1. Landasan Ontologi
Ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on / ontos = being atau ada, dan logos = logic
atau ilmu. Jadi, ontologi bisa diartikan : The theory of being qua being (teori tentang
keberadaan sebagai keberadaan), atau Ilmu tentang yang ada. Ontologi diartikan sebagai
suatu cabang metafisika yang berhubungan dengan kajian mengenai eksistensi itu sendiri.
Ontologi mengkaji sesuai yang ada, sepanjang sesuatu itu ada.
▪ Term Ontologi
Term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun1636 M
untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam
perkembangan selanjutnya Christian Wolf (1679 – 1754 M).
a. Metafisika Umum : Ontologi
metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan
prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada.
b. Metafisika Khusus : Kosmologi, Psikologi, Teologi (Bakker, 1992).
2. Landasan Epistimologi
Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan. Epistemologi juga disebut
teori pengetahuan (theory of knowledge). Secara etimologi, istilah epistemologi berasal
dari kata Yunani episteme berarti pengetahuan, dan logos berarti teori. Epistemologi
dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber,
struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan.
Berikut adalah aliran-aliran dalam epistemologis:
a. Rasionalisme, Aliran ini berpendapat semua pengetahuan bersumber dari akal pikiran atau
rasio.
b. Empirisme Aliran ini berpendirian bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh melalui
pengalaman indra.
c. Realisme, suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa objek-objek yang kita serap lewat
indra adalah nyata dalam diri objek tersebut.
d. Kritisisme, menyatakan bahwa akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiri (yang
meliputi indra dan pengalaman).
e. Positivisme Tokoh aliran ini di antaranya August Comte, yang memiliki pandangan sejarah
perkembangan pemikiran umat manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu:
1) Tahap Theologis, yaitu manusia masih percaya pengetahuan atau pengenalan yang
mutlak.
2) Tahap Metafisis, yaitu pemikiran manusia berusaha memahami dan memikirkan
kenyataan, tetapi belum mampu membuktikan dengan fakta.
3) Tahap Positif, yang ditandai dengan pemikiran manusia untuk menemukan
hukumhukum dan saling hubungan lewat fakta.
f. Skeptisisme Menyatakan bahwa indra adalah bersifat menipu atau menyesatkan.
g. Pragmatisme 9 Aliran ini tidak mempersoalkan tentang hakikat pengetahuan, namun
mempertanyakan tentang pengetahuan dengan manfaat atau guna dari pengetahuan tersebut.
3. Landasan Aksiologi
Menurut Kamus Filsafat, Aksiologi Berasal dari bahasa Yunani Axios (layak, pantas) dan
Logos (Ilmu). Jadi aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai. Jujun
S.Suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang diperoleh.
llmu meliputi nilal-nilai (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi
berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik-material.
REFERENSI :
Saihu, S. (2019).. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran dan Keislaman, 3(2), 268-279,
Nunu Burhanuddin, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prenadamedia, 2018), hal. 49.
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu (Bogor: IPB Press, 2016), hal. 91.
Adib, M. (2010), Filsafat ilmu, ontologi, epistemologi, aksiologi dan logika ilmu pengetahuan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.