Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH “NAHYU” (USHUL FIQH)

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
MUH.SHABIRIN
PRODI: AKHWALU AL-SYAKHSIYYAH
SEMESTER: II

DOSEN: TARMIZI TAHIR, S,HI, M,HI


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ushul Fiqh
“Nahyu” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterimakasih kepada Gurutta Tarmizi Tahir, S.HI, M,HI selaku dosen mata kuliah Ushul
Fiqh yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai “Nahyu”.

Sengkang, 20 februari 2019

penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi nahi ada dua keadaan: pertama, keadaan umum yaitu suatu keadaan
yang tidak terdapat qarinah yang menyebabkan hal itu di larang, dan kedua,
keadaan dengan adanya qarinah yang menyatakan bahwa sesuatu itu dilarang.
Apabila larangan itu bersifat mutlak dan tidak ada qarinah yang menyertainya
yang menunjukkan bahwa hal itu dilarang, tetapi ada hal lain yang menyebabkan
hal itu dilarang, keadaan ini terbagi kepada dua keadaan:

Pertama, keadaan yang menyebabkan hal itu dilarang terkadang melalui


perasaan, perasaan akan menyatakan hal itu dilarang baik oleh hati murni maupun
oleh agama. Seperti berzina, minum khamar, dan sejenisnya. Semua merupakan
sesuatu yang menurut syar’i menyatakan keharamannya.
Kedua, keadaan yang menyebabkan hilangnya pahala bagi orang yang
mengerjakannya seperti shalat dan puasa, semuanya tidak akan diberkahi dan diberi
pahala kecuali mengikuti syarat sahnya, seperti halnya jual beli yang tidak sah
kecuali mengikuti yang diperintahkan oleh syar’i.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari nahi ?
2) Apa-apa bentuk lafazh nahi?
3) Apa petunjuk bahwa itu adalah nahi?
C. Penyelesaian masalah
1) Mengemukakan pengertian nahi
2) Memberikan contoh dan menunjukkan bentuk lafazh nahi
3) Mengemukakan petuntuk lafazh nahi
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian nahi a.
Diterangkan oleh Khudari Biek, nahyu ialah tuntutan untuk meninggalkan (tidak
melakukan) tentang sesuatu perbuatan dengan cara penguasaan dan bentuknya (Khudari
Biek, 1988:199). Atau dengan kata lain suatu tuntutan untuk tidak melakukan sesuatu dari
.yang lebih tinggi tingkatannya kepada yang lebih rendah
Dalam hal hukum syara’, adalah tuntutan untuk tidak melakukan dari Allah dan
.Rasul- Nya kepada ummat dan kaum muslimin, melalui nash Al-Qur’an dan sunnah Rasul

Bentuk lafazh Nahi b.

)1
Fi’il mudhari yang disertai la-nahiyah
.Contoh, firman Allah berikut

ِّْۗ
‫ور‬ ْ‫ْ ي َْ ًََ ْ ِْ"َْ َنهكاْ َنا َإمنص‬ َْ ُْ ِّ ُْۗ َ َ َُُْْ ‫رماللهإَلبالح َو‬
‫مظلومافقدج‬ ََََُُْ ُْ ‫َو‬
َ ‫لتقتلواالنفس‬
ُ َ ُ ‫ََ عل َناِلَ َِِولِهسُلطانافالُي "ْسِْرفِفيالقتِل‬ ً ‫ُِ ِ َِ َقمنقِت َل‬ َ َ ‫َ ال‬
‫ِتيح‬ َ

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),


melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara
,zalim, maka sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya
tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya
.ia adalah orang yang mendapat pertolongan (QS Al-Isra [17]:33)

Lafazh )‫ (ََلَ ْتقُتُلو‬adalah fi’il mudhari yang dimasuki La-Nahiyah, artinya


.janganlah kamu membunuh

Sighat Fi’il Amar, tetapi maksudnya perintah untuk )2


meninggalkan
.Contoh, firman Allah berikut
ُ ْ ُ ْْ ْ ََ ْْ َ َ
ْ ‫ثموباط َنهإِنالِذي َنيكسبو َناْ ُِِلثمسيجَ زو َنبما َك‬
َ ‫انُ واي َقترفونا‬ ‫وذرواظاهر ْا ِل‬
ِ َ َِ ْ ََ ِ َ ُِ ََ َِ َُ

Dan tinggalkan dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya


orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi balasan (pada hari
.kiamat), disebabkan apa yang mereka kerjakan (QS Al-An’am [6]:120)
Lafazh )‫ (َ َو ُذرو‬adalah fi’il amar, tetapi maksudnya perintah untuk meninggalkan
.(tinggalkanlah)

Lafazh yang bersuku kata naha )3


.Contoh, firman Allah berikut
ُ ْ ْ ْ ْ ََُُْٰٓٓ 2 ْ َْ
‫عاظْكملَعل ُْكمتذ َُكرو َنا‬
ُْ ‫ربىوينه ْىَعِنٱل ْفح َش ِا َٓءوٱلمن َكروٱلَب ِغ ۚ ْ َى ِي‬
َ ‫حٰسنوإيت ِائِذىٱل ََُْٰٓق‬ ْ ‫إنٱللَهَيأمُربٱلعد ِْل‬
َ " َِٰ ‫وٱ ْل‬
َٰ

َِ َُ َ َ ََِ" ِ َ َ ِ َُ ِ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
.kamu dapat engambil pelajaran (QS An-Nahl[16]:90)
Lafazh )‫ َ( َو ْي َٰ َٰنهىا‬.pada ayat di atas berarti larangan ( Allah melarang)

)( Lafazh yang bersuku kata harrama )4


.Contoh, firman Allah berikut
‫لطا ًن َْاوأ َن ُتقولُواعَ لىاللَهما َ َلتعَ ال‬
َ ْ‫الحقوأ ُنت ْشرُكوابالاَل همالَمُي َن ْزلبهس‬
َْ ْ ‫هرمْنهاومابط َنو ْا ْل‬
ْ‫ثموالبْغيبغَ يْر‬ َ َ ‫ُ ِْْق"لَنماحرمربيْالَفواح َش‬
‫ماظ‬
‫َ ِ ََِ ْ ُماو َنا‬ َ ُ ِ ِ ْ ََِ ِِ ِ َََِِ ِ َِ َ َ ِ َ َ َ َ َِ َ ِ َ ََََِِ َ

Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang


nampak ataupun tersembunyi, dan perbuatan dosa, melsnggar hak manusia tanpa
alasan yang benar,(mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu
yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-
.adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui (QS Al -A’raf [7]: 33)
Lafazh )‫ ( َحرَما‬pada ayat di atas berarti haram (Allah mengharamkan) yang berarti
.juga melarang

Allah menidakhalalkan sesuatu )5


.Contoh, firman Allah berikut
ََُْ ْ َ َََٓ ََٓ َ ُ ٓ ۟ ُ ُُْْ َ ََُُُ َ @ِِّۗ َِّٰۗ2 ?ٌۢۢ َ ?ٌۢۢ ‫ََُٰ إ‬
ُ
‫ِِ ِيقيما‬ َ ْ ُ َ ُ
‫ٍَنوَل ِيحللكمأن َتأخذو ِامَماءا َت ْيتَموهُان َشيْـاإَألني ََخافاألًِِٔيقيما ُحدُودَ ٱلإلهَفإنَِخفتمأل‬ ْ َ ْ
َ ِE‫حِبإحَس‬ ‫ري‬ ْ‫تس‬ ‫و‬َ ْ ‫ٍأ‬ ‫ف‬ ‫ُرو‬
‫ع‬ ْ‫ِبم‬
‫ك‬ ‫ا‬ َ‫مس‬ْ‫ٱلطلقمَرَ تا َِنَِفإ‬
َ َٰ َٰٓ ِ َ ِ َ
َ َُ َ ۚ ََ َُ ْ ْْ َ ََ
ُ ُُِِ ‫حدُودٱل ُِلََُهَفلج َناح َََُُعليْهمافيماٱ َََِِِفاَت ۗ َِدتبِهّتۦِلَكحدُود ُِٱللُهَفلَتعَتدُوهَاومنيَتعَدحدُودٱل ََََََََُُِْ"ْلَه َ۟فأول َئ‬
ُ ‫كهمٱلِظلمو َنا‬

Talak(yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara
yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu
mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka,
kecualikalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum
Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh
istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu
melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka
.itulah orang-orang yang zalim (QS Al-Baqarah [2]:229)
Lafazh )‫ َولَ ِيحُال‬pada
َ ayat di atas berarti tidak halal (Allah tidak menghalalkan) )
.artinya tidak boleh atau larangan

Allah meniadakan suatu pekerjaan )6


.Contoh, firman Allah berikut

‫ُواإناهلل َََ َ لُيْحبُام َع ْ ُت‬


‫لِدي َنا‬ ُ َ ‫لو َن‬
ِ ْ ‫كمول َتَْعَ تد‬
َُ ََ ‫بيل‬
ِ ‫ِيسِللهالِِذي َنيُ قا‬
‫ت‬ َِ ‫قاتِلواف‬ ‫َُ )و‬
190(َ
ِ
َُْ ُ َُ َ ْ ْ ْ َُُ َْْ َُْْ ُ َُْ ْ َْ َُُْ ُُْ

‫يْثثِقف ُتمو ُْهموَ أخِر ُج و ُْهمِمنحَ يْثأ َخر ُجو ْكموَ الِفت َنةأ َش ُدِم َنالقِتلوَ ل َتقاتِلو ُْهمِعا َندالم "ََِْْس ِجدال َحرا ِمحَتىيُقاتِلو ْكمِفي ََِِهفإِنقا َتلو‬ ‫َواقتلو ْ ُهم َح‬
ُْ ‫) ُْكم‬191( ‫) َفِإنا َْ َْن َتهاْوا َ ِفإَناللََهغَ ُفورَ رحيما‬192(
َ َ‫َفاْقتُلو ْ ُهمَكا َ ِذل‬
‫كجزا ُءْالَكافِري َنا‬ ِ ِ
‫محتى َل ُتكو َن ْفِت َن َة َويُكو َنالدِي ُنِلَ ِل َهفِإِنا َْ َْن َتهْوا َفل ُْعدَوا َنِإََِ َلعلىالظَِالِمي َنا‬
َ ‫ََوقا ِتُلو ُْه‬

Dan pergilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)


janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu
jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu
(mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah
kamu memerangi mereka di mesjidil haram, kecuali jika mereka memerangi
kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah
mereka. Demikianlah balasan bagi orang- orang kafir. Kemudian jika mereka
berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah maha pengampun
lagi Maha Penyayang. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnahlagi
dan (sehingga)ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika jika mereka
berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan(lagi), kecuali
.terhadap orang-orang yang zalim (QS Al-baqarah [2] 190-19)

Allah meniadakan permusuhan jika mereka berhenti memusuhi, artinya


.larangan untuk memusuhi jika mereka ( orang kafir) tidak memusuhi

Allah mensifati perbuatan itu buruk )7


.Contoh, firman Allah berikut

ْ ‫ميٰرُثٱلس َََٰٰ ََٰٰمو َت‬


َْ ‫وٱ ْلرا‬ ِِّّۗۗ
ِ َ ََٰ َ‫َُ ما َ ِبخلواُ ِِب ۟هۦ َْي َومٱلِ َق َي ِمََْٰة ِولل ِِه‬ َُ ‫رلُهإ‬
َ ‫ْمس‬
َ ‫يطوقو َنا‬ َ ‫وخيْرً الُهإمَبل َُهَوٌّْ َش‬
َ ‫ْحسبنٱلِذي َن َيب َْخُلو َن َ َِِبمَٓاءات َُٰ َٰىهُمٱلل ُ ِهمنفْض" ِْ لِهۦَ َََُُه‬
َ ‫ََ َولَي‬
ِ َُ َ َُِ @ِۗ" َِّۗ
‫ضوٱللهبما َْتعملو َن َخبيرا‬

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi
mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka
bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan
kepunyaan Allah -lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan
.Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Ali-Imran[3]: 180)

Pada keterangan ayat di atas, Allah dengan tegas memberikan sifat jelek
.terhadap sifat bakhil itu dilarang

Allah Menjadikan Sesuatu )8


Sebagai Sebab Memperoleh Dosa
.Contoh, firman Allah berikut
َْ َ ْ َْْ ُْ ْ ُْ ْ ُ َ َ َُ ُ
‫ا‬ َ
‫ن‬ ‫بالمعروفحاقاعلىاالمتقي‬ ‫ن‬َ ‫لقربي‬ ‫ا‬ْ ‫كخيْراالوصيَةللوالديْنو‬ َ ‫ن‬َ ‫ْكمإذاحضرأحدكمالموتإ‬ ‫ي‬ ‫كتبعل‬ )١٨٠
ُِ َ َِ َُْ َِِ َََِِِ ِ َ ً َ َِْ َ‫تر‬ ُ ََََ َ ِْ ََِ (
َ َ ُ ََ ْ َ َ َْ
‫ف َم َنبَدلُ َه ْبعَدما َسِم َُعهَفإِنماإَِ ُثمُهعَلىالِذي َن ََُُي ِبدلو َن ِ ُهإناللَه َسِمي َععِليما‬

Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang di antara kamu kedatangan (tanda-


tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu
-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-
orang bertakwa. Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia
mendengarnya, maka sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui (QS Al-Baqarah [2]:180-181).

Perbuatan mengubah wasiat (tanpa alasan yang benar) adalah merupakan


penyebab mendapatkan dosa. Artinya hal itu dilarang.

9) Allah Menyatakan Ancaman Siksa


Contoh, firman Allah berikut.
َ‫بفہلللي ِۡ َ ِۡبسَ م ٍاياِل ب َۡ ٍۡا‬ ۡ ُّٰۡ ِ ‫ۡ ُلَ َويف ِاہ َۡن َذ‬
" ۙ ‫عبۡمہر َِ َِش‬ ۡ ‫ِالوبَہذالَ ۡنوَز ِن ۡکَُيَنيذ‬
‫ِالو ۡوقفِ ُني‬
ۡ َ
َ ‫َۃضَ ف‬
َ ِ َ َ َ َ
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih (QS At-Taubah[9]: 34)

Keterangan ayat di atas, di mana Allah mengancam dengan siksa yang


pedih terhadap orang yang menyimpan emas dan perak yang tidak
mengeluarkan zakatnya. Artinya perbuatan itu dilarang.
c. Petunjuk Lafazh Nahyu
Pada dasarnya petunjuk lafazh nahyu itu adalah menunjukkan kepada haram. Apabila
ada lafazh larangan yang tidak disertai qrinah lain, akal kitaa dapat mengerti
keharusan yang diminta larangan itu. Apa yang segera dapat dimengerti menunjukkan
pengertian yang sebenarnya. Demikian pemahaman para ulama salaf, apabila ada
larangan yang tidak disertai qarinah (Hanafie, 1989: 44). Kaidah yang digunakan
adalah.

Asal dalam larangan itu menunjukkan haram.

Petunjuk kaidah itu akan berubah apabila ada qarinah yang menunjukinya ke arah
yang lain. Berikut beberapa perubahan petunjuk tersebut.
1) Menunjukkan Makruh Contoh,
hadits Nabi berikut.
ْ َ َ ُ َُ
‫لصتلَِِو‬ ِ ْ‫َ البَاْل ِ ناطع‬
ِ ‫أيفاو‬
Janganlah kalian shalat di kandang unta.
Lafazh (‫لصت َل‬
َُ ُ‫ )و‬adalah fi’il nahi, merupakan larangan sembahyang dalam
kandang unta hanya menunjukkan makruuh, sebab tujuannya agar tidak membuat
unta-unta ketakutan dan lari, sehingga memungkinkan sembahyangnya
terganggu. Secara umum sembahyang itu boleh dilakukan di mana saja asal
terpenuhi syarat dan rukunnya.
2) Menunjukkan doa
Comtoh, firman Allah.

ْ ُ
َ َ
‫َ نَبر‬ ‫اَل‬ ‫ةمحْ ُ رَُْكندلنمانِلبِهَوانتيدَ هََذإدَ ْعَ بانبولقغزت‬
َْ ْ َْ َ َ ََْ ْ َ َ ْ َ ُ َ
ِ َ
(mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong
kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; sesungguhnya Engkau-lah
Maha Pemberi (karunia) (QS Ali-Imran [3]: 8).
Lafazh)‫تزغا‬
ْ ُ ‫ (ََل‬yang artinya jangan engkau condongkan, Allah adalah Maha
ِ
Kuasa dan tidak ada seorangpun yang bisa memerintahkan-Nya. 3
Menunjukkan Arahan Atau Bimbingan
.Contoh, firman Allah berikut
ْ َ ََُْ َُُُ ْ َُُ ْ َُ ْ ُ َُ َُْ ْْ َُ َُ َ َ ِّۗ ِّۗ ُ َ
َ ‫ألواعَنهاحي َني َن َُِِز َ لالقرآ ْنت ْب َدلكمعَفاال َْلَُهعنها‬ " ََِْ ‫نواَلَتسْألواعَنأ َشيا َِءإنت ْبدَلكمَتس ُْْْؤ‬
ْ‫كمْوإ َنتس‬ ‫َ واللُهغَفورا ۗا َياأيُهاالَِذي َنآ َم‬
َ
‫ًا َ ُل ىإليْهما‬ ‫اأرس َ ََكإَلرج‬ َْ ‫ۗ ا و ٓم‬ ۚ
ِْ ‫نوح‬
ِٓ"ِٓ َ ِ ِ ‫ْل‬
‫ب‬ ‫ق‬
ِ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ا‬‫ن‬ َ ‫َل‬ ْ ََ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu)


hal- hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika
kamu menanyakan di waktu Al-Qur’an itu sedang diturunkan, niscaya akan
diterangkan kepadamu. Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah
Maha
Pengampun lagi Maha Penyantun (QS Al-Maidah [5]:
101). Bertanya sesuatu yang belum diketahui sangat dianjurkan. Firman Allah
.SWT
ِ ََُُٓٓ۟۟
ُْ ْ
‫َ فسْ ـ ٔلَواأهَللذ ِْكرإنكن ُتُمل َتعلَمون‬

Maka bertanyalah kepada orang yang mempumyai pengetahuan jika kamu


.tidak mengetahui (QS An-Nahl[16]: 43)
Akan tetapi, sikap latah dan cerewet dan banyak tanya yang sekiranya
pertanyaan itu jawabannya akan memberatkan sebaiknya tidak dilakukan, tetapi
.bertanya sesuai tujuan dan keperluan saja
Jadi lafazh )‫ (ََلَتسْ َأُلوا‬yang berarti jangan bertanya di sini bukan menunjukkan
.keharaman, tetapi hanya merupakan arahan sebaiknya
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pada hakikatnya nahi itu adalah tuntutan yang bentuknya larangan atau
mencegah agar tidak melakukan perbuatan dan larangan yang datangnya dari
syar’i yang telah dituangkan dalam nash yaitu Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
DAFTAR PUSTAKA
Hayat Abdul: USHUL FIQH: Dasar-dasar Untuk Memahami Fiqh Islam
-Ed. 1, Cet. 1.-Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Prof. Dr. H. Amir syarifuddin: Ushul Fiqh, jilid2


-Ed. 1, Cet. 6.- Jakarta: Kencana, 2011

TAFSIR AL-KARIM AR-RAHMAN FI TAFSIR KALAM AL-


MANNAN -Syaikh Abdurrahman bin nashir as-sa’di zulharman -Ed. 1,
Cet. 2.- Jakarta: darul haq, 1426H

TAFSIR AL-KARIM AR-RAHMAN FI TAFSIR KALAM AL-


MANNAN -Syaikh Abdurrahman bin nashir as-sa’di zulharman -Ed. 1,
Cet. 3.- Jakarta: darul haq, 2012

Anda mungkin juga menyukai