Disusun Oleh :
Nim : P07125320033
2020/2021
Identifikasi Alat dan Bahan yang digunakan untuk penambalan
Ilmu kedokteran gigi anak, salah satu yang dipelajari adalah tentang suatu
metode pencegahan terhadap terjadinya karies pada gigi anak. Berbagai tindakan
pencegahan terjadinya karies telah diupayakan melalui fluoridasi air minum,
topikal aplikasi fluor pada fase perkembangan enamel, dan program kontrol plak
bagi masing-masing individu. Hal ini tidak terbukti efektif mengurangi insiden
karies pada pit dan fisura yang merupakan bagian yang rentan karies, karena
bentukan anatomisnya yang menyempit (Robert G.Craig: 1979: 28).
Pit adalah titik terdalam berada pada pertemuan antar beberapa groove
atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan dengan fisura. Fisura adalah
garis berupa celah yang dalam pada permukaan gigi (Russel C.Wheeler, 1974).
Macam pit dan fisura bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat berupa tipe U
(terbuka cukup lebar); tipe V (terbuka, namun sempit); tipe I (bentuk seperti leher
botol).
Bentuk pit dan fisura bentuk U cenderung dangkal, lebar sehingga mudah
dibersihkan dan lebih tahan karies. Sedangkan bentuk pit dan fisura bentuk V atau
I cenderung dalam, sempit dan berkelok sehingga lebih rentan karies. Bentukan
ini mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris.
Morfologi permukaan oklusal gigi bervariasi berbagai individu. Pada
umumnya bentuk oklusal pada premolar nampak dengan tiga atau empat pit. Pada
molar biasanya terdapat sepuluh pit terpisah dengan fisura tambahan (M. John
hick dalam J.R Pinkham, 1994: 454).
Fissure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit dan fisura gigi
yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi (J.H. Nunn et al, 2000). Bentuk
pit dan fisura beragam, akan tetapi bentuk umumnya adalah sempit, melipat dan
tidak teratur. Bakteri dan sisa makanan menumpuk di daerah tersebut. Saliva dan
alat pembersih mekanis sulit menjangkaunya. Dengan diberikannya bahan
penutup pit dan fisura pada awal erupsi gigi, diharapkan dapat mencegah bakteri
sisa makanan berada dalam pit dan fisura (Sari Kervanto, 2009: 12).
Tujuan utama diberikannya sealant adalah agar terjadinya penetrasi bahan
ke dalam pit dan fisura serta berpolimerisai dan menutup daerah tersebut dari
bakteri dan debris (Kenneth J Anusavice, 2004: 260-261). Bahan sealant ideal
mempunyai kemampuan retensi yang tahan lama, kelarutan terhadap cairan mulut
rendah, biokompatibel dengan jaringan rongga mulut, dan mudah diaplikasikan
(Donna Lesser, 2001).
Alat
Kaca mulut :
Melihat permukaan gigi yang tidak dapat di lihat langsung oleh mata
Sonde :
Pinset :
Bur Brush :
Microbrush:
Saliva ejector:
Untuk menyedot air liur, darah dan sisa atau kotoran dari dalam mulut
sang pasien pada saat melakukan pembersihan, perawatan.
Dua bahan sealant yang sering digunakan adalah sealant berbasis resin dan
sealant semen ionomer kaca (SIK). Bahan sealant berbasis resin dapat melakukan
polimerisasi secara autopolimerisasi dan fotopolimerisasi. Sedangkan sealant SIK
yang sering digunakan bersifat autopolimerisasi (Sari Kervanto, 2009: 20).
Sealant berbasis resin bertahan lebih lama dan kuat karena memiliki
kemampuan penetrasi yang lebih bagus. Hal ini karena adanya proses etsa pada
enamel gigi yang menghasilkan kontak yang lebih baik antara bahan resin dengan
permukaan enamel (Mahadevan Ganesh, 2007).
Etsa menghilangkan mineral enamel gigi dan menghasilkan resin tag dan
secara klinis nampak lebih putih dan pudar. Bahan sealant yang diberikan pada
area yang dietsa akan berpenetrasi ke dalam resin tag. Hal ini dapat meningkatkan
retensi mekanis bahan sealant dengan permukaan enamel gigi (Carline Paarmann,
1991:13).
Sealant ionomer kaca memiliki kemampuan mencegah karies yang hampir
sama dengan sealant berbasis resin. Manipulasi sealant semen ionomer kaca lebih
mudah, dan tidak diperlukan tahapan pengetsaan pada permukaan gigi
(Subramaniam, 2008).
Berbeda dengan sealant berbasis resin, bahan sealant semen ionomer kaca
melakukan interaksi khusus dengan enamel gigi dengan melepaskan kalsium,
strontium dan ion fluor yang bersifat kariostatik dan mengurangi perkembangan
karies pada daerah yang diberi sealant (Laurence J. Walsh, 2006).
1. GIC
GIC adalah bahan restorasi yang paling akhir berkembang dan mempunyai
sifat perlekatan yang baik, tetapi kekurangannya jika dibandingkan dengan bahan
tumpatan lain adalah kurang estetik.
Tambalan GIC
Indikasi
Ø Restorasi pada lesi erosi atau abrasi tanpa preparasi cavitas
Ø Penumpatan pit dan fissure oklusal
Ø Restprasi gigi sulung
Ø Restorasi lesi karies kls V
Ø Restorasi lesi karies kls III lebih diutamakan yang pembukaannya arah lingual
Ø Reparasi kerusakan tepi restorasi mahkota
Kontra indikasi
Ø Cavitas-cavitas yang ketebalannya kurang
Ø Cavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi
Ø Lesi karies kls IV atau fraktur incisal
Ø Lesi yang melibatkan area luas pada email labial ang mengutamakan faktor
estetika
ALAT
1. Basic Instrument (kaca mulut, sonde, pinset, ekskavator)
2. Plastis Filling Instrument : Untuk Mengambil dan membawa bahan tambalan
sementara, silikat, semen phosfat dari lempeng kaca kedalam kavita dan untuk
membentuk tambalan diatas pada bagian buccal/lingual/palatinal/aproximal
3. Matriks Band/Retainer
Matrix
a. Untuk dua permukaaan (Ivory) : Sebagai dinding sementara pada waktu
penambalan kelas dua, untuk dua permukaan. Misal : MO dan Do
b. Untuk tiga permukaan (Universal/Toffle Mire) :Untuk tiga permukaan (MOD)
4. Dappen Disk / glass : tempat alkohol / betadine
5. Bur Preparasi (Round, Fissure, Inverted Cone,)
Terdiri dari 3 macam :
a. Bur Round : Untuk membuat tempat masuk waktu preparasi kavita
b. Bur Fissure : Untuk melebarkan dinding kavita waktu membuat preparasi
c. Bur Inverted Cone: Untuk meratakan dasar kavita dan untuk membuat retensi
berupa undercut pada kavita
6. Agate Spatel : Untuk mengaduk bahan tambalan silikat glassionomer
7. Mixing Slab : Tempat mengaduk fletcher, semen phosfat dan silikat
8. Finishing Strip : Untuk Mempoles tumpatan silikat
9. Nierbeken : untuk membuang sisa kotoran
BAHAN
1. Sarung tangan
2. Masker
3. Liquid dan Powder GIC : Sebagai bahan tambalan Glass Ionomer
4. Dentin Conditioner : Bahan perekat/ pembuka pori pori pada tumpatan glass
ionomer
5. Cocoa Butter : Bahan poles tumpat pada glass ionomer/GIC
6. Vaselin : untuk menjaga tumpatan agar tidak terkontaminasi dengan saliva
7. Varnish : Untuk membuat tambalan sewarna dengan gigi menjadi mengkilat
8. Celluloid Strip : Sebagai dinding sementara pada waktu penambalan silikat
9. Cotton Roll : Untuk membatasi jumlah saliva atau air ludah pada saat penambalan
gigi
10. Cotton Pellet : untuk membersihkan kavitas
11. Artikulating Paper : Untuk menandai daerah kontak gigi yang saling berhadapan
dan untuk memeriksa ketinggian atau kelebihan bahan tambalan,
TANG PENCABUTAN GIGI DECIDUI
Ciri –ciri :
1.Handle sampai dengan beaknya lurus
2.Kedua paruh bila ditutup tidak bertemu
3.Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
4.Bentuknya kecil
•Kegunaan : Untuk mencabut mahkota gigi anterior atas sulung
•Keterangan : Alat kritis
• Kegunaan :
• Keterangan :
Kritis
• Ciri – ciri :
Handle dan sampai dengan beeknya berbentuk bayonet, ada yang
berbentuk S
Kedua paruh bila ditutup akan bertemu
Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
• Kegunaan : u/ mencabut akar gigi posterior atas sulung
• Keterangan : kritis
• Tang anak untuk mahkota gigi anterior rahang bawah
• Ciri – ciri :
Handle sampai beeknya membentuk sudut 90°
Kedua paruh bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk mahkota gigi kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
• Kegunaan :
Untuk mencabut mahkota gigi anterior bawah sulung
• Keterangan : kritis
Ciri – ciri :
Ciri – ciri :
REFERENSI
http://fatmapetroleum.blogspot.com/2011/09/ilmu-dokter-gigi.html
https://yaumil-perawatgigi.blogspot.com/2015/04/alat-oral-diagnostik.html
https://www.academia.edu/31608591/ALAT_ALAT_KONSERVASI_GIGI_POWER_POINT
http://dentalclinikgreen.blogspot.com/2017/10/identifikasi-alat-dan-bahan-konservasi-
gigi.html
https://kesgi.poltekkesdepkes-sby.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/MODUL-EXO-
praktik-2018.pdf