MATA KULIAH
GRAFIK & VISUALISASI
Di susun oleh :
Secara umum konvolusi didefinisikan sebagai cara untuk mengkombinasikan dua buah deret
angka yang menghasilkan deret angka yang ketiga. Secara matematis, konvolusi adalah
integral yang mencerminkan jumlah lingkupan dari sebuah fungsi a yang digeser atas fungsi
b sehingga menghasilkan fungsi c. Konvolusi dilambangkan dengan asterisk (*). Sehingga,
a*b = c berarti fungsi a dikonvolusikan dengan fungsi b menghasilkan fungsi c. Dilihat dari
jenis sinyalnya maka jenis konvolusi dibedakan menjadi jumlah konvolusi yang dipakai pada
sistem berwaktu diskrit dan integral konvolusi yang dipakai pada system berwaktu kontinu.
Embossing
Embossing yaitu membuat citra seolah diukir pada permukaaan selembar nikel. Koefisien
jendela konvolusi memiliki bobot tengah bernilai 0 & jumlah seluruh bobot = 0.
Blurring
Blurring (Pengaburan) yaitu filter spasial low-pass yang melenyapkan detil halus dari suatu
citra. Pengaburan dicapai melalui konvolusi dari seluruh koefisien mask bernilai sama.
Blurring ini perataan nilai pixel-pixel tetangga, makin besar ukuran mask maka makin besar
efek pengaburan.
Sharpening
Edge Detection
Deteksi tepi yaitu proses menentukan lokasi titik-titik yang merupakan tepi objek.
Code program :
gambar=imread(‘love.jpg’);
gray=rgb2gray(gambar);
thresh=graythresh(gray);
imbw=im2bw(gray,thresh);
hasil=conv2(double(imbw),mask,’valid’);
imshow(gambar)
figure, imshow(hasil)
Transformasi Fourier
Transformasi Fourier adalah kakas (tool) untuk mengubah fungsi dari ranah waktu/spasial ke
ranah frekuensi. Untuk perubahan sebaliknya digunakan Transformasi Fourier Balikan.
Intisari dari Transformasi Fourier adalah menguraikan sinyal atau gelombang menjadi
sejumlah sinusoida dari berbagai frekuensi, yang jumlahnya ekivalen dengan gelombang asal.
Di dalam pengolahan citra, transformasi Fourier digunakan untuk menganalisis frekuensi
pada operasi seperti perekaman citra, perbaikan kualitas citra, restorasi citra, pengkodean,
dan lain-lain.
Contoh program :
function fftshow(f,type)
if nargin<2,
type='log';
end
if (type=='log')
fl = log(1+abs(f));
fm = max(fl(:));
imshow(im2uint8(fl/fm))
elseif (type=='abs')
fa=abs(f);
fm=max(fa(:));
imshow(fa/fm)
else
end;
Belah Ketupat
clear all;
clc;
b = (x+y < 329) & (x+y > 182) & (x-y > -67) & (x-y
< 73)
bf = fftshift(fft2(b));
subplot(1, 2, 2);fftshow(bf),title('sesudah');
Kesimpulan
Konvolusi didefinisikan sebagai cara untuk mengkombinasikan dua buah deret angka yang
menghasilkan deret angka yang ketiga. Secaramatematis, konvolusi adalah integral yang
mencerminkan jumlahlingkupan dari sebuah fungsi a yang digeser atas fungsi b
sehinggamenghasilkan fungsi c. Jenis konvolusi dibedakan menjadi jumlah konvolusi yang
dipakai pada sistem berwaktu diskrit dan integral konvolusi yang dipakai padasistem
berwaktu kontinu.
Bilangan kompleks sangat banyak digunakan, terutama dalam berbagai sinyal. Sinyal–sinyal
tersebut telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita, seperti listrik, gambar digital,
suara audio, dan sinyal–sinyal lain. Hadirnya bilangan kompleks sangat mendukung
perkembangan sinyal sehingga teknologi dapat semakin maju seperti saat ini. Penggunaan
bilangan kompleks dan pemrosesan sinyal dengan sistem transformasi tentu akan terus
berkembang dan menghasilkan teknologi –teknologi baru yang lebih baik dari sebelumnya.