada lapisan
muskuloperiosteum dan subkutis dengan benang Vickryl 3-0 dan kutis
denga benang silk 3-0. Selanjutnya sisi telinga yang dioperasi ditutup
dengan verban elastik dengan ukuran yang sesuai dan dipertahankan
hingga 48 jam.
Dokumen terkait :
Rekam medis THT, rekam medis divisi otologi THT dan rekaman video operasi.
- Laboratorium
UNIT/DEPARTEMEN - Departemen Ilmu penyakit dalam / Departemen Anak
TERKAIT - Departemen Anestesi/Intensive care
TIMPANO-MASTOIDEKTOMI
Nomor Dokumen :
No. Revisi :
Halaman : 4/4
00
Flow Chart :
Tindakan/Operasi