Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GIZI KESEHATAN DAN REPRODUKSI WANITA

TOPIK 1 : GIZI IBU HAMIL

Disusun oleh :
Annisa Lidra Maribeth 1706003944
Alifani Faiz Faradhila 1706003925

PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2017
A. Fisiologi Kehamilan
Perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia akan ditemukan dalam kehamilan, perubahan
akan terjadi seteralh terjadinya fertilisasi dan berlanjut selama masa kehamilan. Perubahan
yang dapat terjadi selama kehamilan, berikut akan dibahas satu persatu mengenai perubahan
fisiologi yang terjadi pada kehamilan.
1. Perubahan pada system hormonal
Akan sangat banyak perubahan yang ditemui pada sitem hormonal. Dimana pada awal
kehamilan hormone hCG (human chorionic gonadotropin)berperan dalam memberikan
stimulasi pada korpus luteum untuk mengasilkan hormon progesterone dan estrogen dan pada
bulan selanjutnya peran hCG ini akan digantikan oleh plasenta. Kadar hCG yang tinggi pada
awal kehamilan akan menyebabkan timbulnya gejala mual dan muntah.
Hormon estrogen yang terus meningkat pada masa kehamilan memiliki peran dalam
banyak hal seperti meingkatan retensi cairan, meningkatkan sintesi protein dan penyimpanan
lemak, pempengaruhi produksi hormone tiroid dan metabolisme basal, berfungsi dalam
meningkatkan aliran darah ke plasenta dan dapat mendorong fleksibiltas ligament. Hormon
progesterone juga mengalami peningkatan seperti hormone estrogen dan juga berperan besar
selama kehamilan, seperti : menstimulasi pertumbuhan endometrium dan berfungsi sebagai
penyaluran zat gizi, berperan dalam relaksasi saluran cerna dan pembuluh darah serta
berperan dalam menstimulasi penyimpanan lemak dan pertumbuhan payudara.
Hormon hCS (human chorionic somatotropin) juga berperan selama kehamilan
diantaranya dapat mengatur ketersediaan glukosa bagi pertumbuhan janin dengan
meningkatkan resistensi insulin, berperan dalam sintesis protein dan pemenuhan kebutuhan
energy ibu dengan pemecahan jaringan lemak.
Pada hormon TSH terjad isedikit penurunan sebagai respon terhadap hormone hCG dan
pada akhir trimester pertama terjadi sedikit peningkatan pada hormone TSH. Kehamilan juga
dihubungkan dengan defisiensi iodine karena transpotasi aktif iodine dari ibu plasenta dan
peningkatan sekresi iodin pada urin. Kelanjar lainnya yang juga mengalami sedikit perubahan
yaitu kelenjar adrenal. Pada kelenjar adrenal terdapat tiga tipe steroid yang diproduksi yaitu
mineralokortikosteroid, glukokortikoid, dan hormone seks. Sistem RAA (renin angiotensin
aldosterone )distimulasi untuk menurunkan resistensi vascular dan tekanan darah. Terjadi
peningkatan dua sampai empat kali pada level angiotensin II dan peninngkatan tiga sampai
empat kali aktivitas renin dibandingkan wanita yang tidak hamil. Selama kehamilan juga
terjadi peningkatan level serum deoxycorticosterone, corticostreroid binding globulin (CBG),
adrenocorticotropic hormone (ACTH), kortisol dan kortisol bebas yang menimbulkan
manifestasi seperti striae, peningkatan tekanan darah atau masalah toleransi glukosa.
2. Perubahan pada sitem kardiovaskular
Terjadi peningkatan curah jantung pada awal kehamilan sekitar 30-50% sebagai
kompensasi terhadap vasodilatasi pembuluh darah. Dimana pada minggu ke delapan akan
terjadi peningkatan curah jantung sebanyak 20%. Penambahan 30- 50% volume darah terjadi
pada kehamilan minggu ke 20-26 dikarena perluasan plasma volume lebih besar daripada
peningkatan sel darah merah. Peningkatan volum darah terdiri dari peningkatan plasma
sekitar 75% dan sel darah merah sekitar 25%. Pada trisemester dua terjadi kadar hemoglobin
yang lebih rendah disebabkan karena pertambahan plasma yang juga meningkat. Maka kadar
Hb ibu hamil menghasilkan kurva berbentuk U. Zat besi juga berperan dalam peningkatan sel
darah merah, dimana pada wanita yang tidak minum zat besi peningkatan sel darah merahnya
hanya 18% dan pada wanita yang minum zat besi mengalami peningkatan sel darah merah
sebanyak 30%.
3. Perubahan pada sistem respirasi
Terjadi perubahan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada janin dan
ibu, dimana terjadi peningkatan 15% pada rata rata metabolisme dan peningkatan 20% pada
konsumsi oksigen. Serta terjadi hiperventilasi pada ibu karena peningkatan P02 dan
penurunan PCO2. Penurunan kapasitas residu juga terjadi karena desakan diafraghma
sehingga ibu harus mengkompensasinya dengan bernapas lebih dalam untuk mendapatkan
oksigen lebih.
4. Peubahan pada sistem pencernaan
Pada otot otot polos diseluruh tubuh terjadi radiasi yang menyebabkan mekanisme kerja
otot perut, otot usus dan otot saluran pencernaan lainnya menjadi lebih lambat. Sehingga
akibat melambatnya mekanisme keja otot ini menybabkan tejadinya relaksasi esophagus dan
konsitpasi. Peningkatan tekanan intraabdominal juga terjadi pada kehamilan.
5. Perubahan pada jaringan lemak
Pada kehamilan terjadi peningkatan jaringan lemak dibawah kulit dan pada payudara.
Jaringan lemak yang meningkatkan ini akan dirombak kembali setelah melahirkan sebagai
bahan ASI.
6. Perubahan pada saluran kemih
Terjadi peningkatan aliran darah keginjal pada periode awal kehamilan sekitar 70%
dikarenakan peniingkatan curah jantung dan aliran darah ini akan berkurang hingga akhir
masa kehamilan. Peningkatan laju filtrasi glomerulus juga terjadi dimana jika dibandingkan
dengan yang wanita tiodak hamil peningkatan yang terjadi pada ibu hamil yaitu sekitar 40%
sampai 65% dan 50% sampai 85%. Terjadi Peningkatan laju filtrasi glomerulus dan
permeabilitas kapiler glomerulus terhadap albumin, eksresi protein juga akan mengalami
peningkatan, tapi pada kehamilan normal peningkatan konsentrasi protein pada urin tidak
akan sampai diatas normal. Sekresi asam urat juga akan meningkat karena peningkatan laju
filtrasi glomerulus dan penurunan reabsorbsi tubular. Kadar urea dan kreatinin akan
mengalami penurunan.
Peningkatan hormone aldosterone, estrogen dan deoxycorticosteronakan
menyebabkan terjadinya peningkatan reabsorpsi natrium selama kehamilan yang
menyebabkan terjadinya peningkatan plasma. Pembesaran rahim juga akan menyebabkan
terdesaknya kandung kemih, sehingga semakin besar usia kehamilan, semakin terdesak
kandung kemih dan menyebabkan ibu lebih sering buang air kecil.
7. Plasenta
Pertumbuhan janin sebanding dengan besarnya plasenta. Plasenta berfungsi sebagai
barrier atau filter, sebagai penyalur atau pentransfer zat zat artikulasi darah janin dan ibu dan
sebagai penghasil hormone seperti hormone estrogen dan progesterone. Plasenta disusun
oleh satu persen lemak, sebelas peprsen protein dan kandungan yang terbanyak yaitu air
sebanyak 88%. Plasenta akan sangat menyesuaikan dengan kondisi ibu, dimana jika gizi
pada ibu kurang maka plasenta juga akan kecil dan ukuran bayipun akan kecil. Sehingga
disini sangat penting pengoptimalan gizi pada ibu hamil.

B. Kenaikan BB selama Hamil dan Cara Perhitungannya


Kenaikan berat badan ibu selama hamil menjadi salah satu poin penting untuk dapat
menetukan status gizi pada ibu dan janin. Sehingga kenaikan berat badan ibu secara langsung
juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi outcome dari kehamilan. Menurut Institute of
Medicine (IOM) pada tahun 2009, kenaikan berat badan total selama kehamilan ditentukan
dari total berat badan ibu ditambah plasenta dan berat janin (pertumbuhan janin, cairan
amnion). Sehingga secara garis besar kenaikan berat badan ibu dapat dibagi menjadi produk
dari kehamilan dan jaringan dari tubuh ibu.
Table 1. Analisi Kenaikan Berat badan berdasarkan fisiologi selama kehamilan
  Total Kenaikan Berat Badan (gram)
Jaringan dan Cairan Minggu Minggu ke-20 Minggue ke- Minggu ke-
ke-10  30 40 
Fetus 5 300 1,500 3,400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan Amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Darah 100 600 1,300 1,450
Cairan ekstravaskular 0 30 80 1,480
Lemak 310 2,050 3,480 3,345
  Total 650 40,00 8,500 12,500
Sumber : Wiliam Obstetric edisi ke-22 (2005)

Table diatas menunjukkan kenaikan berat badan per gram yang terjadi selama
kehamilan. Total kenaikan berat badan yang signifikan berada pada minggu ke 30 dan 40.
Kenaikan berat badan yang harus dicapai berbeda- beda pada setiap ibu, sesuai dengan indeks
massa tubuh ibu sebelum hamil. Indeks Massa Tubuh (IMT) diukur dengan membagi berat
badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Jika IMT prahamil rendah
maka target kenaikan BB juga lebih besar sekitar 14-20 Kg dibanding dengan targetkenaikan
sekitar 7,5-12,5 kg pada overweight dan kenaikan 5,5- 10 Kg pada obese.
Tabel 2. Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan yang Dianjurkan berdasarkan IMT Prahamil
Status gizi prahamil IMT Prahamil Total Kenaikan BB (Kg) Kenaikan BB pada trimester ke-2 dan ke-3
(kg/minggu)
Underweight <18,5 12,5-18 0,5 (0,5-0,65)
Normal 18,5 – 24,9 11,5 – 16 0,5 (0,4-0,5)
Overweight 25-29,9 7,11 – 11,5 0,3 90,2 - 0,35)
Obese >30 5- 9 0,25 (0,2– 0,3)

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan berat badan ibu diantaranya
keseimbangan energy yaitu keseimbangan antara asupan dengan aktivitas fisik, status gizi ibu
sebelum hamil, kadar Hb pada ibu, sosiodemografi, genetic, lingkungan, perilaku ibu dan
prenatal care.
Angka kematian perinatal pada ibu dengan berat badan normal atau overweight akan
meningkat jika target BB melebihi yang direkomendasikan. Sedangkan pada ibu yang
underweight angka kematian prenatal akan meningkat jika tak mampu memenuhi kenaikan
BB yang direkomendasikan tapi akan menurunkan angka kematian pernatal jika kenaikan BB
ibu underweight sesuai dengan yang direkomendasikan.
Worthington-Roberts dan Williams (1993) memformulasikan perhitungan kenaikan
berat badan ibu hamil sebagai berikut : Menambahkan 20% berat Badan (BB)/ Tinggi Badan
(TB) ibu prahamil sesuai standar normal yang digunakan atau perhitungan dengan
menggunakan berat badan ideal (kg) sama dengan Tinggi Badan (TB) – 110, dimana tinggi
badan besar sama 160cm dan pada tinggi badan kurang sama 160cm,berat badan ideal yaitu
Tinggi badan (TB) -105 (TB kurang sama 160cm). Jika berat ibu lebih rendah dari Berat
Badan/Tinggi Badan maka harus ditambah selisih kekurangannya. Yaitu selisih antara Berat
Badan/Tinggi Badan ideal dengan Berat Badan/Tinggi Badan ibu yang aktual.
Berbeda dengan kehamilan tunggal, kenaikan berat badan pada kehamilan kembar lebih
besar dari kehamilan tunggal. Kenaikan berat badan pada IMT normal 17-25kg, pada IMT
overweight 14-23 kg, dam pada IMT obese 11-19 kg. Penelitian They (1992) dalam IOM
(2009) rata rata kenaikan BB < 0,5kg/minggu pada trimester ke-3 berhubungan dengan
outcome yang tidak optimal.
Kenaikan berat badan pada kehamilan remaja harus disesuaikan dengan masa
pertumbuhan remaja. Perkiraan kenaikan BB untuk mendukung kebutuhan pertumbuhan
normal remaja seperti terlihat pada tabel dibawah
Tabel 3. Perkiraan kenaikan BB untuk Mendukung Kebutuhan Pertumbuhan Normal Remaja selama 1 Tahun
Lama Postmenarche Tambahan BB
1 4,6
2 2,8
3 1,1
4 0,8
Sumber : Worthington-Roberts dan Wiliam, 1993

Dalam Buku Gizi Ibu dan Bayi (Sandra Fikawati, Ahmad Syafiq dan Khaula Karima),
Perhitungan kenaikan berat badan pada remaja adalah sebagai berikut :
- Dihitung kenaikan berat badan seperti kenaikan berat badan dewasa
- Ditambah Kebutuhan Kenaikan berat badan untuk mendukung pertumbuhan
normal postmenarce (selama 9 bulan kehamilan).(Worthington-Roberts dan Williams,1993)

C. Outcome Kehamilan, Tumbuh Kembang Janin dan Masalahnya, Indeks Ponderal


Status gizi merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan wanita baik sebelum hamil, saat
hamil, maupun setelah melahirkan karena berpengaruh pada kesehatan ibu dan janin. Berat
badan sebelum hamil dan pertambahan berat badan ibu hamil perlu perhatian khusus karena
dapat memengaruhi tumbuh kembang janin serta dapat meningkatkan risiko komplikasi
kehamilan yang juga berdampak pada outcome kehamilan. Berat badan bertambah apabila
asupan energi dari konsumsi makanan dan minuman lebih banyak dibandingkan aktvitas
fisik dan proses metabolisme tubuh. Hasil akhir kehamilan yang baik yaitu dapat melahirkan
dengan usia kehamilan cukup bulan (39-42 minggu). Mengupayakan hal tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara sejak masa sebelum konsepsi, secara umum dilakukan
dengan menjaga pola makan dan memerhatikan kenaikan berat badan selama hamil sesuai
dengan rekomendasi.
1. Memperbaiki status gizi prahamil
Lingkungan gizi selama kehamilan sangat berpengaruh pada pertumbuhan janin selama
di dalam rahim. Status gizi prahamil merupakan faktor penting yang memengaruhi
pertambahan berat badan selama hamil. Penilaian status gizi prahamil dapat dilihat dari
nilai IMT dan kadar Hb. Indikator kecukupan status gizi prahamil yaitu pada kategori
IMT normal dengan rentang nilai IMT 18,5-25 kg/m 2 dan kadar Hb normal sebesar 12
mg/dl. Kenaikan berat badan normal lebih mudah dicapai pada ibu-ibu dengan IMT
normal sebelum memulai kehamilan dan kadar Hb normal memudahkan proses transfer
zat gizi dari ibu ke janin.
2. Memerhatikan usia ibu ketika hamil
Usia yang dipandang optimal bagi seorang wanita untuk hamil adalah 20-35 tahun.
Risiko kehamilan di bawah usia 20 tahun disebabkan oleh organ-organ reproduksinya
yang belum siap untuk menerima kehamilan dan proses melahirkan. Sedangkan risiko
untuk wanita berusia lebih dari 35 tahun, kondisi organ-organ reproduksinya berbanding
terbalik dengan wanita di bawah usia 20 tahun. Kehamilan remaja di bawah usia 20 tahun
dapat mengakibatkan kelahiran bayi BBLR karena di usia tersebut masih dalam masa
pertumbuhan sehingga dapat terjadi persaingan zat gizi antara ibu dan janin jika asupan
nutrisi tidak tercukupi dengan baik.
3. Mengasup makanan sesuai kebutuhan
Kehamilan yang oprimal memerlukan asupan energi yang lebih daripada sebelum hamil.
Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya selama
proses kehamilan. Pola makan harian yang dianjurkan memenuhi standar gizi sesuai
AKG yang direkomendasikan. Asupan gizi untuk ibu harus diperhatikan dan mencukupi
kebutuhan gizi perhari, mengingat adanya ketidaknyamanan kehamilan terutama pada
trimester pertama.
4. Memerhatikan pengolahan makanan sebelum mengonsumsi
Pengolahan makanan harus dilakukan dengan tepat agar zat gizi yang terserap bisa
optimal. Berbagai macam mikroorganisme seperti virus dan bakteri sering ditemukan
pada makanan yang masih mentah atau setengah matang. Hal tersebut dapat
menimbulkan masalah serius pada kesehatan ibu dan janin.
5. Melakukan aktivitas fisik
Asupan gizi untuk ibu hamil harus diimbangi dengan aktivitas fisik yang sesuai untuk
mempertahankan pertambahan berat badan ideal. Pekerjaan terlalu berat yang dilakukan
ibu hamil dapat membahayakan kondisi janin dalam rahim.
6. Melakukan pemeriksaan antenatal
Pemeriksaan antenatal wajib dilakukan oleh ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan.
Jadwal pemeriksaan yang dianjurkan yaitu 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester 2,
dan 2 kali pada trimester 3. Kunjungan pemeriksaan ini untuk mengetahui perkembangan
janin dan memantau kenaikan berat badan selama hamil. Setiap keluhan yang dirasakan
ibu hamil harus dikonsultasikan untuk memastikan apakah wajar atau tidak. Sehingga
tidak ada alasan terlambat untuk mencegah terjadinya outcome yang buruk.
Kehamilan terjadi karena proses fertilisasi atau pertemuan antara sel telur dengan sel
sperma. Periode kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu trimester pertama antara 0-12 minggu,
trimester kedua antara 12-28 minggu, dan trimester ketiga antara 28-40 minggu.
Gambar 1. Proses kehamilan

Trimester pertama merupakan masa pembentukan organ tubuh janin dan sistem saraf.
Zigot terbentuk sejak hari pertama konsepsi kemudian berubah menjadi morula pada hari ke-2
atau ke-3 pascakonsepsi. Diferensiasi sel terjadi pada hari ke-6 sampai ke-8 dan terjadi
hiperplasia (perbanyakan sel). Hari ke-10 embrio mulai berimplantasi kemudian terbentuk
plasenta pada hari ke-12. Pada minggu ke-4 embrio berukuran 0,6 cm dan mulai terbentuk
cikal bakal kepala, tulang belakang dengan dua otak besar, dan jantung. Organ pertama yang
berkembang adalah otak. Minggu ke-5 terjadi pembentukan ginjal, hati, saluran pernafasan,
mata, telinga, mulut, tangan, dan saluran pencernaan. Jantung mulai berdetak di minggu ke-6.
Embrio bertambah panjang menjadi 1,3 cm dengan berat 2-3 g, saluran cerna, ginjal, hati, dan
otot mulai bekerja. Embrio disebut fetus atau janin pada minggu ke-9. Fase ini merupakan
fase kritis dan jika terjadi gangguan pertumbuhan maka dapat berdampak buruk sejak bayi
dilahirkan sampai dewasa.
Pada trimester ke-2 terjadi penurunan hiperplasia dan janin mengalami fase hiperplasia-
hipertrofi (perbanyakan dan pembesaran ukuran sel). Bulan ke-4 plasenta bertambah panjang
menjadi 7,6 cm dengan berat sekitar 6 ons. System peredaran darah mulai berkembang, sistem
pencernaan mulai bekerja, dan genetalia eksterna mulai terbentuk. Pada bulan ke-5 mulai
tumbuh rambut, detak jantung dapat didengar, terjadi klasifikasi tulang, berat mencapai 0,5 kg
dan panjang sekitar 28 cm. Pada bulan ke-6 ukuran bertambahn menjadi 35,5 cm. Gusi, paru-
paru, dan ginjal mulai terbentuk namun belum berfungsi sempurna.
Trimester ke-3 terjadi hipertrofi tanpa hiperplasia. Pada bulan ke-7 terjadi kenaikan
berat janin sekitar 0,5-1 ons perhari dengan ukuran 25-30 cm dan berat sekitar 10 ons. Berat
janin bertambah sampai 1 ons perhari di bulan ke-8 hingga 9 serta terjadi penyimpanan zat
gizi. Saat ini janin berukuran 40-43 cm dengan berat janin 1800-2000 g. Memasuki bulan ke-
9 berat janin sekitar 2500 g dan panjang mencapai 46 cm. Di akhir trimester ke-3 berat janin
mencapai 3300 g dengan panjang badan 44-55 cm. Saat ini bayi dalam keadaan terbaik untuk
dilahirkan. Ciri-ciri bayi baru lahir mengalami masa pertumbuhan yang baik selama
kehamilan yakni berat badan lebih dari 3000 g, panjang badan lebih dari 48 cm, kulit halus
dan tidak kuning, organ tubuh sempurna dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Gambar 2. Periode perkembangan janin


Status gizi selama kehamilan yang buruk dapat menyebabkan masalah tumbuh kembang
janin. Akibat dari status gizi yang buruk dapat diketahui dari berat badan bayi yang
dilahirkan, yaitu kurang dari 2500 g atau disebut BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
Umumnya BBLR disebabkan oleh dua faktor utama, prematur dan IUGR (Instra Uterine
Growth Retardation). Berat badan bayi yang cukup adalah ≥ 2500 g. BBLR dikategorikan
menjadi BBLR dengan berat badan lahir 1500-2499 g, BBLSR 1000-1500 g, dan BBLER
dengan berat badan lahir < 1000 g. Berdasarkan usia kehamilan, kategori kelahiran dibagi
menjadi premature (uk < 37 minggu), mature (uk 37-42 minggu), dan postmature (uk > 42
minggu).
Hubungan antara berat badan lahir dengan usia kehamilan dapat mencerminkan
kesesuaian tumbuh kembang janin dan masa kehamilan. Berat badan lahir paling sesuai
dengan usia kehamilan disebut AGA (Appropriate for Gestasional Age). Apabila bayi baru
lahir memiliki berat badan lahir kurang dari 10 persentil maka disebut SGA (Small for
Gestasional Age). SGA masih dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu pSGA dan dSGA.
Proporsionately SGA (pSGA) untuk berat badan lahir rendah dan panjang badan rendah pada
usia kehamilan tertentu, sehingga komposisi tubuh terlihat proporsional (kurus, pendek)
sedangkan disproporsionately SGA (dSGA) adalah berat badan lahir rendah dengan panjang
badan normal pada usia kehamilan tertentu, sehingga komposisi tubuh tidak proporsional.
Kekurangan asupan gizi pada trimester ke-3 dapat menyebabkan terjadinya dSGA. Bayi yang
dilahirkan dengan dSGA berisiko mengalami kekurangan gizi.
LGA (Large for Gestasional Age) terjadi jika berat badan lahir bayi melebihi 90
persentil. Hal ini biasanya dialami oleh ibu hamil dengan status gizi berlebih (overweight dan
obesity) sebelum kehamilan dan ibu dengan diabetes mellitus selama hamil.
Indeks Ponderal (Ponderal Index) adalah pengukuran berat badan terhadap panjang
badan pada bayi yang merefleksikan pertumbuhan selama di dalam rahim. Indeks Ponderal
pertama kali digagas oleh Rohrer pada tahun 1921. Indeks Ponderal menilai berat badan bayi
secara keseluruhan dengan mempertimbangkan panjang badan bayi sehingga baik untuk
mengetahui apakah bayi mengalami IUGR atau tidak. Menghitung indeks Ponderal dapat
dilakukan menggunakan rumus berikut:

PI = BB lahir (gram) / PB (cm3) x 100

D. Kebutuhan Gizi dan Pola Konsumsi Saat Hamil


Gizi ibu hamil adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi selama masa kehamilan. Di
Indonesia, pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil menggunakan batasan berdasarkan
rekomendasi Angka Kebutuhan Gizi (AKG) yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2013 dalam bentuk tabel. Amerika Serikat dan Kanada
menggunakan rujukan rekomendasi AKG Dietary Reference Intakes (DRI) yang
dikembangkan oleh Food and Nutrition Board (FNB), the Institute of Medicine (USA) and
Health Canada. DRI tidak hanya digunakan sebagai standar asupan gizi saja namun juga
sebagai pencegahan penyakit kronis atau degeneratif.
Tabel 4. Angka Kecukupan Gizi
Kebutuhan
Tak Hamil Hamil Hamil
Zat Gizi Sumber Makanan
Trimester 1 Trimester 2 &
3
Protein Daging, ayam, ikan, telur, susu 56 g +20 g +20 g
Karbohidrat Nasi, roti, kentang, jagung, ubi 309 g +25 g +40 g
Lemak Daging, ikan, telur susu 75 g +6 g +10 g
Kalsium Susu, keju, ikan teri, biji-bijian 1100 mg +200 mg +200 mg
Fosfor Susu, ikan teri, daging, keju, daging 700 mg +0 +0
Zat besi Sayuran hijau, kacang-kacangan 26 mg +0 +10 mg
Zinc Daging merah, serealia, hasil laut 10 mg +2 mg +4 mg
Yodium Garam, ikan, hasil laut 150 mcg +70 mcg +70 mcg
Magnesium Kacang-kacangan, tahu, beras utuh 310 mg +40 mg +40 mcg
Vitamin A Sayuran hijau, buah oranye&merah 500 RE +300 RE +350 RE
Vitamin D Susu, kacang-kacangan, sun-light 15 mcg +0 +0
Vitamin E Minyak sayur, sayuran, gandum 15 mg +0 +0
Vitamin K Kuning telur, hati, brokoli, bayam 55 mcg +0 +0
Vitamin C Tomat, jeruk, jambu, melon, sayur 75 mg +10 mg +10 mg
Asam folat Hati, gandum, sayuran hijau 400 mcg +200 mcg +200 mcg
Niasin (B3) Daging, biji-bijian, kacang 12 mcg +4 mg +4 mg
Riboflavin (B2) Susu, hati, beras utuh 1,4 mg +0,3 mg +0,3 mg
Tiamin (B1) Daging, hati, beras utuh, kacang 1,1 mg +0,3 mg +0,3 mg
Piridoksin (B6) Gandum, jagung, hati, daging 1,3 mg +0,4 mg +0,4 mg
Metionin (B12) Susu, telur, hati, keju, daging 2,4 mcg +0,2 mcg +0,2 mcg
Total Energi 2250 kkal +180 kkal +300 kkal
Sumber: AKG 2013 untuk wanita usia 19-29 tahun
Gambar 3. Tumpeng Menu Gizi Seimbang

Pola menu makan makanan gizi seimbang harus diperhatikan terutama pada masa
kehamilan. Ibu hamil harus mendapat asupan makanan yang cukup karena ia juga
memberikan makanan pada janin yang dikandungnya. Beberapa makanan dan minuman yang
harus dibatasi supaya tidak terjadi masalah kehamilan, antara lain: makanan yang
merangsang, kafein, alkohol. Sesuai Gambar 3, empat prinsip gizi seimbang antara lain:
membiasakan makan makanan beraneka ragam, pola hidup bersih, pola aktif dan olahraga,
pantau berat badan. Anjuran pola konsumsi perhari yaitu air paling sedikit 2 liter atau 8 gelas,
makanan pokok 3-8 porsi, sayuran 3-5 porsi, buah 2-3 porsi, protein nabati 2-3 porsi, dan
protein hewani 2-3 porsi. Beberapa campuran makanan yang perlu dibatasi atau digunakan
seperlunya adalah mentega, gula, dan garam.

Anda mungkin juga menyukai