Anda di halaman 1dari 7

BAB III :

BUKTI AUDIT, TUJUAN AUDIT, PROGRAM AUDIT DAN


KERTAS KERJA AUDIT

A. Bukti Audit

Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam laporan
keuangan , yang terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung lainnya , yang dapat
digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut.

Dasar pembahasan bukti audit adalah Standar Pekerjaan Lapangan khususnya standar
ketiga mendasari pembahasan bukti audit yang berbunyi : “ Bukti audit kompeten yang cukup
harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai
dasar   untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit “.

1. Tipe bukti audit


a. Tipe data akuntansi
 Pengendalian  Intern.
 Catatan  Akuntansi.

b. Tipe  Informasi  Penguat (corroborating information)


 Bukti  Fisik.
 Bukti  Dokumenter.
 Perhitungan.
 Bukti  Lisan.
 Perbandingan dan Ratio.
 Bukti  dari  spesialis.

2. Kecukupan bukti audit

Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti
audit , meliputi :

a. Materialitas.
b. Resiko  audit.
c. Faktor – faktor  ekonomi.
d. Ukuran  dan  karakteristik  populasi.
3. Kompetensi bukti audit

Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–bukti tersebut.
Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya , sah , obyektif , dan relevan.

Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai faktor , yaitu :

a. Sumber  bukti ,
b. Relevansi  bukti ,
c. Obyektivitas  bukti ,
d. Saat  atau  waktu.

B. Tujuan Audit

Tujuan menyeluruh audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah
laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum atau dikenal dengan GAAP. Untuk itu, auditor harus
memperoleh bahan bukti yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat
1. Tujuan  Umum
Pada dasarnya tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran ,
dalam semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini , auditor perlu menghimpun
bukti kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti kompeten yang cukup , auditor perlu
mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan
keuangan. Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut , auditor akan dapat
mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun , dan bagaimana cara menghimpun bukti
tersebut.

2. Tujuan  Spesifik
Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang terdapat
dalam  laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen.

C. Program Audit

Standar Auditing yang berlaku umum menyatakan bahwa dalam merencanakan audit,
auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan serta
harus mempersiapkan suatu program audit tertylis untuk setiap audit.
Maksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan
dilaksankan selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur audit
yang diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit. Program
audit juga mendokumentasikan strategi audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan
prosedur audit top-down dan bottom-up ketika mengembangkan suatu program audit. Jenis
pengujian yang termasuk dalam program audit meliputi :

1. Prosedur Analitis
Prosedur ini meneliti hubungan yang dapt diterima antara data keuangan dan data non-
keuangan untuk mengembangkan harapan atas saldo laporan keuangan.

2. Prosedur awal
Yakni prosedur untuk memperoleh pemahaman atas (1) faktor persaingan bisnis dan
industri klien, (2) struktur pengendalian internnya. Auditor juga melaksanakan prosedur awal
untuk memastikan bahwa catatan-catatan dalam buku pembantu sesuai dengan akun pengendali
dalam buku besar.

3. Pengujian Estimasi Akuntansi


Pengujian ini meliputi pengujian subtantif atas saldo.

4. Pengujian pengendalian
Adalah pengujian pengendalain intern yang ditetapkan oleh strategi audit dari auditor.

5. Pengujian transaksi
Adalah pengujian substantif yang terutama meliputi tracing atau vouching transaksi,
berdasarkan bukti dokumenter yang mendasari.

6. Pengujian Saldo
Berfokus pada perolehan bukti secara langsung tentang saldo akun serta item-item yang
membentuk saldo tersebut.

7. Pengujian penyajian dan pengungkapan


Mengevaluasi penyajian secara wajar semua pengungkapan yang dipersyaratkan oleh
GAAP.

D. Kertas Kerja Audit


Kertas kerja audit merupakan kertas-kertas yang diperoleh akuntan selama melakukan
pemeriksaan dan dikumpulkan untuk memperlihatkan pekerjaan yang telah dilaksanakan, metode
dan prosedur pemeriksaan yang diikuti serta kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuatnya.

Contoh kertas kerja antara lain :Catatan memo ; Hasil analisa jawaban


konfirmasi, Clients Representation Letter ; Komentar yang dibuat atau didapat oleh
akuntan pemeriksa ; Tembusan (copy) dari dokumen penting dari suatu daftar baik
yang diperoleh ataupun yang didapat dari klien dan diverifikasi oleh akuntan.

Dengan kata lain kertas kerja audit dapat berasal dari pihak klien, hasil analisis yang
dibuat auditor atau dari pihak ketiga yang independen baik secara langsung maupun tidak
langsung. Berkas kertas kerja yang berasal dari klien dapat berupa :Neraca Saldo (Trial balance),
Rekonsiliasi bank (Bank reconciliation), Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging
Schedule), Rincian Persediaan (Final Inventory List), Rincian Utang, Rincian Biaya Umum dan
Administrasi, Rincian Biaya Penjualan, Surat Pernyataan Langganan.

1. Isi Kertas Kerja Audit


Kertas kerja harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan
keuangan atau informasi lain yang dilaporkan serta standar auditing yang dapat diterapkan telah
dilaksanakan.

Dalam SA 339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang
memperlihatkan :

a. Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan


dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang pertama.
b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah
dilakukan.
c. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan pengujian yang
telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menunjukkan
dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan yang ketiga.

2. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit


a. Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pengauditan
b. Sebagai pendukung yang penting terhadap pendapat akuntan atas laporan keuangan yang
diauditnya
c. Sebagai penguat kesimpulan akuntan dan kompetensi pengauditannya.
d. Sebagai Pedoman dalam pengauditan berikutnya.
3. Teknik Dasar Pembuatan Kertas Kerja Audit
Ada empat tehnik dasar yang digunakan dalam pembuatan kertas kerja. Keempat tehnik
tersebut adalah :

a. Pembuatan heading.
b. Nomor indeks
c. Tick marks
d. Pencantuman tanda tangan pembuat maupun penelaah, dan tanggal pembuatan serta
penelaahan.

4. Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja audit :


a. Kertas Kerja kerja harus dibuat lengkap.
b. Teliti.
c. Ringkas.
d. Jelas.
e. Rapi.

5. Tipe Kertas Kerja :


a. Audit program
Agar tak menimbulkan kerancuan istilah maka perlu dipisahkan pengertian Audit
program dan Audit Procedure. Audit program (program pemeriksaan) merupakan daftar prosedur
pengauditan untuk seluruh pemeriksaan elemen tertentu. Sedangkan Procedure audit adalah
instruksi terinci untuk mengumpulkan tipe bukti pemeriksaan tertentu yang harus diperoleh pada
saat pemeriksaan. Program pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan berapa orang
yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan, serta jadwal pemeriksaan yang direncanakan.

b. Working Trial Balance


Merupakan suatu daftar yang memuat saldo dari seluruh rekening buku besar pada akhir
tahun yang diperiksa dari akhir tahun sebelumnya, koreksi yang diusulkan serta saldo menurut
hasil pemeriksaan. Kertas kerja ini dapat pula dipisahkan menjadi Working Balance Sheet dan
Working Profit and Loss.

c. Summary of adjusment journal entries


Ringkasan ini merupakan daftar yang berisikan journal-journal koreksi yang diusulkan
kepada klien yang diperoleh selama pemeriksaan berlangsung.

d. Top Schedules
Merupakan kertas kerja pemeriksaan yang digunakan untuk meringkas informasi yang
dicatat dalam daftar pendukung untuk rekening-rekening yang berhubungan.
e. Supporting schedules
Merupakan kertas kerja yang memuat detail dari pada temuan hasil pemeriksaan, serta
koreksi-koreksi yang ada, serta memuat berbagai informasi dan teknik pemeriksaan yang
dilaksanakana oleh akuntan.

Dengan kata lain supporting schedule merupakan rincian dari pada top schedule.

6. Susunan Kertas Kerja Audit

a. Draft  laporan  pemeriksaan  ( audit  report ).


b. Audited  financial  statements.
c. Ringkasan  informasi  bagi  penelaah.
d. Program  pemeriksaan.
e. Laporan  keuangan  atau  neraca  lajur  yang  dibuat klien.
f. Ringkasan  journal  adjustment.
g. Working  trial  balance.
h. Top  schedule.
i. Supporting  schedule.
 
7. Pengarsipan Kertas Kerja Audit
a. Current File, yaitu arsip pemeriksaan tahunan yang diperoleh dari pemeriksaan tahun
berjalan, informasi dari current file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun yang
diperiksa.Contoh : Neraca saldo, Berita acara kas opname, Rekonsiliasi bank, Rincian
piutang, Rincian persediaan Rincian utang, Rincian biaya dan lain lain.

b. Permanent File, merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami
perubahan. Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode pengauditan.

Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak kontrak,Notulen


rapat

Tujuan dari permanent file :


Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.
Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff yang baru
pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.
Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.
c. Corespondence file, merupakan arsi surat menyurat, facsimili dan lain lain.
 
8. Kepemilikan Kertas Kerja
Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang disusun
oleh auditor sendiri maupun yang disusunkan oleh klien untuk auditor, adalah milik auditor
(akuntan publik) ; oleh karena itu semua kertas kerja tersebut harus disimpan oleh auditor dengan
sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara teratur sesuai dengan urutan yang logis.

Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang memperlihatkan atau
membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut kepada pihak ketiga tanpa seizin
kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau profesi akuntan. Selama melaksanakan audit,
auditor memperoleh sejumlah informasi yang sifatnya rahasia antara lain berupa informasi
tentang gaji karyawan penting (key personels), rencana advertensi, data biaya produksi dan
metode penentuan harga jual produk. Jika auditor membocorkan informasi-informasi pada pihak
ketiga atau kepada karyawan kliennya

Anda mungkin juga menyukai