Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TAMAN ATAP (ROOF GARDEN)

MATA KULIAH AGRIBISNIS PERKOTAAN

Disusun Oleh:

Nama : Mochamad Shaldan Basari

NPM : 41205421119007

Dosen Pengampu:

Sunardi, S.P, M.Si

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA
BOGOR

2020
DAFTAR ISI

Daftar isi.............................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................
I.1. Latar belakang..............................................................................................
I.2. Tujuan ..........................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................
II.1. Pengertian.....................................................................................................
II.2.Prinsip...........................................................................................................
II.3.Manfaat........................................................................................................
II.4.Cara Pembuatan............................................................................................
II.5.Analisa Usaha..............................................................................................
BAB III. PENUTUP..........................................................................................................
Kesimpulan.........................................................................................................
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan lahan perkotaan saat ini telah berubah dari lahan terbuka hijau menjadi
built-up area. Fenomena tersebut menyebabkan fungsi sekuestrasi karbon oleh tanah dan
biomassa berkurang pesat seiring peningkatan urbanisasi terutama ke daerah perkotaan. Pada
akhirnya berdampak buruk berupa keterbatasan lahan untuk habitat alami flora-fauna
sehingga mengurangi keindahan kota karena yang mayoritas terlihat adalah gedung-gedung
pencakar langit. Minimnya Ruang Terbuka Hijau di kawasan di perkotaan, berakibat polusi
udara meningkat yang dibuktikan dari banyaknya total emisi CO2 Terjadinya penyempitan
ruang publik untuk rekreasi dan tempat berkumpul komunitas, serta kurangnya area resapan
air hujan yang berdampak banjir besar seperti dan kurangnya pasokan air bersih
menyebabkan pelayanan PDAM semakin tidak ekonomis.

Kondisi tersebut menyebabkan mayoritas pemukim kota memilih tinggal di periphery


region padahal bekerja di core region. Namun, saat ini prinsip pengembangan kota telah
berubah dari the city beautiful menjadi the city efficient (Adisasmita, 2006). Hal itu bisa
dicontohkan oleh Kota Chicago di Amerika Serikat yang sangat berkomitmen menerapkan
teknologi roof garden untuk mengatasi masalah dampak perubahan iklim. Terdapat lebih dari
232.258 m2 proyek green roof baik yang telah dilaksanakan maupun yang sedang berjalan
(Cify of Chicogo, 2005 dalam Kloss dan Calarusse, 2006).

Pengembangan taman atap modern (roof garden atau atap hijau) adalah sebuah
fenomena yang relatif baru. Roof garden teknologi pertama kali dikembangkan di Jerman
pada tahun 1980-an yang kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya seperti Swiss,
Belanda, Austria Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia. Bahkan saat ini, diperkirakan 10% dari
semua bangunan di Jerman memiliki taman atap. Selain Jerman, Austria (Linz kota) telah
mengembangkan sebuah proyek taman atap sejak tahun 1983, serta Swiss mulai intensif
mengembangkan taman atap sejak tahun 1990.

Di Inggris, London dan Sheffield pemerintah kota bahkan telah membuat kebijakan
khusus mengenai pengembangan taman atap. Pengembangan taman atap juga populer di
Amerika Serikat meskipun tidak seintensif di Eropa. Di Amerika konsep taman atap pertama
kali dikembangkan di Chicago, kemudian menjadi populer di Atlanta, Portland, Washington,
dan New York (Wikipedia, 2008). Beberapa negara di Asia seperti Jepang, Korea,
Hongkong, China, dan Singapura merupakan penggiat dalam proyek-proyek taman atap.
Beberapa contoh proyek pengembangan taman atap yang sukses adalah Flying Green Project
(Tokyo dan Hong Kong), Skyrise Greening Project (Singapura), Ecoroof Project (Berlin),
Green Roof Project (New York dan Washington) (Joga, 2008)

1.2. Tujuan

1. Agar mengetahui dan memahami apa yang dimaksud roof garden


2. Mengetahui manfaat roof garden bagi masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian
Roof garden adalah penghijauan rumah, dalam arti luas adalah segala upaya untuk
memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kondisi lahan, dinding dan atap agar dapat
dimanfaatkan secara optimal, baik sebagai pengatur tata air, suhu, pencemaran udara atau
pelindung lingkungan.
Keberadaan taman atap, khususnya di kota-kota besar (metropolis) memiliki peran penting
seperti halnya ruang hijau lainnya. Ancaman terhadap eksistensi RTH akibat pembangunan
infrastruktur-infrastruktur kota dapat diimbangi atau dikompensasi dengan mengembangkan
taman atap.

II.2 Prinsip
Roof garden pada prinsipnya merupakan sebuah taman yang terletak pada
ketinggian tertentu pada bangunan yang umumnya terdiri dari elemen vegetasi dan berbagai
elemen alam yang lain.
Dalam perspektif pemikiran green architecture, roof garden dapat berfungsi untuk
menciptakan suatu kondisi iklim mikro yang ideal pada bangunan.
Istilah iklim mikro mengacu pada ruang lingkup daerah yang diselidiki termasuk pada ukuran
perbedaan iklim, timbul dari suatu lingkungan buatan seperti bangunan,
permukaanpermukaan keras, tanaman atau pada alam sendiri.

II.3 Manfaat
Pada umumnya manfaat taman atap (roof garden) adalah sebagai berikut (Green
Rooftops, 2008; Holladay, 2006):
1. Mengurangi tingkat polusi udara, vegetasi pada taman atap mampu merubah polutan
(toksin) di udara menjadi senyawa tidak berbahaya melalui proses reoksigenasi;
taman atap juga berperan dalam menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon
dioksida) di atmosfir kota sehingga dapat menekan efek rumah kaca;
2. Menurunkan suhu udara, keberadaan taman atap dapat mengurangi efek panas radiasi
sinar matahari yang berasal dari dinding bangunan maupun dari tanah (heat island
effect)
3. Konservasi air, taman atap dapat menyimpan sebagian air yang berasal dari air hujan
sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih efisien;
4. Mengurangi polusi suara/ kebisingan, komposisi vegetasi pada taman atap memiliki
potensi yang baik dalam meredam kebisingan yang berasal dari luar bangunan (suara
bising kendaraan bermotor atau aktivitas industri)
5. Menampilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika), sama halnya dengan fungsi
taman pada umumnya, taman atap (green roof) menyediakan keindahan bagi aspek
bangunan sehingga tampak lebih hidup, asri, dan nyaman;
6. Meningkatkan kenaekaragaman hayati kota, taman atap dapat berfungsi sebagai
habitat sekaligus penghubung bagi pergerakan organisme (wildlife) antar ruang hijau
di kawasan perkotaan
Berdasarkan jumlah biaya (perawatan) yang dibutuhkan, kedalaman tanah (media
tanam), dan jenis tanaman yang digunakan, taman atap dibedakan menjadi tiga macam yaitu
(The Environment Site.org, 2006) :
1. Taman Atap Ekstensif (Extensive Green Roof), taman atap jenis ini membutuhkan
biaya perawatan yang cukup murah, media tanam (tanah) yang dangkal, dan tanaman
yang digunakan adalah tanaman hias ringan. Taman atap ini mempunyai skala
bangunan yang ringan dan sempit sehingga banyak digunakan pada bagian rumah
yang tidak terlalu luas seperti garasi, atap rumah, teras, atau dinding.
2. Taman Atap Semi Ekstensif (Semi-Extensive Green Roof), taman atap ini mempunyai
kedalaman media tanam (tanah) yang lebih dibandingkan taman atap ekstensif,
mampu menampung sejumlah besar jenis tanaman dan lebih dekoratif. Taman atap ini
membutuhkan struktur bangunan yang lebih kuat dan berat.
3. Taman Atap Intensif (Intensive Green Roof), taman atap ini mempunyai ukuran yang
luas dengan struktur bangunan yang besar dan kuat, mampu menampung berbagai
jenis tanaman baik kecil maupun besar (pohon). Taman atap jenis ini banyak
digunakan pada bangunan-bangunan besar (pencakar langit) serta dapat dimanfaatkan
sebagai sarana rekreasi.

Di kawasan perkotaan yang sebagian besar ruangnya dipenuhi dengan bangunan-bangunan


besar (pencakar langit), memiliki potensi besar untuk dikembangkan taman atap (roof
garden). Aplikasi taman atap saat ini telah berkembang luas, tidak hanya terbatas pada
gedung-gedung pencakar langit melainkan dapat dikembangkan pada bangunan rumah
sekalipun. Aplikasi taman atap dapat dilakukan di kawasan perkotaan
(urban areas), yaitu pada gedung-gedung perkantoran, mall, hotel, apartemen, atau rumah
susun; di kawasan atau kompleks perumahan (residential); di kawasan industri seperti pada
pabrik-pabrik; dan di tempat-tempat lainnya seperti taman hiburan (rekreasi), museum,
sekolah, universitas, rumah sakit, airport, stasiun, perpustakaan, dan lain sebagainya (Green
Rooftops, 2008).

Beberapa contoh bangunan yang dilengkapi dengan taman atap antara lain Gedung ACROS
(Asian Crossroads Over TheSea) di kota Fukuoka, Jepang; Namba Park di Osaka, Jepang;
Chicago City Hall, Amerika; Ballard Library di Seattle, Amerika; Rumah Sakit Mount
Elizabeth, Singapura; Horniman Museum dan Canary Wharf di Londond, Inggris; museum
L'Historial de la Vendée, Perancis; dan Golden Gate Park di San Fransisco, Amerika
(Wikipedia, 2008).

Gambar 1. Roof Garden

II.4 Cara Pembuatan


Berikut tahapan-tahapan yang perlu dilakukan untuk membuat halaman atau taman
di dak beton.
1. Buatlah atap dak beton dengan kemiringan 20-30. Konstruksinya menggunakan
material cor beton bertulang dengan besi diameter 8mm. Ukuran setiap kolom beton
20cmx20cm. Tebal lantai dak 20cm untuk luasan 50m2.
2. Buat bak tanaman di tepi dak beton. Bentuk bak boleh kotak, bulat, oval atau
kombinasi, asal bentuknya sesuai dengan luas dak yang ada. Bak berperan menjadi
wadah tanaman.
3. Lapisi dak beton dan bak tanaman dengan material waterproofing. Ini untuk
mencegah agar air tak merembes ke dalam ruangan di bawahnya, juga melindungi
tulang besi pada balok kolom dan lantai.
4. Buatlah instalasi air bersih dan kotor. Instalasi air bersih untuk menyiram tanaman,
yang berhubungan langsung dengan pompa air atau bak penampungan air. Perhatikan
juga instalasi air buangan yang tersambung dengan tepi dak terendah, lalu hubungkan
ke pipa talang air menuju bak resapan di tanah dan ke riol kota.
5. Pasang ijuk atau cocopeat- sejenis serabut kelapa di atas dak beton berjajar teratur.
Tebalnya 10cm. Fungsi ijuk untuk menahan sekaligus menyaring air yang merembes
dari pasir dan tanah.
6. Tuang tanah merah dan humus. Kandungan pH tanah 5-7. Kemudian, tanam rumput
di atasnya. Tanam tanaman berakar serabut pada bak tanaman. Jenis tanaman rambat
dapat ditanam di tepi pagar atau dinding, sedangkan tanaman rendah pada bak dan
tepi taman. Tanam juga tanaman berbunga agar tampilan taman lebih indah.
7. Pasang pagar di bagian depan dan belakang taman. Pagar dapat terbuat dari material
apa saja; besi, bambu, atau kayu, asal kuat dan aman. Lebih baik jika pagar memiliki
pintu, sehingga kita seperti berada di pekarangan rumah.

II. 5 Analisa Usaha


RENCANA ANGGARAN BELANJA
TAMAN ATAP RUMAH PRIBADI MAS ANSHORY DI DESA GUWOSOBOKERTO, WELAHAN, KAB.JEPARA

I. LUAS MEDIA TANAM ATAP 32,28 M 2


II. MATERIAL DASAR SEDERHANA UNTUK TEKHNIK ROOFING GARDEN.

A. KEBUTUHAN MATERIAL WATER PROOFING


NO. JENIS MATERIAL / URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN (RP) TOTAL HARGA (RP) HARI EFEKTIF BIAYA
I II III IV V VI VII VIII

1 Pengecatan dak dengan cat anti air 32 M2 Rp 30,000 Rp 960,000


2 plastic shading dan pemasangan 18 M2 Rp 45,000 Rp 810,000
4 serabut kelapa / cocopeat 60 sack Rp 35,000 Rp 2,100,000
5 Moss dari akar pakis 30 sack Rp 70,000 Rp 2,100,000
6 pasir ayak kasar dengan batu kris ukuran 2;1 45 sack Rp 10,000 Rp 450,000
SUB. TOTAL A. Rp 6,420,000
B. KEBUTUHAN MATERIAL DASAR UNTUK MEDIA TANAM
1 Fermentasi cocopeat / humus halus 50 pcs Rp 6,500 Rp 325,000
2 Pasir bromo 75 sak Rp 14,000 Rp 1,050,000
3 Pupuk Kandang fermentasi kering 30 sak Rp 11,500 Rp 345,000
4 Sekam bakar 40 sak Rp 15,000 Rp 600,000
5 Pasir kali halus 65 pcs Rp 10,000 Rp 650,000
SUB. TOTAL B. Rp 2,970,000
C. KEBUTUHAN TANAMAN PERDU, SEMAK DAN GROUND COVER
1 Pakis mini 35 polybag Rp 8,500 Rp 297,500
4 Walisongo variegata 60 polybag Rp 10,000 Rp 600,000
5 Sambang darah 20 polybag Rp 7,500 Rp 150,000
6 Anting putri daun kuning / variegata 10 polybag Rp 15,000 Rp 150,000
7 mundo grazz hijau 50 polybag Rp 2,500 Rp 125,000
8 lee kwan yu 110 polybag Rp 10,000 Rp 1,100,000
9 dracaena sulcurosa golden 35 polybag Rp 15,000 Rp 525,000
10 taiwan 60 polybag Rp 3,000 Rp 180,000
11 alang2 daun unggu 30 polybag Rp 4,500 Rp 135,000
12 gandarusa variegata 45 polybag Rp 3,000 Rp 135,000
13 pandan kuning 25 polybag Rp 6,500 Rp 162,500
15 sansieverra tiger 25 polybag Rp 5,000 Rp 125,000
16 andong merah 20 polybag Rp 8,500 Rp 170,000
17 rumput jepang 50 ikat Rp 10,000 Rp 500,000
19 bromelia 10 polybag Rp 20,000 Rp 200,000
22 ararea 37 polybag Rp 15,000 Rp 555,000
23 lou hansung uk. 50-70 cm 30 polybag Rp 75,000 Rp 2,250,000
24 asoka bunga pink 15 polybag Rp 4,000 Rp 60,000
SUB. TOTAL C. Rp 7,420,000
D. KEBUTUHAN ELEMEN TANAMAN PENDUKUNG
1 Pohon kamboja bunga pink, tinggi; 2.5m up, Ø batang ;10-15 cm. 1 Pohon Rp 545,000 Rp 545,000
2 Pohon anting putri daun kuning, tinggi; 1-1.5m up, susun 2-3 tajuk 1 Pohon Rp 450,000 Rp 450,000
3 Pohon Pandan bali bentuk formal, tinggi; 1.5m up, Ø batang; 15 cm. 1 Pohon Rp 300,000 Rp 300,000
4 Tanaman sycass revoluta, tinggi; 50 -70 cm up. 1 Pohon Rp 650,000 Rp 650,000
SUB. TOTAL D. Rp 1,945,000
E. KEBUTUHAN TENAGA TAMAN
1 lanskaper 1 Org Rp 105,000 Rp 105,000 12 Rp 1,260,000
2 tenaga taman 2 Org Rp 85,000 Rp 170,000 12 Rp 2,040,000
SUB. TOTAL E. Rp 3,300,000
BAB III.
PENUTUP
Kesimpulan
Kepedulian terhadap isu pemanasan global (global warming) yang kian merebak
menggugah kita menjadi lebih sadar untuk merancang hunian ramah lingkungan.
Menghadirkan suatu arsitektur hijau dilakukan dengan menghadirkan taman yang asri.
Terbatasnya lahan rumah terutama di perkotaan seringkali membuat kita tak bisa
mengaplikasikan taman pada hunian. Di kawasan kota yang telanjur padat, memperoleh lahan
terbuka bukanlah soal mudah. Taman atap atau roof garden adalah salah satu solusi yang
ditawarkan untuk menjawab permasalahan diatas dengan beberapa keuntungan diantaranya :
dapat menciptakan iklim mikro yang sejuk, mengundang hewan - hewan seperti burung dan
unggas lainnya, melestarikan tanaman lain, mengurangi polusi udara, sebagai penghambat
laju air hujan, sebagai pelindung atas atap, sehingga beton menjadi lebih tahan lama, dapat
mengurangi kebisingan perkotaan, atap bangunan lebih tahan lama sehingga biaya perawatan
lebih hemat, menambah ruang baru yang akan digunakan dan tentu saja dapat meningkatkan
daya jual bangunan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Sitti Sarifa Kartika Kinasih, L. M. (2013). ( Development Potential of Roof Garden
Technology in Mampang Prapatan Area and dengan dengan Depok sehingga
mengembalikan. 20(3), 252–261.

Sutanto, A. 2009. Strategi Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan. Buletin Tata Ruang Edisi
Juli-Agustus 2009. https://perencanaankota.blogspot.com/2011/11/strategi-penyediaan-rth-di-
kawasan.html diakses pada tanggal 7 April 2020 melalui google chrome
Suwargana, N. dan Sutanto. 2005. Deteksi Ruang Terbuka Hijau Menggunakan Teknik
Penginderaan Jauh. Prosiding “Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan
Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”. Jakarta: LAPAN.
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/65544/1/A13lps.pdf diakses pada tanggal 7
April 2020 melalui google chrome
http://tanamsatupohon.blogspot.com/2011/09/sejarah-manfaat-dan-aplikasi-roof.html diakses
pada tanggal 7 April 2020 melalui google chrome.

Anda mungkin juga menyukai