Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Gigih Biyan Pamungkas

NIM : 10218038

ASKEP KEPERAWATAN ANAK


“KASUS SINDROM NEFROTIK”

ANALISA DATA
NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWAT
AN
1 DO: Nefrotiksindrom Hipervolemia
 Bengkak pada seluruh tubuh b.d kelebihan
 Bengkak di daerahwajah di Terjadiperubahanpermeabilitas asupan cairan
bagian kelopak mata glomerulus d.d edema
 Di temukan edema anasarka atau
palpebral pada kedua mata Hilangnya protein plasma edema perifer
 Bengkak menjalar
kewajah,kaki,perut dan Hipoalbuminemia
akhirnya keseluruh tubuh
 Furosemid 10mg/12jam Volume darahefektifmenurun
 Prednisone 2-2 ½
Aktif rennin angiotensin
 Diet rendah garam 1-2 g/
aldosteron (mekanisme regulator
hari
ginjal)
DS:
Retensi air dannatrium
 Px mengatakan bengkak
terjadi kurang lebih 2
Kelebihancairan/hipervolemia
minggu smrs
 Px mengatakan bengkak edema
terjadi di seluruh tubuh
 Px mengatakan bengkak
terjadi di wajah, kaki dan
perut

2 DO: Perubahan permeabilitas Pola napas


 Usia: 2 tahun glomerulus tidak efektif
 Nadi: 132x/menit b.d deformitas
 RR: 38x/menit Hipervolemia diafragma
 Compos mentis
 Pemeriksaan abdomen Menekan dinding diafragma
terdapat pitting odemadan
shifting dullnes Mengakibatkan pola nafas
meningkat

3 DS : BPH Gangguan
 Px mengatakan buang air eliminasi urin
kecil jarang Penyempitan lumen uretra b.d penurunan
 Px mengatakan air kencing kapasitas
sedikit atau miksi sama Hambatan aliran urine kandung kemih
sekali dan berwarna d.d berkemih
kecoklatan tidak tuntas.
Bendungan vesika urinaria
DO:
 Protein 3,8 gram/dl (normal
12 gram) Tekanan intra vesika
 kuantitas air kencing sedikit
atau tidak miksi sama sekali
dan berwarna kecoklatan Kontraksi otot detrusor
 Adanya sifting dunes dan
undulasi pada abdomen
yang merupakan adanya Otot detrusor hipertrofi
asites
Terbentuk devertikel kandung
kemih

LUTS

Gejala obstruktif

Gangguan eliminasi urine


4 DO: Nafsu makan menurun Defisit nutrisi
 Pasien tampak pucat b.d factor
 Pasien tampak lemah dan psikologis d.d
lesu Terjadi lemah, lesu dan pucat nafsu makan
 Pasien kehilangan nafsu menurun
makan
 BB: 13,5 Kg Deficit nutrisi
 Kesadaran compometis
DS:
 Px mengatakan kehilangan
nafsu makan

PRIORITAS DIAGNOSA :
1. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan d.d edema anasarka atau edema perifer
2. Pola napas tidak efektif b.d deformitas diafragma
3. Gangguan eliminasi urin b.d penurunan kapasitas kandung kemih d.d berkemih tidak
tuntas.
4. Defisit nutrisi b.d factor psikologis d.d nafsu makan menurun

INTERVENSI
N DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
O
1 Hipervolemia Setelah di lakukan intervensi 1. Manajemen hipervolemia
b.d kelebihan selama 2x24 jam maka status a. Observasi
asupan cairan cairan meningkat dengan  Periksa tanda
d.d edema criteria hasil: gejala
anasarka atau 1. Keseimbangan cairan hipervolemia
edema a. Asupan  Identifikasi
perifer Cairan (4) penyebab
b. Endema (4) hipervolemia
c. Tekanan (4)  Monitor intake
d. Turgor kulit dan output cairan
(4)  Monitor efek
2. Status cairan samping diuretic
a. Kekuatan nadi (5) b. Terapeutik
b. Output urine (5)  Timbang BB
c. Endema perifer setiap hari pada
(5) waktu yang sama
d. Intake cairan (5)  Batasi asupan
cairan dan garam
c. Edukasi
 Ajarkan cara
membatasi cairan
 Ajarkan cara
mengukur dan
mencatat asupan
dan haluaran
cairan
d. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian diuretic
 Kolaborasi
pengganti
kehilangan kalium
akibat diuretic
2. Pemantauan Cairan
a. Observasi
 Monitor jumlah warna
dan berat jenis urine
 Monitor kadar
albumin dan protein
total
 Monitor intak dan
output cairan
 Identifikasi tanda-
tanda hipovolemia
 Identifikasi faktor
resiko
ketidakseimbangan
cairan
b. Terapeutik
 Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
 Dokumentasi hasil
pemantauan
c. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan
2 Pola napas Setelah dilakukan intervensi 1. Pemantauan Respirasi
tidak efektif selama 1x 24 jam maka pola a. Observasi
b.d nafas membaik, dengan  Monitor frekuensi,
deformitas criteria: irama, kedalaman
diafragma 1. Pola nafas dan upaya napas
a. Dispnea (4)  Monitor pola
b. Frekuensi napas napas
(4)  Monitor adanya
sumbatan jalan
napas
 Auskultasi bunyi
napas
 Monitor saturasi
oksigen
 Monitor hasil x-
ray toraks
b. Terapeutik
 Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
 Dokumnetasikan
hasil pemantauan
c. Edukasi
 Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan

3 Gangguan Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen Eliminasi Urine


eliminasi selama 1x 24 jam maka pola a. Observasi
urin b.d nafas membaik, dengan  Identifikasi tanda
penurunan criteria: dan gejala retensi
kapasitas 1. Eliminasi urine atau inkontinensia
kandung a. Sensasi urine
kemih d.d berkemih (4)  Identifikasi faktor
berkemih b. Desakan yang
tidak tuntas. berkemih (4) menyebabkan
c. Volume retensi atau
residu urine inkontinensia urin
(1)  Monitor eliminasi
2. Kontinensia Urine urin
a. Kemampuan b. Terapeutik
berkemih (5)  Catat waktu-
b. Residu waktu dan
volume urine haluaran berkemih
setelah  Batasi asupan
berkemih (2) cairan
c. Distensi  Ambil sampel
kandung urine tengah
kemih (3) c. Edukasi
d. Frekuensi  Ajarkan tanda dan
berkemih (4) gejala infeksi
e. Sensasi saluran kemih
berkemih (5)  Ajarkan mengukur
asupan cairan dan
haluaran urine
 Ajarkan
mengambil
specimen urine
midstream
 Ajarkan
mengenali tanda
berkemih dan
waktu berkemih
yang tepat
 Anjurkan minum
yang cukup
d. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
supositoria uretra

4 Defisit Setelah dilakukan intervensi


1. Manajemen Nutrisi
nutrisi b.d 2 X 24 jam maka pemenuhan
a. Observasi
factor nutrisi meningkat dengan  Identifikasi status
psikologis kriteria hasil : nutrisi
d.d nafsu 1. Status nutrisi  Monitor asupan
makan a. Verbalisasi makanan
menurun keinginan  Monitor hasil
untuk pemeriksaan
meningkatkan laboratorium
nutrisi(5)  Identifikasi
b. Pengetahuan kebutuhan kalori
tentang dan jenis nutrient
standarb. Terapeutik
 Lakukan oral hygine
asupan nutrisi
yang tepat (5) sebelum makan
c. Frekuensi  Fasilitasi menentukan
makan (5) pedoman diet (rendah
d. Membran garam)
mukosa (5)
c. Edukasi
 Anjarkan diet yang
diprogramkan
d. Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Jurnal : NEPHROTIC SYNDROME IN 2 YEARS OLD CHILD
Penerbit : Rahma Putri Kinasih Faculty of Medicine, Universitas Lampung.

Anda mungkin juga menyukai