Anda di halaman 1dari 9

Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.

2 Juli-Desember 2017 :111-119

Kemampuan Bioaktif Glass (Novamin) dan Casein Peptide Amorphous Calcium


Phosphate (CPP-ACP) terhadap Demineralisasi Enamel

The Potential of Bioactive Glass (Novamin) and Casein Peptide Amorphous Calcium
Phosphate (CPP-ACP) on Enamel Demineralization

Jeanny Kathleen H.*, Cecilia G.J.Lunardhi**, Ari Subiyanto**

ABSTRACT
Background: Oral cavity is always associated with a dynamic atmosphere where the
process of demineralization and remineralization will continue to occur. Caries is a
pathological state of continuous demineralization process. Prevention of the
occurrence of demineralization process can be done by enhancing remineralization,
materials that can be used materials that can trigger a process of remineralization
include fluoride, cpp-acp, and novamin. Purpose: The aim of this study was to
evaluate and compare the potential of bioactive-Glass (Novamin) and casein
phosphopeptide-amorphous calcium phosphate (CPP-ACP) containing dentifrice on
enamel demineralization. Method: A total of 24 sound human premolars were divided
into 4 groups and continued into pH cycling regime to be evaluated with Scanning
Electron Microscope – Energy Dispersive X-Ray. Result: Group D showed
significantly higher values (P < 0.05) when compared with less demineralization
lesion than Group A, B, and C. Conclusions: The ability of Novamin on
demineralization lesions better than CPP-ACP.
Keywords: demineralization, remineralization, CPP-ACP, bioactive glass (Novamin).

PENDAHULUAN asam yang mempunyai pH di bawah


Enamel merupakan lapisan terluar 5,5 lebih tinggi pada permukaan
gigi yang paling keras dan inorganik enamel dari pada di dalam enamel.4
yang sebagian besar disusun oleh Demineralisasi akan berhenti jika
kristal hidroksiapatit. Enamel bersifat konsentrasi asam rendah dan
permeabel terhadap ion-ion dan konsentrasi kalsium atau fosfor dalam
molekul-molekul yang berasal dari saliva kembali tinggi sehingga terjadi
makanan dan minuman yang proses remineralisasi.1,2 Demineralisasi
dikonsumsi.1,2 Enamel dapat larut saat yang terjadi terus-menerus akan
berkontak dengan asam sebagian atau mengakibatkan porositas pada
keseluruhan, sehingga menyebabkan permukaan enamel dan mengarah pada
mineral enamel larut dan menurunkan terjadinya keadaan patologis.2
kekerasan permukaan gigi. Kecepatan
kelarutan enamel dipengaruhi oleh Bahan anti-karies yang telah lama
derajat keasaman (pH), konsentrasi digunakan adalah fluor. Fluor
asam, waktu melarut dan kehadiran ion mempunyai fungsi remineralisasi
sejenis kalsium dan fosfat.1,3 dengan membentuk mineral fluorapatit
Permukaan gigi selalu berhubungan melalui reaksi:
Ca10(PO4)6(OH)2 + 2F → Ca10(PO4)6F2 + 2OH.
dengan suasana yang dinamis dalam
rongga mulut, dimana selalu terjadi Selain itu, fluor juga mempunyai
perubahan kondisi antara fungsi anti-bakteri melalui mekanisme
demineralisasi dan remineralisasi. pencegahan karies dengan mengurangi
Demineralisasi gigi adalah larutnya tempat berkembangbiaknya bakteri
mineral enamel gigi akibat konsentrasi kariogenik yang sangat berperan dalam

111
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :111-119

mencegah timbulnya karies gigi.5 bahan anti-karies lainnya, Ion – ion


Fluoride sangat penting dalam yang dilepaskan oleh bioaktif glass
mencegah timbulnya karies dini. akan membentuk hydroxycarbonate
Peranan fluoride dalam mencegah apatite (HCA) secara langsung tanpa
karies dengan meningkatkan melalui fase terbentuknya amorphous
mineralisasi gigi, mencegah bakteri calcium phosphate intermediate.10
menghasilkan asam yang dapat Partikel – partikel ini akan melekat
memicu terjadinya karies gigi.6 pada permukaan gigi, melepaskan ion
Sejak tahun 1990, ketertarikan – ion dan melakukan proses
klinisi akan bahan anti-karies yang remineralisasi pada permukaan gigi
berasal dari susu dikenal dengan nama segera setelah diaplikasikan.
casein phosphopeptide-amorphous Berdasarkan sifat dan manfaat dari
calcium phosphate (CPP-ACP) kedua bahan tersebut terhadap proses
berperan dalam menekan demineralisasi dan remineralisasi,
demineralisasi dan meningkatkan maka perlu dilakukan penelitian
proses remineralisasi pada enamel. seberapa besar kemampuan dari bahan
Efek anti-karies berasal dari bahan Novamin dibandingkan CPP-ACP
multiphosphoseryl pada susu yang terhadap demineralisasi permukaan
mengeluarkan kasein fosfopeptida saat enamel gigi secara in vitro.
dicerna secara enzimatik. Kasein
fosfopeptida memiliki kemampuan MATERI DAN METODE
besar untuk menstabilkan kalsium Jenis penelitian eksperimental
fosfat dalam bentuk larutan menjadi laboratoris post only control group
amorphous calcium phosphate design.
nanocomplex, yang menghasilkan Alat dan Bahan Penelitian
serpihan CPP-ACP.7 Mekanisme Alat :
antikariogenik yang dihasilkan oleh 1. Gelas bekker
CPP-ACP merupakan suatu proses 2. Cotton bud
terlokalisasinya ion kalsium dan fosfat 3. Scanning Electron Microscope –
pada permukaan gigi, sehingga Energy Dispersive X-Ray (SEM-
menjaga proses buffer oleh saliva. Hal EDX)
ini membantu mempertahankan 4. Inkubator dengan suhu 37°C
keadaan netral pada enamel gigi, dan
akan menurunkan proses Bahan :
demineralisasi, serta meningkatkan 1. 7,5% Novamin dan 0,4% SnF2
remineralisasi.8,9 (Sensodyne®)
Novamin merupakan bahan 2. 10% Casein Phosphopeptide-
bioactive glass yang terbuat dari Amorphous Calcium Phosphate
mineral sintetik yang mengandung (CPP-ACP) dan 0,2% NaF dalam
sodium, kalsium, fosfor, dan silica GC Tooth Mousse Plus ®, Itabashi-
(sodium-kalsium-fosfo-silikat) dimana ku, Tokyo, Jepang.
semua mineral ini terdapat dalam 3. Larutan demineralisasi yang terdiri
tubuh manusia. Kandungan mineral dari : (pH 4,3) (Veerita et al., 2011)
sintetis sodium, kalsium, fosfor, dan - 2.0 mmol/l Ca
silika (sodium kalsium fosfosilikat) - 2.0 mmol/l fosfat
berkontak dengan saliva atau air dan - buffer asam asetat 0.075 mol/l
secara langsung akan melepaskan ion 4. Larutan remineralisasi yang terdiri
sodium, kalsium, fosfor kedalam saliva dari : (pH 7) (Veerita et al., 2011)
yang berfungsi sebagai remineralisasi - 1.5 mmol/l Ca
pada permukaan gigi. Tidak seperti - 0.9 mmol/l fosfat

112
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :111-119

- 150 mmol/l Potasium klorida • Setelah 2 jam perendaman, gigi


dicuci dengan akuades kemudian
Sampel Penelitian dikeringkan dan direndam kembali
Sampel menggunakan elemen gigi dengan larutan demineralisasi
premolar tanpa adanya lesi white-spot, selama 3 jam.
dekalsifikasi, atau fluorosis. Bagian • Semua elemen gigi diberi perlakuan
permukaan bukal yang tidak sama selama 2 menit dalam masing –
kecembungannya diratakan dengan masing kelompok, kemudian dicuci
menggunakan kertas amplas dengan dengan akuades dan dikeringkan,
kehalusan 500, 1000, 1500, dan 5000 kemudian gigi direndam dalam
mess. Sampel diulasi dengan nail larutan remineralisasi selama 16
varnish dan meninggalkan enamel jam.
tanpa tertutup varnish dengan diameter • Siklus ini diulang selama 10 hari
3mm. Sampel dilakukan proses sampai lesi demineralisasi
demineralisasi selama 96 jam. Semua terbentuk, setiap hari larutan
subyek gigi dibagi menjadi 4 : demineralisasi dan remineralisasi
• Kelompok 1 : elemen gigi diganti untuk menjaga
yang telah terdemineralisasi keefektivitasan larutan. Nail varnish
direndam dalam deionized water yang hilang dicat kembali.
• Kelompok 2 : elemen gigi • Semua gigi dibersihkan, dicuci
yang telah terdemineralisasi dengan akuades, kemudian
dilakukan pH cycling. dikeringkan. Elemen gigi dibelah
• Kelompok 3 : elemen gigi secara longitudinal dengan
yang telah terdemineralisasi diulas ketebalan 2-3mm menggunakan
dengan Novamin dan dilakukan pH low-speed diamond disc.
cycling • Potongan elemen dikeringkan dan
• Kelompok 4 : elemen gigi di-coating kemudian dilihat
yang telah terdemineralisasi diulas dibawah Scanning Electron
dengan CPP-ACP dan dilakukan pH Microscope.
cycling. • Tiga bagian gambaran tiap gigi
Semua elemen gigi direndam/diulas diukur menggunakan Image Pro
selama 2 menit dalam masing – masing Plus software. Dari sini akan
perlakuan, kemudian dicuci dengan terlihat kedalaman rata – rata
akuades dan dikeringkan. Kemudian sebagai kedalaman demineralisasi.
semua elemen gigi dilakukan proses • Dilakukan juga pengukuran kadar
pH cycling mengikuti metode dari mineral dengan menggunakan SEM
Ittagharun et al., (2010), dengan cara EDX.
gigi direndam larutan demineralisasi
dalam suhu ruangan selama 3 jam. Hari 1-4 : Demineralisasi 24 sampel,
Setiap kelompok direndam dalam kemudian sampel dibagi menjadi 4
larutan demineralisasi dalam gelas kelompok
bekker yang berbeda.11 Hari 5-14 :
• Setelah direndam dalam larutan • Kelompok I (kontrol negatif)
demineralisasi, elemen gigi dicuci direndam dalam deionized water
dengan akuades dan dikeringkan, • Kelompok II (kontrol positif)
kemudian direndam kembali dengan dilakukan pH cycling
larutan remineralisasi pada suhu • Kelompok III diberi perlakuan
ruangan pada gelas bekker yang (Novamin) + pH cycling
berbeda selama 2 jam.

113
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :111-119

• Kelompok IV diberi perlakuan


(CPP-ACP) + pH cycling

HASIL
Data hasil uji SEM dari pengukuran
lesi demineralisasi yang terbentuk pada
sampel diperoleh hasil rata-rata yang
dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1.Data Kasar Hasil Penelitian


Sampel Kontrol (-) Kontrol (+) CPP- Novamin
(μm) (μm) ACP (μm)
(μm)
1 116,80 105,45 86,27 41,54
2 140,6 115,7 82,7 33,04 Gambar 2. Gambaran Hasil Uji SEM pada
3 148,88 135,74 89,3 31,33
kelompok kontrol negatif (A), kontrol positif
4 192,07 117,53 83,83 37,88
5 205,9 138,41 87,48 65,23 (B), CPP-ACP (C), Novamin (D)
6 171,93 129,43 96,47 58,53
Pada gambar diatas dapat dilihat
Tabel 2. Hasil Rerata Kedalaman Lesi gambaran hasil uji SEM pada masing –
Demineralisasi Tiap Kelompok masing kelompok. Pada semua
KELOMPOK N SD
SAMPEL X kelompok terlihat gambaran irregular
KONTROL (-) 6 162,7 33,46 di permukaan enamel, pada kelompok
KONTROL (+) 6 123,71 12,87
CPP – ACP 6 87,68 4,93 kontrol negatif (A) tampak gambaran
NOVAMIN 6 44,59 14,03 irregular yang paling besar kemudian
gambaran irregular yang lebih kecil
pada kelompok kontrol positif (B) dan
kelompok CPP-ACP (C) dan gambaran
ireegular terkecil pada kelompok
Novamin (D).

Gambar 1. Grafik Hasil Rerata Kedalaman


Lesi Demineralisasi Tiap Kelompok Sampel

Berdasarkan grafik diatas dapat


dilihat perbandingan kedalaman lesi Gambar 5.3 Tabel Hasil Uji EDX pada
demineralisasi pada masing – masing kelompok kontrol negatif (kiri-atas), kontrol
positif (kanan-atas), CPP-ACP (kiri-bawah),
kelompok, dimana kelompok kontrol Novamin (kanan-bawah)
negatif memiliki nilai kedalaman lesi
tertinggi disusul oleh kelompok Pada gambar diatas dapat dilihat
kontrol positif, kelompok CPP-ACP, tabel hasil uji EDX pada masing –
dan kelompok Novamin sebagai masing kelompok. Pada semua
kelompok yang memiliki nilai kelompok terlihat jumlah kandungan
kedalaman lesi paling rendah. kalsium (CaK), fosfor (PK) dan silika
(SiK) yang terdapat pada tiap sampel.
Tampak kandungan kalsium dan silika
yang terbesar terdapat pada kelompok

114
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :111-119

Novamin, diikuti oleh CPP-ACP, Kedalaman Lesi


kontrol positif dan yang terkecil pada Chi-Square 20.747
kontrol negatif. df 3
Asymp. Sig. .000
Analisa Statistik Data Hasil
Penelitian
*signifikansi (p<0,05)
Hasil Uji Normalitas Hasil uji Post Hoc menunjukkan
Sebelum dilakukan uji analisis antar terdapat perbedaan yang bermakna
kelompok penelitian, maka dilakukan antar tiap kelompok, hal ini
uji normalitas terlebih dahulu pada ditunjukkan dengan nilai signifikansi
masing – masing kelompok. Uji yang lebih kecil dari 0,05 (p<0,05).
normalitas pada penelitian ini Hasil uji Post Hoc antar tiap kelompok
menggunakan uji Kolmogorov- dapat terlihat pada tabel dibawah ini.
Smirnov, selain itu dilakukan pula uji Tabel 5. Uji Post Hoc
homogenitas. Dari tabel 3 dapat dilihat KELOMPOK P (signifikansi) < 0,05
PENELITIAN
bahwa data yang didapat pada
keseluruhan kelompok penelitian KONTROL KONTROL CPP- NOVA
(-) (+) ACP MIN
berdistribusi normal (p>0,05). Uji
homogenitas diukur dengan levene test KONTROL (-) - 0,012 0,000 0,000
KONTROL (+) 0,012 - 0,021 0,000
dengan tingkat kemaknaan sebesar CPP-ACP 0,000 0,021 - 0,005
0,05; maka semua data bersifat NOVAMIN 0,000 0,000 0,005 -
homogen (p<0,05).
Tabel 3. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov dan Dari hasil uji Tukey pada tabel
Levene Test dibawah ini dapat dilihat bahwa bahan
Kelompok Signifikansi Levene
Penelitian Normalitas (p) Test Novamin menurunkan lesi
Kontrol (-) 0,998 demineralisasi paling tinggi
Kontrol (+) 0,987 P<0,05
CPP-ACP 0,964 dibandingkan CPP-ACP dan kelompok
Novamin 0,838 kontrol positif serta kelompok kontrol
negatif.
Hasil Uji Kruskal-Wallis Antar Tabel 6. Uji Tukey HSD Kedalaman Lesi
Kelompok Demineralisasi
Hasil uji antar semua kelompok N Signifikansi = 0.05
Kelompok
menggunakan Kruskal-Wallis antara 1 2 3 4 1
kelompok kontrol negatif, kelompok Novamin 6 44.5917
kontrol positif, kelompok CPP-ACP, CPP - APP 6 87.6750
dan kelompok Novamin didapatkan Kontrol (+) 6 123.7100
hasil bahwa antara semua kelompok Kontrol (-) 6 162.6967
perlakuan terdapat perbedaan yang
bermakna. Hasil uji Kruskal-Wallis
DISKUSI
semua kelompok dapat dilihat pada
Proses demineralisasi dan
tabel dibawah ini.
Tabel 4. Uji Kruskal-Wallis
remineralisasi merupakan proses yang
Kelompok N Mean
terus menerus berlangsung dalam
rongga mulut. Demineralisasi gigi
Kontrol neg 6 20.83
adalah larutnya mineral enamel gigi
Kontrol Pos 6 16.17
Kedalaman
akibat konsentrasi asam yang
CPP - APP 6 9.50
Lesi mempunyai pH di bawah 5,5 lebih
Novamin 6 3.50 tinggi pada permukaan enamel dari
Total 24 pada di dalam enamel.4 Proses
demineralisasi akan berhenti jika

115
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :111-119

konsentrasi asam rendah dan dinetralkan serta terdapat ion Ca2+ dan
konsentrasi kalsium atau fosfor dalam PO43- yang cukup di lingkungan.
saliva kembali tinggi sehingga terjadi Dissolusi produk apatit dapat mencapai
proses remineralisasi.1,2 Demineralisasi netralitas melalui buffering, sedangkan
yang terjadi terus-menerus akan ion Ca2+ dan PO43- pada saliva dapat
membentuk porositas pada permukaan menghambat proses pelarutan melalui
enamel dan mengarah pada terjadinya common ion effect. Hal ini
keadaan patologis.2 mengakibatkan pembangunan kembali
partly dissolved apatite crystals dan
Demineralisasi merupakan proses disebut dengan remineralisasi.
hilangnya ion-ion mineral dari enamel Interaksi ini dapat ditingkatkan dengan
gigi. Kandungan mineral utama dari keberadaan ion fluoride pada daerah
enamel adalah hydroxyapatite (HA) reaksi.12
yang terdiri dari Ca10(PO4)6(OH)2.
Sejumlah ion mineral dapat hilang dari Pada penelitian ini diukur
hidroksiapatit tanpa merusak integritas kedalaman lesi demineralisasi yang
strukturalnya. Enamel yang terbentuk pada enamel gigi dimana
terdemineralisasi lebih peka terhadap pada setiap kelompok sampel diberi
panas, dingin, tekanan, serta rasa sakit perlakuan yang berbeda. Bahan yang
dibanding enamel normal.12 digunakan untuk mengurangi lesi
demineralisasi yang terbentuk adalah
Pada lingkungan netral, HA CPP-ACP yang terkandung dalam GC
seimbang dengan lingkungan saliva Tooth Mousse™ dan Novamin yang
yang tersaturasi dengan ion Ca2+ dan terkandung dalam pasta gigi
PO43-. HA reaktif terhadap ion Sensodyne™. Kedua bahan ini
hidrogen dengan pH ≤ 5.5 yang memiliki fungsi untuk menghambat
merupakan pH kritis untuk HA. H+ lesi demineralisasi dengan
bereaksi dengan kelompok fosfat meningkatkan remineralisasi pada
dalam lingkungan saliva yang dekat enamel.
dengan permukaan kristal secara cepat. Novamin merupakan kalsium
Proses itu dapat dideskripsikan sebagai sodium fosfosilikat yang termasuk
konversi PO43- menjadi HPO42- dengan dalam kelas bioaktif glass. Kandungan
tambahan H+ dan pada waktu yang mineral sintetis sodium, kalsium,
sama H+ disangga (mengalami fosfor, dan silika (sodium kalsium
buffering). HPO42- kemudian tidak fosfosilikat) berkontak dengan saliva
dapat berkontribusi terhadap atau air dan secara langsung akan
keseimbangan HA normal sehingga melepaskan ion sodium, kalsium,
kristal HA larut. Hal ini disebut dengan fosfor kedalam saliva yang berfungsi
demineralisasi.12 sebagai remineralisasi dari permukaan
gigi. Tidak seperti teknologi kalsium
Reaksi yang terjadi pada fosfat lainnya, ion – ion yang
demineralisasi enamel adalah sebagai dilepaskan bioaktif glass akan
berikut: membentuk hydroxycarbonate apatite
-
(HCA) secara langsung tanpa melalui
Ca10(PO4)6(OH)2 → 8H+ 10Ca2+ + 6HPO4 + 2H2O fase terbentuknya amorphous calcium
phosphate intermediate.10 Partikel –
Remineralisasi merupakan proses partikel ini akan melekat pada
pengembalian ion-ion mineral ke permukaan gigi dan terus melepaskan
dalam struktur hidroksiapatit. Ion-ion ion – ion dan melakukan proses
yang hilang pada proses demineralisasi remineralisasi pada permukaan gigi
dapat dikembalikan apabila pH

116
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :111-119

segera setelah diaplikasikan. Bioaktif Tujuan dilakukannya pH cycling


glass dalam lingkungan basah akan pada penelitian ini adalah untuk
bereaksi dengan cepat dalam 3 fase, menyamakan kondisi dalam rongga
yaitu perlekatan dan pertukaran kation, mulut dimana selalu terjadi proses
pelarutan SiO2, dan presipitasi kalsium demineralisasi dan remineralisasi yang
dan fosfat membentuk lapisan apatit. berlangsung secara terus menerus.
Reaksi ionisasi dari Novamin Siklus pH cycling yang dilakukan
membentuk kristal hidroksiapatit mengikuti siklus Ittagharun (2010)
adalah sebagai berikut: dimana dilakukan perendaman dalam
5Ca2+ + 3PO43– + OH– → Ca5(PO4)3(OH) larutan demineralisasi selama 3 jam,
Ikatan yang terbentuk antara deposit kemudian dilakukan perendaman
Novamin dengan permukaan enamel dalam larutan remineralisasi selama 2
membentuk ikatan adhesif yang cukup jam, dilanjutkan perendaman kembali
kuat dan memiliki ukuran partikel yang dalam larutan demineralisasi selama 3
besar sehingga tidak mudah terlepas jam dan perendaman dalam larutan
apabila terkena bilasan air.13 remineralisasi selama 16 jam. Siklus
ini dilakukan selama 10 hari karena
CPP-ACP mempunyai efek positif penelitian ini menggunakan sampel
terhadap remineralisasi enamel. gigi manusia.11
Dimana mekanisme antikariogenik Setelah proses perlakuan dilakukan
yang dihasilkan oleh CPP-ACP adalah selama 10 hari, semua sampel
merupakan suatu proses dipersiapkan untuk pengukuran
terlokalisasinya ion kalsium dan fosfat SEM(EDX) dengan cara memotong
pada permukaan gigi, sehingga sampel dengan ukuran 2x2 mm
menjaga berlangsungnya proses buffer menggunakan diamond disc dan
oleh saliva. Oleh karena itu hal ini direkatkan pada carbon disc. Setelah
membantu untuk mempertahankan itu, sampel dilakukan proses coating
keadaan netral pada enamel gigi, yang dan diuji dengan alat SEM(EDX)
kemudian akan menurunkan proses untuk mengukur kedalaman lesi yang
demineralisasi, dan meningkatkan terbentuk pada setiap sampel
remineralisasi.8,9 penelitian.
Pada penelitian ini setiap sampel Data hasil penelitian yang didapat
diberi perlakuan pendahuluan berupa dari uji SEM dilakukan uji statistik
perendaman dalam larutan untuk melihat distribusi data dan
demineralisasi selama 4 hari sehingga homogenitas data. Setelah data diuji
terbentuk lesi demineralisasi, didapatkan hasil distribusi normal dan
kemudian kelompok pertama direndam data homogen, hal ini berarti validitas
dalam larutan akua bidestilata, data tercapai sehingga dapat
kemudian dilakukan uji SEM, dilanjutkan untuk uji statistik lainnya
kelompok ini sebagai kontrol negatif. yang berfungsi untuk melihat ada
Kelompok kedua sebagai kontrol tidaknya perbedaan yang signifikan
positif diberi perlakuan pH cycling antar kelompok penelitian.
menggunakan larutan saliva buatan Dari hasil uji statistik Kruskal-
dan larutan demineralisasi buatan Wallis didapatkan hasil adanya
selama 10 hari. Kelompok ketiga perbedaan yang bermakna pada semua
diberi perlakuan pengulasan bahan kelompok, kemudian pada tes Post
CPP-ACP kemudian dilakukan pH Hoc didapatkan perbedaan yang
cycling, sedangkan kelompok keempat bermakna antar variabel penelitian
diberi perlakuan pengulasan bahan didapatkan kedalaman lesi
Novamin dan dilakukan pH cycling. demineralisasi kelompok kontrol

117
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :111-119

negatif paling tinggi. Hal ini besar dari kelompok Novamin. Hal ini
disebabkan karena tidak terjadi fungsi disebabkan oleh fungsi remineralisasi
remineralisasi dari enamel karena dari bahan CPP-ACP dimana bahan ini
setelah proses perendaman dalam bekerja dengan ikatan CPP yang
larutan demineralisasi, sampel mampu menjaga kalsium dan fosfat
disimpan dalam larutan akuabides pada saliva tetap dalam keadaan amorf
yang tidak mengandung mineral – non-kristalin yang artinya stabil,
mineral pembangun kristal kemudian ion kalsium dan fosfat dapat
hidroksiapatit enamel sehingga tidak dengan mudah beradhesi ke enamel
terjadi proses remineralisasi. Ion-ion gigi sehingga terbukti mengurangi
yang hilang pada proses demineralisasi risiko demineralisasi enamel dan
tidak dapat dikembalikan walaupun pH membantu proses remineralisasi
14
dinetralkan serta tidak terdapat ion enamel gigi.
Ca2+ dan PO43- yang cukup di Aplikasi CPP-ACP pada
lingkungan.12 Selain itu, proses permukaan gigi dapat mencegah
demineralisasi akan berhenti jika pelarutan dari ion kalsium dan fosfat.
konsentrasi asam rendah dan Selain itu, CPP-ACP juga bertindak
konsentrasi kalsium atau fosfor dalam sebagai penampung dari kalsium dan
saliva kembali tinggi sehingga terjadi fosfat dan menjaga larutan tetap berada
proses remineralisasi, dimana hal ini pada kondisi tersaturasi dan
tidak terjadi pada perendaman dalam mempertahankan buffer saliva dimana
akuabides.1,2 Lesi demineralisasi yang kondisi enamel menjadi netral,
terbentuk dalam kelompok ini terlihat sehingga terjadi remineralisasi dan
dengan ukuran paling besar. proses demineralisasi berkurang.7
Pada kelompok kontrol positif Tetapi deposit yang dibentuk oleh
didapatkan hasil ukuran kedalaman lesi CPP-ACP ini berukuran kecil dan
demineralisasi yang terbentuk lebih kurang adhesif terhadap permukaan
rendah dari kelompok kontrol negatif enamel sehingga mudah terlepas bila
tetapi lebih tinggi dari kelompok CPP- terkena bilasan air.13
ACP dan kelompok Novamin. Hal ini Pada kelompok Novamin terlihat
disebabkan pada kelompok kontrol pengurangan lesi demineralisasi paling
positif dilakukan pH cycling besar dibandingkan kelompok lainnya.
menggunakan larutan saliva buatan Hal ini disebabkan karena bahan aktif
dan larutan demineralisasi buatan. Novamin bekerja ketika diaplikasikan
Dalam larutan saliva buatan terdapat pada permukaan enamel menyebabkan
mineral – mineral pembangun kristal mineral sodium, kalsium, dan fosfor
hidroksiapatit yaitu kalsium dan fosfor, berkontak dengan saliva/ air sehingga
sehingga larutan saliva buatan akan menghasilkan ion sodium, kalsium,
berfungsi dalam proses remineralisasi dan fosfor yang langsung membentuk
dari lesi demineralisasi yang terbentuk kristal hidroksiapatit.15 Deposit yang
sebelumnya. Tetapi fungsi terbentuk ini memiliki ukuran yang
remineralisasi pada kelompok lebih besar dari deposit yang terbentuk
penelitian ini hanya berasal dari larutan oleh CPP-ACP dan memiliki daya
saliva buatan tanpa adanya bahan aktif perlekatan yang besar terhadap
lainnya yang membantu proses permukaan enamel gigi sehingga tidak
remineralisasi.1,2,11 mudah terlepas bila terkena bilasan
Pada kelompok CPP-ACP, hasil air.13
ukuran kedalaman lesi demineralisasi Berdasarkan penjelasan hasil
yang diukur lebih kecil dari kelompok penelitian dan sesuai dengan hasil uji
kontrol positif dan negatif, tetapi lebih Tukey diatas dapat disimpulkan bahwa

118
Conservative Dentistry Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :111-119

kelompok bahan aktif Novamin Pediatrics. 24: 327-8


memiliki kemampuan paling baik 7. Guotao Wu, Xinqiang Liu, Yongfu Hou. 2010.
Analysis of the effect of CPP-ACP tooth
dalam menurunkan lesi demineralisasi mousse on enamel remineralization by
enamel dibandingkan kelompok CPP- circularly polarized images. Angle
ACP, kelompok kontrol positif dan Orthodontist. 80; 933-8.
kelompok kontrol negatif. 8. Oshiro M, Yamaguchi K, Takamizawa T,
Inage H, Watanabe T, Irokawa A, et al. 2007.
Effect of CPP-ACP paste on tooth
SIMPULAN mineralization: an FE-SEM study. Journal of
Kemampuan bahan aktif Novamin Oral Science. 49:115–20.
dalam menurunkan lesi demineralisasi 9. Kargul,B, Altinok, R. Welbury. 2012. The
lebih baik dibandingkan CPP-ACP Effect of casein phosphopeptide–amorphous
terlihat dari lesi demineralisasi pada calcium phospate on enamel surface
rehardening. An in vitro study. Eur J of Pediatr
kelompok Novamin lebih kecil Dent. 13(2).P. 123-7.
dibandingkan kelompok CPP-ACP. 10. Natasha M, Neeraj M, Vikram S, Deepak P,
Nidhi M. 2011. Tooth remineralization using
bioactive glass – A novel approach. Journal
DAFTAR PUSTAKA Academy Advance Dental Research. 2(2): 45-
9.
1. Ilyas M. 2006. Perbedaan kadar kalsium dalam 11. Itthagarun A, King NM, Yuen-Man Cheung.
saliva sebelum dan sesudah mengkonsumsi 2010. The effect of nano-hydroxyapatite
minuman ringan yang mengandung asam toothpaste on artificial enamel carious lesion
sitrat. JITEKGI. 3:96-9. progression: An in-vitro pH-cycling study.
2. Prasetyo EA. 2005. Keasaman minuman Hong Kong Dent J. 7:61–6.
ringan menurunkan kekerasan permukaan gigi. 12. Bio-Rad. 2008. Quick start Bradford protein
Dent. J. 38: 60-3. assay – instruction manual.
3. Beatrice K, Gandara, Edmond L.T. 1999. 13. Mehta AB, Kumari V, Jose R, Izadikhah V.
Diagnosis and management of dental erosion. 2014. Remineralization potential of bioactive
The Journal of Contemporary Dental Practice. glass and casein phosphopeptide-amorphous
1: 1-17. calcium phosphate on initial carious lesion: An
4. Dawes C. 2003. What is the critical pH and in-vitro pH-cycling study. J Conserv Dent.
why does a tooth dissolve in acid. J Can Dent 17:3-7.
Assoc. 69 : 722-4. 14. Seiboth B, Hartl L, Pail M, Kubicek CP. 2003.
5. Caufield WP, Yvonne W. 1984. pH-Dependent D-xylose metabolism in hypocrea jecorina:
Bacteriocidal Effects of Acidulated Flouride loss of the xylitol dehydrogenase step can be
Gels on Preformed Plaque Aggregates of partially compensated for by lad1-encoded L-
Streptococcus mutans. Alabama : Institute of arabinitol-4-dehydrogenase. Eukaryot Cell.
Dental Research and School of Dentistry. 2(5):867-75.
26(6): 807-9 15. Narayana SS, et al. 2014. Remineralization
6. Lewis WC, Milgrom P. 2003. Pediatrics in efficiency of bioactive glass on artificially
Review. Journal of the American Academy of carious lesion an in-vitro study. Journal Indian
Soc Pedod Prev Dent. 32:19-25.

119

Anda mungkin juga menyukai