1. Teori Gujarat
Menurut teori Gujarat Islam masuk ke ke Republik Indonesia ketika abad ke tiga
belas. Islam disebutkan masuk dari para pedagang wilayah Gujarat wilayahIndia.
Pendapat ini pertegas dengan adanya fakta bahwa saat pada itu Republik Indonesia
menjalin jalinan perdangan yang baik dengan orang-orang dari gujarat.
Sriwijaya juga ketika pada itu menjadi sentra perdagangan dunia melalui jalur Indonesia
– Gujarat – Timur tengah – Eropa. Selain itu adanya batu nisan sultan Samudra Pasai,
Malik al Saleh yang mempunya ciri khas orang dari wilayah Gujarat.
2. Teori Mekkah
Teori Mekkah merupakan teori datangnya agama Islam yang baru-baru ini ada.
Teori ini ialah sanggahan dari teori Gujarat. Pada teori ini disebutkan Islam masuk ke
Indonesia saat pada itu abad ke-7 (6 abad lebih lama jika dibandingkan dengan
pemahaman gujarat).Orang yang membawa Islam ke Indonesia adalah orang Arab
Saudi. Hal itu dibenarkan dengan adanya perkampungan yang sudah ditempati oleh
orang-orang agama Islam di daerah pantai barat Sumatra saat pada itu abad tersebut.
3. Teori Parsia
Teori Persia mempunyai pemahaman yang sama tentang waktu masuknya Islam
ke Indonesia, adalah abad ke-13. Namun, perbedaannya pendapat Persia beranggapan
agama Islam datang dari Persia.Peristiwa ini disebabkan karena adanya persamaan-
persamaan budaya Islam di Indonesia dengan di Persia.
Agama kristen muncul di wilayah Levant atau yang sekarang dikenal sebagai
Palestina dan Israel sejak pertengahan abad masehi pertama. Kemunculan Yesus
menandai periode pertama dalam sejarah terbentuknya agama Kristen, yang dimulai
sejak kelahiran Yesus hingga kematian dan kebangkitannya pada 4 SM – 33 M. Yesus
Kristus lahir pada sekitar 4 SM di Bethlehem, Yudea dan tumbuh dewasa di Nazaret,
Galiliea. Ketika berusia 30 tahun ia memulai pelayanan selama lebih dari 3 tahun.
Pelayanan mencakup merekrut kedua belas rasul, melakukan berbagai mukjizat,
mengusir setan, menyembuhkan orang yang sakit, dan membangkitkan orang dari
kematian. Kematian Yesus terjadi dengan cara disalib sebagai hasil dari hasutan para
pemimpin agama Yahudi. 50 hari setelah kebangkitan Yesus atau sekitar 30-34 M gereja
dimulai, berdasarkan janji Yesus bahwa Dia akan mendirikan gerejaNya. Dengan
kedatangan roh kudus pada hari Pentakosta, Gereja (atau artinya kumpulan yang
dipanggil untuk keluar) dimulai secara resmi. Pada hari itu sebanyak tiga ribu orang
yang mengikuti khotbah Simon Petrus memilih untuk mengikuti Kristus dan dibaptis.
Orang – orang pertama yang tobat dan mengikuti ajaran Kekristenan adalah orang –
orang Yahudi penganut Yudaisme, dan gereja itu berpusat di Yerusalem. Itu sebabnya
pada awalnya dalam sejarah terbentuknya agama Kristen, bahwa Kekristenan dianggap
sebagai sekte Yahudi, akan tetapi isi kotbah para Rasul berbeda dengan apa yang
diajarkan dalam kelompok – kelompok Yahudi lainnya. Periode gereja berikutnya dalam
sejarah agama Kristen dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan Kristen
dijadikan sebagai agama resmi Romawi hingga mulainya Abad Pertengahan ketika
Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan. Periode ini berlangsung sekitar
tahun 313 sampai 476 M dimana Kepausan mulai berkembang, tidak ada penganiayaan
sekejam masa lalu pada orang – orang Kristen, percampuran agama dan politik menjadi
satu, dan proses kanonisasi alkitab Bahasa Latin yang memuat sejarah Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru.
Perpecahan pertama pada gereja terjadi pada saat Konsili Efesus (431), yang menyatakan
status Perawan Maria sebagai Theotokos (Bunda Allah). Kebanyakan yang menolak hasil
keputusan ini adalah Kristen Persia, gereja yang sekarang dikenal sebagai Gereja Timur
Asiria.
Perpecahan berikut terjadi setelah Konsili Khalsedon (451). Konsili ini
menolak Monofisit. Umat Kristen yang menolak ini dikenal sebagai Komuni Oriental
Ortodoks.
Perpecahan besar pertama dalam Gereja Katolik terjadi pada abad 11. Masalah perbedaan
doktrin tentang rumusan Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (lihat filioque). Gereja
Katolik pun terbagi menjadi dua, yaitu “Barat” dan “Timur”. Inggris, Perancis, Roma dan
negara-negara Skandinavia termasuk Gereja “Barat” (Gereja Katolik Roma).
Sedangkan Yunani, Rusia, Suriah, Mesir termasuk dalam Gereja “Timur” (Gereja
Ortodoks Timur). Perpecahan ini dikenal sebagai Skisma Timur-Barat.
Pada pertama kali suku arya yang mendiami lembah indus serta mendesak suku Dravida,
dimana yang harus kita ingat bahwa bangsa dravida mempunyai pusat di Mohenjo Daro
dan juga Harappa. Karena bangsa dravida terdesak oleh bangsa arya, peradapan dari
Mohenjo Daro dan juga Harappa mengalami kemunduran. Dan kemudian bangsa arya
menyebar di berbagai wilayah, antara lain ke Lembah Sungai Gangga dan juga Yamuna.
Didalam penyebarannya bangsa arya ada yang melangsungkan pernikahan dengan bangsa
dravida dan kemudian terbentuklah masyarakat dengan generasi yang baru.
Dimana masyarakat dengan generasi yang baru disebut dengan bangsa Hindu. Tradisi
serta kepercayaan yang di anut bangsa Hindu itu yang kemudian disebut dengan agama dan
juga kebudayaan Hindu. Meskipun perubahan dari bangsa arya dan dravida yang berubah
ke zaman Hindu, tetapi ajaran yang mereka anut tetap menggunakan kitab weda yang
dahulu digunakan oleh bangsa arya.
Agama hindu adala agama yang menyembah serta memuja dan mempercai para dewa.
Dewa yang paling utama disebut dengan Trimurti, trimurti sendiri merupakan kesatuan dari
tiga dewa. Agar lebih jelas mari kita bahas dibawah ini.
Agama Buddha merupakan salah satu dari 6 agama resmi yang diakui oleh Pemerintah
Republik Indonesia.
Menurut data yang didapat penulis dari halaman web berita.bhagavant.com bahwa jumlah
penduduk Indonesia yang menganut Agama Buddha pada tahun 2010 adalah 1.703.254 jiwa
yang berarti ini sekitar 0,72% dari total penduduk Indonesia pada saat itu. Dan hal ini
merupakan peningkatan yang terjadi sejak tahun 2000.
Dari data tersebut dapat kita simpulkan juga bahwa jumlah penduduk di Indonesia
yang menganut Agama Buddha selalu bertambah setiap tahunnya. Sebagai umat Buddha
yang baik, ada baiknya kita menjaga persatuan dan keyakinan kita terhadap Agama Buddha
itu sendiri, salah satunya melalui pemahaman tentang sejarah Agama Buddha terutama di
Indonesia. Karena dengan kita mengetahuinya akan dapat meningkatkan rasa keyakinan kita
terhadap apa yang kita percayai.
Agama Buddha pertama kali muncul sebelum 6 Masehi, yang dimana pada awalnya
Agama ini sangat erat kaitannya dengan Agama Hindu. Agama Buddha sendiri telah masuk
ke Indonesia sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Proses penyebaran Agama
Buddha di Indonesia dimulai melalui perdagangan melalui jalur laut. Hal ini dapat dilihat
pada catatan sarjana dari China bernama I-Tsing ketika beliau melakukan perjalanan ke
India dan Nusantara. Namun nilai – nilai Agama Buddha mulai pudar sejak runtuhnya
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Setelah itu semua, adalah YM Bhante Ashin Jinarakkhita, yang merupakan Biksu
pertama Indonesia yang mempelopori bangkitnya Buddha Dharma di Indonesia. Beliau
mulai mendalami ajaran Buddha pada bulan Desember 1953. Setelah kembali ke Indonesia
pada Januari 1955 beliau mendirikan PUUI yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan
MBI. Selain itu beliau juga merupakan pencetus berdirinya Sangha Agung Indonesia
dimana pada wadah ini terdapat 3 aliran besar yang dikenal masyarakat Indonesia yaitu
Theravada, Mahayana, dan Tantrayana.
Pada 22 Mei 1953 beliau mengemukakan ide briliannya, yaitu mengadakan upacara
Tri Suci Waisak Nasional di Candi Borobudur.Semenjak saat itu , Perayaan Hari Raya Tri
Suci Waisak selalu dirayakan di Candi Borobudur setiap tahunnya. Beliau juga
mendapatkan penganugrahan atas jasa yang telah diberikan kepada Indonesia selama
hidupnya, yang diberikan oleh Presiden RI ke-6 yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
Sekarang perkembangan Agama Buddha di Indonesia sudah sangatlah pesat dan juga
acara, organisasi, himpunan, dan komunitas Agama Buddha sendiri sudah sangatlah banyak.
Yang berarti juga wadah bagi kita untuk terus melestarikan dan menyebarkan Dhamma
sangat lah luas. Jadi marilah kita terus mendukung perkembangan Agama Buddha di
Indonesia dan berkontribusi dalam pembabaran Dhamma terutama di Indonesia.
Di Sala didirikan Khong Kauw Hwee sebagai Lembaga Agama Khonghucu pada
tahun 1918. Pada tahun 1923 telah diadakan Kongres pertama Khong Kauw Tjong Hwee
(Lembaga Pusat Agama Khonghucu) di Yogyakarta dengan kesepakatan memilih kota
Bandung sebagai Pusat. Pada tanggal 25 September 1924 di Bandung diadakan Kongres
ke dua yang antara lain membahas tentang Tata Agama Khonghucu supaya seragam di
seluruh kepulauan Nusantara.
Ru jiao ada jauh sebelum Sang Nabi Kongzi lahir. Dimulailah dengan sejarah
Nabi-Nabi suci Fuxi(2952 – 2836 SM), Shen-nong (2838 – 2698 SM), Huang-di (2698
– 2596 SM), Yao (2357 – 2255 SM), Shun (2255 – 2205 SM), Da-yu (2205 – 2197 SM),
Shang-tang (1766 – 1122 SM),Wen, Wu Zhou-gong (1122 – 255 SM), sampai Nabi
Agung Kongzi (551 – 479 SM) dan Mengzi (371 – 289 SM). Para nabi inilah peletak Ru
jiao. Sedangkan Nabi Kongzi adalah penerus, pembaharu dan penyempurna. Maka Ru
jiao juga disebut Kong jiao.
1883 – Boen Tjhiang Soe (Wen Chang Ci 文 昌 祠 ), dan kemudian menjadi Boen Bio
(Wen Miao 文廟 ) Jl.Kapasan No. 131 Surabaya. Oleh pihak Belanda disebut “Gredja
Boen Bio atau Geredja Khonghoetjoe (de kerk van Confucius). Dewasa ini sebagai
tempat ibadah umat Agama Khonghucu Indonesia. Dibina oleh MAKIN – Majelis
Agama Khonghucu Indonesia Surabaya.
1886 – diterbitkan kitab Hikayat Khonghucu, disusun oleh Lie Kim Hok.
1900 – terjemahan Kitab Thay Hak (Da Xue, Ajaran Besar) dan Tiong Yong (Zhong
Yong, Tengah Sempurna) disusun oleh Tan Ging Tiong.
1897 – SoeSie (Si Shu, Empat Kitab) terjemahan Toean Njio Tjoen Ean dicetak di
Ambon.
Sumber
https://komunitas.bukalapak.com/
https://sejarahlengkap.com/agama/kristen/sejarah-terbentuknya-agama-kristen
https://www.pinterpandai.com/agama-katolik-pengertian-sejarah-tradisi-hari-raya-
dan-besar/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/08/sejarah-agama-hindu-lengkap.html
https://student-activity.binus.ac.id/kmbd/2019/11/sejarah-agama-buddha-di-
indonesia/
https://harmoni.or.id/sejarah-agama-khonghuchu-di-indonesia/
http://cg.amoredio.org/cg-reading/menghormati-dan-toleransi-beragama/