OLEH :
Bahan :
- Minyak cengkeh,
- NaOH 10%,
- Kloroform,
- HCl 25%,
- Kertas lakmus biru,
- MgSO4 anhidrat,
- FeCl3
Hasil fase Organik Diambil fase bagian bawah, Terbentuk dua fase
dievaporasi didalam penangas air
3.2 Pembahasan
Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh yang
memberikan bau dan aroma khas pada minyak cengkeh. Eugenol merupakan
cairan tak berwarna, berbau, keras dan mempunyai rasa pedas. Eugenol, mudah
berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara terbuka.
Praktikum kali ini adalah tentang isolasi eugenol dengan menggunakan metode
ekstraksi cair- cair. Pada percobaan kali ini sampel yang digunakan adalah
minyak cengkeh diambil sebanyak 25 gram. Kemudian volumenya diukur
menggunakan gelas ukur. Selanjutnya sampel ditambah dengan NaOH agar
terjadi reaksi sehingga garam Na-eugenolat akan terpisah dari komponen-
komponen lain yang terkandung dalam minyak cengkeh. Reaksi minyak cengkeh
dengan NaOH ini bersifat eksoterm karena pada saat terjadi reaksi penggantian
gugus H+ dengan Na+ ada panas yang dilepaskan dari sistem ke lingkungan. Hal
ini ditunjukkan dengan beaker glass terasa hangat. Warna dari larutannya adalah
kuning pekat kecoklatan. Larutan eugenol ditambahkan NaOH 10% dan diaduk
hingga homogen. NaOH digunakan karena ion Na+ lebih kuat mengikat
eugenolat. Penambahan NaOH bertujuan agar komponen eugenol dari minyak
cengkeh dapat diisolasi. Eugenol dan NaOH akan membentuk natrium eugenolat
yang larut dalam air. Sehingga, bagian non eugenol diekstrak dengan penambahan
dietil eter yang merupakan asam anorganik sehingga menghasilkan garam natrium
eugenol bebas. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan penguapan.
Campuran minyak cengkeh, NaOH, dan dietil eter dimasukkan dalam
corong pisah, tutup corong pisah dengan rapat, lalu kocok dengan kuat dengan
sesekali membuka kran corong pisah untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan
oleh senyawa volatile yang terdapat pada campuran minyak cengkeh.
Pengkocokan dengan corong berfungsi agar terjadi difusi antara pelarut dengan
ekstrak sehingga terbentuk garam eugenolat agar senyawa yang berbeda
kepolarannya dapat terpisah dan mempercepat terjadinya reaksi (pada hidrolisis
dengan HCl).
Pendiaman setelah proses pengkocokan berfungsi memberikan waktu
sehingga terbentuk dua fase larutan dengan kepolaran yang berbeda. Fase bawah
merupakan fase polar yang telah diekstrak dengan dietil eter, lapisan ini
merupakan fase anorganik dan fase atas merupakan fase nonpolar yang telah
terisolasi dengan NaOH, lapisan ini merupakan lapisan organik. Lapisan bawah
yang mengandung senyawa anorganik dikeluarkan dari corong pisah untuk
memisahkan dengan fase organic.
Penambahan asam anorganik HCl 25% akan menghasilkan garam natrium
eugenol bebas. Penambahan HCl diteteskan sedikit-sedikit agar diperoleh larutan
yang bersifat asam, penambahan HCl bertujuan untuk mengikat senyawa non
eugenol sehingga diperoleh eugenol bebas dari garam. Larutan yang telah
ditambah HCl kemudian diekstrak kembali dengan penambahan dietil eter dan
dipisahkan menggunakan corong pisah, diambil fasa organiknya. Proses
selanjutnya adalah penguapan dengan penangas, proses ini bertujuan untuk
menguapkan pelarut dan H2O sehingga diperoleh eugenol yang bebas dari
pelarutnya sehingga diperoleh residu hasil fraksinasi minyak cengkeh.
Residu minyak cengkeh ditambahkan Kristal MgSO4, penambahan
MgSO4 bertujuan untuk mengikat air yang masih tersisa kemudian didekantasi
sehingga diperoleh eugenol yang bebas dari pelarutnya. Uji eugenol dapat
dilakukan dengan penambahan FeCl3, cairan akan berubah berwarna ungu setelah
ditambahkan FeCl3. Berdasarkan hasil yang didapat setelah penambahan FeCl3
terbentuk 2 fase dimana fase atas berwarna kuning jernih dan yang bawah coklat
kehitaman, ini menandakan adanya kesalahan sehingga hasil tidak sesuai dengan
yang seharusnya berwarna ungu menurut literatur. Kandungan eugenol pada
minyak percobaan ini diperoleh sebesar 5,16 g dengan persen rendemen sebesar
111,11 %. Persen rendemen yang diperoleh tidak sesuai dengan refrensi
disebabkan beberapa hal seperti kesalahan dalam pengukuran massa awal minyak
cengkeh atau pengukuran volume awal minyak cengkeh
DAFTAR PUSTAKA
Kardinan, Agus. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Jakarta : Agro Media Pustaka.
Tim Kimia Organik. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember : Universitas Jember.
Vogel, A E.1988. Text Book of Practical Organic Chemestry Longman Book Co, London, pp
161-162.