1022 2237 1 SM
1022 2237 1 SM
JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
Abstrak
Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan
setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada pekerjaan yang menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa.
Dari aspek hukum ketenagakerjaan merupakan bidang hukum privat yang memiliki aspek publik, karena
meskipun hubungan kerja dibuat berdasarkan kebebasan para pihak, namun terdapat sejumlah ketentuan yang
WAJIB tunduk pada ketentuan pemerintah dalam artian hukum publik.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, Pandemi juga dapat memiliki dampak ekonomi yang tidak proporsional
pada segmen tertentu dari populasi, yang dapat memperburuk ketimpangan yang mempengaruhi sebagian besar
kelompok pekerja, seperti : Pekerja yang sudah memiliki masalah dengan kondisi kesehatan, Kaum muda yang
sudah menghadapi tingkat pengangguran dan setengah pengangguran yang lebih tinggi, Pekerja yang lebih tua
yang mungkin menghadapi risiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan yang serius dan kemungkinan
menderita kerentanan ekonomi, Perempuan yang terlalu banyak mewakili pekerjaan-pekerjaan yang berada di
garis depan dalam menangani pandemi dan yang akan menanggung beban yang tidak proporsional dalam
tanggung jawab perawatan terkait dengan penutupan sekolah atau sistem keperawatan, Pekerja yang tidak
terlindungi, termasuk pekerja mandiri, pekerja kasual dan pekerja musiman (gig workers) yang tidak memunyai
akses terhadap mekanisme cuti dibayar atau sakit dan Pekerja migran yang mungkin tidak dapat mengakses
tempat kerja mereka di Negara tujuan ataupun kembali pulang kepada keluarga mereka. Ketidak menentuan dan
kesulitan hidup menjadikan kelompok rentan ini memerlukan jaring pengaman sosial, seperti jaminan kesehatan
dan jaminan sosial. Melalui penyediaan jaminan kesehatan dan jaminan sosial, maka kehidupan masyarakat yang
paling rentan menjadi terlindungi, baik pada saat tidak ada krisis maupun pada saat krisis. Dengan adanya
perlindungan sosial ini, pekerja rentan dapat tetap hidup dalam kondisi sehat dan tetap mampu bekerja untuk
memenuhi kehidupan mereka dan keluarganya pada hari depan. Tanpa jaminan kesehatan dan jaminan sosial,
maka krisis akibat pandemi Covid-19 ini akan merenggut harapan dan kehidupan kelompok rentan.
@Jurnal Ners Prodi Sarjana Keperawatan & Profesi Ners FIK UP 2020
Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang
Email : nersjurnal@gmail.com
Phone : 0813-7118-8411
saat ini sudah berdampak pada hampir 2,7 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah
milliar pekerja, yang sudah mewakili sekitar 81 termasuk tenaga kerja.1
persen tenaga kerja dunia. Dalam situasi saat ini, Karantina dan gangguan terhadap dunia
usaha diberbagai sektor ekonomi sedang usaha, larangan bepergian, penutupan sekolah
menghadapi krisis ekonomi yang dapat dan langkah penutupan lainnya membawa
mengancam operasi dan kesehatan mereka, dampak yang bersifat mendadak dan drastis
terutama di antara perusahaan kecil, sementara terhadap pekerja dan perusahaan. Seringkali
jutaan pekerja rentan kehilangan pekerjaan dan yang pertama kehilangan pekerjaan adalah
pendapatan serta mengalami PHK. Berdasarkan mereka yang pekerjaannya sudah rentan, seperti
uraian di atas, maka penulis tertarik meneliti misalnya pekerja toko, pramusaji, pekerja dapur,
tentang “Dampak COVID-19 Terhadap Tenaga petugas penanganan bagasi dan petugas
Kerja Di Indonesia”. kebersihan. Di dunia di mana hanya satu dari
Berdasarkan latar belakang masalah di lima orang yang memenuhi syarat untuk
atas, pokok permasalahan dari penelitian ini mendapatkan tunjangan pengangguran,
adalah : pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan
1. Bagaimana Dampak Covid-19 Terhadap malapetaka bagi jutaan keluarga.
Tenaga Kerja Di Indonesia ? Pekerja informal, yang menyumbang
2. Bagaimana Perlindungan Sosial Untuk sekitar 61 persen dari tenaga kerja global sangat
Pekerja Rentan Covid-19 Terhadap Tenaga rentan selama pandemic karena mereka harus
Kerja Di Indonesia ? menghadapi risiko K3 yang lebih tinggi dan
kurangnya perlindungan yang memadai. Bekerja
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dengan tidak adanya perlindungan, seperti cuti
1. Dampak Covid-19 Terhadap Tenaga sakit atau tunjangan pengangguran, membuat
Kerja Di Indonesia para pekerja ini mungkin perlu memilih antara
Tenaga kerja merupakan penduduk yang kesehatan dan pendapatan, yang berisiko
berada dalam usia kerja. Menurut Undang- terhadap kesehatan mereka, kesehatan orang lain
Undang No 13 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 2 serta kesejahteraan ekonomi mereka.2
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap Selain pengangguran dan setengah
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna pengangguran; krisis juga akan berdampak pada
menghasilkan barang atau jasa baik untuk kondisi kerja, upah dan akses atas perlindungan
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk sosial, dengan dampak negatif khususnya pada
masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu kelompok-kelompok tertentu yang lebih rentan
negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu terhadap dampak pasar kerja yang buruk. 3
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk Pandemi juga dapat memiliki dampak
tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut ekonomi yang tidak proporsional pada segmen
telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang tertentu dari populasi, yang dapat memperburuk
berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-
64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang 1
A. Benggolo, Tenaga Kerja dan Pembangunan,
yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga Jasa Karya, Jakarta, 2017, Hlm 1
2
kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari Salim dan Budi sutrisno, Hukum Investasi di
para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, Hlm 21
3
Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di
atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas Indonesia Cetakan Ke-4, Kencana, Jakarta, 2010,
20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas Hlm 16
secara drastis dan bahkan ada yang tanpa dipenuhi dengan cara turut mengkonsumsi
pendapatan. Jayadi seorang penjual makanan makanan jualannya. Namun, dia terpaksa harus
yang mengaku setelah ada virus corona ini mengambil modal usaha warungnya ketika
pendapatannya berkurang hingga 70-80% karena dihadapkan dengan kebutuhan bulanan,
pembelinya berkurang drastis. Hal senada misalnya untuk membayar listrik, air, hingga
dialami oleh Johan (25 tahun), seorang makanan hewan peliharaan. Itu karena Jadi tidak
operasional Kedai Kopi di Yogyakarta mengaku memiliki tabungan seperti halnya Setyo, karena
mengalami penurunan pendapatan sebesar 75%. selama ini usahanya hanya cukup untuk
“Sejak ada Covid-19, para pelanggan terutama memenuhi kehidupan sehari-hari. Kini Jayadi
mahasiswa pada takut keluar rumah, jadi anjlok tetap berjualan makanan walaupun dipenuhi
penjualannya” sebut Johan. Menurutnya, jika dengan berbagai kekhawatiran. “Jika wabah ini
kondisi seperti ini berlangsung lebih dari bulan gak cepat selesai, modal jualan saya bisa habis
Juni 2020, kemungkinan besar pemilik kedai dan gak bisa jualan lagi”.
kopi dapat menutup bisnisnya yang juga Kondisi yang lebih menyulitkan harus
berakibat merumahkan para pekerjanya. dialami oleh Giyem (41 tahun), perempuan
Hal serupa dialami oleh Dayat (38 paruh baya yang tinggal di pinggir Kota
tahun), pekerja mandiri yang juga membangun Yogyakarta. Sebagai pekerja mandiri yang
usaha wisata dengan warga desanya di menawarkan jasa pijat, sejak mengemukanya
Kulonprogo. Dengan adanya pandemi Covid-19, wabah Covid-19, dia tidak lagi mendapatkan
dia dan warga desanya harus menutup kegiatan pesanan untuk jasa pijatnya. Di tengah kondisi
wisata yang mereka kelola. Hal ini tersebut, apalagi dengan tanggungan sekeluarga
mengakibatkan mereka tidak bekerja sama ada empat orang, dia akhirnya memenuhi
sekali. Dengan suara yang terdengar sayu, Dayat kehidupan sehari-hari dengan berhutang senilai
bercerita bahwa “ada 51 pengelola, 4 warung Rp 2.000.000,- ke Dasawisma (Kelompok Ibu-
warga, 3 penjaga bood wisata, dan 15 pemilik ibu di lingkup sekitar rumah). Giyem menyebut
lahan yang sekarang gak ada pemasukannya.” dia berhutang karena terdesak oleh keadaan, “ya
Dikarenakan tanpa pendapatan, maka mereka karena gak ada pemasukan mbak, karena tiap
mengandalkan tabungan untuk mencukupi hari harus masak, jadinya ya hutang.” Hal itu
kebutuhan sehari-hari. dilakukan karena dia tidak memiliki tabungan
Covid-19 juga berdampak pada Setyo yang cukup untuk bertahan hidup di tengah
(47 tahun), seorang pengusaha yang memiliki lesunya kondisi ekonomi.
bisnis agen travel wisata yang cukup besar di Jika Giyem harus berhutang, situasi
Yogyakarta. Sebelum adanya pandemi berbeda dialami oleh Suniyah. Dikarenakan
pendapatannya dapat mencapai 20 juta/bulan, tinggal di kawasan perdesaan, Suniyah tetap bisa
tetapi semenjak datangnya pandemi, bisnisnya mencukupi kebutuhan sehar-hari tanpa harus
menjadi sepi, karena orang-orang menjadi takut mengambil dana dari tabungan walaupun
berwisata. Akhirnya dia memutuskan untuk pendapatannya menurun sampai 50%. Suniyah
merumahkan seluruh pekerjanya. Namun, bercerita bahwa di halaman rumahnya ada
walaupun tidak lagi memiliki pendapatan tanaman sayuran dan dia juga masih memiliki
bulanan, Setyo memiliki tabungan yang lumayan simpanan beras hasil panen dari sawahnya,
besar sehingga mampu menunjang hidupnya sehingga kebutuhan sehari-hari dapat dipenuhi
sehari-hari. dengan adanya cadangan sumber daya ini.
Berbeda dengan Setyo, Jayadi yang Melihat dampak ekonomi dari pandemi
berjualan makanan, kebutuhan pokok hariannya Covid-19 di atas, menunjukan kepada kita
5
Ana Rokhmatussa‟dyah, Hukum Investasi Dan
Pasar Modal cet-2, Sinar grafika, Jakarta, 2010,
4
David, Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Hlm 39
Modal Asing Di Indonesia, Kencana, Jakarta,
2013, Hlm 13
tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja konsisten dengan pedoman yang diberikan oleh
yang berhenti bekerja. Selain itu, otoritas nasional dan lokal demi meningkatkan
banyaknya perusahaan yang gulung tikar ketahanan usaha dan mendukung pekerja dan
mengakibatkan semakin sempitnya keluarga mereka. Pengusaha harus
lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah mengidentifikasi dan mengurangi risiko
angkatan kerja terus meningkat. Dengan terhadap pekerja dan orang lain terkait dengan
demikian pengangguran akan semakin tempat kerja yang diakibatkan oleh wabah dan
banyak. mempromosikan kebersihan di tempat kerja.
e. Problem Gaji/UMR, Salah satu problem Mereka juga harus menilai tanggung jawab
yang langsung menyentuh kaum buruh perusahaan untuk kompensasi pekerja,
adalah rendahnya atau tidak sesuainya khususnya di sektor-sektor berisiko tinggi, serta
pendapatan (gaji) yang diperoleh dengan mencari saran dan dukungan dari pengusaha dan
tuntutan untuk memenuhi kebutuhan organisasi keanggotaan bisnis yang dapat
hidupnya beserta tanggungannya. Faktor menyalurkan keprihatinan kepada pemerintah
ini, yakni kebutuhan hidup semakin dan membentuk langkah-langkah kebijakan
meningkat, sementara gaji yang diterima yang kondusif untuk ketahanan dan
relatif tetap, menjadi salah satu pendorong keberlanjutan usaha.
gerak protes kaum buruh. Adapun dalam
sistem ekonomi Kapitalis, rendahnya gaji KESIMPULAN
buruh justru menjadi penarik bagi para Berdasarkan uraian diatas, maka penarikan
investor asing. Termasuk pemerintah, untuk kesimpulannya adalah sebagai berikut :
kepentingan peningkatan pendapatan 1. Pandemi juga dapat memiliki dampak
pemerintah (bukan rakyat), justru ekonomi yang tidak proporsional pada
memelihara kondisi seperti ini. Kondisi ini segmen tertentu dari populasi, yang dapat
menyebabkan pihak pemerintah lebih memperburuk ketimpangan yang
sering memihak „sang investor‟, dibanding mempengaruhi sebagian besar kelompok
dengan buruh (yang merupakan rakyatnya pekerja, seperti : Pekerja yang sudah
sendiri) ketika terjadi krisis perburuhan. memiliki masalah dengan kondisi
Rendahnya gaji juga berhubungan dengan kesehatan, Kaum muda yang sudah
rendahnya kualitas SDM. Persoalannya menghadapi tingkat pengangguran dan
bagaimana, SDM bisa meningkat kalau setengah pengangguran yang lebih tinggi,
biaya pendidikan mahal. Solusi terhadap Pekerja yang lebih tua yang mungkin
problem UMR dan UMD ini tentu saja menghadapi risiko lebih tinggi terkena
harus terus diupayakan dan diharapkan masalah kesehatan yang serius dan
mampu membangun kondisi seideal kemungkinan menderita kerentanan
mungkin. ekonomi, Perempuan yang terlalu banyak
Maka dari pada itu, pengusaha dan mewakili pekerjaan-pekerjaan yang berada
organisasi mereka harus mematuhi saran yang di garis depan dalam menangani pandemi
diberikan oleh otoritas nasional dan lokal, dan yang akan menanggung beban yang
termasuk terkait pengaturan kerja dan tidak proporsional dalam tanggung jawab
mengomunikasikan informasi penting kepada perawatan terkait dengan penutupan
pekerja. Mereka harus menilai potensi risiko sekolah atau sistem keperawatan, Pekerja
gangguan terhadap usaha, meninjau atau yang tidak terlindungi, termasuk pekerja
menyusun rencana kesinambungan usaha yang mandiri, pekerja kasual dan pekerja