1. Apa yang menyebabkan Neni umur 28 tahun mengeluhkan mata kanannya merah
dan nyeri sejak 3 hari yang lalu
2. Apa yang menyebabkan Mata kanan Neni terasa kabur dan mengeluarkan sekret
serous yang banyak.
3. Apa yang menyebabkan ditemukannya injeksi konjungtiva dan injeksi siliar pada
mata kanan, dan terdapat erosi dan infiltrat di kornea bu neni
4. Apa yang meneybabkan Neni tidak dibolehkan memakai lensa kontak untuk
sementara dan menggunakan kacamata ketika bekerja di kantor
5. Apa yang menyebabkan dilakukannya pemeriksaan fluoresens dan kultur
mikrobiologi pada bu neni ?
6. Apa yang menyebabkan diberikannya obat tetes mata antibiotika sebagai
pengobatan awal pada bu neni ?
7. Apa yang menyebabkan teman kantornya Neni mengalami mata merah berulang
dan didiagnosa uveitis
8. Apa yang menyebabkan temannya neni mengalami komplikasi glaukoma
9. Apa yang menyebabkan tetangganya Neni didiagnosis menderita panoftalmitis
STEP tiga
SATU DUA Tiga
Keluhan penderita yaitu matakanan kemerahan disertai rasa nyeri,keluar
kotoran serta cairan berwarnabening sehingga penglihatan pasiensedikit terganggu,
kelopak mata kananbagian atas sedikit bengkak, dan terasasedikit gatal. Kemerahan
pada matamerupakan tanda dari berbagaipenyakit mata, sehingga
untukmembedakannya perlu dilihat gejalalainnya. Pada pasien ini terdapatkotoran
berwarna bening yang keluarterus menerus, hal ini mengarah kepenyakit
konjungtivitis. Keluarnyakotoran dari mata disebabkan adanyaperadangan pada
bagian konjungtivadari mata, dimana pada konjungtivaterdapat banyak kelenjar.
Infeksi konjungtiva menyebabkan terjadi hipersekresi dari kelenjar tersebut.Untuk
penyebab dari infeksi tersebut,pada pasien ini lebih mengarah kekonjungtivitis viral
dilihat dari warnakotoran yang bening. Padakonjungtivitis bakteri, sekret
biasanyaberwarna kuning, kental dan biasakeluar dalam jumlah besar sehinggamata
agak sulit dibuka. Sedangkankonjungtivitis alergi, biasanya pasienmemiliki riwayat
atopi atau alergi padakeluarga, serta ada pajanan terhadapalergen sebelum muncul
gejala
Sedangkan untuk perbedaan jenis penyebab, dapat dilihat dari gejala dan
tanda sepertiyang sudah dijelaskan sebelumnya.Pada konjungtivitis alergi,
bisaditemukan cobblestone appearance pada konjungtiva palpebra serta trantasdots
pada daerah perilimbu.
Berkaitan dengan lokasi anatomis konjungtiva sebagai struktur terluar mata,
konjungtiva memiliki resiko yang besar untuk terinfeksi berbagai jenis
mikroorganisme. Untuk mencegah terjadinya infeksi, konjungtiva memiliki
pertahanan berupa tear filmyang berfungsi untuk melarutkan kotoran-kotoran dan
bahan-bahan toksik yang kemudian dialirkan melalui sulkus lakrimalis ke meatus nasi
inferior. Disamping itu, tear filmjuga mengandung beta lysine, lisozim, Ig A, Ig G
yang berfunsi untuk menghambat pertumbuhan kuman. Apabila terdapat
mikroorganisme patogen yang dapat menembus pertahanan tersebut, maka akan
terjadi infeksi pada konjungtiva berupa konjungtivitis
EMPAT
Komplikasi Penggunaan Lensa Kontak Komplikasi lensa kontak disebabkan
oleh iritasi mekanik jangka panjang terhadap struktur kelopak mata, antara lain
kelenjar meibomian. Kelenjar meibomian menghasilkan lapisan lemak yang berfungsi
menghambat penguapan lapisan air mata sehingga kelembaban permukaan mata
terjaga. Gangguan fungsi kelenjar meibomian menyebabkan tirai air mata cepat
menguap. Lensa kontak menurunkan sensitivitas permukaan mata sehingga refleks
produksi tirai air mata menurun. Peningkatan penguapan disertai penurunan produksi
tirai air mata menyebabkan sebagian besar (50-75%) pengguna lensa kontak
mengalami mata kering. Keluhan utama adalah rasa seperti terbakar, iritasi, rasa
kering atau pandangan kabur setelah menggunakan lensa kontak selama beberapa
saat.
Bahan pengawet di cairan perendam lensa kontak atau sabun pencuci tangan
yang tidak dibilas bersih bersifat toksik dan iritatif sehingga dapat memicu reaksi
inflamasi. Reaksi tersebut ditandai dengan mata merah yang membaik setelah
penghentian pemakaian lensa kontak dan bahan kimia yang memicu keluhan. Bila
mata merah disertai rasa gatal dan bengkak, mungkin terjadi reaksi alergi terhadap
lensa kontak dan/atau bahan kimia yang disebut konjungtivitis alergi.
Pengguna lensa kontak dengan konjungtivitis toksik atau konjungtivitias alergi
yang akan melanjutkan pemakaian lensa kontak perlu diperiksa matanya secara
menyeluruh terhadap bahan pemicu reaksi tersebut. Jenis lensa kontak atau produk
perawatan lensa kontak perlu diganti untuk menghindari berulangnya reaksi.
Mekanisme utama kelainan kornea akibat lensa kontak adalah hipoksia. Lensa
kontak di permukaan kornea menghambat distribusi oksigen yang jika berlangsung
lama menyebabkan permukaan kornea tidak beraturan dan menipis. Selain itu,
akumulasi debris, mikroorganisme, serta debris sekresi kelenjar air mata dan kelopak
mata menumpuk di permukaan lensa kontak. Sebanyak 90% permukaan lensa kontak
ditutupi debris setelah pemakaian 8 jam. Hipoksia dan akumulasi debris menyebabkan
kornea rentan mengalami iritasi dan infeksi
ENAM
Obat sakit mata digunakan untuk mengobati penyakit atau gangguan pada
mata. Obat sakit mata memiliki kandungan yang berbeda-beda, dengan manfaat
dan cara kerja yang juga berbeda.
Mengalami masalah atau penyakit pada mata tentu dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari. Namun, menggunakan sembarang obat sakit mata tanpa tahu lebih dulu
apa penyakit mata yang diderita bukanlah cara bijak untuk mengatasi keluhan yang
muncul. Tindakan tersebut justru berisiko membuat gangguan pada mata semakin
buruk.
Obat sakit mata yang mengandung steroid umumnya digunakan untuk meredakan
peradangan, iritasi, nyeri, dan pembengkakan pada mata. Beberapa jenis obat streroid
yang sering terdapat pada obat tetes mata adalah fluocinolone, prednisolone,
dexamethasone, dan fluorometholone.
3. Antibiotik
Infeksi pada mata akibat bakteri dapat ditandai dengan munculnya gejala berupa mata
merah, berair, dan mengeluarkan nanah berwarna kuning atau hijau (belekan). Jika
Anda mengalami kondisi tersebut, maka disarankan untuk menggunakan obat sakit
mata yang mengandung antibiotik.
Beberapa jenis antibiotik yang sering digunakan untuk mengobati infeksi pada mata
adalah chloramphenicol, gentamicin, tobramycin, ciprofloxacin, levoflxacin,
bacitracin, neomycin, dan polymyxin.
Obat sakit mata yang mengandung antibiotik hanya efekfif bekerja untuk membunuh
bakteri, obat ini tidak efektif untuk mengobati infeksi mata yang disebabkan oleh
virus atau jamur. Untuk menentukan pilihan antibiotik mata yang tepat untuk
mengobati infeksi bakteri pada mata, Anda perlu berkonsultasi ke dokter terlebih
dahulu.
4. Antihistamin
Obat sakit mata dengan kandungan antihistamin digunakan untuk meredakan mata
gatal dan berair akibat alergi. Antihistamin bekerja dengan cara menghambat produksi
histamin, yakni zat alami yang memicu munculnya gejala alergi. Salah satu obat sakit
mata jenis antihistamin adalah ketotifen dan chlorpheniramine maleat.
Obat sakit mata yang mengandung antihistamin tidak disarankan untuk digunakan
pada anak berusia kurang dari 3 tahun, penderita glaukoma, atau orang yang sedang
menggunakan obat-obatan tertentu, seperti benzalkonium chloride.
Obat sakit mata jenis penghambat beta, seperti timolol, berfungsi untuk menurunkan
tekanan berlebih di dalam bola mata yang disebabkan oleh penyakit glaukoma atau
tekanan darah tinggi (hipertensi okular). Obat ini harus diperoleh sesuai resep dokter.
Namun, tidak semua orang dapat menggunakan obat sakit mata jenis ini. Dokter
biasanya tidak menyarankan penggunaan obat sakit mata jenis ini pada orang yang
memiliki penyakit tertentu, seperti asma, PPOK, dan kelainan jantung.
Untuk pengobatan glaukoma, obat ini sering digunakan bersamaan dengan obat sakit
mata yang lain, seperti penghambat beta tetes mata serta bimatoprost dan latanoprost.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, obat sakit mata tersedia dalam berbagai jenis
dan bentuk, seperti obat tetes, salep, dan gel. Masing-masing bentuk memiliki cara
kerja dan tujuan penggunaan yang berbeda.
Konsultasikan dengan dokter mata untuk mengetahui obat sakit mata mana yang tepat
untuk mengatasi masalah mata yang Anda alami. Selain menentukan jenis dan bentuk
obat sakit mata, dokter juga akan menentukan dosis yang tepat dan aman untuk Anda.
Tujuh
Patofisiologi
GlaukomaMekanisme utama penurunan penglihatan pada penyakit glaukoma disebabkan oleh
penipisan lapisan serabut saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkurangnya akson di nervus optikus
yang diakibatkan oleh kematian sel ganglion retina, sehingga terjadi penyempitan lapangan pandang.
Ada dua teori mengenai mekanisme kerusakan serabut saraf oleh peningkatan tekanan intraokular,
pertama peningkatan tekanan intraokular menyebabkan kerusakan mekanik pada akson nervus optikus.
Peningkatan tekanan intraokular menyebabkan iskemia akson saraf akibat berkurangnya aliran darah
pada papil nervi optici(Salmon, 2009).
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aquelus oleh badan
siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus melalui sudut bilik mata
depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan episklera. Tekanan
intraokular dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer Schiotz
(aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi lebih
lanjut. Secara fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan menyebabkan terhambatannya aliran darah
menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia ini akan menimbulkan kerusakan fungsi secara
bertahap(Tamsuri, 201
Sembilan
Panoftalmitis ialah peradangan pada seluruh bola mata yang juga termasuk sklera dan
kapsul tenon sehingga bola mata menjadi rongga abses. Infeksi yang masuk kedalam bola mata
dapat melalui peredaran darah (secara endogen) atau perforasi dari bola mata (secara eksogen),
atau akibat tukak kornea perforasi
Patogenesis
Panoftalmitis atau peradangan supuratif pada isi bola mata memiliki gejala yaitu
terdapatnya nanah, palpebra yang bengkak, dan mata masih dapat digerakkan apabila pus keluar karena perforasi,
panas, tetapi tekanan bola mata menjadi menurun, jaringan yang mengkerut, kemudian akan menjadi ptisis bulbi.
Terjadinya panofthalmitis biasanya dikarenakan infeksi eksogen, misalnya pascabedah intraocular (terutama
ekstraksi katarak), trauma tembus, atau tukak kornea yang mengalami perforasi.
Saat terjadi trauma penetrasi pada mata, korpus vitreum menjadi bagian yang pertama kali akan terkena
kemudian diikuti uvea dan retina. Kasus metastasis, peradangan dimulai dengan terjadinya emboli septik pada
arteri retina dan arteri choroid. Keadaan ini biasanya mengenai kedua mata, bila pada kasus perforasi ulkus kornea
atau infeksi pasca bedah intraocular, peradangan dimulai dengan iridocyclitis jika infeksi tidak terlalu virulent,
dapat dikontrol dengan pengobatan sedini mungkin. Tapi jika kuman terlalu virulent, peradangan purulen akan
berangsur-angsur menyebar ke bagian uvea posterior dan mengenai seluruh jaringan uvea dan retina, akhirnya
terjadi pembentukan pus atau nanah dalam bola mata meskipun diobati.
Infeksi endogen biasanya melalui hematogen dan merupakan penyulit dari bakteremia atau septikemia.
Dan sangat jarang terjadi adanya invasi infeksi orbita ke dalam bola mata yang bersifat langsung. Infeksi ini proses
penyebarannya juga dipengaruhi organisme penyebabnya yaitu bakteri, jamur, parasite, dan virus.
Manifestasi klinik
Pasien dengan panoftalmitis akan terlihat sakit, mengigil disertai gejala endoftalmitis yang lebih berat.
Pada mata terlihat kornea yang sangat keruh dan berwarna kuning, hipopion, badan kaca dengan massa purulen
yang disertai refleks kuning di dalamnya, konjungtiva kemotik, kelopak kemotik dan hiperemis. Akibat jaringan
ekstraokular juga meradang, maka bola mata menonjol atau eksoftalmus di sertai pergerakan mata yang terganggu
maka memberikan rasa sakit bila bergerak. Kelopak mata merah dan membengkak