Bahasa yang baik dan benar bukan berarti bahwa bahasa itu harus selalu mengikuti kaidah normatif untuk segala macam situasi pemakaian. Menurut pandangan sosiolinguistik, orang yang pandai berbahasa adalah orang yang dapat menggunakan variasi atau ragam bahasa tertentu sesuai dengan tempatnya. 2. Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah termasuk bahasa Indonesia baku, resmi, atau bahasa standar. Pengenalan terhadap bahasa Indonesia itu baku atau tidak, biasanya dapat dikenali melalui hal-hal berikut. 1) Penggunaan Kaidah Tata Bahasa Normatif Secara Eksplisit dan Konsisten Contoh: Anaknya sekolah di Bandung. Seharusnya kalimat tersebut ditulis menjadi anaknya bersekolah di Bandung. 2) Penggunaan Kata-kata Baku Maksudnya adalah menggunakan kata-kata umum yang lazim dipakai atau yang frekuensi pemakaiannya cukup tinggi. Contoh: Baju itu bagus banget. Kata-kata yang bercetak tebal pada kalimat tersebut adalah kata yang tidak baku. Oleh karena itu, perlu diganti menjadi baju itu bagus sekali. 3) Penggunaan Lafal Baku Contoh: Atep, lafal yang baku adalah atap Kalo, lafal yang baku adalah kalau 4) Penggunaan Ejaan Baku Ejaan baku yang berlaku sekarang adalah ejaan yang telah ditetapkan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Contoh: diagnoasa, seharusnya ditulis diagnosis. 5) Adanya Unsur Intelektualitas Maksudnya adalah kata-kata, ejaan, dan susunan kalimat yang dipakai tidak memberi kesan sebagai bahasa umum sehari-hari, atau bahasa percakapan sehari-hari. Misalnya: ekspres atau espres melainkan ekspres. 6) Penggunaan Kalimat secara Efektif Contoh: Kemarin dia tidak masuk kelas oleh karena itu dia tidak mengumpulkan tugas. Seharusnya ditulis menjadi: Kemarin dia tidak masuk kelas. Oleh karena itu dia tidak mengumpulkan tugas.