· Jika informal way tidak berhasil, maka proses penanganan aduan internal dilakukan secara
formal way, yakni dengan mendengarkan penjelasan baik dari masyarakat maupun pegawai
yang diadukan. Kemudian berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedua pihak, unit
penyelesaian pengaduan internal akan menyusun draf keputusan atas keluhan yang dimaksud.
Dalam konsep keputusan tersebut mempertimbangkan pendapat pegawai yang diadukan.
Selanjutnya konsep keputusan diserahkan kepada Ombudsman untuk ditandatangani. Surat
keputusan tersebut akan dikirim kepada pelapor. Salinan surat tersebut juga disampaikan
keapda Pegawai dan atasan;
· Jangka waktu penanganan pengaduan internal di National Ombudsman adalah enam minggu.
Apabila Nasional Ombudsman membutukan waktu yang lebih dalam menangani laporan
tersebut maka akan menginformasikan kepada Pelapor melalui telepon;
· Koordinator menyelesaikan pengaduan internal dengan menerapkan prinsip menghindari
konflik kepentingan. Jika pegawai yang diadukan memiliki kedekatan/kepentingan/hubungan
dengan koordinator Internal Complaint Handling, maka laporan tersebut dapat ditangani oleh
formal complaint handler lainnya atau manager dari koordinator tersebut.
· Di dalam prosesnya, internal complaint handling ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja
dengan belajar dari kesalahan. Menurut Marjan, sistem pemberian hukuman tidak efektif bagi
mereka.
SOP internal complaint handling sama dengan SOP yang lain. Bedanya adalah harus tahu
bagaimana menempatkan staf dengan peran tertentu.
Untuk kantor Ombudsman pusat di Indonesia, peran-peran tersebut bisa dibagi dengan
orang yang berbeda. Namun untuk kantor perwakilan, peran-peran tersebut bisa dilakukan
hanya oleh Kepala Perwakilan saja.
Jika sudah ada SOP yang jelas maka apabila ada pergantian staf tidak akan ada masalah
karena perannya sudah jelas.
Dalam SOP sebaiknya satu orang satu fungsi namun memiliki banyak peran. Hal yang diatur
pada SOP adalah peran, bukan fungsi.
Jangan sampai satu orang memiliki terlalu banyak peran karena akan memiliki efek tidak
bagus bagi organisasi (kekuasaan yang berlebih). Oleh karena itu harus diatur juga agar
peran tiap orang menjadi seimbang.
SOP Internal Complaint harus terkoneksi dengan SOP lain. Misalnya jika laporan yang
masuk ternyata bukan internal complaint, maka laporan itu akan diteruskan kepada bagian
lain yang menangani (file keeper).
SOP internal complaint handling harus ada lesson learn. SOP tersebut bisa berjalan jika unit
mengetahui dan menjalankan SOPnya.
2. Menegaskan kembali tugas, pokok dan fungsi Quality Assurance dan Pengawas Internal
serta merincikan irisan tugas diantara keduanya;