Anda di halaman 1dari 31

Bagian bagian Hidung dan Fungsinya

Hidung adalah jaringan reseptor atau penerima rangsangan yang memiliki kemampuan untuk
mendikteksi dan merespon berbagai macam bau dari luar tubuh. Indera penciuman dan
merupakan alat alat pernafasan yang sangat sensitif karena mempunyai struktur sel yang
langsung berhubungan dengan sistem pernafasan dan saluran tenggorokan yang terdiri dari
lubang hidung dan rongga hidung, dimana rongga hidung tersusun atas tulang dan tengkorak.

Bagian dari indera penciuman

 Rongga hidung
 lubang dan bulu hidung
 Selaput lendir
 Saraf penditeksi bau
 Tulang rawan

Berikut adalah penjelasan mengenai bagian-bagian hidung :

1.Rongga hidung – Pada rongga hidung  ada selaput lendir dan rambut rambut tipis (bulu
hidung) atau yang sering disebut Silia.  Rongga hidung bekerja dengan bantuan tulang hidung
dan tengkorak. Rongga hidung menyebarkan udara terutama oksigen dari luar tubuh
ketenggorokan menuju jaringan paru paru. Rongga hidung dibatasi oleh langit langit rongga
mulut. Didalam rongga hidung mempunyai 4 bagian dinding yang saling berhubungan,
diantaranya dinding medial, lateral, interior dan superior.

 Proses penyaringan didalam rongga hidung 

 Aktifitas  proses penyaringan pada cara kerja hidung debu dan kotoran lain dilakukan
oleh bulu bulu halus yang ada didalam hidung.
 Penarikan dan pelekatan debu dan kotoran lain oleh mukus atau selaput lendir.
 Sebagai  aktifitas untuk pembuangan kotoran yang tersaring oleh selaput lendir
menuju faring untuk ditelan ataupun dikeluarkan melalui rongga mulut.

2. Lubang dan bulu hidung – Didalam lubang hidup selalu ada bulu hidung dan selaput
lendir yang mempunyai kegunaan menyaring dan merlindungi rongga hidung dari masuknya
benda asing berupa debu debu atau hasil dari reaksi radikal bebas seperti asap kendaraan,
asap pembakaran saampah atau asap rokok.

3. Selaput lendir (mukus) – Sebagai media untuk melekatnya kotoran yang terbawa dari
udara yang  gunanaya untuk menghadang jangan sampai masuk keronga hidung.Kotoran
akan berhenti dan mengering karena proses panas yang dihasilkan uap ketika kita bernafas.
Kotoran menjadi tahi hidung atau lebih dikenal sebagai upil.

4. Saraf penditeksi bau – Saraf ini sangat peka dengan kotoran yang sangat tipis dan tidak
terlihat oleh mata, bahkan bisa mencium bau dengan kadar bau yang sangat rendah, sedang
sampai yang baunya menyengat.
5. Tulang rawan (tulang lunak) – Anatomi tulang rawan yang ada pada hidung adalah
tulang yang lentur dan mudah retak ketika terkena benturan yang sangat keras, Tulang rawan
terdiri dari kartilaogo septum atau ( lamina kuadran gularis) dan Kolumela, Septum dilapisi
oleh perikondrium yang ada pada jarinagn tulang lunak dan periosteum yang adaa pada
tulang keras, sedangkan bagian luarnya dilapisi dengan kuat oleh Mukus hidung

Struktur jaringan sel indera penciuman

1. Sel epitel berlapis pipih dan rapat yang berada dirongga hidung yang  berfungsi sebagai
perlindungan dari gesekan.

2. Sel epitel silindris bersilia yang ada pada dinding rongga hidung yang berfungsi
menghasilkan lendir untuk menyaring dan menangkap partikel partikel asing yang masuk
melalui udara.

3. Sel Olfaktori yaitu sel utama yang bertanggung jawab dengan urusan bau bauan yaitu sel
saraf sebagai penerima rangsangan dari luar tubuh. Sel Olfaktori sangat sensitif terhadap
reaksi gas kimia (kemoreseptor) yang dapat menyebabkan gangguan berupa perasaan tidak
nyaman misalnya :

 Timbulnya bersin bersin berulang kali


 Hidung tersumbat sebelah
 kesulitan bernafas lewat hidung
 Ingin bersin tetapi selalu tidak jadi.

Jaringan reseptor berada pada langit langit rongga hidung yang lebih dikenal sebagai
Epitelium Olfaktori  yang berperan sebagai sel reseptor untuk memonitor langsung bau bauan
yang berasal dari udara yang masuk kedalam jaringan pernafasan.

Kemampuan dasar jaringan reseptor pada langit langit rongga hidung 

 Mampu menditeksi adanya aroma busuk pada makanan yang tidak boleh dikonsumsi
 Mampu menditeksi adanya radikal bebas pada udara sekeliling berupa debu, asap dan
sebagainya.
 Mampu menditeksi adanya kebocoran gas misalnya gas elpiji dan gas alam
 Mampu menditeksi aroma cita rasa dari makanan misalnya bau amis, bau asam, bau
bumbu dan sebagainya.
 Mampu memberi efek meningkatkan nafsu makan melalui bau bauan

Berikut adalah penjelasan mengenai kelainan yang dapat mengganggu kinerja hidung :

 Papiloma juvenil – Papiloma juvenil adalah Tumor jinak pada pita suara yang
menyebabkan suara menjadi serak, tidak jelas terdengar dan gatal . Papiloma yang
disebabkan oleh virus ini sering menyerang anak anak yang berusia antara 1 sampai 3
tahun.
 Rhinitis Allergica – Alergi bisa menyebabkan hidung menderita peradangan. Ini
dikarenakan ada reaksi pada hidung  ketika dimasuki oleh benda benda asing kedalam
saluran tenggorokan.
 Angio Fibroma juvenil – Angio Fibroma Juvenil adalah Tumor jinak yang
menyerang tengkorak bagian atas yang banyak memiliki pembuluh darah. Tumor
Angio sering menyerang anak laki laki yang sedang memasuki masa remaja.
 Sinusitis – Rongga rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung
bisa terjadi peradangan yang bersifat kronis dan tidak mudah disembuhkan dalam
waktu singkat.
 Salesma influenza – Salesma influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
yang menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan.Penyakit yang ditimbulkan adalah
batuk, pilek, nyeri dan pegal diseputar leher serta menyebakan nyeri pada sendi.
 Anosmia – Anosmia adalah adanya gangguan pada kesehatan indera penciuman
yaang menyebabkan kepekaan mencium bau menjadi berkurang atau hilang.Ini
disebabkan oleh sel rambut yang mengalami kerusakan karena infeksi serta
dikarenakan adanya infeksi di Olfaktori. penyaki tersebut adalah adanya polip atau
tumor dirongga hidung.
 Tidur mendengkur (mengorok) – Tidur mendengur adalah kualitas tidur yang tidak
baik karena dapat mengganggu kesehatan diri sendiri dan mengganggu kenyaman
tidur orang lain. Menndengkur dapat dikarenakan rongga hidup mengalami
penyumbatan yang dikarenakan adanya polip atau karena pembengkakan dan
peradangan diseputar tulang hidung.
  Terjadinya Mimisan atau Epistakis – Mimisan adalah kondisi yang bisa terjadi
pada siapa saja pada kondisi tubuh yang tidak seimbang. Mimisan adalah proses
keluarnya darah melalui rongga hidung. Kondisi ini biasanya terjadi karena tubuh
mengalami  panas dalam dan kurang minum, terlalu banyak bergerak tetapi tidak mau
berhenti walaupun tubuhnya sudah keletihan,.
 Karena menangis terus menerus – Mengangis yang terlalu lama tidak baik bagi
kesehatan karena tubuh akan dehidrasi dan otot otot sekitar wajah akan menderita
ketegangan dan kelelahan yang dapat mengakibatkan terhambatnya kinerja rongga
hidung, selaput lendir dan sebagainya.
 Karena terserang Cystic fibrosis – Cystic fibrosis adalah penyakit sinus yang dapat
mengganggu kesehatan jaringan paru paru dan saluran pencernaan pada sistem
ekskresi. Penyakit ini bisa terjadi ketika kondisi rongga hidung sedang terganggu
kesehatannya.
 Penyakit polip – Polip adalah suatu kondisi penyakit dimana terjadi peradangan yang
bisa mengakibatkan benjolan seperti daging yang memiliki cabang cabang seperti
akar yang menetap didalam rongga hidung yang umumnya menghambat sirkulasi
udara yang masuk.

Tentang Rongga hidung 

1. Kanker rongga hidung adalah tipe ketika terjadi pertumbuhan abnormal dari sel
kanker yang ada dirongga hidung, yaitu suatu rongga yang letaknya dibelakang
rongga hidung tempat dimana oksigen mengalir  perlahan lewat pipa tenggorokan.
2. Penyakit ini banyak terjadi pada orang orang yang terlibat langsung pada pekerjaan
yang mengharuskan mereka bersinggungan dengan zat zat seperti fluor, serbuk halus
dari batang pohon, menghirup debu dan radiasi dari tekstil atau menghirup partikel
serbuk nikel.
3. Sebenarnya rongga hidung mempunyai jaringan mati yang berwarna keruh dan selalu
menghambat jalannya darah kejaringan bagian bagian otak yang dapat menyebabkan
sakit kepala hebat dan pilek mendadak yang awalnya tidak diawali oleh bersin. Fungsi
pernafasan selalu berkaitan dengan rongga hidung dimana keduanya mengalirkan
udara kesatu pipa menuju paru paru.
4. Sistem pernafasan hidung dari lubang hidung, rongga hidung sampai otot inter kosta
saling berhubungan, maka dari itu jika sistem bagian hidung terganggu maka udara
yang telah dihirup pasti tidak lancar dan mengganggu kinerja sistem pernafasan
secara keseluruhan.
5. Rongga hidung dilindungi oleh dinding samping dari tulang hidung atau nasal lateral.
Dinding samping ada 3  struktur  diantaranya fingerlike, inti tulang dan jaringan lunak
bagian luar.
6. Rongga hidung memiliki suplai darah yang terjadi karena kedua arteri karotid internal
dan eksternal. Pertemuan antara pembuluh darah yang menyediakan septum hidung
didepan adalah sumber utama dari hidung berdarah atau Epistaksis.
7. Pendarahan memasuki rongga hidung lewat lubang yang ada disepanjang dinding
samping hidung atau foramen sphenopalatina. ketika pendarahan hidung terjadi lebih
berat dari bagian belakang maka arteri bisa dipastikan sebagai penyebab awalnya
terjadi pendarahan tersebut.

Tentang keunikan cara kerja hidung

 Segala bau yang kita tangkap melalui sinyal otak pada indera penciuman akan larut
dalam lendir yang ada pada rongga hidung.
 Diatas rongga hidung ada Olfaktori Epithelium yang mempunyai daya sensitif tinggi
terhadap molekul bau karena Olfaktori Epithelium mempunyai penditeksi bau yang
dapat merespon cepat adanya bau yang berlebur dengan udara panas atau dingin.
 Saat partikel bau bau yang ada disekitar tertangkap oleh sel penerima rangsangan
maka sinyal segera mengalir ke the Olfaktori bulb medlalui saraf Olfaktori yaitu
pengirim sinyal ke otak lalu diproses cepat oleh otak tentang apa dan dari mana bau
itu bersumber.

Tentang kepekaan hidung menanggapi rangsangan

 Hidung manusia memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap bau yang memiliki
kadar bau yang sangat rendah dan sedang tetapi anda akan segera menutup hidung
ketika sinyal yang diberikan bau yang menyengat mengalir pada otak, dan otak
memberi isyarat agar anda secepatnya menjauhi tempat yang bersumber dari bau tak
sedap tersebut. Itu pertanda hidung manusia sangat sensitif terhadap semua jenis
bebauan
 Kepekaan hidung dapat terganggu jika situasi yang menggangu secara alami dan
masih dalam tahap ringan misalnya karena terserang pilek dan flu biasa.  Lendir virus
yang diakibatkan oleh pilek dan flu akan menyumbat hidung maka kepekaan dan
ketajaman mencium bebauan akan menurun. Bayangkan jika rongga hidung terserang
oleh virus penyakit berbahaya, apa yang akan terjadi?

Struktur pernafasan yang saling berhubungan dengan rongga hidung

 Faring adalah letak kerongkongan berseberangan dengan tenggorokan. Ada katub


Epiglotis( bagian tekak) yang fungsinya mengkoordinasi keluar masuknya benda atau
udara kekerongkongan serta tenggorokan. (baca : fungsi katup pangkal tenggorokan)
 Laring adalah kepingan dari tulang rawa tenggorokan yang berbentuk jakun dan
bercelah atau berongga yang mengalir kearah batang tenggorokan.
 Trakea atau batang tenggorokan terdiri atas jaringan epitelium besilia, jaringan ikat,
jaringan otot polos dan tulang rawan yang semuanya berada pada leher depan
kerongkongan.
 Bronkhus adalah cabang cabang aliran udara yang menuju paru kanan dan kiri yang
bekerja saling berkesinambungan, jika salah satu mendapat gangguan maka yang satu
lagi akan berusaha bekerja ekstra
 Bronkuleous cabang cabang dari bronkhus tetapi alirannya lebih fleksibel dan
berdinding ari atau sangat tipis.
 Alveolus adalah saluran udara yang membentuk bola bola udara yang berdinding
setipis jaringan sel tubuh dan letaknya dekat sekali dengan jaringan kapiler darah.

Penyaringan yang dilakukan dirongga hidung pada hakekatnya bukan menyaring segala
bentuk gas atau asap yang ada diudara sekitar melainkan menyaring segala kotoran dan hasil
dari radikal bebas berupa partikel partikel kecil tak terlihat seperti debu, bakteri, kuman
bahkan virus lewat selaput lendir dan untuk penditeksi baunya adalah tugas dari saraf
penditeksi bau. Semua sistem yang ada dalam rongga hidung bekerja saling terhubung. Jika
susunan saraf yang ada pada rongga hidung bekerja dengan baik maka sangat berpengaruh
pada sistem pernafasan dan jaringan telinga serta tenggorokan. Susunan saraf rongga hidung
dalam keadaan normal maka normal pula sistem pernafasan dan kondisi tenggorokan kita.

Laring merupakan saluran pernapasan yang membuka dari pangkal rongga mulut. Laring
merupakan saluran pembuka pada bagian leher. Fungsi utama ialah sebagai tabung yang
menghubungkan udara dari tubuh dengan lingkungan atau sebaliknya.

A. DEFINISI LARING
Laring merupakan saluran pernapasan berupa tabung iregular (tak beraturan) yang terletak
antara faring dengan trakea. Laring, merupakan organ pembuka dalam saluran pernapasan.
Laring sangat penting bagi manusia, mengingat trakea dan oesophagus terletak pada posisi
yang sama, dengan demikian harus ada pengaturan agar makanan yang masuk tetap
memasuki esophagus. Dengan adanya laring, pengaturan tersebut dapat berjalan sempurna.
Di dalam laring terdapat:

1. Epiglotis

Merupakan bagian laring yang menjulur keluar ke bagian faring. Epiglotis tersusun atas
tulang rawan elastis. Keberadaan epiglotis sangat penting dalam pengaturan pernapasan dan
pencernaan. Epilotis tersusun atas sel – sel epitel gepeng (pipih) yang beralih ke epitel
silindrin secara berangsur – angsur pada daerah yang mendekati trakea.

2. Pita suara

Pita suara merupakan tulang rawan hialin yang melebar pada bagian lumen laring tepat di
bawah epiglotis. Pasangan tulang bagian atas membentuk pita suara palsu yang dilapisi oleh
lapisan epitel bersilia serta kelenjar mukosa. Sementara itu, pada tulang bagian bawah
membentuk pita suara sejati. Jalinan serat – serat elastin membentuk ligamen vokal yang
diselingi oleh otot lurik. Keberadaan otot lurik dalam laring berperan dalam mengatur
tegangan dalam ligamen tersebut. Suara yang muncul merupakan hasil dari tegangan ligamen
ketika dilewati udara.
B. ANATOMI LARING
Laring tersusun atas:

1. Jaringan epitel

Jenis epitel yang menyusun laring bervariasi. Namun sebagian besar tersusun atas epitel
silindris bersilia (pada lumen laring). Sementara jenis epitel lain yang menyusun laring ialah
epitel pipih yang terdapat pada bagian ujung epiglotis. sel – sel epitel silindris pada lumen
laring menghasilkan mukus atau lendir.

2. Jaringan ikat

Jenis jaringan ikat yang menyusun laring ialah:

a. Lamina propia

Merupakan bagian membran basal pada lapisan epitel. Berfungsi menghubungkan lapisan
epidermis dengan jaringan lainnya. Di dalam lamina propia terdapat tulang rawan laringeal
yang pada orang tua mengalami perkapuran.

b. Ligamen

Ligamen merupakan kelompok jaringan ikat padat yang menghubungkan otot dengan tulang.
Berkas – berkas ligamen menbentuk pita suara yang menghasilkan nada atau bunyi. Suara
atau bunyi ditimbukan oleh getaran yang ditimbulkan oleh ligamen.

c. Tulang rawan

Jenis tulang rawan yang menyusun laring umumnya ialah tulang rawan hialin. Naun pada
epiglotis tersusun atas tulang rawan elastis. Tulang rawan berfungsi sebagai penyokong
struktural dan fungsional laring.

3. Jaringan otot

Jenis otot yang menyusun laring ialah otot lurik yang menyusun pita suara bersama ligamen
(muskulus fokalis). Getaran yang dihasilkan oleh gerakan otot ini menyebabkan munculnya
suara.

C. FUNGSI LARING
Adapun fungsi laring adalah sebagai berikut:

1. Melindungi tabung trakea dari masuknya makanan

Epiglotis yang terletak di bagian pangkal laring berfungsi untuk melindungi masuknya
makanan dan air ketika sedang makan. Epiglotis akan menutup trakea sehingga tabung
pernapasan tertutup. Epiglotis hanya akan menutup ketika menelan makanan, oleh karenanya
dilarang bicara ketika sedang makan atau minum. Jika hal ini dilakukan maka akan makanan
dan minuman dapat masuk ke trakea. Tersedak merupakan gerak refleks yang diatur untuk
mengeluarkan makanan dan minuan tersebut.

2. Membuka jalan napas

ketika sedang tidak menelan makanan, epiglotis pada laring akan senantiasa terbuka untuk
menyalurkan udara pernapasan dari hidung masuk ke tenggorokan.

3. Menghubungkan faring dengan trakea

Laring merupakan tabung pendek yang menghubungkan trakea dengan faring.

4. Mengarahkan makanan masuk ke esofagus

Ketika menelan makanan maka epiglotis pada laring akan menutup sehingga makanan akan
memasuki esofagus. Dengan demikian, salura akan terlindungi dari masuknya zat makanan.
Dinding – dinding saluran napas yang bersilia tidak mampu menerima masuknya zat
makanan. Hal ini dapat melukai saluran pernapasan. Air yang masuk ke dalam saluran
pernapasan akan mengendap di paru – paru dan menganggu proses pernapasan.

5. Menghasilkan nada suara

Tulang laring yang melebar membentuk pita suara yag tersusun atas jalinan ligamen dan otot
lurik. Suara yang ditimbulkan terjadi ketika laring terbuka. Getaran yang ditimbulkan oleh
jalinan ligamen ini akan menghasilkan suara karena gesekan dengan udara yang masuk.

Fungsi Faring dan Bagian-bagiannya


Mei 30, 2016 Hikmat

Sebuah lebar, lorong fibromuskular, biasa disebut tenggorokan, yang memanjang dari dasar
tengkorak ke tingkat vertebra serviks keenam. Di sana, di balik batas bawah kartilago krikoid,
menjadi terus-menerus dengan kerongkongan.

Faring berfungsi baik sistem pernapasan dan sistem pencernaan dengan menerima pesawat
dari rongga hidung dan udara, makanan, dan air dari rongga mulut.

Dalam kondisi biasa, faring diperluas dari sisi ke sisi dan dikompresi antero-posterior (dari
depan ke belakang), sehingga memiliki anterior dan posterior dinding dan dua perbatasan.

Di atas tingkat inlet laring selalu ada cukup ruang untuk perjalanan udara ke paru-paru, tetapi
di bawah lubang yang anterior dan posterior dinding kontak kecuali bila dipisahkan oleh
bagian makanan.

Faring adalah terluas di atas, di dasar tengkorak, di balik lubang tabung pharyngotympanic.
Setelah itu, menyempit ke tingkat tulang hyoid. Ini melebar lagi di tingkat bagian atas laring
dan kemudian dengan cepat menyempit dengan diputus.
Garis selaput lendir seluruh interior faring dan kontinu dengan selaput lendir rongga yang
terbuka ke faring atau keluar dari itu. Lapisan submukosa mengandung sejumlah besar
kelenjar faring lendir. Ada juga banyak nodul getah bening, dan di tempat-tempat tertentu
tersebut dikumpulkan bersama menjadi massa besar yang dikenal sebagai amandel.

Langit-langit lunak meluas ke faring dan membagi rongga yang menjadi bagian atas dan
bawah. Bagian atas, atau nasofaring, berkomunikasi dengan rongga hidung dengan lubang
posterior hidung, dan dengan rongga timpani oleh tabung pharyngo-timpani.

Bagian bawah faring dibagi menjadi (1) orofaring, atau sebagian lisan, belakang lidah dan di
belakang mulut, yang membuka ke dalamnya; dan (2) laringofaring, atau laring bagian, yang
berada di belakang laring, dan membuka ke dalam laring dan esofagus.

Nasofaring

hidung bagian dari faring, atau nasofaring, terletak tepat di belakang rongga hidung dan
bawah tubuh tulang sphenoid dan bagian basilar dari tulang oksipital. Ini adalah bagian
terluas dari faring. Dinding, kecuali langit-langit lunak, tidak mampu bergerak, dan,
akibatnya, rongga selalu tetap terbuka, dan menyajikan dalam semua kondisi sangat banyak
bentuk yang sama.

Batas anterior yang ditempati oleh lubang posterior hidung, melalui yang terbuka ke dalam
rongga hidung. Lubang ini adalah sepasang lubang lonjong yang kemiringan dari dasar
tengkorak ke bawah dan ke depan untuk batas posterior palatum keras. Masing-masing
sekitar satu inci (2,5 cm) panjang dan setengah inci (1,25 cm) lebar, dan dipisahkan dari
sesama oleh bagian posterior septum nasi.
Pada setiap sisi dinding nasofaring, ada lubang tabung pharyngo-timpani, dan, di belakang,
itu reses faring. Faring lubang tabung adalah pada tingkat akhir posterior concha inferior sisi
yang sama. Hal ini dibatasi di atas dan di belakang dengan selisih terkemuka dan bulat
disebut elevasi tuba. Sebuah lipatan selaput lendir, yang salpingo-pharyngeus, dan sebagai
flip ditelusuri ke bawah secara bertahap menghilang.

Atap dan posterior dinding nasofaring tidak ditandai dari satu sama lain, tetapi membentuk
bersama-sama permukaan melengkung terus menerus. Di bagian atap yang terletak di antara
dua relung faring ada koleksi jaringan limfoid yang merupakan tonsil nasofaring. Di
permukaannya selaput lendir menebal dan keriput, dan bagian bawahnya lubang median
kecil, disebut bursa faring, kadang-kadang ditemukan. Tonsil nasofaring berbeda, sebagai
suatu peraturan, hanya sampai kehidupan dewasa tercapai; pada anak-anak sering hipertrofi,
membentuk adenoid yang bahkan dapat menghalangi nasofaring.
Fungsi Faring dan Bagian-bagiannya

Lantai nasofaring adalah langit-langit lunak, dan melengkung dan miring. Antara perbatasan
posterior langit-langit lunak dan dinding posterior faring ada interval miring, yang disebut
tanah genting faring, melalui mana berkomunikasi nasofaring dengan orofaring. Hal ini
ditutup selama menelan terutama oleh kenaikan langit-langit lunak terhadap ridge konstriksi
yang dihasilkan oleh kontraksi dari pembatas superior.[

Sisi batas tanah genting pharygeal adalah lipatan yang menonjol dari selaput lendir yang
disebut lengkung palato-faring. Hal ini dapat dengan mudah dilihat di cermin. Ini dimulai di
tepi posterior langit-langit lunak dan menyapu ke bawah dan ke belakang pada sisi dinding
faring, dan secara bertahap memudar. Membungkus secarik otot yang disebut palato-
pharyngeus, yang membantu dalam meningkatkan faring saat menelan.

Fungsi Faring dan Bagian-bagiannya

Orofaring

Orofaring terletak di belakang mulut dan lidah. Oleh karena itu, dinding anterior bagian
bawahnya adalah faring bagian dari dorsum lidah, yang tampak lebih atau kurang langsung
mundur.
Segera belakang lidah adalah epiglotis, yang termasuk laring bagian dari faring; namun
bagian-bagian tertentu yang berhubungan dengan itu milik orofaring.

Epiglotis adalah piring daun-seperti tulang rawan, sebagian besar diselimuti selaput lendir,
dan bagian atasnya berdiri mencolok di belakang lidah. The glosso-epiglottic kali lipat adalah
punggungan median selaput lendir antara depan epiglotis dan bagian belakang lidah; yang
Vallecula epiglottic adalah depresi di setiap sisi itu. The pharyngo-epiglottic kali lipat adalah
punggungan selaput lendir yang batas Vallecula lateral; meluas dari margin epiglotis ke
dinding sisi faring di persimpangan dengan lidah.

Sisi dinding adalah interval antara palato-yg berhubung dgn bahasa dan lengkungan palato-
faring; dan ditempati oleh tonsil.

Laring ofaring

Fungsi Faring dan Bagian-bagiannya

laring bagian dari faring, atau laringofaring, berada di belakang laring, dan berkurang dengan
cepat lebar dari atas ke bawah.

dinding posterior dan sisi dinding ditutupi dengan selaput lendir halus. Dinding anterior
adalah di belakang laring, dan bagian yang akan dicatat adalah (1) inlet laring dan batas-
batasnya; (2) Piriform sebuah fossa di setiap sisi inlet; dan (3) selaput lendir di bagian
belakang arytenoid dan kartilago krikoid bawah inlet.

Inlet laring adalah besar, pembukaan miring dibatasi di atas dan di depan oleh epiglotis, di
setiap sisi dengan lipatan ary-epiglottic selaput lendir, dan postero-inferior oleh lipatan
interarytenoid selaput lendir.

Setiap kali lipat ary-epiglottic adalah tajam, lipatan lebar yang memanjang ke bawah dan
mundur dari margin epiglotis ke kartilago arytenoid. Ini berisi otot ary-epiglottic; dan, di
dekat ujung bawahnya, mengandung dua potongan-potongan kecil tulang rawan yang
menghasilkan dua eminences kecil – sebuah paku tuberkulum atas atau anterior dan
tuberkulum corniculate rendah.
Kartilago arytenoid adalah sepasang kartilago tiga sisi ditempatkan pada batas atas dari
lamina dari kartilago krikoid. Lipatan interarytenoid selaput lendir lewat di antara mereka;
membentuk batas bawah dari inlet, dan membungkus otot arytenoid, yang lulus dari belakang
salah satu arytenoid tulang rawan ke belakang yang lain.

Para Piriform fossa adalah berongga cukup mendalam dibatasi medial oleh tulang rawan
arytenoid dan lipatan ary-epiglottic, dan lateral oleh selaput lendir yang pakaian bagian
posterior dari tulang rawan tiroid dan membran thyro-hyoid. Hal ini penting praktis karena
benda asing dapat mengajukan di dalamnya, dan, jika runcing, mungkin menempel di
dindingnya.
Di bawah tingkat inlet, selaput lendir dari dinding anterior faring pakaian otot-otot yang
menutupi punggung arytenoid dan posterior Crico-arytenoid otot – dan berada dalam kontak
dengan dinding posterior kecuali makanan lewat.
Pembukaan kerongkongan adalah bagian tersempit dari faring, dan berlawanan batas bawah
kartilago krikoid.

Peran faring pencernaan

Faring merupakan bagian dari saluran pencernaan, yang terletak di antara mulut dan
kerongkongan. Orofaring adalah pertama wilayah makanan masuk ketika tertelan.
Pembukaan dari rongga mulut ke orofaring disebut fauces. Massa jaringan limfoid – tonsil
palatine – yang dekat fauces. Wilayah yang lebih rendah, posterior laring, adalah
laringofaring, atau hipofaring. Laringofaring terbuka ke kedua kerongkongan dan laring.
Makanan dipaksa masuk ke dalam faring oleh lidah. Ketika makanan mencapai pembukaan,
reseptor sensorik di sekitar tenggorok merespon dan memulai sebuah refleks menelan
involunter. Tindakan refleks ini memiliki beberapa bagian. Uvula terangkat untuk mencegah
makanan masuk nasofaring. Epiglotis tetes ke bawah untuk mencegah pangan dari memasuki
laring dan trakea untuk mengarahkan makanan ke kerongkongan. Gerakan peristaltik
mendorong makanan dari faring ke kerongkongan.

Faring adalah suatu kantung fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di
bagian atas dan sempit di bagian bawah. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung
melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus faucium,
sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus pharyngeus, dan ke bawah
berhubungan esofagus. Faring terdiri atas:
 1. Nasofaring 
Relatif kecil, mengandung serta berhubungan dengan erat dengan beberapa struktur penting,
seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring, torus tubarius, kantong Rathke,
choanae, foramen jugulare, dan muara tuba Eustachius.
Batas antara cavum nasi dan nasopharynx adalah choana. Kelainan kongenital koana
salahsatunya adalah atresia choana.
Struktur Nasofaring :
1. Ostium Faringeum tuba auditiva muara dari tuba auditiva

2. Torus tubarius, penonjolan di atas ostium faringeum tuba auditiva yang disebabkan karena
cartilago tuba auditiva
3. Torus levatorius, penonjolan di bawah ostium faringeum tuba auditiva yang disebabkan
karena musculus levator veli palatini.
4. Plica salpingopalatina, lipatan di depan torus tubarius
5. Plica salpingopharingea, lipatan di belakang torus tubarius, merupakan penonjolan dari
musculus salphingopharingeus yang berfungsi untuk membuka ostium faringeum tuba
auditiva terutama ketika menguap atau menelan.
6. Recessus Pharingeus disebut juga fossa rossenmuller. Merupakan tempat predileksi
Nasopharingeal Carcinoma.
7. Tonsila pharingea, terletak di bagian superior nasopharynx. Disebut adenoid jika ada
pembesaran. Sedangkan jika ada inflammasi disebut adenoiditis.
8. Tonsila tuba, terdapat pada recessus pharingeus.
9. Isthmus pharingeus merupakan suatu penyempitan di antara nasopharing da oropharing
karena musculus sphincterpalatopharing
10. Musculus constrictor pharingeus dengan origo yang bernama raffae pharingei
2. Orofaring
Struktur yang terdapat di sini adalah dinding posterior faring, tonsil palatina, fossa tonsilaris,
arcus faring, uvula, tonsil lingual, dan foramen caecum.
a. Dinding posterior faring, penting karena ikut terlibat pada radang akut atau radang kronik
faring, abses retrofaring, serta gangguan otot-otot di bagian tersebut.
b. Fossa tonsilaris, berisi jaringan ikat jarang dan biasanya merupakan tempat nanah
memecah ke luar bila terjadi abses.
c. Tonsil, adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dan
ditunjang kriptus di dalamnya. Ada 3 macam tonsil, yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil
palatina, dan tonsil lingual, yang ketiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin
Waldeyer. Epitel yang melapisi tonsil adalah epitel skuamosa yang juga meliputi kriptus. Di
dalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas, bakteri, dan sisa
makanan

3. Laringofaring 
Struktur yang terdapat di sini adalah vallecula epiglotica, epiglotis, serta fossa piriformis.
Fungsi faring yang terutama adalah untuk respirasi, pada waktu menelan, resonansi suara,
dan untuk artikulasi.

Embriologi

Rongga mulut, faring dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Foregut ini berkembang
menjadi rongga hidung, gigi dan kelenjar liur,hipofisi anterior ,tiroid dan laring, trakea ,
bronkus dan alveoli paru.
Mulut terbentuk dari stemodium primitive yang merupakan gabungan dari ektodermal dan
endodermal , yang membelah. Bibir bagian atas dibentuk oleh bagian prosesus nasalis medial
dan lateral dan prosessus maksilaris. Celah bibir biasanya tidak terletak digaris tengah tetapi
dilateral dari prosesus  nasalis medial yang membentuk premaksila. Bibir bagian bawah
berkembang dari bagian prosesus mandibularis.otot bibir berasal dari daerah brankialkedua
dan dipersarafin oleh saraf fasialis.
Dibelakang mukosa dinding blakang faring terdapat dasar tulang sphenoid dan dasar tulang
oksiput disebelah atas, kemudian bagian depan tulang atlas dan sumbu badan dan vertebra
servikalis lain. Nasofaring membuka kearah depan kehidungmelalui koana posterior.
Superior , adeoid terletak pada mukosa atap nasofaring. Disamping, muara tuba eustakius
kartilaginosa terdapat didepan lekukan yang disebut fosaronsenmuler. Kedua struktur ini
berada diatas batas bebas otot konstriktor faringitis superior. Otot tensor veli palatine,
merupakan otot yang menengangkan palatum dan membuka tubaeustaki, masuk kefaring
melalui ruang ini. Otot ini membentuk tendon yang melekat sekitar hamulus tulang untuk
memasuki palatum mole. Otot tensor veli palatine dipersarafi oleh saraf mendibularis melalui
ganglion optic.
Orofaring kearah depan berhubungan dengan rongga mulut. Tonsila faringeal dalam
kapsulnya terletak pada mukosa pada dinding lateral rongga mulut. Didepan tonsila, arkus
faring anterior disusun oleh otot palatoglotus, dan dibelakang dari arkus faring posterior
disusun oleh otot palatofaringeus.
Otot – otot ini membantu menutupnya orofaring bagian posterior. Semua dipersarafi oleh
pleksus faringeus.

Definisi & Fungsi Trakea Sebagai Alat Pernapasan – Trakea adalah salah satu tabung
pernapasan yang terdapat di dalam rongga tubuh. Trakea adalah bagian dari saluran
pernapasan yang saling berhubungan satu sama lain menyalurkan udara dari lingkungan ke
dalam tubuh atau sebaliknya, mengantarkan udara buangan dari dalam tubuh ke lingkungan.
Peranan trakea dalam sistem pernapasan sama pentingnya dengan organ pernapasan lainnya.
Trakea merupakan organ pernapasan berbentuk tabung yang terletak bersebelahan dengan
esofagus yaitu saluran pernapasan. Trakea akan dibuka selama tidak ada aktivitas makan
ataupun minum. Bagaimana fungsi serta struktur trakea??? Berikut uraian lengkapnya.

A. DEFINISI TRAKEA
Trakea merupakan organ pernapsan berbentuk tabung yang panjangnya sekitar 12cm dimulai
dari pangkal laring sampai pada percabangan. Trakea disebut juga tenggorokan, terletak di
rongga dada yang bersebelahan dengan esofagus. Trakea berperan menghantarkan udara
pernapasan dari laring ke paru – paru. Diameter trakea berkisar 2,5cm. Trakea mengadakan
percabangan dikotom yang memasuki paru – paru pada bagian pangkal yang disebut dengan
bronkus.

Baca Juga:  Sistem Pernapasan pada Manusia & Fungsinya Masing-Masing

B. ANATOMI TRAKEA
Sebagai saluran pernapasan, trakea tersusun atas jalinan berbagai jaringan yang sama dengan
saluran pernapasan lainnya. Dengan demikian, trakea memiliki kemiripan dengan bronkus
atau pun laring. Adapun struktur dari trakea adalah sebagai berikut:

1. Jaringan epitel

Jaringan epitelium yang melapisi dinding sebelah dalam bagian trakea merupakan epitel
silindris bersilia. Sel – sel epitel pada lapisan ini menghasilkan lendir atau mukus yang
menjalankan fungsi proteksi.

2. Jaringan tulang rawan

Terdapat enam belas sampai dua pulung tulang rawan hialin yang berbentuk “C” yang
menyusun saluran ini. Bagian yang terbuka dari tulang rawan “C” ini terletak di bagian
posterior yaitu bagian yang bersebelahan dengan esofagus. Sebelah dalam tulang rawan
terdapat lamina propia yang berisi jaringan ikat dan otot.

3. Jaringan otot

Baca Juga:  Pengertian Dan Fungsi Jaringan Darah pada Tubuh

Jenis otot yang menyusun trakea sama dengan otot yang menyusun saluran pernapasan
lainnya yaitu otot polos. Jaringan ini terdapat di bagian yang terbuka pada bentuk “C” tulang
rawan yang menyusun organ ini. Fungsi otot pada organ ini terkait dengan pergerakan
pernapasan dan mengakomidasi dalam mekanisme batuk atau tersedak.

4. Jaringan ikat

Lapisan lamina propia yang terdaat di sebelah dalam tulang rawan merupakan sekumpulan
sel – sel jaringan ikat. Lapisan ini berfungsi sebagai penghubung antara jaringan satu dengan
lainnya. Selain itu, terdapat ligamentum yang berfungsi menghubungkan antar tulang rawan
yang berbentuk “C” pada trakea. Selain itu, ligamen ini menjembatani antara kedua ujung
tulang rawan yang berbentuk “C”. Dengan demikian, trake tetap dalam posisi terbuka. Tentu
ini sangat penting dalam pernapasan untuk menjaga saluran pernapasan seperti trakea tetap
terbuka. Hal ini karena, mukus atau lendir – lendir yang dihasilkan oleh sel – sel epitel
mampu menutupi trakea.

Baca Juga:  Batas-Batas dan Bentang Alam Kawasan Negara Perancis

C. FUNGSI TRAKEA
Adapun fungsi trakea dalam sistem pernapasan ialah sebagai berikut:

1. Menyaring, melembabkan, dan mengatur suhu udara

Silia pada permukaan sel – sel epitel ini akan menyaring udara yang melewati sepanjang
dinding trakea. Selain itu, lendir atau mukus yang dihasilkan oleh sel tersebut berfungsi untuk
menjerat partikel padat yang masuk bersama udara dan mengatur suhu udara agar sesuai
dengan suhu tubuh.

2. Menghubungkan laring dengan paru – paru

Seperti yang telah diuraikan, trakea terletak di antara laring dengan paru – paru. Dengan
demikian, trakea berperan sebagai jembatan antara kedua organ pernapasan tersebut. Yang
artinya trakea menyalurkan oksigen dari laring ke paru – paru kemudian akan diangkut oleh
darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Dan begitu pula sebaliknya, trakea menyalurkan
karbondioksida dari paru – paru ke laring untuk kemudian dibuang ke lingkungan.

Definisi & Fungsi Bronkus dalam Sistem Pernapasan – Sistem pernapasan terdiri atas saluran yang
menghubungkan udara luar dengan dalam tubuh. Sistem ini befungsi untuk memasukan oksigen dari
lingkungan dan membuang karbondioksida dari dalam tubuh ke lingkungan. Saluran “pipa-pipa”
pernapasan ini tersusun atas tulang rawan yang berhubungan satu sama lain. Bronkus merupakan
salah satu saluran pernapasan yang menyalurkan udara dari lingkungan ke dalam tubuh atau
sebaliknya. Berikut uraiannya mengenai bronkus.

DEFINISI BRONKUS

Bronkus merupakan saluran pernapasan yang terdapat di rongga dada. Saluran ini merupakan hasil
dari percabangan primer saluran utama pernapasan yaitu trakea (tenggorokan). Berdasarkan asal
usulnya, dibedakan menjadi:

1. Bronkus primer

Yaitu saluran yang berasal dari percabangan trakea (saluran utama pernapasan).  Percabangan ini
dimulai dari titik hilum (ujung tulang dada). Bronkus primer berjumlah 2, ke kiri dan ke kanan. Secara
umum struktur bronkus primer serupa dengan struktur trakea. Bronkus primer berada di dalam
rongga dada.

2. Bronkus sekunder
Merupakan saluran yang berasal dari percabangan bronkus primer. Bronkus sekunder menjadi
cabang utama pada tiap – tiap lobus paru – paru. Bronkus ini memiliki ukuran yang lebih kecil
dibanding dengan bronkus primer dan lebih tipis lapisan selnya. Bronkus primer kanan membentuk
percabangan sebanyak 3 bronkus sekunder sementara bronkus primer sebelah kiri hanya
membentuk 2 bronkus sekunder. Perbedaan jumlah bronkus ini sesuai dengan jumlah lobus paru –
paru. Jumlah paru – paru sebelah kanan adalah sebanyak 3 lobus, sementara paru – paru kiri hanya 2
lobus (ruang). Hal ini dikarenakan paru – paru sebelah kiri berbagi ruang dengan jantung. 

STRUKTUR BRONKUS

Adapun penyusun saluran ini ialah sebagai berikut:

1. Jaringan epitel

jenis epitel yang menyusun bronkus ialah epitel silindris bersilia. sel – sel epitel ini menghasilkan
lendir atau mukus yang berfungsi menangkap kotoran.

2. Lamina propia

lamina propia atau membran dasar yang berfungsi sebagai fondasi bagi sel – sel epitel (tempat
menempel sel epitel). lamina propia merupakan lapisan jaringan ikat. di dalam lapisan ini terdapat
sel – sel limfosit yang terkait dengan sistem pertahanan tubuh. 

3. Jaringan otot

Jenis otot yang menyusun bronkus merupakan otot polos. Lapisan jaringan ini terdapat dibawah
lapisan lamina propia. Keberadaan otot polos di dalam bronkus terkait dengan kontraksi – relaksasi
saluran pernapasan. Diantara sel – sel otot polos terdapat senyawa elastin. 

4. Tulang rawan
Merupakan tulang utama dalam penyusun saluran pernapasan. Berbeda dengan trakea yang
tersusun teratur, tulang rawan penyusun memiliki bentuk seperti jala. Tulang rawan tersusun paling
luar pada bronkus, sementara lumennya terisi oleh lamina propia dan lapisan epitel. Jenis tulang
rawan adalah yang paling ideal dalam saluran pernapasan. Hal ini karena tulang rawan yang lunak
memudahkan dalam gerakan pernapasan.

Advertisement

FUNGSI BRONKUS

Adapun fungsi bronkus tak berbeda dengan saluran pernapasan lainnya, yaitu:

1. Menyaring udara pernapasan

Silia pada sel – sel epitel berperan dalam penyaringan udara pernapasan. Fungsi penyaringan ini
sama dengan penyaringan yang terjadi di dalam hidung. Hanya saja penyaringan udara yang terjadi
di dalam bronkus hanya sekedar penyaringan sekunder. 

2. Melembabkan udara pernapasan

Mukus atau lendir yang dihasilkan oleh sel- sel epitel bronkus berfungsi untuk melembabkan atau
menghangatkan udara pernapasan. Suhu lingkungan akan mempengaruhi udara pernapasan. Ketika
cuaca panas, maka udara panas yang masuk akan dilembabkan oleh mukus. Dan sebaliknya ketika
udara dingin masuk, mukus ini akan menghangatkan udara tersebut. Sehingga tidak terjadi
perbedaan suhu. 

3. Menangkap kotoran yang masuk bersama udara pernapasan

Mukus yang dihasilkan oleh epitel selain untuk melembabkan udara seperti pada poin 2, juga
berperan menangkap kotoran atau debu atau partikel yang terbawa masuk bersama udara
pernapasan. Debu atau kotoran ini akan di keluarkan melalui mulut.

4. Menyalurkan oksigen dari lingkungan ke dalam tubuh


Bronkus menghubungkan lingkungan dan organ tubuh bagian dalam. Hal ini berhubungan dalam
penyaluran oksigen dari lingkungan ke dalam tubuh. 

5. Menyalurkan karbondioksida dari dalam tubuh ke lingkungan

Sebaliknya dari poin 4, bronkus menghubungkan bagian dalam tubuh yang mengeluarkan
karbondioksida ke lingkungan. 

6. Menghubungkan trakea dengan paru – paru

Bronkus terdapat di dalam rongga dada merupakan saluran yang langsung berhubungan dengan
paru – paru. Melalui bronkus inilah hubungan antara paru- paru dan organ pernapasan lainnya
terjalin (hidung, trakea). 

7. Menopang paru – paru

Bronkus tersusun atas tulang rawan, bronkus masuk ke dalam paru – paru yang lunak. Dengan tulang
rawan ini bronkus dapat menopang paru - paru. 

Struktur dan Fungsi Trakea / Batang


Tenggorokan
Struktur dan Fungsi Trakea / Batang Tenggorokan pada Manusia - Perhatikan Gambar 1.
Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya kira-kira 9 cm.
Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh cincin-cincin tulang rawan yang berbentuk
C. Cincin-cincin tulang rawan ini di bagian belakangnya tidak tersambung yaitu di
tempat trakea menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan agar trakea
tetap terbuka. Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh jaringan fibrosa, selain itu juga
terdapat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan
oleh epitelium bersilia. Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan
ini debu dan butir-butir halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat
dikeluarkan. Di paru-paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus. (Baca juga :
Struktur dan Fungsi Alat Pernapasan)
Gambar 1. Struktur trakea manusia
Anda sekarang sudah mengetahui Trakea atau Batang Tenggorokan. Terima kasih anda
sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Tenggorok
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam anatomi, tenggorokan adalah bagian dari leher yang terdiri dari faring dan laring.
Tenggorokan memiliki sebuah selaput otot yang dinamakan epiglottis yang berfungsi untuk
memisahkan esofagus dari trakea dan mencegah makanan dan minuman untuk masuk ke
saluran pernapasan. Tenggorok itu terdiri dari 2 bagian:

1. Jalan makan (kerongkongan): Orofaring, hipofaring dan esofagus


2. Jalan napas (tenggorok): Faring, laring dan trakea

selain itu, jika makanan masuk ke Tenggorokan kita akan tersedak

FUNGSI TRAKEA PADA SYSTEM PERNAPASAN


Trakea, juga disebut tenggorokan, adalah tabung dengan panjang 4 inci dengan ukuran
diameter kurang dari satu inci. Trakea dimulai tepat di bawah kotak suara (laring) dan
berjalan ke bawah tepat di bawah tulang dada. Kemudian terbagi menjadi dua tabung yang
lebih kecil dikenal sebagai bronkus; setiap paru-paru memiliki bronkus. Setiap kali Anda
menarik napas, trakea sedikit memanjang dan memperlebar, dan itu akan kembali ke ukuran
normal setiap kali Anda mengeluarkan napas. Apa fungsi utama dari trakea? Bagaimana
organ-organ lain dari sistem pernapasan dan fungsinya?

Konduksi Udara: Respirasi


Ini adalah fungsi utama dari tenggorokan atau trakea; untuk memungkinkan saluran udara ke
paru-paru Anda untuk respirasi yaitu untuk menghirup udara kaya oksigen dan
menghembuskan karbon dioksida. Ketika Anda menghirup udara, oksigen bergerak ke trakea
Anda, kemudian ke bronkus, kemudian ke bronkiolus, dan kemudian alveoli. Jika trakea
menderita kerusakan, hal itu akan menyebabkan penyumbatan atau runtuh. Hal ini akan
mengganggu pertukaran udara normal, yang jika tidak diobati segera bisa mengakibatkan
kematian.
Perlindungan: Menjaga Badan Asing
Meskipun fungsi utama trakea adalah pertukaran udara, itu juga membantu dalam
perlindungan dari mikroba dan zat berbahaya. Trakea, pada gilirannya, mencegah masuknya
zat berbahaya ke bagian yang lebih dalam dari paru-paru, yang akan mendorong kerusakan.
Untuk perlindungan, lumen tenggorokan memiliki lapisan lapisan lendir lengket yang
menjebak zat-zat asing. Ketika terjebak, zat-zat asing ini diusir ke atas dan baik dapat
dikeluarkan dari tubuh sebagai dahak atau tertelan pada kerongkongan.
Namun demikian, beberapa benda asing yang sengaja menembus ke dalam trakea. Ketika ini
terjadi, sel-sel silia mengalami iritasi dan sebagai hasilnya, menginduksi batuk. Dengan
batuk, trakea sedang mencoba untuk mengusir benda-benda sehingga memungkinkan udara
untuk sampai ke paru-paru. Siliaris yang mengalami iritasi sel juga dapat terjadi ketika ada
kehadiran lendir yang berlebihan dan agen infektif yang menyebabkan batuk.

Fungsi Proses Pencernaan


Trakea juga memainkan peran penting dalam proses pencernaan. Trakea Anda terhubung ke
sistem tabung yang memungkinkan Anda untuk menelan. Sistem pernapasan Anda telah
menciptakan mekanisme yang mencegah kegagalan pernapasan dan tersedak. Ketika sistem
tubing ini tersumbat, Anda mulai tersedak. Tersedak, dikombinasikan dengan refleks batuk,
memungkinkan sel-sel bersilia untuk mendapatkan benda asing keluar dari sistem
pernapasan, dan trakea.

Termoregulasi
Hal ini meningkatkan pelembab dan pemanasan udara yang masuk ke paru-paru. Ketika
terjadi peningkatan suhu, sistem diaktifkan oleh tubuh yang mendorong hilangnya panas dan
suhu tubuh kembali normal. Di sisi lain, saat udara terlalu dingin, trakea Anda dapat
menghangatkan udara sebelum masuk ke paru-paru, sehingga mendorong keseimbangan
termo.

Ada banyak perbedaan antara esofagus (kerongkongan) dan trakea (batang tenggorokan). Jika
Anda berada di bawah kebingungan tentang dua bagian vital tubuh, lihatlah perbedaan yang
telah kami uraikan di bawah ini!
PERBEDAAN ESOFAGUS DAN TRAKEA
Fungsi. Yang pertama dan perbedaan yang paling jelas adalah bahwa trakea merupakan
bagian dari sistem pernapasan sementara kerongkongan merupakan bagian dari sistem
pencernaan. Karena mereka milik sistem yang berbeda, mereka melakukan fungsi yang
terpisah!
Struktur. Trakea biasa disebut tenggorokan, adalah tabung yang kuat dan luas yang
membantu dalam mengangkut udara ke bronkus. Ini adalah bagian terpenting dari hewan
yang bernapas melalui paru-paru mereka. Karena memasok tubuh dengan oksigen, sangat
penting bagi trakea tetap terbuka sepanjang waktu. Beberapa reaksi alergi dapat
menyebabkan peradangan trakea. Pasien menghadapi kematian yang cepat jika dia tidak
menerima perawatan medis yang segera. Kerongkongan lebih kecil dan lebih fleksibel dalam
struktur (secara alamiah, menyesuaikan dengan jumlah makanan yang dibutuhkan untuk
transportasi!). Ini adalah penghubung antara mulut dan perut. Menghasilkan gerakan otot
untuk esofagus dalam saluran makanan dari mulut ke rongga perut. Esofagus dan trakea
terletak di sekitar tempat yang sama. Mereka dipisahkan oleh epiglotis-flap kecil yang
melindungi trakea ketika Anda menelan sesuatu!
Panjang dan lokasi.Trakea terbuat dari sejumlah cincin melingkar setengah tulang rawan.
Ini mencegah trakea dari ambruk. Itu adalah sekitar 9 sampai 15 cm panjang. Itu terletak di
depan kerongkongan. Kerongkongan adalah tabung berotot, panjang sekitar 10 inci. Bagian.
Perbedaan lain antara keduanya berhubungan dengan struktur mereka. Trakea memiliki
kedua bagian dada dan leher rahim. Hal ini meluas dari satu ujung laring. Kerongkongan, di
sisi lain memiliki tiga bagian-bagian serviks, perut dan dada. Ia meluas dari sisi bawah faring
untuk pembukaan jantung ke perut. Ia memiliki sejumlah konstriksi tepat di tempat ia berasal.
Partikel makanan dapat tersangkut diri di daerah-daerah. Namun, struktur esofagus luar biasa
fleksibel bisa menelan hampir apa saja!
Pasokan Darah. Perbedaan lain penting antara keduanya berhubungan dengan suplai darah
mereka. Kerongkongan disuplai oleh arteri di leher, dada dan perut. Namun, trakea terutama
disuplai oleh arteri tiroid inferior.
Ringkasan Perbedaan esofagus dan Trakea:
1. Trakea merupakan bagian dari sistem pernapasan, sedangkan kerongkongan adalah bagian
dari sistem pencernaan. Trakea mengangkut udara sementara kerongkongan mengangkut
makanan.
2. Trakea adalah tabung panjang, tapi kerongkongan lebih fleksibel.
3. Trakea memiliki dua bagian, tapi kerongkongan memiliki tiga.
4. Trakea disuplai oleh arteri tiroid rendah, sementara esofagus dipasok oleh arteri yang
berbeda di lokasi yang berbeda di dalam tubuh.
Bronkiolus adalah bagian dari sistem pernapasan yang tidak sesering dibahas, namun mereka
memainkan peran penting dalam respirasi

Anatomi

Bronkiolus adalah bagian dalam sistem pernapasan yang dimulai pada ujung bronkus. Setelah
mengambil napas, udara melewati hidung atau mulut dan masuk ke dalam trakea. Kemudian
memasuki bronkus utama. Bronkus utama terbagi menjadi 2 bronkus (satu masuk setiap paru-
paru) yang pada gilirannya melalui beberapa divisi sebelum menjadi bronkiolus. Bronkiolus
melanjutkan proses pernapasan melalui pembagian seperti cabang-cabang pohon sampai
tempat terakhir dalam sistem pernapasan tercapai yaitu alveoli. Alveoli adalah kantung udara
di mana pertukaran oksigen dan karbon dioksida berlangsung.

Struktur bronkiolus

Secara struktural, bronkiolus berbeda dari bronkus. Sedangkan bronkus memiliki cincin
tulang rawan yang berfungsi untuk menjaga mereka terbuka, bronkiolus malah dilapisi
dengan dinding otot. Bronkiolus memiliki ukuran diameter yang kecil, mulai dari sekitar 0,5
sampai 1 mm. Kedua dinding otot dan diameter bronkiolus memainkan peran penting dalam
penyakit yang mempengaruhi struktur ini.

Karena bronkiolus dilapisi oleh sejumlah besar otot polos dari saluran bronkial lainnya,
mereka lebih tunduk pada proses yang mempengaruhi otot polos. Pada orang sehat lapisan
otot ini berfungsi untuk melebarkan dan menyempitkan saluran udara, sehingga
mengendalikan pengiriman udara ke alveoli. Namun ini juga meninggalkan bronkiolus rentan
terhadap iritasi lingkungan yang dapat mempengaruhi diameter.

Penyempitan bronkiolus – sesuatu yang disebut bronkokonstriksi – dapat terjadi dalam


menanggapi asap beracun, udara dingin, agen yang menyebabkan reaksi alergi dan proses
lainnya. Penyempitan ini adalah cara tubuh menjaga iritasi dari saluran udara, tetapi dapat
menyebabkan gejala yang signifikan (lebih lanjut tentang ini di bawah.) Sebaliknya,
peningkatan diameter bronkiolus disebut bronkodilatasi. Hormon seperti adrenalin (epinefrin)
yang dirilis dalam menanggapi stres (atau diberikan kepada orang yang menderita gangguan
pernapasan) berfungsi untuk melebarkan saluran udara tersebut.

Salah satu jenis sel yang ditemukan di bronkiolus, sel-sel alveolar tipe 2, yang bertanggung
jawab untuk mensekresi surfaktan. Surfaktan bekerja untuk mempertahankan tegangan
permukaan bronkiolus sehingga mereka tidak runtuh selama ekspirasi.

Fungsi

Fungsi utama dari bronkiolus adalah untuk menghantarkan udara dari bronkus ke alveoli, dan
untuk mengontrol jumlah udara didistribusikan melalui paru-paru oleh konstriksi dan dilatasi.
Bronkiolus lobular dan terminal yang dikenal sebagai “ruang mati” – hanya berarti bahwa
tidak ada pertukaran udara yang terjadi di tempat ini. Bronkiolus pernapasan pada gilirannya
memulai zona pernapasan di mana pertukaran udara terjadi pada alveoli.

Penyakit yang mempengaruhi bronkiolus dan Kemungkinan Gejala

Banyak kondisi dapat mempengaruhi saluran udara kecil ini. Karena bronkiolus tidak
memiliki tulang rawan untuk mendukung mereka, mereka lebih mungkin akan terpengaruh
oleh kondisi yang menyebabkan penyempitan dan / atau obstruksi dari saluran udara.

Fungsi Bronkiolus pada Sistem Pernapasan


Advertisement

Bronkiolus merupakan salah satu bagian penting dari organ pernapasan dari makhluk hidup
yang bernapas dengan menggunakan paru-paru, salah satunya adalah manusia. Seperti sudah
kita ketahui, dalam proses pernapasan, terdapat banyak sekali organ-organ selain paru-paru
yang mendukung terjadinya proses pernapasan di dalam tubuh manusia. Organ-organ tersebut
bergabung dan juga bersatu menjadi sebuah sistem yang membantu manusia bernapas, yang
hingga kini kita kenal dengan nama sistem pernapasan.

Sistem pernapasan ini merupakan sebuah sistem yang mengatur dan juga menghubungkan
setiap organ-organ yang bekerja ketika seseorang mulai bernapas, yang diawali dari
penarikan nafas hingga penghembusan nafas. Alat alat pernafasan ini dimulai dari hidung dan
juga mulut, dimana merupakan organ pertama yang bekerja ketika seseorang mulai menarik
nafas, yang kemudian masuk ke dalam kerongkongan, trakea, bronkis, dan kemudian menuju
alveolus di dalam paru-paru. Keseluruhan sistem inilah yang membuat manusia dan juga
makhluk hidup berparu-paru lainnya dapat bernapas untuk tetap hidup dan memperoleh udara
atau oksigen di dalam tubuhnya.

Karakteristik bronkiolus

Bronkioli atau yang juga dikenal dengan nama bronkiolus ini sendiri adalah percabangan dari
bronkus yang ada pada trakea, dimana merupakan ujung dari bronkus yang sudah tidak
didukung oleh cincin tulang rawan seperti layaknya bronkus. Bronkiolus (bronkioli untuk
jamaknya) berbatasan langsung dengan alveoli yang terdapat di dalam paru-paru manusia dan
makhluk hidup berparu-paru lainnya, yang tentu saja memiliki fungsi yang sangat penting.
(baca : fungsi paru paru)

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, bronkiolus sendiri memilik beberapa fungsi. Paling
tidak, fungsi utama dari bronkiolus atau bronkioli ini adalah untuk membantu proses
pernapasan yang terjadi di dalam tubuh manusia, atau hewan yang bernapas dengan
menggunakan paru-paru. Tanpa adanya bronkiolus ini, atau apabila bronkiolus mengalami
gangguan dan juga kerusakan, maka proses pernapasan pada manusia dan juga hewan
berparu-paru lainnya akan terganggu.

Berikut ini adalah beberapa fungsi bronkiolus yang berperan penting dalam organ tubuh
manusa :

1. Menyalurkan udara dari bronkus ke alveoli

Fungsi pertama yang dimiliki oleh bronkiolus dalam proses pernapasan manusia dan hewan
berparu-paru adalah untuk menyalurkan udara dari bronkus ke dalam alveoli. Seperti kita
ketahui, proses pernapasan haruslah melalui beberapa organ terlebih dahulu, mulai dari mulut
dan hidung, yang kemudian menuju kerongkongan, trakea, hingga berakhir di paru-paru.

Bronkus sendiri adalah percabangan dari trakea, dan di ujung bronkus terdapat percabangan
lagi yang kita kenal dengan nama bronkiolus ini. jadi, agar udara yang masuk ke dalam tubuh
bisa diteruskan ke dalam alveoli atau alveolus atau alveola yang berada di dalam paru-paru
manusia, maka udara harus melewati saluran bronkiolus terlebih dahulu. Bisa dibilang bahwa
bronkiolus ini merupakan sebuah batas antara alveoli di dalam paru-paru manusia dengan
bronkus yang menjadi percabangan dari trakea. (baca : fungsi alveoulus)

Sponsors Link

2. Mengontrol jumlah udara yang didistribusikan melalui paru-paru

Fungsi berikutnya dari bronkiolus tidak kalah penting dengan fungsi pertamanya. Ya,
bronkiolus memiliki fungsi yang penting untuk membantu mengontrol jumlah udara yang
didistribusikan melalui paru-paru. Ketika menarik nafas, manusia dan juga hewan berparu-
paru lainnya tentu saja tidak dapat mengontrol seberapa banyak udara yang akan ditarik
masuk ke dalam tubuh. selain itu, kondisi udara dan lingkungan yang berbeda-beda juga
dapat mempengaruhi jumlah pasokan udara atau oksigen yang dihirup masuk ke dalam tubuh.
Karena itu, untuk dapat mengoptimalkan jumlah udara yang masuk ke dalam paru-paru,
dibutuhkanlah bronkiolus ini. bronkiolus akan membantu mengatur jumlah udara dan juga
oksigen yang akan masuk ke dalam paru-paru, sesuai dengan kebutuhan dari paru-paru itu
sendiri.

Jadi, meskipun kita sudah mengambil atau menghirup nafas dalam-dalam, belum tentu semua
udara tersebut akan masuk ke dalam paru-paru, karena akan dikontrol telebih dahulu oleh
organ bronkiolus ini. Setelah melihat dua fungsi utama dari bronkiolus tersebut,

Sponsors Link

maka sudah dapat dipastikan bahwa bronkiolus adalah salah satu organ yang sangat penting
di dalam tubuh kita. meskipun bukan merupakan organ yang besar seperti paru-paru, jantung,
hati dan lain sebagainya, namun demikian bronkiolus sangat penting dalam keseluruhan
sistem pernapasan manusia.

Bisa diibaratkan bonkiolus adalah pipa yang menyalurkan air dari perusahaan air ke rumah-
rumah warga. Ketika pipa air tersebut mengalami kerusakan, maka rumah warga pun tidak
akan memiliki pasokan air yang cukup. Sama seperti itu, ketika bronkiolus mengalami
kerusakan dan juga gangguan kesehatan, maka hal ini akan sangat mengganggu keseluruhan
sistem pernapasan anda, yang tentu saja dapat menyebabkan berbagai macam gangguan
kesehatan yang berkaitan dengan gangguan pernapasan, seperti sesak nafas.

Bronkiolus merupakan saluran pernapasan pada bagian paru-paru. Ketika makhluk hidup
bernapas, maka udara merupakan hal pertama yang di hirup dan ditarik untuk masuk melalui
hidung dan mulut. Kemudian akan pindah kebawah melalui tenggorokan atau yang disebut
faring, dan menarik kotak suara atau laring.
Kemudian memasuki saluran udara utama ( Trakea), saluran ini bercabang pada bagian yang
lebih kecil agar mendapatkan jaringan paru-paru yang lebih banyak. Trakea mempunyai
cincin tulang rawan yang akan mendukungnya. Cabang bronkus akan keluar menjadi dua
bronkus. Bronkus utama terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru
bagian kiri yang ada pada bagian bawah trakea. Setelah sebagian cabang, maka saluran udara
tak lagi didukung oleh cincin tulang rawan. Bronkiolus akan berakhir pada bronkiolus yang
lebih kecil yaitu kantung udara atau alveoli, ketika fungsi utama paru-paru – pertukaran CO2
( Karbon dioksida) dengan O2 ( oksigen) terjadi.
Fungsi Bronkiolus

Bronkiolus memiliki fungsi sebagai penyalur udara dari bronkus ke alveoli, dan juga sebagai
pengontrol jumlah udara yang didistribusikan melalui paru-paru dengan dilatasi dan
konstriksi. Bronkiolus juga berfungsi sebagai bagian dari sistem yang lebih besar, yang dapat
menghubungkan jalur udara utama ke alveoli yang lebih kecil, dimana terjadinya pertukaran
gas secara langsung. Alveoli akan memberikan luas permukaan sebagai pertukaran gas dan
cabang bronkiolus.

Alveolus
Alveolus merupakan Kantung udara kecil yang memiliki tebal hanya 1 sel pada paru-paru di
bagian ujung saluran udara terkecil. Hampir semua manusia mempunyai 300 juta alveoli
untuk menyerap oksigen dari udara.

Fungsi Alveolus

Fungsi dari alveolus atau yang sering disebut alveoli yaitu sebagai pertukaran gas CO2
dengan oksigen (O2). Jaringan yang ada didalam alveoli akan melaksanakan fungsi sekunder.
Alveolus juga merupakan tempat zat yang dihirup, seperti obat-obatan, patogen, dan bahan
kimia lainnya.

Ketika lahir, manusia dibekali sekitar


200.000.000 alveoli, ketika dewasa biasanya alveoli akan bertambah hingga dua kali lipat.
Alveoli memiliki ukuran yang sangat kecil. Alveoli merupakan struktur dengan dua tingkat.
Suatu jaringan serat kapiler dan elastis, menyerupai keranjang bulat yang membentuk struktur
eksterior pada setiap alveolus. Kapiler ini akan bercabang dari vena paru dan arteri
pulmonalis. Arteri pulmonalis membawa darah miskin oksigen dari jantung ke paru-paru,
sedangkan Vena paru membawa darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru kembali ke
jantung. Pembuluh darah yang ada disekitar alveoli tidak hanya diperlukan ketika pertukaran
gas, tetapi diperlukan juga untuk memberikan dukungan elastis untuk lapisan pada bagian
dalam alveolus yang halus. Epitel atau lapisan alveolar merupakan jaringan tipis yang
berbentuk bagian dalam alveoli. Epitel alveolar hanya terbuat dari dua jenis sel berbeda,
namun bersama-sama dengan surfaktan paru yang membentuk permukaan pernapasan paru-
paru.

Fungsi dan Struktur Alveoli – Unit fungsional paru-paru adalah kantung udara kecil yang
muncul dari bronkiolus yang disebut alveoli. Pertukaran udara terdiri dari penyerapan
oksigen dan penghapusan karbon dioksida. Dalam paragraf berikut, Anda akan mempelajari
lebih lanjut tentang struktur dan fungsi alveoli.
Struktur Alveoli

Sebelumnya, pindah ke fungsi alveoli, mari kita memahami struktur mereka. karena fungsi
alveoli dan struktur berjalan seiring. Jadi, mari kita menyoroti beberapa fakta tentang sistem
pernapasan . Ada sekitar 300-400.000.000 alveoli dalam paru-paru orang dewasa. Diameter
rata-rata dari alveolus adalah sekitar 200 sampai 300 mikron. Alveoli mengandung kolagen
dan serat elastis. yang dilapisi dengan sel epitel dan pori-pori di antara mereka yang disebut
Kohn. Selama pernafasan, jaringan ikat elastis yang membentuk ruang antara alveoli paru-
paru mulai berfungsi.

Sebuah alveoli terdiri dari tiga sel utama yang berbeda seperti sel alveolar skuamosa, sel-sel
epitel skuamosa dan sel alveolar besar. Sel-sel epitel skuamosa juga disebut sel Tipe I dan
sel-sel alveolar besar juga dikenal sebagai sel Tipe II. Struktur dinding alveolar dibuat oleh
sel-sel alveolar skuamosa. Sel-sel epitel skuamosa membentuk kapiler yang mencakup sekitar
70% dari daerah tersebut.

Fungsi kapiler ini adalah untuk difusi gas. Akhirnya, sel-sel alveolar besar mensekresikan
surfaktan yang membantu pada pengurangan tegangan permukaan air. Hal ini juga membantu
dalam pemisahan membran dan meningkatkan pertukaran gas. Jika endotelium dari alveolus
akan rusak, sel-sel alveolar besar membantu dalam memperbaiki mereka.

Alveolus juga terdiri dari sel-sel makrofag. Sel-sel ini membantu dalam menghancurkan
berbagai benda asing seperti bakteri, dll dan memiliki fungsi yang terkait dengan sistem
kekebalan tubuh.

Pada dasarnya fungsi dan struktur alveoli dirancang khusus untuk membantu dalam
pertukaran gas secara efisien dengan bantuan:

 Dinding yang sangat tipis


 Area permukaan besar dalam kaitannya dengan volume
 Lapisan cairan yang membantu dalam pertukaran gas terlarut
 Jumlah kapiler yang mengelilingi setiap alveolus.

Alveoli Manusia
Fungsi Alveoli

Fungsi dasar dari alveoli adalah untuk pertukaran gas. Alveoli adalah kantung udara di mana
pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) terjadi dalam paru-paru. Alveoli adalah tempat
di mana pertukaran gas selama respirasi berlangsung. Alveoli dikelilingi oleh kapiler yang
membawa darah. Pertukaran karbon dioksida dalam darah dari kapiler ini terjadi melalui
dinding alveolus.

Alveoli mulai berfungsi ketika kita menghirup udara melalui lubang hidung kita. Udara
melewati rute yang panjang yang terdiri dari berbagai organ pada sistem pernapasan. Organ-
organ ini termasuk saluran hidung, faring, laring, trakea, bronkus utama, saluran bronkial
kecil, bronkiolus dan akhirnya mencapai alveolus melalui kantung udara kecil. Udara
mengandung oksigen yang diserap oleh darah mengalir melalui kapiler. Oksigen ini
kemudian diteruskan ke sistem peredaran darah, sehingga menyelesaikan siklus pertukaran
gas.

Bagaimana Gas Bertukar di Alveoli

Pertukaran gas pada paru-paru terjadi dengan cara difusi pasif. Selama pertukaran gas ini,
tidak ada energi yang dibutuhkan untuk dibakar oleh sel-sel. Gas-gas bergerak melalui
gradien konsentrasi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Ini berarti bahwa oksigen
di alveolus dalam gradien konsentrasi oksigen tinggi. Ini berdifusi ke dalam darah yang ada
di gradien konsentrasi oksigen yang rendah. Hal ini karena konsumsi oksigen terus menerus
dalam tubuh. Hal yang sama terjadi dalam kasus karbon dioksida. Darah mengandung
konsentrasi karbon dioksida yang tinggi dan alveoli berisi konsentrasi karbon dioksida
rendah. Dengan demikian, pertukaran gas terjadi melalui difusi pasif sebagai bagian dari
fungsi sistem pernapasan.

Ini adalah beberapa informasi yang membantu menjawab pertanyaan tentang apa fungsi dari
alveoli. Pertukaran gas merupakan fungsi utama dari alveoli. Alveoli adalah cabang terminal
dari sistem pernapasan. semoga Anda telah mendapat beberapa informasi yang berguna
melalui paragraf di atas pada fungsi alveoli dan struktur.

Anda mungkin juga menyukai