Anda di halaman 1dari 21

BAB V

RENCANA PENAMBANGAN

5.1 Sistem Penambangan


Faktor – faktor yang diperhatikan dalam penambangan batu andesit adalah
sebagai berikut :
1. Kondisi Endapan Batu Andesit
Endapan batu andesit di Desa Pamoyan, Desa Citeko dan Desa
Batutumpang, Kecamatan Plered dan Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, secara umum berada dipermukaan, sehingga
menguntungkan apabila dilakukan kegiatan penambangan, Tetapi diperlukan
memerlukan biaya untuk pengupasan lapisan tanah penutup (overburden).
Parameter yang digunakan untuk membuat desain penambangan diperoleh
dari hasil studi geoteknik. Lereng keseluruhan (overall slope) didesain menurut
perhitungan analitik geoteknik yang dibuat dengan faktor keamanannya > 1.48
dan untuk single slope dibuat dengan faktor keamanannya > 3.71.

2. Kondisi Material Penutup


Material Penutup merupakan hasil pelapukan batu andesit dan tanah.
Berdasarkan faktor-faktor di atas dan pertimbangan bahwa endapan andesit dekat
dengan permukaan tanah, peningkatan produksi andesit dengan teknologi
tambang terbuka lebih mudah untuk dilaksanakan, biaya modal dan operasi
tambang terbuka lebih murah dari pada tambang bawah tanah, maka sistem
penambangan PT. Andesite Indo Resource akan menerapkan sistem tambang
terbuka dengan metode Quary
A. Metode Penambangan
Metode penambangan dengan cara Quarry biasa digunakan untuk bahan-
bahan galian industri. Pada dasarnya, metode penambangan Quarry sama dengan
metode penambangan secara open pit. Dimana, yang membedakannya adalah
jenis bahan galian yang ditambang. Secara umum, metode penambangan open
pit lebih banyak diterapkan pada penambangan mineral logam atau bijih (ore).
Sedangkan, metode penambangan Quarry lebih banyak diterapkan pada

IV-1
penambangan mineral non logam atau batuan. Berdasarkan kondisi geologi
batuan yang akan ditambang, terdapat beberapa jenis bahan galian yang
umum ditambang dengan metode penambangan Quarry, seperti batuan beku
andesit.
Peralatan utama yang akan digunakan pada penambangan adalah Back
Hoe sebagai alat gali-muat, Dump Truck sebagai alat angkut, Bulldozer sebagai
alat garu-dorong pada pengupasan top soil, dan sebagai alat pembongkar
digunakan pola peledakan dengan peralatan dan perlengkapan, Andesit hasil
penambangan di angkut menggunakan belt conveyor ke lokasi pabrik pengolahan.
Setelah diperoleh andesit yang sesuai rencana, batu andesit kemudian diolah
sesuai dengan permintaan pasar.

B. Jalan Tambang (mine road)


Pembuatan jalan tambang diperlukan untuk menghubungkan jalan desa
dengan lokasi penambangan. Jalan tambang dibuat dengan menggunakan
Bulldozzer dimana lebar jalan 8,6 m. Pembuatan jalan tambang dilakukan dengan
cara gali, membongkar atau menggali bagian jalan yang tidak rata dan menimbun
bagian jalan cekung sekaligus meratakannya sehingga diperoleh jalan tambang
dengan kemiringan (grade) diusahakan kurang dari 10 %.
Berdasarkan faktor itu setiap naik 1 m panjang Jalan 10 m. faktor di atas dan
pertimbangan bahwa endapan batu andesit tersingkap. Peningkatan produksi batu
andesit dengan teknologi tambang terbuka lebih mudah untuk dilaksanakan, biaya
modal dan operasi tambang terbuka murah, maka sistem penambangan PT.
Andesite Indo Resource menerapkan sistem tambang terbuka Quarry.
Pembongkaran yang akan digunakan untuk penambangan Batuandesit di
PT. Andesite Indo Resource menggunakan Peledakan, back hoe sebagai alat muat
Batu andesit, mesin bor untuk pembuatan lubang ledak, truk sebagai alat angkut,
dan bulldozer sebagai alat gusur – dorong.

C. Tahapan Penambangan
Kegiatan penambangan oleh PT. Andesite Indo Resource diawali
menggunakan metode Quarry (elevasi 385 – 525 mdpl). Adapun serangkaian
kegiatan meliputi :

IV-2
 Tahap Kegiatan Persiapan Penambangan
1. Perizinan
Tahap pertama dari kegiatan penambangan adalah pengurusan surat-surat
izin dengan pihak-pihak terkait seperti:
a. Surat Izin Gangguan
b. Surat Izin Pemakaian Jalan
c. Surat Izin Usaha Pertambangan
d. Surat Izin Pengajuan Tenaga Kerja
e. Surat Izin Perdagangan
f. Surat Izin Pengangkutan dan Penggunaan Alat
g. Surat Izin Kepolisian
h. Surat Izin Membangun Bangunan
i. Surat Izin Tempat Usaha

Waktu yang diperlukan untuk mengurus izin-izin tersebut memerlukan


waktu 3 bulan.

2. Pendekatan Masyarakat dan Pembebasan Lahan


Setelah semua izin diberikan maka dilakukan pendekatan kepada
masyarakat, tujuannya ialah untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat
sekitar mengenai adanya kegiatan penambang yang akan dibuka didaerah tersebut
serta untuk memudahkan proses pembebasan lahan. Waktu yang diperlukan dalam
kegiatan pendekatan masyarakat dan pembebasan lahan ini adalah 3 bulan.
3. Perekrutan Tenaga Kerja
Perekrutan tenaga kerja dilakukan bersamaan dengan kegiatan pendekatan
masyarakat dan pembebasan lahan. Perekrutan ini bertujuan untuk mencari tenaga
ahli untuk menunjang kegiatan penambangan di PT. Andesite Indo Resource
waktu yang dibutuhkan adalah 3 bulan.
4. Pembangunan Sarana dan Prasarana (Konstruksi)
Pada tahap konstruksi dilakukan pembangunan sarana dan prasarana seperti
Front Pengolahan, stockyard, stockpile, genset, bengkel alat, kantin, klinik
kesehatan, mushola, kantor, pos satpam, parkiran karyawan, dan kolam

IV-3
pengendapan. Tahapan konstruksi ini memerlukan waktu 5 bulan. Luasan areal
bangunan dapat di lihat pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1 Luas areal sarana dan prasarana
Luas Areal
No Sarana dan Prasarana Dimensi (LxP)
(m²)
1 Satpam (3) 5mx5m 75
2 Parkir Alat 25 m x 25 m 625
3 Parkir karyawan 10 m x 10 m 100
4 klinik 5mx5m 25
5 Toilet 5 m x 2,5 m 12,5
6 Kantor 20 m x 10 m 200
7 Ruang ibadah 10 m x 5 m 50
8 workshop 18 m x 18 m 324
9 Kantin 5mx5m 25
10 Gudang Handak 7mx7m 49
12,2 m x 2,4 m 30
12,2 m x 2,4 m 30
11 Stockpile 60 x 42 m 2520
50 x 46,1 m 2305
40,8 x 45 m 1836
12 Stockyard 85 x 84,2 m 7157
13 Disposal OB - 211981
14 Disposal Soil - 59201
15 Instalasi listrik 16 m x 8 m 25
16 Halaman kantor dan parkir tamu 20 m x 5 m 100
17 Instalasi air (4) 5x5m 100
18 BBM 10 x 7 m 70
19 Front pengolahan 70 x 70 m 4900

5. Land Clearing atau Pembersihan semak dan perdu


Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan Bulldozer, yang menjalankan
fungsi gusur – dorong dengan memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar.
Semak dan perdu yang menutupi area penambangan didorong ke daerah - daerah
pembuangan.Waktu yang diperlukan untuk Land Clearing atau Pembabatan
semak dan perdu yaitu 1 bulan.

6. Pengadaan dan Persiapan Peralatan Mekanis


Tahap selanjutnya adalah pengadaan peralatan mekanis untuk menunjang
kegiatan penambangan. Alat yang digunakan adalah back hoe, dump truck, pompa

IV-4
air, bulldozer, waktu yang diperlukan untuk pengadaan dan persiapan peralatan
mekanis ini adalah 1 bulan.

7. Pembuatan Jalan Tambang


Tahap pembuatan jalan tambang ini bertujuan untuk mempermudah akses
dari jalan desa/ jalan sekitar menuju tempat pembongkaran material. Kegiatan ini
dilakukan dengan alat-alat mekanis seperti, bullldozer, waktu yang diperlukan
pada tahap ini adalah 1 bulan.

Berdasarkan alat angkut yang digunakan dan faktor keamanan dalam


transportasi pengangkutan hasil bongkaran material.
1) Lebar jalan angkut minimum : 8,6 m
2) Panjang jalan : 3450 m
3) Lebar alat angkut : 2,450 m
8. Perjanjian (MOU) Jual Beli Produk
Perjanjian jual beli produk bertujuan untuk membuat kontrak jual beli sesuai
permintaan batu andesit dari konsumen. Perjanjian (MOU) jual beli produk ini
meliputi waktu pengiriman, jumlah permintaan, kualitas dan ukuran. Waktu
pengiriman yaitu 1 bulan setelah kegiatan awal penambangan dimulai dengan
permintaan pertahun sebesar 5.737.303 ton/tahun.
9. Pengadaan dan Persiapan Alat-alat Pengolahan
Tahap selanjutnya adalah pengadaan peralatan pengolahan dan peralatan
pendukung pengolahan, kemudian melakukan penyesuaian (setting) dan uji coba
penggunaan alat, waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini adalah 1 bulan.

Tabel 5.2. Waktu Kegiatan Persiapan Penambangan

IV-5
Tahun
Jenis Kegiatan 0 1 2 3 4 5
Perizinan            
Pendekatan Masyarakat
&Pembebasan Lahan            
Perekrutan tenaga kerja            
Perjanjian (MOU) jual beli            
Pembangunan sarana & prasarana            
Pengadaan & persiapan peralatan
mekanis            
Pembuatan jalan tambang            
Pengadaan & persiapan alat-alat
pengolahan            
Awal penambangan batu andesit            
Awal pengiriman batu andesit            

D. Operasi Penambangan
Tahapan kegiatan penambangan yang dilakukan adalah dengan metode
Quary yang terdiri dari serangkaian kegiatan meliputi:
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pada operasi pembebasan lahan dilakukan pada lokasi-lokasi yang akan
ditambang. Beberapa kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan operasi ini
adalah:
a. Pembabatan semak
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan Bulldozer, yang menjalankan
fungsi gali-dorong dengan memanfaatkan Blade dan tenaga dorong yang besar.
Semak yang menutupi area penambangan didorong ke daerah-daerah
pembuangan.
b. Penebangan pohon dan pemotongan kayu
Penebangan pohon-pohon dan pemotongan kayu-kayu yang ada dilakukan
sebelum operasi pembersihan lahan penambangan. Untuk pohon yang berukuran
besar perlu dilakukan pemotongan dengan mesin pemotong (chainsaw). Pohon
yang telah dipotong, kayunya akan dimanfaatkan untuk keperluan lain. Dalam
operasi pemindahan kayu-kayu, digunakan alat-alat pengangkut beban berat dan
rantai besi untuk pengikat dan penarik kemudian diangkut dengan truk.
c. Operasi pengupasan tanah pucuk (top soil)

IV-6
Lapisan tanah pucuk dikupas dengan menggunakan Bulldozer. Lapisan top
soil didorong dan dikumpulkan pada lokasi tertentu dekat dengan daerah operasi
Bulldozer, kemudian dimuat menggunakan Backhoe dan diangkut dengan Dump
Truck ke tempat penyimpanan top soil (di lokasi yang sudah terbuka pada proses
penambangan sebelumnya. Timbunan tanah subur ini nantinya dimanfaatkan pada
saat melakukan pekerjaan reklamasi.
d. Operasi pengupasan Over burden
Lapisan tanah pucuk dikupas dengan menggunakan Bulldozer. Lapisan Over
burden didorong dan dikumpulkan pada lokasi tertentu dekat dengan daerah
operasi Bulldozer, kemudian dimuat menggunakan Backhoe dan diangkut dengan
Dump Truck ke tempat penyimpanan Over burden (di lokasi yang sudah terbuka
pada proses penambangan sebelumnya) Timbunan Over burden ini nantinya
dimanfaatkan pada saat melakukan pekerjaan reklamasi.
2. Kegiatan Pembongkaran, Pemuatan, dan Pengangkutan.
Pada kegiatan pembongkaran dilakukan dengan peledakan dan pemuatan
andesit dilakukan menggunakan Backhoe Excavator sebagai alat bongkar, Back
Hoe sebagai alat gali-muat, sedangkan Dump Truck sebagai alat angkut.
PT. Andesite Indo Resource akan melakukan pembongkaran batu andesit
dengan cara peledakan. Hasil pembongkaran yang diharapkan adalah
5.737.303,44 ton/tahun.

5.2 Rencana Produksi Penambangan


Rencana produksi penambangan yang ditargetkan oleh PT. Andesite Indo
Resource adalah 5.737.303,44 ton/tahun, Dengan loose 2 %. 114.746 ton/tahun,
didasarkan atas perhitungan cadangan Batu andesit, dan target produksi tiap tahun
sesuai permintaan konsumen sebagai pembeli batu andesit.
Batu andesit tersebut di muat menggunakan backhoe serta di angkut
menggunakan dump truck menuju ke stockyard.
Pada Rencana Produksi batu andesit dapat di hitung dengan mengetahui
luasan setiap elevasi dengan melihat di Surpac, jika memakai cara manual dengan
rumus mengkalikan panjang kali lebar dan hasilnya luas areal. Setelah itu

IV-7
ditambah dengan elevasi bawahnya dan di bagi dua, lalu dikalikan dengan beda
ketinggian elevasi di bawahnya.
Perhitungan luas menggunakan program Surpac, metode yang digunakan
dalam menghitung luas adalah metode koordinat dan untuk menghitung volume
menggunakan metode kontur. Sehingga diperoleh umur tambang yaitu 5 tahun
sesuai dengan cadangan. Untuk mencapai target produksi tahunan sampai akhir
tahun penambangan,maka jadwal produksi andesit PT. Andesite Indo Resource.
Komoditas andesit dari hasil kegiatan penambangan PT. Andesite Indo
Resource akan dipasarkan dalam bentuk split.
Permintaan dari perusahaan pembeli sebesar 5.737.303,44 ton/tahun. untuk
splitt batu andesit :
Produksi per tahun = 5.737.303,44 ton/tahun
= 2.124.927,20 bcm/tahun
Produksi per hari = 5.902,58 bcm/hari
Produksi per jam = 966,37 bcm/jam* 6,1 jam
= 5.894,857 bcm/shift

Tabel 5.3. Tabel Perhitungan Cadangan


Jenjang Cut volume Densitas Tonnase
445~525 2.146.010 2,7 5.794.227
425~455 2.154.670 2,7 5.817.609
405~435 2.102.081 2,7 5.675.618,7
395~415 2.080.615 2,7 5.617.660.5
385~405 2.141.260 2,7 5.781.402
Total Cadangan 10.624.636 2,7 28.686.517

5.2.1 Jadwal Rencana Produksi


Penjadwalan dilakukan dengan berdasarkan umur tambang 8 tahun.
Pembagian tersebut bertujuan untuk mempermudah tahapan atau pushback
pengupasan top soil dan sequence produksi andesit. Tahap pembuatan jenjang
awal tahun pertama dimulai pada elevasi 525 mdpl sebagai kontur awal
penambangan dilanjutkan terus hingga kontur 385 mdpl sebagai bottom pit
Tabel 5.4. Rencana Produksi Pertahun
TAHUN ELEVASI VOLUME TERTAMBANG TONNASE

IV-8
TOP SOIL OB ANDESIT ANDESIT
1 445-525 69.124 586.821 2.146.010 5.794.227
2 425-455 33.980 206.986 2.154.670 5.817.609
3 405-435 44.498 199.344 2.102.081 5.675.618,7
4 395-415 34.125 144.564 2.080.615 5.617.660,5
5 385-405 35.394 126.797 2.141.260 5.781.402
TOTAL 217.121 1.264.512 10.624.636 28.686.517

Target Produksi yaitu sebesar 5.737.303,4 ton.


Persen Loss Material :
% maksimum kehilangan pada penambangan =2%
% maksimum kehilangan pada pengangkutan dan Pemuatan = 1 %
% maksimum kehilangan pada pengolahan = 1,5 %
Total Loss Material 4,5 %

Tonase Produksi per tahun = 5.737.303,44 ton x 95,5%


= 5.479124,4 ton/ tahun

PT. Andesite Indo Resource memiliki jumlah cadangan tertambang adalah


10.624.636 m3, atau setara dengan 28.686.517 ton dengan sasaran produksi
5.794.227 ton/tahun. Dengan densitas andesit sebesar 2,7 ton/m3, maka
diperkirakan umur tambang 5 tahun.

Tabel 5.5. waktu kerja tambang

  Uraian Banyaknya Satuan


1
Hari kerja 363 Hari/tahun
2
Jumlah shift 1 Shift
3
Jam kerja efektif 6,1 Jam
4
Jumlah tahun 5 Tahun
5 28.686.517,20
Target produksi 5 tahun Ton

IV-9
6
Target produksi per tahun 5.737.303,44 Ton
7 Target produksi 5 tahun 10.624.636
m3
8 Target produksi per tahun 2.124.927,20
m3
5.902,58
m3/hari
9 Target produksi Per hari
15.937
ton
12 Target produksi Per jam 966,37
m3/jam

5.2.2. Sekuen Penambangan dan Penimbunan


Rancangan sekuen penambangan mengacu pada model pit limit yang telah
dirancang. Target produksi yang direncanakan untuk lokasi ini adalah 5.737.303
ton/tahun. Berdasarkan rencana target produksi tersebut dan umur tambang selama
5 tahun, sekuen penambangan andesit dibagi menjadi 5 sekuen penambangan..

Tabel 5.6. Laporan Produksi


LAPORAN PRODUKSI
Target Produksi 5.737.303,44
Tahun   1 2 3 4 5
Produksi/Tahun 5.794.227 5.817.609 5.675.618,7 5.617.660,5 5.781.402
Kelebihan
56.923 80.305,56 61.684,74 119.642,94 44.098,56
Produksi

Disposal dibuat sebagai tempat penimbunan lapisan tanah penutup yang


dikupas dari area penambangan. Dengan jumlah lapisan tanah penutup sebesar
1.264.512 m3 maka disposal yang dibuat seluas 211.981 m² dengan 4 tumpukan.
Berikut sekuen penumpukan disposal pada PT. Andesite Indo Resource.

Tabel 5.7. Rencana Sekuen Penimbunan Disposal


elevasi
tahun disposal   (mdpl)
1 tumpukan disposal tinggi 10 m 320 - 360

IV-10
1
    luas 78.044 m2
    volume 587.021 m3
tumpukan disposal 350 - 360
2 tinggi 10 m
2
    luas 81.437 m2
    volume 207.524 m3
tumpukan disposal
3 tinggi 10 m
3
    luas 93.724 m2
    volume 199.466 m3
tumpukan disposal
4 tinggi 10 m 360 - 370
4
    luas 97.961 m2
    volume 147.425 m3
tumpukan disposal
5 tinggi 10 m
5
    luas 101.635 m2
    volume 172.256 m3

5.2.2 Peledakan, Geometri dan Dimensi Pengeboran, Desain Peledakan,


Fragmentasi Hasil Peledakan
5.2.2.1 Peledakan
Rancangan peledakan merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan
penambangan. Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang
di inginkan, maka di butuhkan suatu perencanaan peledakan dengan
memperhatikan besaran – besaran geometri peledakan. Parameter rancangan
peledakan seperti : Burden, Stemming, Subdrilling, Spacing dan waktu penyalaan
harus ditentukan dengan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam
efisiensi produk dan pertimbangan faktor keamanan lingkungan.
Kriteria operasi peledakan yang paling baik pada kegiatan penambangan adalah
efisien, murah dan aman maka PT. Andesite Indo Resource. Menggunakan
peledakan dengan metode R. L. Ash. Peledakan pada PT. Andesite Indo Resource
dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu.

5.2.2.2 Geometri dan Dimensi Pengeboran


Pola pemboran merupakan merupakan suatu pola kegiatan pemboran
dengan menempatkan lubang-lubang tembak secara sistematis. Berdasarkan letak-

IV-11
letak lubang bor, pola pemboran pada umumnya dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
a. Pola pemboran sejajar (paralel pattern)
b. Pola pemboran selang-seling (staggered pattern)
Pola pemboran sejajar adalah pola dengan penempatan lubang-lubang
tembak yang saling sejajar pada setiap kolomnya. Sedangkan pola pemboran
selang-seling adalah pola pemboran dengan penempatan lubang-lubang tembak
secara selang-seling pada setiap kolomnya (Gambar 5.2).
PT. Andesite Indo Resource menggunakan pola pemboran selang-seling
karena fragmentasi batuannya lebih baik dan seragam, hal ini disebabkan karena
distribusi energi peledakan yang dihasilkan lebih optimal bekerja dalam batuan.
Dimensi pengeboran pada PT. Andesite Indo Resource

Gambar 5.2 Pola Peledakan

Gambar 5.1. Pola Pemboran

Tabel 5.8. Dimensi Pengeboran


De 3,0488 inchi
L 10 m
P min Tahun 1 - 5 92.726,4 m
Jumlah Lubang Tahun 1 - 5 143.462
Jumlah Lubang Tahun 28.977

5.2.3.3 Desain Peledakan


Geometri Peledakan

IV-12
Geometri peledakan adalah jarak lubang tembak yang dibuat pada saat
sebuah area pertambangan akan diledakkan. Dalam sebuah peledakan, geometri
merupakan faktor yang dapat dikendalikan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Terdapat beberapa teori untuk penentuan nilai geometri peledakan,
seperti teori R.L Ash, Anderson, ICI-Explosive, C.J Konya dan lain-lain..

Gambar 5.2. Geometri Peledakan

Dalam pelaksanaannya nanti hasil perhitungan dengan cara RL.Ash ternyata


selalu harus dicoba dilapangan untuk memperoleh gambaran dan perubahan
kearah geometri yang lebih mendekati kondisi sesungguhnya. Percobaan
dilapangan dilakukan dengan cara trial dan error sampai diperoleh geometri
peledakan yang optimal. Nomenklatur geometri peledakan jenjang RL. Ash

1. Burden (B)
Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang ledak dengan bidang bebas
yang panjangnya tergantung pada karakteristik batuan.
Menurut R.L Ash, harga burden tergantung pada burden ratio dan diameter
lubang bor. Besarnya burden ratio antara 20-40 dengan harga KB standar adalah
30. Sedangkan harga KB standar sebesar 30 terjadi pada kondisi sebagai berikut :
1) Densitas / kerapatan batuan = 160 lb/cutf
2) Spesific gravity bahan peledak = 1,20 ton/m³
3) Kecepatan detonasi bahan peledak = 12.000 fps

IV-13
Pada kondisi batuan yang berbeda dan penggunaan bahan peledak yang berbeda,
maka harga Kb turut berubah. Untuk mengatasi perubahan angka Kb perlu
dihitung terlebih dahulu harga faktor penyesuaian pada kondisi batuan dan bahan
peledak yang berbeda.
Faktor penyesuaian terhadap bahan peledak (AF1) adalah :
SGVe 2
AF1 = ( )1/3
SGstd x Vestd 2
Keterangan :
SG = Berat jenis bahan peledak yang digunakan
Ve = Kecepatan detonasi bahan peledak yang digunakan
SG std = Berat jenis bahan peledak standar 1,20
Ve std = Kecepatan detonasi bahan peledak standar 12.000 fps

Faktor penyesuaian terhadap batuan :


Dstd 1/3
AF2 = ( )
D
Keterangan :
Dstd = Bobot isi batuan standar 160 lb/cutf
D = Bobot isi batuan yang diledakkan

Sehingga harga Kb yang terkoreksi adalah :


Kb = Kb standar x AF1 x AF2
Keterangan :
Kb = Burden ratio yang telah terkoreksi
Kb std = Burden ratio standar
Untuk menentukna burden, maka menggunakan rumus :
Kb x De Kb x De
B= ft B= m
12 39.30
Keterangan :
B = Burden (m)
Kb = Burden ratio
De = Diameter lubang ledak (inch)

IV-14
2. Spasi (S)
Spasi adalah jarak terdekat antara dua lubang tembak yang berdekatan di
dalam satu baris. Apabila jarak spasi terlalu kecil akan mengakibatkan batuan
hancur, disebabkan karena energi menekan yang terlalu kuat. Sedangkan bila
jarak spasi terlalu besar akan mengakibatkan bongkahan atau bahkan batuan
hanya mengalami keretakan dan terjadi overhang, karena energi ledakan dari
lubang yang satu tidak mampu berinteraksi dengan energi lubang yang lainnya.
Persamaan menghitung nilai spasi menurut R.L Ash adalah sebagai berikut :
S = Ks x B
Keterangan :
S = Spasi (m)
Ks = Spacing ratio (1,00-2,00)
B = Burden (m)
Berdasarkan urutan peledakannya, pedoman penentuan spasi adalah sebagai
berikut :
 Peledakan serentak, S = 2B
 Peledakan beruntun dengan delay interval lama (second delay), S = B
 Peledakan dengan milisecond delay, S antara 1 B hingga 2 B
 Jika terdapat kekar yang saling tidak tegak lurus, S antara 1,2 B – 1,8 B
 Peledakan dengan pola equilateral dan beruntun tiap lubang ledak dalam
baris yang sama, S = 1,5 B

3. Stemming (T)
Adalah lubang ledak bagian atas yang tidak diisi bahan peledak, tetapi
biasanya diisi oleh abu hasil pemboran atau material berukuran kerikil (lebih baik)
dan didapatkan diatas bahan peledak.
Untuk menghitung panjang stemming perlu ditentukan dulu stemming
ratio (Kt). Biasanya Kt standar yang dipakai 0,70 dan ini cukup untuk mengontrol
airblast, flyrock, stress balance dan collar priming. Untuk menghitung stemming
dipakai persamaan :

IV-15
T = Kt x B
Keterangan :
Kt = Stemming ratio (0,70-1,00)
T = Stemming (m)
B = Burden (m)

4. Kedalaman Lubang Ledak (H)


Kedalaman lubang ledak biasanya disesuiakan dengan tingkat produksi (kapasitas
alat muat) dan pertimbangan geoteknik.
Hubungan kedalaman lubang ledak dengan burden adalah sebagai berikut :
Kh = H/B
Keterangan :
Kh = Hole depth ratio
H = Kedalaman lubang ledak (m)
B = Burden (m)
Atau apabila tinggi jenjang sudah ditetapkan atau sudah diketahui sebelumnya
maka, perhitungan kedalaman lubang ledak menggunakan rumus:
H = L+J
Keterangan :
H = Kedalaman lubang ledak (m)
L = Tinggi jenjang (m)
J = Subdrilling (m)

5. Subdrilling (J)
Subdrilling adalah lubang ledak yang dibor sampai melebihi batas lantai
jenjang bagian bawah. Maksudnya supaya batuan dapat meledak secara fullface
dan untuk menghindari kemungkinan adanya tonjolan-tonjolan pada lantai jenjang
bagian bawah.
Panjang subdrilling diperoleh dengan menentukan harga subdrilling ratio (Kj)
yang besarnya tidak lebih kecil dari 0,20. Untuk batuan masif biasanya dipakai Kj
sebesar 0,30. Hubungan Kj dengan burden diekspresikan dengan persamaan
sebagai berikut :

IV-16
J = Kj x B
Keterangan :
J = Subdrilling (m)
Kj = Subdrilling ratio
B = Burden (m)

6. Powder Columb (PC)


Powder Columb merupakan panjang kolom isian bahan peledak.
Persamaan :
PC = H-T
Keterangan :
PC = Panjang kolom isian bahan peledak (m)
H = Kedalaman lubang ledak (m)
T = stemming (m)

Geometri peledakan yang digunakan PT. Andesite Indo Resource adalah R.L.Ash
dan peledakan dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu sehinga dimensi dapat
dilihat pada tabel 5.5

Free Face
2,3m
2,3

3,2m

10 m 10,46 m

Gambar 5.3. Geometri Peledakan pertama

IV-17
Tabel 5.9. Geometri Peledakan

TAHUN 1 - 5
Geometri Nilai
Burden (B) 3,2 m
Spacing (S) 2.3 m
stemming (T) 1,8 m
sub drilling (J) 0,46 m
Kedalaman Lubang Ledak (H) 10,46 m
Tinggi Batuan terbongkar (L) 10 m
Charge Lenght (PC) 8,7 m
Loading density (de) 3,66 kg/m
Bobot ANFO/lubang (E) 32,5 kg/lubang
Volume terbongkar (V) 74,06 m3/lubang
Powder Factor (PF) 0,43 kg/m3

5.3 Peralatan Penambangan


5.3.1 Jenis dan spesifikasi alat
1. Bulldozer
Penggunaan bulldozer ini adalah untuk menggusur dan meratakan pada material
tahap land clearing. Berikut adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :

Merk : KOMATSU
Model : D65PX-16
Kapasitas Blade bulldozer : 3,7 m3
Status : beli

2. Backhoe
Alat backhoe digunakan untuk memuat material hasil penggalian soil. Berikut
adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : KOMATSU
Model : PC 200 – 6 hidraulic excavator

IV-18
Kapasitas bucket : 1,35 m3
Status : beli

3. Backhoe
Alat backhoe disini digunakan untuk memuat hasil peenggalian overburden.
Berikut adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : KOMATSU
Model : PC 400 – 6 hidraulic excavator
Kapasitas bucket : 3,2 m3
Status : beli

4. Dump truck
Alat dump truck digunakan untuk mengangkut material hasil penggalian soil.
Berikut adalah spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : HINO
Model : FM 260 JD
Kapasitas : 15 m3
Status : beli

5. Furukawa PCR 200


Alat ini merupakan alat untuk pengeboran lubang peledakan. Berikut adalah
spesifikasi dan kebutuhan alat :
Merk : FURUKAWA
Model : PCR 200
Status : beli
Kebutuhan alat :4

6. Mobile Mixing Unit


Alat ini digunakan untuk mencampur dan memuat bahan peledakan ANFO ke
area lubang peledakan. Berikut adalah spesifikasi alatnya :
Merk : FOTON
Model : DALI

IV-19
Status : Beli
Kebutuhan alat :2

7. Mobile Water Tank


Merupakan alat yang berfungsi untuk mendistribusikan air yang pada waktu
pemadatan jalan dan juga untuk menyiram jalan agar tidak mengakibatkan debu
berterbangan. Berikut spesifikasi alat :
Merk : FOTON
Model : DLQ5KLFWT
Kapasitas : 5000 L
Status : Beli
Kebutuhan Alat :1

8. Tandem Vibrator Roller


Alat berat yang berfungsi sebagai alat pemadat biasanya dikenal sebagai
compactor yang memang fungsinya adalah untuk memadatkan lahan atau area
tertentu untuk memadatkan tingkat kepadatan tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Berikut spesifikasi alat :

Merk : CATERPILLAR
Model : CB54B
Status : beli
Kebutuhan alat : 1 unit

Table 5.10. Kebutuhan Alat

Jumlah Tahun Ke-


alat
1 2 3 4 5
Bulldozer Komatsu D65PX-16 6 2 2 2 1
Backhoe Komatsu PC200-6
3 3 3 3 3
Hidraulic Excavator
Backhoe Komatsu PC400-6
4 4 4 4 4
Hidraulic Excavator
Dump Truck Hino FM 260 JD 34 33 33 33 33

IV-20
IV-21

Anda mungkin juga menyukai