Anda di halaman 1dari 17

M:8

Interpretasi EKG : Gangguan irama jantung dan block jantung

A. ANATOMI JANTUNG

B. ELEKTRO KARDIO GRAFI


1. PENGERTIAN
 Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung.
 Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg menggambarkan rekaman
listrik jantung.
2. INDIKASI PEMERIKSAAN EKG
 Aritmia jantung
 Pasien dengan hipertensi
 Hipertrofi atrium dan ventrikel
 Iskemik dan infark miokard
 Efek obat-obatan seperti digitalis, anti aritmia dll
 Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
 Penilaian fungsi pacu jantung
 Pasien post sinkop
 Dicurigai mengalami kelainan jantung kongenital

Mesin EKG dibagi menjadi 3 jenis , menurut banyaknya saluran ( Channel )


pencatat yaitu: single, trifle atau multiple channel
C. KERTAS EKG :
 Kertas EKG merupakan kertas grafik dengan jarak 1 mm (disebut kotak
kecil), garis yang lebih tebal berjarak 5 mm (disebut kotak sedang)
 Garis horisontal menggambarkan waktu, kecepatan kertas 25 mm/detik
 Maka 1 detik = 25 kotak kecil,
 1 menit = 60 x 25 = 1500 kotak kecil = 300 kotak sedang
 1 kotak kecil = 1/25 = 0,04 detik

1
 5 kotak kecil = 1 kotak sedang = 0,004 x 5 = 0,2 detik
 Garis vertikal menggambarkan voltase, dimana 1 mm = 0,1 mVolt

Kotak EKG

1 mm =
Kotak kecil 5 mm =
Kotak sedang
D. SADAPAN EKG
 Sadapan ekstremitas : Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF
 Sadapan prekordial : Lead V1, V2, V3, V4, V5, V6
 Sadapan ekstremitas menggambarkan aktivitas listrik jantung bidang frontal
 Sadapan prekordial menggambarkan aktifitas listrik jantung bidang horisontal
 Berdasarkan bidang tersebut, maka lead bisa menggambarkan kondisi jantung :
 Lokasi jantung anterior : V1 s.d. V6, dengan rincian :
 Antero septal : V1 - V4
 Anterolateral : V5 - V6
 Lokasi jantung high lateral : 1, dan AVL
 Lokasi jantung inferior : II, III, dan AVF (lihat gambar di bawah)

E. GAMBARAN EKG

Gelombang EKG terdiri dari gelombang PQRST


(ingat, yang digaris dan huruf tebal yang harus diingat!)

2
Gelombang P
 Gelombang P merupakan gambaran proses depolarisasi atrium (atrium
berkontraksi)
 Lebar kurang dari 0,12 detik
 Tinggi kurang dari 0,3 mVolt
 P selalu positif di lead II
 P selalu negatif di lead AVR
 Kepentingan: mengetahui kelainan di atrium

Gelombang QRS
 Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel
(ventrikel berkontraksi)
 Lebar 0,06 – 0,12 detik
 Tinggi tergantung lead
 Gel Q merupakan defleksi negatif I dari gel QRS
 Lebar gel Q kurang dari 0,04 detik
 Dalamnya gel Q kurang dari 1/3 R
 Q yang tidak normal adalah Q patologis
 Gel R merupakan defleksi positif I sesudah Q dari gel QRS
 Gel S merupakan defleksi negatif sesudah gel R
o Kepentingan: mengetahui adanya hipertrofi ventrikel, adanya bundle
branch block, serta infark

Gelombang T
 Gelombang T merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel
 Nilai normal:
 < 1 mV di lead dada
 < 0,5 mV di lead ekstremitas
 minimal ada 0,1 mV
 Untuk mengetahui adanya iskemi atau infark
 Kelainan elektrolit:
 T elevasi menunjukkan hiperkalemi
 T depresi menunjukkan adanya iskemi
 T datar menunjukkan hipokalemi

3
Interval PR
 Diukur dari permulaan gel P sampai permulaan gel QRS
 Normal antara 0,12 – 0,20 detik
 Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan jalannya
impuls melalui berkas his sampai pada permulaan depolarisasi ventrikel
 Nilai klinis untuk mengetahui apakah hantaran impuls di berkas his normal
atau mengalami gangguan
 PR interval kurang dari 0,12 menunjukkan sidrom WPW (wolff-parkinson-
white) dan sindrom Ganong Levine
 PR interval lebih dari 0,20 detik menunjukkan total AV Blok
 Kepentingan: melihat kelainan sistem konduk

Segmen ST
 Diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T
 Nilai klinis untuk mengukur adanya infark atau iskhemik
 Normal : Isoelektris
 Kepentingan : Elevasi Pada injuri/infark akut
Depresi Pada iskemia

NON STMI STMI


F. PENILAIAN EKG
Cara menilai EKG adalah :
1. Tentukan frekwensi jantung
2. Tentukan irama jantung
3. Tentukan aksis jantung
4. Tentukan adanya hipertropi
5. Tentukan adanya tanda iskhemik

4
6. Tentukan adanya gangguan pembentukan impuls
7. Tentukan adanya gangguan penghantaran impuls
8. Khusus EKG kegawatan, pertama kali yang dilihat, tentukan adakah EKG
kegawatan berupa : Ventrikel takikardi (VT), Ventrikel Vibrilasi (VF), Atrial
Fibrilasi (AF) dan Ventrikel ekstra sistole (VES)

G. Langkah menentukan frekwensi jantung :


Tentukan 2 puncak gelombang R di lead II
Hitung berapa jumlah kotak kecil antara 2 puncak gelombang R
Hitung frekwensi sesuai dengan rumus :

A. 300 = ( jml kotak besar dlm 60 detik )


Jml kotak besar antara R – R

Atau

B. 1500 = (jml kotak kecil dlm 60 detik )


Jml kotak kecil antara R – R

C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10.

CAT : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR. RUMUS C UNTUK


YANG TIDAK TERATUR.

 Normal 60 – 100
 Takikardi bila lebih dari 100 x/menit
 Bradikardi bila kurang dari 60 x/menit

H. Langkah menentukan irama jantung


a) Tentukan irama jantung apakah reguler (jarak R-R sama) atau ireguler
b) Tentukan apakah irama sinus atau tidak, dengan kriteria :Irama reguler/teratur
c) Gel P normal
d) Gel P selalu diikuti gel QRS
e) Gel P selalu positif di lead II dan negatif di lead AVR
f) Interval PR normal
g) Gelombang QRS normal

Irama yang tidak memenuhi ketentuan tersebut dinamakan disritmia


Penyebab disritmia : (1) gangguan pembentukan impuls dan
(2) gangguan penghantaran impuls

I. Aksis jantung
Aksis jantung adalah sudut arah aliran impuls jantung

Langkah menentukan aksis jantung


a) Seperti menghitung 2 vektor, yaitu vektor lead I dan vektor lead AVF
b) Tentukan selisih tinggi R dan S di lead I
c) Tentukan selisih tinggi R dan S di lead AVF
d) Tentukan jumlah kedua vektor tersebut

5
J. Langkah menentukan tanda-tanda hipertrofi
a) Hipertrofi atrium kanan
Ditandai gel P pulmonal : gel P yang lancip dan tinggi, paling jelas di lead I dan
II Biasanya disebut P-PULMONAL

b) Hipertrofi atrium kiri


Ditandai gel. P mitral : gel P yang lebar dan berlekuk, paling jelas di lead I dan II
Biasa disebut P-MITRAL

c) Hipertrofi ventrikel kanan


Ditandai gel R lebih besar dari gel S pada lead prekordial kanan Gel S me netap
di V5 V6
Depresi segmen ST dan gel T terbalik di V1-V3

d) Hipertrofi ventrikel kiri


Gel R pada V5 atau V6 lebih dari 27 mm atau gel S di V1 ditambah gel R di V5
atau V6 lebih dari 35 mm
Depresi segmen ST dan gel T terbalik di V5 V6

6
Tanda iskhemik dan infark
Iskemik : depresi segmen ST atau gel T terbalik
ST depresi
T inversi ( T terbalik)

Infark akut : elevasi segmen ST, sering disertai dengan gel Q patologis
Fase recent/sub akut : gel Q patologis disertai gel T terbalik
Infark old (OMI) : gel Q patologis disertai segmen ST dan gel T normal

K. Blok jantung adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan


konduksi di nodus AV. Di EKG, kondisi ini tergambar sebagai PR interval yang
memanjang. PR interval ialah waktu yang dibutuhkan oleh impuls listrik untuk
menjalar dari atrium ke nodus AV dan His bundle serta cabang-cabangnya
sampai ke ventrikel. Interval PR normal berkisar antara 0,12-0,20 detik.
a. Block AV derajat I
Akibat perlambatan transmisi impuls dari atrium ke ventrikel,
perlambatan terjadi di A.V
Pada A.V blok I PR interval lebih dari 0,20 detik

b. AV Block Mobits II Derajat I


PR interval makin memanjang pada tiap denyut

7
c. AV Block Derajat II Mobits II
Bila secara periodik P tidak diikuti QRS kompleks (P berjumlah 2,3, atau 4
baru kemudian diikuti QRS). PR interval konstan tidak berubah.

d. AV Block Derajat III


Setiap gelombang P tidak diikuti QRS. Atrium berdenyut sendiri berasal
dari SA atau impuls di atrium dan ventrikel berdenyut sendiri berasal dari
AV junction dengan frekuensi 40 – 60/menit atau dari fokus dibagian
bawah ventrikel sehingga QRS lebar dengan frekuensi < 40/menit

M9
Lembaran Kerja: Pemantauan Tekanan vena sentral (CVP)

Tekanan vena sentral (CVP; central vena pressure) adalah tekanan dari darah di
atrium kanan jantung dan vena cava. Tekanan vena sentral secara langsung
merefleksikan tekanan pada atrium kanan. Secara tidak langsung menggambarkan beban
awal jantung kanan atau tekanan ventrikel kanan pada akhir diastolik.

Tujuan pemasangan CVP:


 Memantau keadaan hemodinamik
 Keefektifan fungsi jantung kanan
 Resistensi vaskular paru
 Tekanan intratoraks
 Memasukkan nutrisi via parenteral

Pengukuran CVP dapat dilakukan menggunakan 2 sistem:


1. Sistem manometer: CVP diukur dalam satuan cmH2O dalam suatu kolom,
dengan titik nol berada setinggi atrium kanan pasien
2. Sistem transduser: Pengukuran CVP pada unit perawatan kritis disebut juga
tranduser tekanan, tindakan ini membutuhkan alat pemantauan tekanan

Nilai normal CVP


Nilai normal berkisar antara 3-8 cm H2O (4-10 mmHg).
CVP diperkirakan dapat meningkat 5 cm (2 mmHg) saat pasien diintubasi dan diventilasi
secara artifisial menggunakan ventilasi tekanan positif intermitten.

8
Persiapan Alat Pemantauan CVP
1. Set CVP
2. Manometer
3. Water pass
4. Three way (stopcock 3-4 buah)
5. tiang infus
6. Bengkok
7. Pipa U
8. Pressure bag/tensimeter jarum
9. Cairan NaCl 0,9%
10. Spuit 1 cc
11. Infus set

Cara Merangkai
o Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
o Mengeluarkan udara dari selang infuse
o Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock
o Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse
o Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock
o Mengeluarkan udara dari manometer line
o Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
o Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah terpasang

1. Prosedur Pemantauan CVP;


Jelaskan mengenai prosedur kepada pasien
2. Periksa patensi dengan bilasan salin (NaCl 0,9%)
3. Posisikan pasien semi berbaring/ berbaring
4. Levelling/reference level, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan) atau
phlebostatic level dengan skala pengukur. Letak jantung dapat ditentukan dg cara
membuat garis pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis
pertengahan aksila

9
5. Menentukan titik “zero point” sebagai acuan dalam mengukur CVP. Zero point
ditentukan dengan membuka system ke udara bebas dan mendapatkan tekanan
atmosfer sebagai angka nol.

6. Dari tanda tersebut kita sejajarkan dengan titik nol pada manometer yang
ditempelkan pada tiang infus. Menggunakan water pass, setelah itu plester
manometer pada tiang infus.

7. Setelah berhasil menentukan zero point, aktifkan sistem 1 (satu). Caranya


adalah dengan mengalirkan cairan dari sumber cairan (infus) ke arah pasien.
8. Jalur threeway dari sumber cairan dan ke arah pasien kita buka, sementara jalur
yang ke arah manometer kita tutup.
9. Setelah aliran cairan dari sumber cairan ke pasien lancar, lanjutkan dengan
mengaktifkan sistem 2 (dua). Caranya adalah dengan mengalirkan cairan dari
sumber cairan ke arah manometer, sampai 25-30cm H2O,
10. Aktifkan sistem 3 (tiga). Caranya adalah dengan cara mengalirkan cairan dari
manometer ke tubuh pasien. Jalur threeway dari manometer dan ke arah pasien
dibuka, sementara jalur yang dari sumber cairan ditutup.
11. Amati penurunan cairan pada manometer sampai posisi cairan stabil pada
angka/titik tertentu. Lihat dan catat undulasinya. Undulasi merupakan naik
turunnya cairan pada manometer mengikuti dengan proses inspirasi dan ekspirasi
pasien
12. Mencatat nilai CVP pada saat pengukuran, tekanan normal berkisar 3-15 cm
H2O ( 1 cm H2O = 0,7 mmHg )
13. Dokumentasikan di catatan keperawatan
M 10
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SYRINGE PUMP

A. PENGERTIAN SYRINGE PUMP

10
Syringepump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur
pemberian medikasi intravena pada klien.
B. TUJUAN PENGGUNAAN SYRINGE PUMP
1. Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan klien. 
2 Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu pemberian yang lama.
  
C. PERSIAPAN ALAT

a.       Syringe pump dan tiang penyangga


b.      Spuit 10 cc/ 20 cc/ 30 cc/ 50 cc dan medikasi klien.
c.       Selang penghubung.
D. PROSEDUR KERJA

1.      Bawa alat-alat ke dekat klien.


2.      Siapkan spuit dan medikasi klien.
3.      Pasangkan spuit pada syringe pump dan hubungkan spuit dengan akses
intravena.
4.      Nyalakan syringe pump.
5.      Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam cc/jam.
6.      Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.
7.      Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara
dan lampu yang menyala merah.
8.      Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan. 
PENYELESAIAN
1.      Merapikan alat
2.      Merapikan pasien 
3.   Pencatatan dan pelaporan
 INFUS PUMP

PENGERTIAN
Infuse pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberia cairan 
pada klien.
TUJUAN PENGGUNAAN INFUSE PUMP
1. Untuk menjaga pemberian cairan parenteral sesuai kebutuhan klien. 
2. Mencegah kelebihan volume cairan yang diberikan.
PERSIAPAN ALAT
a.       Infuse pump dan tiang penyangga
b.      Cairan infus
c.       Infus set sesuai dengan kebutuhan alat infuse pump
PROSEDUR KERJA
1.      Bawa alat-alat ke dekat klien.
2.      Siapkan cairan infus dan infuse set dan gantungkan di tiang
pengangga infuse pump.
3.      Pasangkan bagian selang pada infus set pada infuse pump, pastikan tidak
ada udara pada selang.
4.      Pasang drip sensor pada tempat tetesan infus set.
5.      Nyalakan infuse pump.

11
6.      Atur infus set pada infuse pump (15 dr/cc, 19 dr/cc, 20 dr/cc, 60 dr/cc)
sesuai infuse set yang digunakan.
7.      Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada klien tiap jam.
8.      Tekan start untuk memulai pemberian cairan.
9.      Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan
suara dan lampu yang menyala merah pada tulisan air, occlusion, flow err, empty,
door, completion.
10.  Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.
PENYELESAIAN
1.      Merapikan alat
2.      Merapikan pasien 
3.   Pencatatan dan pelaporan

Cara Menghitung Kecepatan Syringe Pump

Bagi teman-teman tenaga medis/paramedis, pasti sudah tidak asing lagi dengan
penggunaan obat lewat syringe pump. Mungkin salah satu kesulitan adalah
bagaimana cara menghitung kecepatan syringe pump sesuai dosis obat yang
dikehendaki. Mari kita bahas bersama

Pertama, tentukan konsentrasi obat dengan rumus :

Kandungan sediaan obat (mg) : volume sediaan obat (ml) x 1000 = konsentrasi
obat (mcg/ml)

Kedua, tentukan kecepatan syringe pump dengan rumus :

Dosis obat (mcg/kg/mnt) x BB x 60 : konsentrasi obat (mcg/ml) = kecepatan


syringe pump (ml/jam)

Contoh :
Jika terdapat instruksi untuk memberikan nitroprusside dengan dosis 0,5
mcg/kg/mnt (sediaan obat : 50 mg dalam 250 ml, berat badan pasien 75 kg),
berapakah kecepatan syringe pump ?

Jawab :

Pertama, tentukan konsentrasi obat

50 : 250 x 1000 =200 mcg/ml

Kedua, hitung kecepatan syringe pump

(0,5 x 75 x 60) : 200 = 11,25ml/jam

Jadi, kecepatan syringe pump = 11,25 ml/jam.


RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN DENGANSYRINGE PUMP

RUMUS PEMERIAN OBAT EMERGENCY

1.    DOPAMIN HIDROKLORIDA
Indikasi:      1.  Untuk penanggulangan syok syndrom.
    2.    Pre syok, severe hypotension.
Kontra indikasi:   1.  Pasien Dehidrasi.
                           2.  Hypotiroidism.

12
A.   Dosis kecil:       1 - 5 mcg/BB/menit.
          Memperbaiki aliran darah ke ginjal, jantung dan otak.
B.   Dosis sedang:    5 - 10mcg/BB/menit.
          Meningkatkan denyut jantung dan tekan darah.
C.   Dosis berat:       > 10mcg/BB/menit
          Vasokonstriksi perifer dan dapat menimbulkan aritmia jantung.

Cara pemberian:
A.   Memakai  Mikro drip ( Buret).
Rumus:        Dosis ( mcg)  X  kg BB  X  60 tts(mikro)     =         tts/menit
                              jumlah  mcg/ cc
    Contoh:        200 mg Dopamin dilarutkan dalam 100 cc D5%
                              dosis  5 mcg/BB/ menit dengan  BB 50 kg.

                              200 : 100 =  2 mg X 1000 mcg  =  2000  mcg.

                              5  mcg  X  50 kb  X  60 tts        =    15000


                                           2000                                 2000                          
      = 7,5  tts(mikro) / menit.
B.   Memakai syringe Pump/ infus pump.        
Rumus:        dosis  (mcg)  X  kb BB  X   60 menit     =            cc/jam
                            jumlah  mcg /  cc

          Contoh:        400 mg Dopamin dilarutkan dalam 500 cc D5% 


                              dosis 5 mcg / menit  
             BB= 50kg.                                                                              

400  :  500   =  0.8  mg  X  1000 mcg   =    800  mcg  


                                       
5  mcg  X  50  X  60  menit   =   15000
                   800                           800

                   = 18,75   cc/ jam


2.   DOBUTHAMIN HYDROKLORIDA  ( DOBUTHREX ).
Indikasi:      - Pengobatan syok syndrom
- Pre syok, severe hypotension.
Kontra indikasi:   - Bukan untuk koreksi aritmia, ventikel fibrilasi.
                              - Hypothyroidism.

Dosis  =    1  -  20  mcg/ BB/ menit.

A.   Memakai Buret  (micro drip)


               Rumus :   dosis (mcg)  X  kg BB  X  60 tts
                                ______________________      =             tts/mnt
                                          jumlah mcg / cc

Contoh :   Dobutrex 250 mg dalam 50 cc D5%


                   250 mg Dobutrex 
  1 cc  =     ________________       =   5 mg  X  1000 mcg  =  5000 mcg
                       50 cc D5%                                                        
              Dosis  :  3 mcg                     BB  :  50 kg
                   3  X  50 kg  X  60 tts            9000   
  1 cc  =      __________________    =   _____      =    1,8  tts/mnt
                                5000                      5000
  B.  Memakai Syringe pump/ infus pump
                         Dosis dalam mcg  X  kg BB  X  60  mnt
     Rumus   =     _________________________________=        cc/jam 

13
                                        jumlah  mcg /  cc           
             Contoh   :    Dobutrex  250 mg dalam  50 cc D5%  /  NaCl 0,9%                   
                   1 cc   =   _250____    =    5  X  1000 mcg  =  5000 mcg
                                    50
           Dosis  :   3 mcg / BB / mt                BB  :  50 kg

                       3  X  50  X  60 mnt                 9000


             =     __________________    =     ________     =   1,8 cc / jam
                              5000                             5000
3.   LIDOCAIN /  XYLOCARD
      Indikasi                           :    -  VES sering atau  >  6 x/mnt
                                                    -  VES yang berturut-turut
                                                    -  VES multivokal
                                                    -  Aritmia ventrikel yang mengancam

      Kontra indikasi               :   -   AV  Blok grade II  &  III
                                                    -  Bradicardi
     
      Dosis standar    :      1  -  4  mg / mnt 
A.   Memakai  Burret  ( micro drip)   :
                                 Dosis (mg)  X  60  tts
          Rumus    =     __________________      =         tts / mnt
                                 jumlah mcg/mnt                                                                        
       Contoh   :     500 mg xylocard dalam 100 cc D5%

                                                  500
                             1 cc    =     ______     =  5 mg
                                                  100
                             
                            Dosis   :    2 mg / mnt
                                           
                                              2  X  60 tts
                                     =    ___________     =    24 tts / mnt
                                                     5
B.    Memakai Syringe Pump / infus pump
                               Dosis (mg)  x  60  mnt
       Rumus    =     ___________________     =                        cc / jam
                                   jumlah mg / cc

         Contoh    :      500 mg xylocard dalam 200 cc D5%

                                               500
                              1 cc   =   ______    =   2,5 mg
                                               200                           
                            
                             Dosis   :   2 mg / mnt

                                     2 mg  x  60 mnt


                              =    ______________    =   48 cc / jam
                                               2,5
4.      ADRENALIN  ( EPHINEPRIN HIDROCLORIDA)
       Indikasi      :  -  Meningkatkan  aliran darah myocard dan susunan saraf pusat
saat ventilasi
dan kompresi (RJP)
                         -  Merubah VF halus menjadi kasar.

14
Kontra indikasi      :    -   dilatasi jantung, kerusakan organ otak,coronary
insufficiency,
 syok setelah anesthesi umum, anesthesi extremitas.
     
 Dosis drip   :  1  -  4 mcg / mnt                                   
A .   Memakai Burret ( mikro drip )

                                  dosis  x  60 tts


              Rumus  =   _____________    =                       tts/ mnt
                                  jumlah mcg / cc

     Contoh  :    1 mg  (1 amp)  dalam 50 cc D5%

                                   1
                 1 cc   =   ____     =   0,02  x  1000 mcg  =  20 mcg
                                  50

            Dosis    :     1 mcg / mnt


                          
                                1  x  60 mnt
                        =    ___________     =   30 cc / jam
                                       20
PEMBERIAN LASIX LEWAT SYRINGE PUMP
Rumus : Dosis               
             Konsentrasi 
misalkan : dosis yang diminta furosemid 1mg/jam diencerkan dalam 50cc spuit 
maka : 1 amp = 20ml = 20mg
 
konsentrasinya = 20mg : 50 cc = 0,4 mg/cc

dimasukkan rumus = dosis : konsentrasi = 1mg/jam : 0,4 mg/cc = 2,5 cc/jam


M:11

SPO Penggunaan DC-SHOCK (Defibrilator)

A. Pengertian
Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding dada
dengan menggunakan defibrillator
B. Tujuan
Menghilangkan aritmia ventrikel yang spesifik pada henti jantung dan kelainan
organic jantung lainnya
C. Prosedur
A. Alat dan bahan
1. Alat Defibrilator
2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)

D. Penatalaksanaan
1. Memberikan penjelasan kapada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

15
2. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
4. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
5. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut untuk mencegah
kekeliruan
6. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai dengan 150 joule
untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
7. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid sternumk dan
paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid aksila
8. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang lain tidak ada
yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
9. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC shock
dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
10. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan memberi
watt second yang lebih tinggi
11. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
2. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada respon
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di priN

16
DAFTAR TILIK
PERAWATAN CVP
Nama Mahasiswa :................................
No BP :……………………
Tanggal Ujian :……………………
NO ASPEK YANG DINILAI DILAKUKAN
TAHAP PRE –INTERAKSI YA TIDA
K
1 Mengecek file (catatan medic / keperawatan)
2 Menyiapkan alat :
a. NaCl 0,9 % 500 ml.
b. Spuit 10 cc.
c. Transparant dressing.
d. Betadin cair.
e. Sarung tangan.
f. Alkohol Swab.
g. Bengkok.
h. Pengalas.
i. Set redresing.
j. Kassa steril
k. Cairan pencuci tangan.
TAHAP ORIENTASI
3 a. Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
b. Menjelaskan prosedur beserta tujuan prosedur
yang akan dilakukan
c. Menjaga privacy klien
TAHAP KERJA
4 Membawa dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
5 Mengidentifikasi pasien.
6 Memberitahukan kepada pasien dan atau keluarga
tindakan yang akan dilakukan.
7 Menjaga privasi pasien dengan menutup gorden.
8 Mencuci tangan.
9 Memakai sarung tangan,
10 Membersihkan kateter CVP dari sisa darah post
pemasangan, perhatikan batas awal penusukan kateter
CVP pada kulit.
11 Membuka set redresing dan bersihkan sekeliling area
penusukan dengan betadin cair kemudian bersihkan
dengan NaCl.
12 Menutup lokasi penusukan dengan transparan dressing.
13 Menulis tanggal pemasangan di samping transparan
dressing.
14 Melepas sarung tangan.
15 Mencuci tangan.
16 Memberitahukan kepada pasien dan keluarga bahwa
tindakan sudah selesai dilakukan
TAHAP TERMINASI
17 Mengobservasi batas kulit dan keadaan area
pemasangan (adanya hematom, perdarahan dan tanda-
tanda infeksi).
18 Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
dalam rekam medis pasien.
SKOR
TOTAL SKOR

17

Anda mungkin juga menyukai