Anda di halaman 1dari 29

LEMBAR KERJA 6

Lembar kerja ini dibuat untuk memenuhi tugas Pratikum Keperawatan Gawat
Darurat

DOSEN PENGAMPU :

Ns. ELVI OKTARINA, M.Kep, SpMB

DISUSUN OLEH :

TIFA RAMADHANI ( 1811312014 )

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
LEMBARAN KERJA 6

A. Interpretasi hasil EKG Sinus dan Aksis QRS

B. Tujuan pembelajaran:
Mahasiswa mampu menentukan interpretasi gambaran elektrokardiografi pada
contoh kasus yang diberikan dan mengidentifikasi aksis QRS

C. Perlengkapan yang disiapkan:


1. Penggaris
2. Alat tulis
3. Spidol

D. Kegiatan sebelum pelaksanaan praktikum


Baca materi tentang elektrokardiografi dan jawab pertanyaan berikut.

1. Tuliskan definisi elektrokardiografi, elektrokardiograf, elektrokardiogram


a. Elektrokardiografi
 Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik
jantung.
 Elektrokardiografi adalah representasi aktivitas listrik jantung yang
direkam oleh elektrode pada permukaan tubuh.
 Elektrokardiografi (EKG) atau Electrocardiography (ECG)
merupakan suatu alat yang digunakan untuk merekam sinyal
biologi yang terbentuk sebagai hasil dari aktivitas listrik jantung .

b. Elektrokardiograf
EKG adalah suatu gambaran grafis mengenai gambaran puncak
aktifitas elektris dari serabut otot jantung, berupa kurva tegangan fungsi
waktu yang terdiri dari berbagai puncak (Heru, 2008).
c. Elektrokardiogram
Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg menggambarkan
rekaman listrik jantung.
2. Tuliskan karakteristik gelombang, kompleks dan interval pada EKG

Bentuk Ukuran Fase


Gelombang P
Gelombang P ialah Biasanya defleksi ke atas Tinggi : < 0,3 mV Gelombang P yang
suatu defleksi yang (positif) pada lead-lead I, Lebar : < 12 mm detik normal memenuhi
disebabkan oleh II, aVL dan V3-V6 P mitral adalah kriteria sbb:
proses depolarisasi Biasanya defleksi ke gelombang P yang Panjang atau durasi
atrium. Terjadinya bawah (negatif) pada melebar ( > 0,12 detik ) gelombang tidak
gelombang P adalah aVR, sering pula pada V1 dengan notch yang lebih dari 0,12 detik
akibat depolarisasi dan kadang-kadang V2 menandakan pembesaran Tinggi atau
atrium menyebar Gelombang P (+) atrium kiri. Pada kondisi amplitudo tidak lebih
secara radial dari membentuk gambar ini juga bisa ditemukan P dari 3 mm atau 0,3
nodus SA ke nodus cembung seperti bukit. bifasik di lead V1. mV.
AV ( atrium P pulmonal adalah
conduction time ). gelombang P yang tinggi
dengan amplitudo > 3
kotak kecil yang
menandakan pembesaran
atrium kanan.
Bila ditemukan
gelombang P yang inversi
(defleksi negatif pada lead
yang seharusnya defleksi
positif) menandakan
depolarisasi atrium
dengan arah yang
abnormal atau pacemaker
bukan nodus SA,
melainkan pada bagian
lain atrium atau
dextrocardia.
PR Interval
Depolarisasi atrium Blok AV derajat 1 Diukur dari permulaan PR Interval
– depolarisasi  Semua gelombang P gelombang P sampai  Lamanya : 0,12 -0,20
Ventrikel diikuti kompleks QRS permulaan gelombang detik
Interval P-R atau QRS  Lamanya > 0,20 detik
lebih teliti disebut Blok AV derajat 2 tipe 1 Dalam keadaan normal : gangguan konduksi,
P-Q interval, diukur  Pemanjangan progresif segmen PR berada dalam pada umumnya di
dari permulaan interval PR garis isoelektrik atau Nodus AV ( AV
timbulnya  Pemendekan interval PR sedikit depresi dengan Block)
gelombang P pada beat setelah panjang tidak lebih dari
sampai permulaan gelombang P yang tidak 0,8 mm. Blok AV derajat 1
kompleks QRS. dikonduksikan Segmen P-R ini  Interval PR
dibandingkan dengan menggambarkan delay of memanjang ( >0,20
interval PR sebelum exitation pada nodus AV detik )
gelombang P yang tidak (atau kelambatan
dikonduksikan. transmisi impuls pada
nodus AV).
Blok AV derajat 2 tipe 2
 Blok AV derajat 2 tipe 2
merupakan bentuk blok
AV derajat II yang lebih
berat.
 Karakteristiknya adalah
kemunculan mendadak
satu gelombang P sinus
yang tidak dikonduksikan
tanpa dua karakteristik
yang didapatkan pada
blok AV tipe II Mobitz
tipe I.

Blok AV derajat 3 (Blok


AV total)
 Tampak gelombang P
(positif di sadapan II),
dengan frekuensi irama
sinus yang relatif reguler,
yang lebih cepat daripada
irama ventrikel
 Kompleks QRS ada,
dengan frekuensi
ventrikuler yang lambat
(biasanya konstan)
 Gelombang P tidak
mempunyai hubungan
dengan kompleks QRS,
sehingga interval PR
bervariasi.
Kompleks QRS Diukur dari permulaan Nilai normal durasi
Menunjukkan gelombang Q (atau kompleks QRS
waktu depolarisasi permulaan R bila Q tak adalah 0,08 - 0,10
ventrikel (total tampak), sampai akhir detik.
ventricular gelombang S. V.A.T atau disebut
depolarization QRS amplitude berbeda juga intrinsic
time). pada tiap lead, pada tiap deflection ialah
individu. Dua determinan waktu yang
dari tegangan QRS diperlukan bagi
adalah: impuls melintasi
 Ukuran ventrikel, miokardium atau dari
semakin besar ventrikel, endokardium sampai
semakin besar tegangan. epikardium, diukur
 Jarak electrode dari dari awal gelombang
ventrikel, semakin dekat, Q sampai puncak
semakin besar tegangan. gelombang R.
V.A.T tidak boleh
lebih dari 0,03 detik
pada V1 dan V2, dan
tidak boleh lebih dari
0,05 pada V5 dan V6.
Gelombang T Pada EKG yang normal Nilai Normal: Panjang gelombang T
Gelombang T ialah maka gelombang T adalah  < 1 mV di lead dada biasanya 0,10-0,25
suatu defleksi yang sbb :  < 0,5 mV di lead detik.
dihasilkan oleh  Positif (upward) di lead I ekstrimitas, minimal Amplitudo normal :
proses repolarisasi dan II; dan mendatar, ada 0,1 mV  < 10 mm di sadapan
ventrikel jantung. bifasik atau negatif di prekordial
lead III  < 5 mm di sadapan
 Negatif (inversi) di aVR; ekstremitas
dan positif, negatif atau  Minimum 1 mm
bifasik pada aVL atau
aVF.
 Negatif (inversi) di
V1;dan positif di V2
sampai V6

Segmen ST Bila segmen ST naik Segmen S-T disebut juga Panjang segmen S-T
disebut S-T elevasi segmen Rs-T, ialah normal antara 0,05-
Dan bila turun disebut S- pengukuran waktu dari 0,15 detik (interval
T depresi, keduanya akhir kompleks QRS ST).
merupakan tanda penyakit sampai awal gelombang
jantung koroner. T.
Normal : Isoelektris Ini menunjukkan waktu
dimana kedua ventrikel
dalam keadaan aktif
(excited state) sebelum
dimulai repolarisasi.
Gelombang U Asal gelombang ini tidak Gelombang U yang
Gelombang U jelas, tetapi mungkin sangat tinggi (> gel. T)
biasanya mengikuti representasi dari menunjukkan hipokalemi
gelombang T, “afterdepolarizations” di Gelombang U yang
mungkindihasilkan ventrikel. terbalik menunjukkan
oleh proses Suatu defleksi (biasanya iskemia miokard yang
repolarisasi lambat positif) terlihat setelah berat.
ventrikel. gelombang T dan
Gelombang U mendahului gelombang P
adalah defleksi yang berikutnya.
positif dan kecil Biasanya terjadi
setelah gelombang repolarisasi lambat pada
T sebelum sistem konduksi
gelombang P, juga inverventrikuler
dinamakan after (Purkinje).
potensial.
Gelombang U yang
negatif (inversi)
selalu abnormal.
Peranan dari puncak
U tidaklah begitu
berperanan yang
berkaitan dengan
konsentrasi Kalsium
dan Kalium dalam
darah. Terjadinya
puncak U ini
kemungkinan
disebabkan oleh
repolarisasi dari
serabut Purkinje.
QT Interval Q-T ini berubah- Interval Q-T diukur mulai QT Interval (QTc <
Durasi dari ubah tergantung frekuensi dari permulaan 0.40 sec)
depolarisai dan jantung, jadi harus gelombang Q sampai Q-Tc normal pada
repolarisasi dikoreksi sesuai frekuensi pada akhir gelombang T, laki-laki tidak boleh
ventrikel jantungnya (Q-Tc). menggambarkan lamanya lebih dari 0,42 detik
Untuk koreksi ini proses listrik saat sistolik dan pada wanita tidak
menggunakan normogram ventrikel (duration of boleh lebih dari 0,45
yang memberikan Q-Tc electrical systole) atau detik (dr.R.
untuk frekuensi jantung depolarisasi ventrikel dan Mohammad Saleh
60x/menit. repolarisasinya. mengatakan 0,35-
0,44detik).
Bentuk Gelombang P
3. Kegiatan pada saat praktikum
a. Petunjuk:
Bagi mahasiswa menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 5 – 8
mahasiswa. Masing-masing mahasiswa berdiskusi di dalam kelompok
untuk mengerjakan lembaran kerja. Diskusi dilaksanakan selama 30
menit, dilanjutkan dengan presentasi kelompok.
Gambaran EKG Sinus
 Pilihlah dengan cara melingkari pada pilihan jawaban yang sesuai.
 Isilah pada titik-titik yang tersedia

 Untuk gambaran EKG diatas,


a. Gelombang P Ada Tidak Ada
Normal Tidak Normal
b. Komplek QRS Sempit Lebar
c. PR interval Normal Memanjang
Tidak dapat dihitung
d. Irama Teratur Tidak teratur
e. Frekwensi: ....................... < 60 x/mnt 60 – 100 x/mnt
> 100 x/mnt
f. Kesimpulan: …………………………………

 Untuk gambaran EKG diatas,


a. Gelombang P Ada Tidak Ada
Normal Tidak Normal
b. Komplek QRS Sempit Lebar
c. PR interval Normal Memanjang
Tidak dapat dihitung
d. Irama Teratur Tidak teratur
e. Frekwensi: ....................... < 60 x/mnt 60 – 100 x/mnt
> 100 x/mntKesimpulan: …………………………………
 Untuk gambaran EKG diatas,
a. Gelombang P Ada Tidak Ada
Normal Tidak Normal
b. Komplek QRS Sempit Lebar
c. PR interval Normal Memanjang
Tidak dapat dihitung
d. Irama Teratur Tidak teratur
e. Frekwensi: ....................... < 60 x/mnt 60 – 100 x/mnt
> 100 x/mnt
f. Kesimpulan: …………………………………

 Untuk gambaran EKG diatas,


a. Gelombang P Ada Tidak Ada
Normal Tidak Normal
b. Komplek QRS Sempit Lebar
c. PR interval Normal Memanjang
Tidak dapat dihitung
d. Irama Teratur Tidak teratur
e. Frekwensi: ....................... < 60 x/mnt 60 – 100 x/mnt
> 100 x/mnt
f. Kesimpulan: ………………………………….
 Untuk gambaran EKG diatas,
a. Gelombang P Ada Tidak Ada
Normal Tidak Normal
b. Komplek QRS Sempit Lebar
c. PR interval Normal Memanjang
Tidak dapat dihitung
d. Irama Teratur Tidak teratur
e. Frekwensi: ....................... < 60 x/mnt 60 – 100 x/mnt
> 100 x/mnt
f. Kesimpulan: …………………………………

 Penentuan Aksis jantung melalui rata-rata QRS


a. Gambarkan Bipolar frontal plane lead I, II, II
b. Gambarkan Unipolar frontal plane lead aVR, aVL, aVF

c. Gambarkan Hexaxial Reference System atau axis Wheel

d. Gambarkan axis jantung normal


e. Sumbu bidang frontal rata-rata QRS dapat ditentukan dalam beberapa
cara. Metode yang paling akurat adalah dengan rata-rata gaya yang
bergerak ke kanan dan kiri dengan yang bergerak naik dan turun karena
ini mewakili bidang frontal. Karena lead I adalah lead kanan / kiri paling
langsung dan lead aVF adalah lead atas / bawah yang paling langsung,
paling mudah untuk menggunakan kedua lead tegak lurus ini untuk
menghitung sumbu rata-rata. Untuk menentukan sumbu QRS rata-rata,
ikuti langkah-langkah ini:
 Lihatlah kompleks QRS di lead I dan hitung jumlah kotak positif dan
negatif. Tandai vektor bersih di sepanjang ujung lead yang sesuai pada
roda sumbu. Pada gambar diatas, kompleks QRS dalam lead I adalah lima
kotak positif dan dua kotak negatif, menghasilkan jumlah tiga kotak
positif, atau +3. Hitung tiga garis ke arah ujung positif lead I dan beri
tanda pada roda sumbu di tempat itu.
 Lihatlah kompleks QRS di aVF dan ikuti prosedur yang sama seperti
sebelumnya. Dalam contoh ini, kompleks QRS dalam aVF adalah delapan
kotak positif dan memiliki dua defleksi negatif yang sangat kecil yang
sama dengan kira-kira satu kotak ketika ditambahkan bersama-sama,
menghasilkan net +7. Hitung tujuh garis di sepanjang ujung positif dari
sumbu aVF dan letakkan tanda di tempat itu.
 Gambarlah garis tegak lurus ke bawah dari tanda pada sumbu lead I dan
garis tegak lurus di seberang tanda pada sumbu aVF.
 Gambarlah garis dari tengah roda sumbu ke titik di mana kedua garis
tegak lurus ini bertemu. Baris ini adalah poros QRS rata-rata — kira-kira
+65 derajat.

 Gambarkan axis wheel nya pada kotak berikut


a. Sinus takikardi, frekuensi 110 x/menit, PR interval normal, (140 ms), Durasi
QRS normal, 120 ms, Aksis jantung normal QRS kompleks normal
b. Gelombang T normal (gelombang T inverted pada aVR adalah normal
a. Sinus ritme, frekuensi 75 x/menit, PR interval 200 ms, Durasi QRS 120 ms
b. Deviasi aksis ke kakan (gelombang S prominen pada lead I, Kompleks QRS
normal, Segmen ST dan gelombang T normal

Anda mungkin juga menyukai