Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KLASIFIKASI BATUAN BEKU

NAMA : MUH. ALI

NIM : D61112252
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah menolong hamba-Nya dalam
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-
Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui berbagai jenis


batuan terutama batuan beku serta proses pembentukannya dan sebagai
tugas akhir semester mata kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini disusun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Klasifikasi Batuan Beku” dan sengaja


dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan sesuai dengan
materi jurusan penulis saat ini.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing


serta teman-teman yang telah banyak membantu penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas


kepada pembaca, walaupun makalah ini memiliki banyak kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penulis

MUh. Ali

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR…….………………………………………………………..... i

DAFTAR PUSTAKA………….……………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….... 1

A. LATAR BELAKANG………………………………………………….....1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………….…………………...1
C. TUJUAN PENULISAN…………...……………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..3

A. PENGERTIAN BATUAN BEKU……………………………………….3


B. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN GENETIK
(TEMPAT TERJADINYA)………………………………………………3
C. KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIA….…6

D. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN MINERALOGI.….9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………12

A. KESIMPULAN………………………………………………………….12
B. SARAN…...……………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….13

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
            Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian
lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah
bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka
banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu
diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan
yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta
berbeda pula dalam proses terbentuknya.
            Petrologi yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan.
Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam
kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui
cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal
kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana
batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
Penggolongan batuan beku telah bayak dilakukan dari dahulu hingga
sekarang, namun karena tidak adanya kesepakatan antara ahli petrologi
dalam mengklasifikasikan betuan beku mengakibatkan sebagian
klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-beda. Penggolongan batuan
beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama, yaitu berdasarkan
genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan
bersarkan susunan mineraloginya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi dengan hanya
mengkaji masalah - masalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan batuan beku?
2.      Bagaimana batuan beku terbentuk?
3.      Apa saja pembagian genetik batuan beku?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah
sebagai berikut:
1.      Menjelaskan apa itu batuan beku
2.      Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batuan beku
3.      Menjelaskan pembagian batuan beku berdasarkan genetiknya
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BATUAN BEKU


Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan
yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat
pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa
dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan
antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.
Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang
relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar.
Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorit, dan granit (yang
sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat
(misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya
lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan
pondasi rumah), dan dasit.

B. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN GENETIK (TEMPAT


TERJADINYA)
Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari
batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal
sebelum dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik
batuan beku adalah sebagai berikut :
1. Batuan beku Intrusif
Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga
disebut batuan beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku
intrusif mempunyai karakteristik diantaranya, pendinginannya sangat
lambat (dapat sampai jutaan tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-
kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan
beku intrusif. Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk
dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan
batuan di sekitarnya. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi
menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan.
berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua
yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di
sekitarnya disebut diskordan. yaitu:

a. Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar


dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan
batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan
kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang
berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan
bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit
mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.
Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan
didapatkan bahwa tebal batholith adalah antara 20-30 km. Batholite
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan,
karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena
besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang diatasnya.
Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh
magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada
proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-
fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping.
Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang
naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini
bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma
terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen
batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku
dinamakan Xenolith.  

b. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya


lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km.
Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas
batholit.
c. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur
(perlapisan) batuan yang diterobosnya.
d. Jenjang Volkanik,adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang
menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya
kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
2. Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif
ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk
mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.
Struktur ini diantaranya:

a. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai


lapisan
b. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan
terpisah poligonal seperti batang pensil.
c. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang
bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi
pada lingkungan air.
d. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada
batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
e. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh
mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
f. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya
kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.

C. KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIA


Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang
membentuk mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan
beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO 2, TiO2, AlO2,
Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na 2O, K2O, H2O+, P2O5, dari persentase
setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan
pembentukan meineral.
Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan
kimia oksida
Contohnya pada tabel berikut ini :

OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT


SiO2 72,08 51,86 48,36 43,54
TiO2 0,37 1,50 1,32 0,81
Al2O3 13,86 16,40 16,84 3,99
Fe2O3 0,86 2,73 2,55 2,51
FeO 1,72 6,97 7,92 9,8
MnO 0,06 0,18 0,18 0,21
MgO 0,52 6,21 8,06 34,02
CaO 1,33 3,40 11,07 3,46
Na2O 3,08 3,36 2,26 0,56
K2O 0,46 1,33 0,56 0,25
H2O+ 0,53 0,80 0,64 0,76
P2O5 0,18 0,35 0,24 0,05

Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada
tabel di atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan
presentase dari setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari
oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin
menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari
batuan granit (batuan asam) semakin bertambah kandungannya kearah
batuan peridotit (ultra basa).
               Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan
batuan intrusinya, asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda
tempat terbentuknya saja, sehingga menimbulkan pula perbedaan
didalam besar butir dari setiap jenis mineral.

Batuan Intrusi Batuan Ekstrusi


Granit Riolit
Syenit Trahkit
Diorit Andesit
Tonalit Dasit
Monsonit Latit
Gabro Basal
 
Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida tertentu
dalam batuan seperti kandungan silika dan kandungan mineral mafik
(Thorpe & Brown, 1985).

               Pembagian batuan beku menurut kandungan SIO2 (silika) pada


tabel di bawah :

Nama Batuan Kandungan Silika


Batuan Asam Lebih besar 66 %
Batuan Menengah 52 – 66 %
Batuan basa 45 – 52 %
Batuan Ultra basa Lebih kecil 15 %
              

D. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN MINERALOGI


Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka
sebagian besar batuan beku didasarkan atas susunan mineral dari
batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan adalah mineral
kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik.
Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan
olovin.
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat
mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia.
Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi
pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti
akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan
arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur
afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur
batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi
menjadi :
a. Batuan Dalam
Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang
menyusun batuan tersebut    dapat    dilihat tanpa bantuan alat
pembesar.
b. Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak
dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.

E. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN TEKSTUR DAN


KOMPOSISI MINERALNYA
Batuan beku yang memiliki komposisi mineral yang sama, tidak
selalu mempunyai nama yang sama. Jadi kenampakan tekstur
merupakan dasar yang utama dalam pemberian nama batuan beku
tersebut.

1. Batuan Beku Granitik


Batuan beku granitik merupakan batuan beku yang bersifat asam.
a. Granit, merupakn batuan beku faneritik yang disusun oleh
mineral kuarsa 25%, ortoklas 50%, dan Na-felspar.
b. Riolit, adalah batuan beku ekstrusif yang mempunyai komposisi
yang sama dengan granit, hanya saja warnanya abu-abu
terang, sedangkan granit kemerahan
c. Obsidian, adalah batuan yang disusun oleh gelas yang
berwarna hitam, terbentuk oleh pembekuan lava yang cepat.
d. Pumis atau batuapung, adalah batuan vulkanik seperti obsidian
yang mempunyai tekstur gelas.
2. Batuan Beku Andesitik
Batuan beku andesitik merupakan batuan beku dengan komposisi
kimia menengah (intermediet).
a. Andesit, adalah batuan beku ekstrusif yang berbutir halus dan
berwarna abu-abu
b. Diorit, merupakan batuan beku intrusive andesitic yang
bertekstur kasar dan berwarna abu-abu.
3. Batuan Beku Andesitik
a. Basalt, merupakan batuan beku ekstrusif yang bersifat basa,
bertekstur afanitik dan berwarna hijau gelap sampai hitam.
b. Gabro, merupakn batuan beku intrusif basaltik dengan tekstur
faneritik dan berwarna hijau gelap sampai hitam.
BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Batuan ialah segala macam material padat yang menyusun kulit
bumi/kerak bumi, baik yang telah padu maupun lepas.
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan membeku.Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu
batuan ekstruksi dan batuan instrusi.Batuan beku berdasarkan
komposisi  kimianya yaitu Salah satu klasifikasi batuan beku dari
senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO,
CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5.Batuan beku berdasarkan
mineraloginya,biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas,
potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan batuan beku
berdasarkan tekstur dan kandungan mineralnya, seperti granitik,
andesitik, dan basaltik.

B. SARAN
Mungkin masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karenanya diharapkn pembaca dapat memberikan
saran dan kritiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Rochmanto, Budi. 2005. Diktat Mata Kuliah:Geologi Fisik. edisi ke
dua. Makassar: UNHAS.
www.teachgeograph.blogspot.com (diakses tanggal 15 Desember
2012)

Anda mungkin juga menyukai