TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Thypoid fever atau demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7
hari, gangguan pencernaan dan dan gangguan kesadaran (Mansjoer, 2000).
Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan
bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus,
pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng,
2002).
2.2 ETIOLOGI
Masa inkubasi 10-14 hari. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda yang khas
berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu. Gejala
Demam Tifoid antara lain sebagai berikut :
2.4 PATOFISIOLOGI
4. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
(aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam
serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah
divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji
widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang
disangka menderita tifoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien
membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
a. Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh
kuman).
b. Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel
kuman).
c. Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari
simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan
titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita
tifoid (Widiatuti, 2001).
2.8 PENATALAKSANAAN
1. Perawataan
a. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
b. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi
bila ada komplikasi perdarahan.
2. Diet
a. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama
7 hari.
3. Obat-obatan
a. Kloramfenikol.
Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari, dapat diberikan secara
oral atau intravena, sampai 7 hari bebas panas
b. Tiamfenikol.
Dosis yang diberikan 4 x 500 mg per hari.
c. Kortimoksazol.
Dosis 2 x 2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol dan
80 mg trimetoprim)
d. Ampisilin dan amoksilin.
Dosis berkisar 50-150 mg/kg BB, selama 2 minggu
e. Sefalosporin Generasi Ketiga.
Dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc, diberikan selama ½ jam per-infus
sekali sehari, selama 3-5 hari.
f. Golongan Fluorokuinolon
2. Diagnosa Keperawatan
a Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi kuman
salmonella thypi.
b Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, mual, muntah dan anoreksia.
c Resiko devisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat, kehilangan cairan berlebih akibat muntah dan diare.
d Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan konstipasi
e Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi, kurang pengetahuan
tentang penyakit dan kondisi anaknya
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Peningkatan Tujuan : Observasi tanda-
Tanda-tanda vital
suhu tubuh Setelah tanda vital berubah sesuai
(Hipertermi) diberikan tingkat
berhubungan tindakan perkembangan
dengan proses keperawatan penyakit dan
infeksi selama 3 x menjadi indikator
Salmonella 24 jam, suhu untuk melakukan
Typhi. tubuh normal. intervensi
Beri kompres selanjutnya
Kriteria hasil : pada daerah dahi Pemberian kompres
TTV dalam dapat menyebabkan
batas normal peralihan panas
TD : 80- secara konduksi
120/60-80 dan membantu
mmhg tubuh untuk
N : 120-140 menyesuaikan
Anjurkan untuk terhadap panas
x/i (bayi), 100-
120 (anak) banyak Peningkatan
minum suhu
S : 36,5- air putih tubuh
370C mengakibatkan
P : 30-60 x/i penguapan
(bayi), 15-30 x/i sehingga perlu
(anak) diimbangi dengan
asupan cairan yang
banyak
Kolaborasi Mempercepat
pemberian proses
antiviretik, penyembuhan,
antibiotik menurunkan
demam. Pemberian
antibiotik
menghambat
pertumbuhan dan
proses infeksi dari
bakteri
2 Resiko Tujuan : Kaji kemampuan
Untuk mengetahui
pemenuhan Setelah makan klien perubahan nutrisi
nutrisi kurang dilakukan klien dan sebagai
dari kebutuhan tindakan indikator intervensi
tubuh keperawatan Berikan selanjutnya
berhubungan Memenuhi
selama 3 x 24 makanan dalam
dengan intake jam kekurangan porsi kecil tapi kebutuhan nutrisi
yang tidak nutrisi tidak sering dengan
adekuat, mual, terjadi. meminimalkan rasa
muntah dan mual dan muntah
anoreksia. Kriteria hasil : Beri Memenuhi
nutrisi
Nafsu dengan diet kebutuhan nutrisi
makan lunak, tinggi adekuat
meningkat, kalori tinggi
Tidak ada protein
keluhan Anjurkan kepada
Menambah selera
anoreksia, orang tua makan dan dapat
nausea, klien/keluarga menambah asupan
Porsi makan untuk nutrisi yang
dihabiskan memberikan dibutuhkan klien
makanan yang
disukai
Anjurkan kepada
orang dapat meningkatkan
tua
klien/keluarga asam lambung yang
untuk dapat memicu mual
menghindari dan muntah dan
makanan yang menurunkan asupan
mengandung nutrisi
gas/asam, pedas
Kolaborasi.
Berikan Mengatasi
antiemetik, mual/muntah,
antasida sesuai menurunkan asam
indikasi lambung yang
dapat memicu
mual/muntah
3 Resiko defisit Tujuan : Kaji tanda dan
Hipotensi,
volume cairan Setelah gejala dehidrasi takikardia, demam
berhubungan dilakukan hypovolemik, dapat menunjukkan
dengan intake tindakan riwayat muntah, respon terhadap dan
yang tidak keperawatan kehausan dan atau efek dari
adekuat, selama 3x24 turgor kulit kehilangan cairan
kehilangan jam, Observasi
tidak Agar segera
cairan berlebih terjadi defisit adanya tanda- dilakukan tindakan/
akibat muntah volume cairan tanda syok, penanganan jika
dan diare. tekanan darah terjadi syok
Kriteria hasil : menurun, nadi
Tidak terjadi cepat dan lemah
tanda-tanda Berikan Cairan peroral akan
cairan
dehidrasi, peroral pada membantu
Keseimbanga klien sesuai memenuhi
n intake dan kebutuhan kebutuhan cairan
output Anjurkan kepada
dengan Asupan cairan
urine normal orang tua klien secara adekuat
dalam untuk sangat diperlukan
konsentrasi mempertahankan untuk menambah
jumlah asupan cairan volume cairan
secara dekuat tubuh
Kolaborasi Pemberian
pemberian cairan intravena sangat
intravena penting bagi klien
untuk memenuhi
kebutuhan cairan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA