Transgender adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan bagi orang
yang melakukan, merasa, berfikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang telah ditetapkan sejak lahir. Transgender tidak mengacu pada bentuk spesifik apapun ataupun orientasi seksual orangnya. Seorang transgender dapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, atau biseksual. Contohnya dia seorang pria tetapi dalam jiwanya dia memiliki jiwa seorang wanita dan kasus sebaliknya. Beberapa faktor seperti faktor bawaan (hormon dan gen), faktor keluarga, faktor lingkungan.
a. Faktor bawaan (hormon dan gen)
Faktor genetik dan fisiologis adalah faktor yang ada dalam diri individu karena ada masalah antara lain dalam susunan kromosom, ketidak seimbangan hormon, struktur otak, maupun kelainan susuanan syaraf otak. b. Faktor Keluarga Jika seorang anak mengalami kekerasan di lingkungan keluarganya, hal ini bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan dia menjadi transgender. Sebagai contoh, seorang anak perempuan yang mendapatkan perlakukan kasar dari ayah atau saudara laki-lakinya akan berpikir untuk membenci lawan jenisnya. Alhasil, dia memilih untuk hidup sebagai transgender karena pengalaman hidup yang tidak mengenakkan. c. Faktor lingkungan Faktor lingkungan diantaranya pendidikan yang salah pada masa kecil dengan membiarkan anak laki-laki berkembang dalam tingkah laku perempuan, pada masa pubertasdengan homoseksual yang kecewa dan trauma. Mereka sebenarnya normal karena tidak memiliki kelainan genetikal maupun hormonal dan memiliki kecenderungan berpenampilan lawan jenis hanya untuk memperturutkan dorongan kejiwaan dan nafsu adalah sesuatu yang menyimpang dan tidak dibenarkan menurut syariat islam. B. Akibat Dari Transgender Salah satu akibatnya transgender muncullah istilah waria yaitu wanita pria. Waria adalah seorang prian yang secara psikis merasakan adanya ketidakcocokan antara jati diri yang dimiliki dengan bentuk anatomi tubuhnya, sehingga akhirnya memilih dan berusaha untuk memiliki sifat dan perilaku lawan jenisnya yaitu wanita. Fisik mereka laki-laki namun cara berjalan, dan dandanan mereka mirip perempuan. Orang yang secara genetik mempunyai potensi penyimpangan ini dan didukung oleh lingkungan keinginannya sangat besar untuk merubah diri menjadi waria. Misalnya ada laki-laki yang tidak percaya diri atau tidak naman bila tidak berdandan atau berpakaian wanita. Selain itu, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi yaitu faktor ekonomi misalnya : awalnya hanya untuk mendapatkan uang tapi lama kelamaan jadi keterusan. C. Dampak Dan Pandangan Masyarakat Terhadap Kasus Transgender Telah kita ketahui faktor seseorang mejadi transgender yaitu terdiri dari dua faktor yaitu gen atau bawaan dan faktor luar atau lingkungan. Semua kasus Transgender disebabkan oleh kedua faktor tersebut, karena kita yakin bahwa semua orang yang bersifat transgender atau transseksual tidak menginginkan itu terjadi. Pada umumnya, seseorang yang berbeda atau tidak normal dianggap berbeda dan tidak masuk dalam kelompok yang sama, karena mereka dianggap memiliki perpedaan yang membuat orang memandang itu tidak layak untuk hidup berdampingan. Biasanya mereka dikucilkan dari lingkungan dan dijadikan bahan pembicaraan atau cemooh oleh masyarakat sekitar. Bahkan mereka dianggap membawa pengaruh negativ untuk lingkungan masyarakat, karena mereka menganggap bahwa seorang transgender itu telah mengubah kodrat yang diberikan Tuhan sejak lahir dan itu merupakan larangan agama. Memang ini sangat dilarang oleh agama dan sangat bertentangan apalagi sampai mengubah atau mengoperasi alat kelamin. Adapun hukum operasi kelamin dalam syariat Islam harus diperinci persoalan dan latar belakangnya. D. Peran dan fungsi bidan terhadap gender
1. Bidan pelaksana
Memberikan pelayanan dasar kesehatan reproduksi wanita yang berkaitan
dengan gender.
2. Bidan pengelola
Mengembangkan pelayanan dasar khususnya kesehatan reproduksi yang
berkaitan dengan gender mulai pengkajian kebutuhan kesehatan baik fisisk,social dan spiritual dan menyusun rencana sesuai hasil kajian. 3. Bidan pendidik
Memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan
gender agar mengetahui hak dalam mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi.
4. Bidan peneliti
Mengidentifikasi kebutuhan investigasi kesehatan reproduksi dan gender.
Menyusun rencana kerja pelatihan, memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan reproduksi dan gender.
5. Bidan advokasi
Memberi dukungan terhadap program program kesehatan
6. Bidan pemberdaya
Mengadakan PIKRR, karang taruna.
E. Peran pemerintah
Ada sementara pandangan bahwa keberadaan kelompok LGBT di Indonesia
telah mengganggu nilai-nilai Pancasila, terutama nilai ke-Tuhanan serta nilai moral dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kebijakan hukum pidana dapat menjadi salah satu upaya dalam merespons keberadaan kelompok LGBT ini, dengan membuat serta merumuskan peraturan baik dalam KUHP, Undang- Undang Pornografi maupun peraturan perundangan yang lain. Kebijakan hukum pidana dalam upaya merespons keberadaan kelompok LGBT ini juga dapat dilihat sebagai upaya pembaharuan hukum pidana terkait dengan tindakan-tindakan yang dianggap melanggar Pancasila. Namun, upaya tersebut perlu dibarengi dengan kajian perbandingan hukum agar dapat dirumuskan peraturan perundang- undangan yang baik dalam merespons keberadaan LGBT.