J
DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI KLINIK AULIA RAHMA
DISUSUN OLEH :
M.ISA ANSHARI
PO713201181167
TK. III D
A. Identitas Klien
Nama Tn. J
Alamat Umur Pendidikan Sudiang
Pekerjaan 40 tahun
Suku/ Bahasa SMP
Agama Informan Buruh
Tanggal masuk Bugis/ Indonesia
Tanggal pengkajian Islam
Rekam medis
Identitas Penanggung 14 Oktober 2020
Jawab 04 November 2020
Nama : Tn. M
Alamat : Sudiang
Umur : 45 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku/ Bahasa : Bugis/Indonesi
Agama :a
Hubungan dengan klien Islam
Kakak
B. Alasan Masuk
Klien masuk Klinik Aulia Rahma pada tanggal 14 Oktober 2020 diantar keluarganya karena di
rumah klien ribut dengan istrinya. Selain itu klien juga mengamuk, emosinya labil, susah tidur,
tidak mau makan dan minum, halusinasi (+), paranoid (+). Klien lebih suka menyendiri, klien
sering menunduk, banyak diam. Tahun 2008 klien sudah pernah dirawat di Klinik Aulia Rahma.
Klien kambuh karena menolak minum obat. Kemudian keluarga membawanya ke Kinik Aulia
Rahma kembali.
Faktor Predisposisi
1. Gangguan jiwa dimasa lalu : YA
Keluarga klien mengatakan klien mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2008 dan dirawat
di Yayasan Aulia Rahma
2. Pengobatan sebelumnya : Kurang berhasil
Keluarga klien merawatnya hanya di rumah. Keluarga mengatakakan klien tidak mau
minum obat.
Masalah Keperawatan : Ketidakpatuhan
3. Penganiayaan
Klien mengatakan tidak pernah ada ataupun mengalami penyaniayaan fisik, seksual
maupun penolakan dari lignkungan dan dari keluarganya. Klien mengatakan tidak pernah
mengalami tindak kriminal. Klien juga mengatakan tidak pernah menjadi korban maupun
saksi.
Masalah Keperawatan :-
4. Adakah keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? : Tidak
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa dan tidak ada
yang pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
Masalah keperawatan : -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak ada pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami klien.
klien mengatakan pengalaman hidupnya biasa-biasa saja.
Masalah keperawatan : -
C. Fisik
1. Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg N : 79 x/Menit
S : 37,1 C
0
RR : 20x/Menit
TB : 159 Cm BB : 49 Kg
2. Keluhan Fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan tentang fisiknya. Klien tidak merasa tubuhnya tidak
enak badan. Kondisi fisik tidak ada masalah.
Masalah keperawatan :-
D. Psikososial
: laki- laki
: perempuan : klien
: menikah : meninggal
1. Genogram
...............: tinggal serumah : keturunam
Klien tinggal satu rumah dengan anak dan istrinya. Klien mengatakan ayahnya sudah
meninggal. Klien mengatakan ibunya sangat menyayangi dirinya. Ibunya tidak pernah marah
terhadap dirinya. Istrinya juga sangat menyayangi dirinya. Jika ada masalah klien cerita
kepada istrinya.
Masalah Keperawatan : -
2. Konsep diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan suka terhadap semua organ tubuhnya dan semuanya biasa saja tidak ada
yang spesial.
b. Identitas diri
Klien mengatakan sebelum dirawat klien tinggal bersama istri dan anaknya dan posisi
klien adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Klien mengatakan sebagai anak bungsu sikap
klien biasa saja dan tidak merasa puas. Namun sebagai laki-laki klien merasa puas. Klien
lebih banyak menerima apa adanya.
Masalah Keperawatan : -
c. Peran
Klien mengatakan perannya dalam keluarga adalah sebagai kepaa keluarga dan sebagai
kepala keluarga klien bertanggung jawab dalam masalah perekonomian keluaga.
Walaupun pekerjaannya hanya sebagai buruh tapi klien merasa cukup. Masalah
keperawatan : -
d. Ideal diri
Klien mengatakan harapannya klien dapat berkumpul kembali dengan keluarganya
dirumah dan klien juga berharap dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
e. Harga diri
Klien mengatakn terlahir dikeluarga tidak mampu. Klien malu. Klien terlihat tidak percaya
diri.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat :
Orang tua dan istri
b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien mengatakan orang terdekat menurutnya dalan orang tuanya dan istrinya. Semenjak
dirawat di klinik klien mengataan tidak mempunyai orang terdekat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan dirumah klien tidak pernah mengikuti kegiatan atau acara kumpul-
kumpul. Klien lebih senang bekerja pulang dari pada bergabung dengan orang-orang lain.
Menurutnya sendiri itu lebih tenang.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
klien mengatakan dirinya tidak mengalami gangguan jiwa dan menurutnya dirinya
biasa saja dan orang lain juga menganggap dirinya biasa saja
b. Kegiatan Ibadah
Klien mengatakan ibadah itu tidak terlalu penting dan klien mengatakan jarang
melakukan sholat 5 waktu
Masalah Keperawatan : Resiko Defisit spiritual
E. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien tidak rapi, rambut panjang. Klien mandi tetapi tidak pakai sabun /
mencuci rambut, dan tidak menggosok gigi. Keadaan mulut dan gigi klien kotor. Klien
mengatakan malas mengganti baju
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Klien berbicara lambat dan sesekali klien tampak berfikir sejenak klien hanya menjawab
seperlunya saja. Bicara lambat tetapi terarah jawabannya. Kadang jawabannya suka
berubah ubah dan terkadang emosional ingin marah.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Aktivitas Motorik
Klien tampak lesu dan tidak bersemangat. Klien tampak berbicara sepperlunya saja dan
tampak tenang. Sesekali klien merubah posisi duduknya.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
4. Alam Perasaan
klien mengatakan khawatir. Tetapi tidak tahu apa yang dikhawatirkan.
5. Afek
Saat diberi stimulus klien tampak datar tidak ada ekspresi.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
6. Interaksi selama wawancara
Selama berkomunikasi klien tampak kontak mata kurang tertuju kepada lawan bicara.
Klien tampak sesekali hanya menatap lawan bicara
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
7. Persepsi
Klien mengatakan seringn mendengar suara-suara tanpa ada wujudnya. Klien mengatakan
mendengar nya pada pagi dan sore hari. Klien mengatakan suara itu muncul kadang
menyuruhnya untuk marah-marah. Klien tampak berbicara dan senyum-senyum sendiri.
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
8. Proses pikir
Ketika klien sedang diajak berbicara pembicaraan terhenti tiba tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian dilanjutkan kembali.
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses pikir
9. Isi Pikir
Klien mengatakan sedang kepikiran dengan keluarganya dirumah. Klien sudah
menghilangkan pikiran-pikiran khawatir terhadap keluarga namun tidak bisa
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
10. Tingkat kesadaran
Klien tampak duduk saja. Klien kebanyakan menunduk. Sesekali klien menatap lawan
bicara. Saat dikaji tampak orientasi terhadap waktu, tempat dan orang disekitarnya baik..
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
11. Memory
Saat dikaji tentang ingatan masa lalunya, klien tampak bingung dan mengatakan lupa.
Klien mampu mengingat nama perawat dan temannya yang baru berkenalan namun tidak
mampu mengingat dengan baik
Masalah Keperawatan : Kerusakan memori
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien tidak mampu berhitung sederhana dan klien sulit untuk berkonsentrasi dengan apa
yang sedang dibicarakan
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir
13. Kemampuan Penilaian
klien mampu mengambil keputusan yang sederhana seperti memilih makan dulu sebelum
mandi.
Masalah Keperawatan : -
14. Daya Tilik Diri
Klien mengatakan dirinya baik baik saja, tidak sakit. Klien mengatakan tidak perlu dirawat
di klinik
Masalah Keperawatan : Kerusakan penilaian
G. Mekanisme Koping
Klien mengatakan lebih senang sendiri. Klien mengatakan jarang menceritakan kepada orang
lain tentang masalahnya. Klien merasa tidak percaya dengan orang lain. Klien tampak
menghindar dari orang lain klien tampak tidak mau berinteraksi.
Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif
I. Kurang Pengetahuan
Klien mengatakan tidak mengetahi tentang penyakit jiwa yang dialami saat ini dan klien juga
tidak mengetahui tentang obat-obatan yang dia minum.
Masalah Keperawatan : Kurang Pengetahuan
J. Aspek Medis
Diagnosa Medik : Skizofrenia
Terapi Medik :
Halloperidol (2mg) 2x1/ hari
Chlorpomazine (5mg) 1x1/hari
Trihexipenidin (50mg) 2x1/hari
K. Analisa Data
No Data Masalah
L. Pohon Masalah
M. Intervensi
Diagnosa Intervensi
Isolasi Sosial SP 1
1. Identifikasi penyebab isolasi sosial
2. Diskusi tentang keuntungan dan
kerugian jika memiliki teman
3. Latih cara berkenalan
4. Masukan pada j adwal kegiatan
SP 2
1. Evaluasi kegiatan berkenalan
2. Latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan (latih 2
kegiatan)
3. Latih berkenalan dengan 2-3 orang
4. Masukan kedalam jadwal kegiatan
SP3
1. Evaluasi kegiatan
latihan
berkenalan
2. Latih cara berbicara (2 kegiatan
baru)
3. Latih berkenalan dengan 4-5 orang
4. Masukan kedalam jadwal kegiatan
SP4
1.Evaluasi kegiatan
latihan
berkenalan
2. Latih cara bicara sosial
3. Latih cara berkenalan lebih dari 5
orang
4. Masukan kedalam jadwal
kegiatan
N. Dokumentasi Keperawatan
IMPLEMENTASI EVALUASI
Hari/tgl: Jumat/04 Nov 20 Pkl: 09.00
SUBJEKTIF:
DATA: -Klien mengatakan lebih suka
menyendiri daripada dengan teman
1.- - Klien mengatakan sering mendengar
2. - suara-suara yang menyuruhnya untuk
3.- marah ketika sendirian
- Klien mengatakan sering mengamuk
di rumahnya karena menolak disuruh
DIAGNOSIS: minum obat
1. -
2. - OBJEKTIF:
3. - - Klien terlihat lebih sering menunduk
- Klien tidak mampu memulai
pembicaraan
INTERVENSI: - Klien hanya menjawab pertanyaan
1. Identifikasi masalah yang dirasakan yang diberikan
- Klien terkadang melamun saat
ditanya
RENCANA TINDAK LANJUT:
- Klien terlihat tegang dan gelisah
1. Melatih SP 1 Isolasi Sosial
sambil menggenggam tangannya
2. Melatih SP 1 Halusinasi
- Nada suara klien tinggi
3. Melatih SP 1 Resiko Perilaku
Kekerasan
ANALISIS:
1. Isolasi Sosial (+)
2. Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran (+)
3. Resiko Perilaku Kekerasan (+)
PLANNING:
1. Berlatih mengenal penyebab masalah
yang dialami
Hari/tgl: Sabtu/05 Nov 20 Pkl: 09.00 SUBJEKTIF:
- Klien mengatakan keuntungan
DATA: punya teman adalah bisa berbagi cerita
- Klien mengatakan lebih suka menyendiri tetapi klien lebih suka menghardik
- Klien mengatakan sering mendengar - Klien mengatakan suara-suara itu
suara-suara ketika sedang sendirian muncul ketika sendirian
- Klien mengatakan sering marah-marah
dan
- Klien tampak tegang dan gelisah
menyuruhnya untuk marah-marah
- Nada bicara klien agak tinggi
OBJEKTIF:
- Klien mampu
DIAGNOSIS:
- Isolasi Sosial memperagakan
- Gangguan Sensori berkenalan dengan perawat dan satu
Persepsi: temannya
Halusinasi Pendengaran - Klien mampu memperagakan cara
- Resiko Perilaku Kekerasan menghardik
- Klien mampu memperagakan tarik
nafas dalam dan pukul bantal
INTERVENSI: - Klien masih tampak tegang dan
- Latih SP 1 Isolasi Sosial gelisah
- Latih SP 1 Halusinasi
- Latih SP 1 Resiko Perilaku ANALISIS:
Kekerasan - Isolasi Sosial (+)
- Gangguan Sensori
RENCANA TINDAK LANJUT:
Persepsi:
- Melatih SP 2 Isolasi Sosial
Halusinasi Pendengaran (+)
- Melatih SP 2 Halusinasi
- Resiko Perilaku Kekerasan (+)
- Melatih SP 2 Resiko Perilaku
Kekerasan
PLANNING:
1. Berlatih berkenalan dengan pasien
lain sebanyak 2 orang
2. Berlatih cara menghardik 3 kali
sehari
3. Berlatih cara tarik nafas dalam 3 kali
sehari
4. Berlatih cara pukul bantal 3 kali
sehari
Hari/tgl: Sabtu/05 Nov 20 Pkl: 16.00
SUBJEKTIF:
DATA: - Klien mengatakan sudah berkenalan
dengan 2 temannya, namanya Pak A dan
1. Klien mengatakan lebih suka Pak Z
menyendiri - Klien mengatakan sudah latihan
2. Klien mengatakan sering mendengar menghardik 3 kali
suara-suara ketika sedang sendirian - Klien mengatakan sudah latihan
3. Klien mengatakan sering marah- nafas dalam dan pukul bantal 3 kali
marah - Klien mengatakan masih suka
4. Klien tampak tegang dan gelisah menyendiri dan suara-suara masih
5. Klien sudah bisa berkenalan, muncul kadang-kadang
menghardik, tarik nafas dalam, dan
pukul bantal OBJEKTIF:
- Klien mampu berbicara dengan baik
saat berkenalan dengan temannya
DIAGNOSIS: - Klien mampu menyebutkan kembali
1. Isolasi Sosial nama dan dosis obat yang biasa
2. Gangguan Sensori Persepsi: dikonsumsi
Halusinasi Pendengaran - Klien mampu menyebutkan kembali
3. Resiko Perilaku Kekerasan prinsip 6 benar minum obat
- Klien mampu memperagakan cara
menghardik
INTERVENSI: - Klien mampu memperagakan tarik
1. Latih SP 2 Isolasi Sosial nafas dalam dan pukul bantal
2. Latih SP 2 Halusinasi - Klien tampak tenang
3. Latih SP 2 Resiko Perilaku
Kekerasan ANALISIS:
1. Isolasi Sosial (+)
2. Gangguan Sensori Persepsi:
RENCANA TINDAK LANJUT: Halusinasi Pendengaran (+)
1. Melatih SP 3 Isolasi Sosial 3. Resiko Perilaku Kekerasan (+)
2. Melatih SP 3 Halusinasi
3. Melatih SP 3 Resiko Perilaku PLANNING:
Kekerasan 1. Berlatih berkenalan dengan pasien
lain sebanyak 2 orang
2. Berlatih cara menghardik 3 kali
sehari
3. Berlatih cara tarik nafas dalam 3 kali
sehari
4. Berlatih cara pukul bantal 3 kali
sehari
5. Minum obat secara teratur 2 kali sehari
SUBJEKTIF:
1. IsoIasi Sosial (+)
2. Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran (+)
3. Resiko Perilaku Kekerasan (-)
PLANNING:
1 + Berlatih berkenalan dengan pasien lain
sebanyak 2 orang
2. Berlatih cara berbicara yang baik saat
berkenalan dengan pasien lain
3. Berlatih cara menghardik 3 kali sehari
4. Berlatih cara tarik nafas dal am dan
pukul bantal 3 kali sehari
5. Minum obat secara teratur 2 kali sehari
ANALISIS:
1. IsoIasi Sosial (+)
2. Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran (-)
3. Resiko Perilaku Kekerasan (-)
PLANNING:
1 + Berlatih berkenalan dengan pasien lain
sebanyak 2 orang
2. Berlatih cara berbicara yang baik saat
bersosialiasi dengan pasien lain
3. Berlatih cara menghardik 3 kali sehari
4. Berlatih cara tarik nafas dal am 3 kali
sehari
5. Berlatih cara pukul bantal 3 kali sehari
6. Minum obat secara teratur 2 kali sehari
7. Berlatih cara bercakap-cakap 3 kali
sehari
8. Berlatih cara mengontrol kemarahan
dengan verbal 3 kali sehari
9. Melakukan sholat 5 waktu dan
berdoa