Anda di halaman 1dari 3

Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain pada anak

Menurut teori Hurlock(1998) terdapat 8 faktor yang mempengaruhi bermain pada


anak,diantaranya:

a) Kesehatan
Semakin sehat anak semakin banyak energi untuk bermain aktif,seperti permainan
dan olahraga. Anak yang kekurangan tenaga lebih menyukai hiburan.
b) Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja
yang akan dilakukan dan waktu bermainnya bergantung pada perkembangan motor
mereka. Pengendalian motorik yang baik memungkinkan anak terlibat dalam
permainan aktif.
c) Intelegasi
Pada setiap usia anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang pandai,dan
permainan merek lebih menunjukkan perhatian dalam permainan
kecerdasan,dramatik,konstruktik dan membaca. Anak yang pandai menunjukkan
keseimbangan perhatian bermain yang lebih besar,termasuk upaya menyeimbangkan
faktor fisik dan intelektual yang nyata.
d) Jenis Kelamin
Anak laki-laki bermain lebih kasar ketimbang anak perempuan dan lebih menyukai
permainan dan olahraga dari pada berbagai jenis permainan lain. Pada awal masa
kanak-kanak,anak laki-laki menunjukkan perhatian pada berbagai jenis permainan
yang lebih banyak dari pada anak perempuan tetapi sebaliknya terjadi pada akhir
masa kanak-kanak.
e) Lingkungan
Anak yang dari lingkungan yang buruk kurang bermain ketimbang anak lainnya.
Karena kesehatan yang buruk,kurang waktu,peralatan,dan ruang. Anak yang berasal
dari lingkungan desa kurang bermain dari pada mereka yang berasal dari kota. Hal ini
karena kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan waktu bebas.
f) Status Sosialekonomi
Anak yang dari kelompok sosialekonomi yang lebih tinggi lebih menyukai kegiatan
yang mahal,seperti lomba atletik,bermain sepatu roda ,sedangkan mereka dari
kalangan bawah terlihat dalam kegiatan yang tidak mahal seperti bermain bola dan
berenang. Kelas sosial mempengaruhi buku yang dibaca dan film yang ditonton
anak,jenis kelompok rekreasi yang dimilikinya dan supervise terhadap mereka.
g) Jumlah Waktu Bebas
Jumlah waktu bermain terutama bergantung pada status ekonomi keluarga. Apabila
tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu luang mereka, anak terlalu
lelah untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga yang besar.
h) Pelatan Bermain
Peralatan bermain yang di miliki anak mempengaruhi permainnya. Misalnya,dominasi
boneka dan binatang buatan mendukung permainan pura-pura,banyaknya
balok,kayu,cat air,dan lilin mendukung permainan yang siatnya konstruktif.
Prinsip dalam aktivitas bermain pada anak

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar aktivitas bermain bisa menjadi
stimulus yang efektif ,sebagaimana berikut ini :

1) Perlu ekstra energi


Bermain memerlukan energi yang cukup, sehingga anak memerlukan nutrisi yang
memadai. Asupan (intake) yang kurang dapat menurunkan gairah anak. Anak sehat
memerlukan aktivitas bermain yang bervariasi, baik mainan aktif maupun pasif, untuk
menghindari rasa bosan atau jenuh. Sedangkan anak sakit, keinginan bermain pada
umumnya menurun karena energi yang ada di gunakan untuk mengatasi penyakitnya.
Aktivitas bermain anak sakit yang bisa dilakukan adalah bermain pasif, misalnya
dengan menonton tv, mendengarkan musik dan menggambar.
2) Waktu yang cukup
Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain dan cukup kesempatan mengenal
alat-alat permainannya sehingga stimulus yang diberikan dapat optimal. Menurut
Fajriati (2008) dalam (Warastuti,dkk,2013), konsentrasi pada anak usia prasekolah
butuh untuk di latih dan diasah terutama otot gerak halus, konsentrasi anak umumnya
bertahan sekitar 15-20 menit. Jika anak mempunyai daya konsentrasi tinggi bisa
bertahan sampai 30 menit , namun bila terlalu lama anak akan meninggalkan kegiatan
bermain.
3) Alat Permainan
Alat permainan yang di gunakan harus sesuai dengan usia dan tahap perkembangan
anak, sehingga alat permainan yang diberikan berfungsi dengan benar. Yang perlu
diperhatikan alat permainan harus aman dan mempunyai unsur edukatif bagi anak.
4) Ruang untuk bermain
Aktivitas bermain bisa dilakukan dimana saja bahkan di ruang tidur. Diperlukan suatu
ruangan atau tempat khusus untuk bermain bila memungkinkan, dimana ruang
tersebut sekaligus juga dapat menjadi tempat untuk menyimpan mainannya.
5) Pengetahuan cara bermai
Anak belajar bermain dari mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya, atau
diberitahu oleh orang tuanya. Cara terakhir adalah yang terbaik karena anak lebih
terarah dan lebih berkembang pengetahuannya dalam menggunakan permainan
tersebut.
6) Teman bermain
Dalam bermain anak memerlukan teman seperti teman sebaya, saudara, atau orang
tuanya. Ada saat-saat tertentu dimana anak bermain sendiri agar dapat menemukan
kebutuhannya sendiri. Bermain yang dilakukan bersama dengan orangtuanya akan
mengakrapkan hubungan sekaligus memberikan kesempatan pada orangtua untuk
mengetahui setiap kelainan yang di alami oleh anaknya. Teman diperlukan untuk
mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam memahami perbedaan.
Puspa Ardini, Pupung dan Anik Lestariningrum.2018.Bermain dan Permainan Anak
Usia Dini.Adjie Media Nusantara:Nganjuk.

Anda mungkin juga menyukai