Anda di halaman 1dari 10

Asuhan Keperawatan Diare Pada Anak

DISUSUN OLEH :
GALIH ARDIYANTO (10218036)
S1 KEPERAWATAN 2A

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA


KEDIRI FAKULTAS ILMU KESEHATAN TAHUN AJARAN
2019/2020
KASUS ANAK DENGAN DIARE

Keluhan Utama Saat pengungkapan dilakukan pada tanggal 03-06-2020 ibu klien mengatakan
An. Y usia 5 bulan BAB ± 6 hari, dalam satuhari BAB ≥10 kali cair dan muntah. 2. Riwayat Penyakit
Sekarang Ibu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit ±6 hari mencret dan dalam satu hari An.
Y mencret lebih dari 10 kali cair dan muntah. Sudah diperiksakan kedokter spesialis anak tidak ada
perubahan lalu keluarga membawa anak kerumah sakit tanggal 02-06-2020, diperiksa oleh dokter dan
disarankan untuk rawat inap. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu Ibu klien mengatakan An. Y
sebelumnya belum pernah menderita diare ataupun gastroenteritis dan baru kali ini An. Y dirawat
dirumahsakit. Riwayat Kesehatan Keluarga Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga klien
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit Gastroentritis atau infeksiusus. Riwayat imunisasi Keluarga
mengatakan anak sudah mendapat imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis. Sebenarnya pada bulan ini An.
Y mendapat imunisasi Campak, karena kondisinya yang sakit maka imunisasi nya ditunda sampai An. Y
sembuh. Riwayat kehamilan dan persalinan Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya
pada bidan mendapat imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah. Riwayat persalinan : An. Y lahir
dengan BB 1500 gram, panjang badan30 cm lahir dengan normal dirumah bersalin.Riwayat Post natal :
bayi Y riwayat premature.

Riwayat tumbuh kembang Pertumbuhan : berat badan saat ini : 8,6 kg Gigi sudah tumbuh
Perkembangan : umur 3 bulan anak sudah bisa mengangkat kepala memasukkan tangan ke mulut. Umur 6
bulan anak sudah bisa duduk dengan kepala tegak, anak 8 bulan mulai merangkak. umur 12 bulan pasien
sudah bisa berdiri dan mulai berjalan sendiri. Hospitalisasi :anak takut bila berpisah dengan orang tuanya.
Pola Kesehatan Fungsional pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Keluarga klien mengatakan
bahwa kesehatan sangatlah penting khususnya An. Y karena masih balita. Upaya keluarga untuk
mempertahankan kesehatannya yaitu dengan memberikan makanan yang bergizi serta nutrisi tambahan
bagi An. Y serta selalu menjaga lingkungan tempat tinggalnya dan namun ibu jarang memperhatikan
kebersihan peralatan bermain anaknya. PolaNutrisi dan Metebolik Sebelum sakit An. Y makan sesuai
porsi yang diberikan oleh Ibu, Ibu sudah memberikan makanan pendamping ASI pisang dikerok dan
bubur serelac, pada saat makan disuapi ibunya An. Y kadang muntah. Pola Eliminasi Sebelum sakit An.
Y BAB secara normal dan tidak ada gangguan dalam satuhari ±1 kali dengan konsistensi kuning
kecoklatan lembek, selama sakit An. Y BAB lebih dari 10 kali dalam sehari dengan konsistensi cair.
Untuk BAK an. Y tidak mengalami masalah, dalam satu hari ± 2 kali bak. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah yaitu bermain-main dengan teman
temannya dan selama sakit klien banyak tiduran didampingi oleh ibunya, ketika jenuh An. Y minta untuk
digendong untuk jalan-jalan keluar bangsal. 5. Pola Istirahat dan Tidur Sebelum sakit An. Y tidur selalu
nyenyak tidak ada gangguan, selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena rewel selalu
menangis dan dalam satu hari mencret lebih dari 10 kali. Pola Persepsi dan Kognitif Klien tidak ada
keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, penghidu,
pengecapmaupunsensasiperubahan. Klien juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran maupun alat
bantu penglihatan.

Data Laboratorium 02-06-2010


jam : 10:11:55 am
Pemeriksaan hasil satuan normal Hemoglobin : 12,3 gr/dl 11.00-1300
Hematokrit : 36,8 % 36.0-44.0
Leukosit : 8.400 ribu /mmk 6.00-18.00
Trombosit : 438.000 ribu /mmk 150.000-400.000
Erytrosit : 3,86 juta/mmk 3.60-5.00
MCV : 88 FL 77.00-101.000
MCH : 28 pg 23.00-31.00
MCHC : 31 g/dl 23.00-36.00 2
.
Pemeriksaaan feses
Warna : kuning
Konsistensi : cair
Bakteri : (+)
Sudan III : (+).

Therapy
VitBc3x1/2tab
Paracetamol 3x100 mg
Kalmoxicilin 3.200 mg
RL : 12 TPM.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
1 DS : Bakteri / virus / jamur Diare
-Selama sakit px BAB >10
sehari dengan koistensi cair Masuk saluran pencernaan
DO :
-pemeriksaan feses, Melepas toksin
konsistensi : cair
Melukai sel mukosa usus

Menginvasi mukosa usus

Hiperperistaltik

Bab encer >10x

Diare

2 DS : Psikologis, takut cemas Gangguan pola tidur


Px rewel selalu menangis
saat mau tidur Volume usus meningkatkan
DO : hiperperistaltik

Diare

Gangguan pola tidur

3 DS : Diare Resiko ketidakseimbangan


- px dalam satu hari BAB elektrolit
>10x dengan konsistensi Frekuensi bab meningkat
cair
DO : Kehilangan cariran dan elektrolit
-pemeriksaan feses, berlebihan
konsistensi : cair
Kehilangan cairan berlebiihan

Resiko ketidakseimbangan elektrolit

4 DS : ibu px jarang Kurang terpajan informasi Defisit pengetahuan


memperhatikan kebersihan
peralatan bermain anaknya Penurunan pegetahuan
DO :
Penurunan pamahaman tentang
kebersihan peralatan bermain anak

Defisit pengetahuan
INTERVENSI
NO TANGGAL DIAGNOSA SLKI NA NT SIKI
1. 01/06/2020 Diare b/d BAB  Eliminasi fekal  Manajemen Diare
encer >10kali 1. kontrol pengeluaran feses 1 4  Observasi
2. keluhan defekasi lama dan 4 2 o Identifikasi penyebab diare
(mis. Inflamasi
sulit
gastrointestinal, iritasi
3. nyeri abdomen 4 3 gastrointertinal, proses
infeksi, malabsorpsi,
4. konsistensi feses 2 4
ansietas, obat-obatan,
5. frekuensi defekasi 2 4 pemberian botol susu)
o Identifikasi riwayat
6. peristaltik usus 2 4 pemberian makanan
o Monitor tanda dan gejala
hypovolemia (mis.
Takikardi, nadi teraba
lemah, tekanan darah
turun, turgor kulit turun
mukosa mulut kering, CRT
melambat, BB turun)
o Monitor jumlah
pengeluaran diare
o Monitor keamanan
penyiapan makanan
 Terapeutik
o Berikan asupan oral (mis.
Larutan garam gula, oralit,
pedialyte, renalyte)
o Berikan cairan intravena
(misal. Ringer asetat, ringer
laktat) jika perlu
o Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu.
 Edukasi
o Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
 Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas (mis.
Loperamide, difenoksilat)
o Kolaborasi pemberian obat
antispasi/spasmolitik (mis.
Papaveron, ekstrak
belladonna, mebeverine
o Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses
(mistapulgit, smektit,
kaolin-pektin)

2. 01/06/2020 Gangguan pola  Pola tidur  Dukungan Tidur


 Observasi
tidur b/d diare 1. Keluhan sulit tidur 2 4 o identifikasi pola aktivitas
2. Keluhan sering terjaga 2 3 dan tidur
o Identifikasi faktor
3. Keluhan pola tidur berubah 2 4
pengganggu tidur (fisik dan
4. Keluhan istirahat tidak 2 4 atau psikologis)
 Terapeutik
cukup o Modifikasi lingkungan (mis.
Pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat
tidur) batasi waktu tidur
siang, jika perlu.
o Fasilitasu menghilangkan
stres sebelum tidur
o Tetapkan jadwal tidur rutin
o Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga
 Edukasi
o Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
o Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfatmakologi lainnya.
3. 01/06/2020 Resiko  Keseimbangan elektrolit  Manajemen Diare
ketidakseimbanga 1. Serum natrium 2 3  Observasi
n elektrolit b/d 2. Serum kalium 2 4 o Identifikasi penyebab diare
(mis. Inflamasi
kehilangan cairan 3. Serum Klorida 2 3
gastrointestinal, iritasi
berlebihan 4. Serum Kalsium 2 4 gastrointertinal, proses
infeksi, malabsorpsi,
5. Serum Magnesium 2 4
ansietas, obat-obatan,
6. Serum Fosfor pemberian botol susu)
o Identifikasi riwayat
pemberian makanan
o Monitor tanda dan gejala
hypovolemia (mis.
Takikardi, nadi teraba
lemah, tekanan darah
turun, turgor kulit turun
mukosa mulut kering, CRT
melambat, BB turun)
o Monitor jumlah
pengeluaran diare
o Monitor keamanan
penyiapan makanan
 Terapeutik
o Berikan asupan oral (mis.
Larutan garam gula, oralit,
pedialyte, renalyte)
o Berikan cairan intravena
(misal. Ringer asetat, ringer
laktat) jika perlu
o Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu.
 Edukasi
o Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
 Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas (mis.
Loperamide, difenoksilat)
o Kolaborasi pemberian obat
antispasi/spasmolitik (mis.
Papaveron, ekstrak
belladonna, mebeverine
o Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses
(mistapulgit, smektit,
kaolin-pektin)
4. 01/06/2020 Defisit  Tingkat pengetahuan  Edukasi Kesehatan
 Observasi
pengetahuan b/d 1. Perilaku sesuai anjuran 2 3 o Identifikasi kesiapan dan
penurunan 2. Verbalisasi minat dalam 2 4 kemampuan menerima
informasi
pemahaman belajar o Identifikasi faktor-faktor
tentang kebersihan 3. Kemampuan menjelaskan 2 4 yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi
peralatan bermain pengetahuan tentang suatu perilaku hidup bersih dan
anak topic sehat
 Terapeutik
4. Perilaku sesuai dengan 2 4 o Sediakan materi dan
pendidikan kesehatan
pengetahuan
o Berikan kesempatan untuk
5. perilaku 2 4 bertanya
 Edukasi
o Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan
o Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
JURNAL
Judul : Pengaruh manajemen diare ditatanan rumah tangga dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan penanganan diare anak
Penyusun : Eni Rahmawati, Eva Rahayu, Koernia Nanda Pratama
Tahun : 2017
Kata Kunci : diare, balita, pengetahuan dan keterampilan, perilaku orang tua
School of Nursing, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University

Proses edukasi dengan media buku atau modul dinilai efektif menambah pengetahuan orang tua
karena buku memuat informasi yang lebih banyak, dapat disimpan, dibaca berulang-ulang oleh
orang tua kapan saja dan dimana saja. Selain itu materi yang ditulis pada buku saku menggunakan
kalimat-kalimat yang sederhana sehingga memudahkan orang awam dalam memahami pesan
yang disampaikan. Responden penelitian yang mendapatkan pelatihan manajemen diare ditatanan
rumah tangga menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan, hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat proses belajar pada responden. Pengaruh pelatihan manajemen diare
terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan manajemen diare ini dapat terjadi karena
tingkat pendidikan dan jarak waktu pre test ke post test. Manajemen diare di tatanan rumah tangga
terbukti efektive berpengaruh terhadap pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan diare
anak. Pemberdayaan orang tua atau keluarga dapat dijadikan tindakan dalam intervensi
keperawatan yang dapat mendukung tumbuh kembang dan kesehatan anak secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai