Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN RISIKO KONSTRUKSI

“Identifikasi Risiko dan Analisa Kekerapan & Keparahan Pekerjaan Jalan Baru”

Disusun Oleh;
Nama : Sahdimin
Nim : D1011151054
Prodi : Teknik Sipil

PENDAHULUAN

Pelaksanaan suatu proyek konstruksi dimanapun dan dalam bentuk apapun tidak akan
pernah terhindar dari risiko baik itu risiko dalam skala kecil maupun dalam skala besar.
Semakin kecil potensi risiko yang ditimbulkan maka akan semakin menguntungkan proyek
baik dari segi biaya maupun segi pelaksanaan pembangunannya. Apabila skala suatu proyek
makin besar maka akan semakin besar pula potensi risiko yang ditimbulkan yang bila tidak
ditangani dengan benar maka akan menghambat pelaksanaan proyek (Harahap, Nurcahyo, &
Putri, 2010).
Risiko merupakan suatu ukuran dari probabilitas dan konsekuensi dari tidak
tercapainya suatu sasaran proyek yang telah ditentukan. Manajemen risiko adalah suatu
pengertian yang telah diorganisir dari pengidentifikasian dan pengukuran risiko dan
pengembangan, pemilihan, dan mengatur tindakan-tindakan untuk menangani risiko-risiko
tersebut (Flanagan, dalam Mikaela, 2006). Keadaan dalam pengambilan keputusan dapat
dibagi menjadi tiga bagian (Flanagan, dalam Mikaela B., 2006):

A. Kepastian (certainty)
B. Risiko (risk)
C. Ketidakpastian (uncertainty)

Pengertian risiko dalam konteks proyek dapat didefinisikan sebagai suatu penjabaran
terhadap konsekuensi yang tidak menguntungkan, secara finansial maupun fisik, sebagai hasil
keputusan yang diambil atau akibat kondisi lingkungan di lokasi suatu kegiatan. Jika
dikaitkan dengan konsep peluang, “risiko” adalah peluang/ chance terjadinya kondisi yang
tidak diharapkan dengan semua konsekuensi yang mungkin muncul yang dapat menyebabkan
keterlambatan atau kegagalan proyek (Gray dan Larson, dalam Rica, 2009).
Menurut Fisk (dalam Rica, 2009), Risiko merupakan variasi dalam hal-hal yang
mungkin terjadi secara alami di dalam suatu situasi, tak ada yang dapat mengetahui kapan
risiko akan terjadi, karena itu risiko dapat diartikan pula sebagai probabilitas kejadian yang
timbul selama suatu periode waktu. Terdapat beberapa tahapan dalam mengelola risiko,
dimana tahapan-tahapan tersebut merupakan suatu bagian dari manajemen proyek
berdasarkan PMBOK Guide, dimana tertulis dalam buku Project Risk Management A
Proactive Approach oleh Royer (2002) yaitu:
A. Initiating processes - Project opportunity assessment - Examining the high-level
requirements of the project opportunitiy to define risks versus opportunities in order
to make a decision to proceed or not to proceed with the endeavor.
B. Planning processes - Risk management planning - Identifying risks and developing
mitigation strategies and contingency plans to minimize their impact.
C. Executing processes - Project risk audit – Auditing the effectiveness of project
management processes.
D. Controlling processes - Continuing risk management - Monitoring identified project
risk to trigger the implementation of risk mitigation strategies and contingency plans;
identifying new risks.
E. Closing processes - Risk knowledge transfer - Capturing lessons learned in the
mitigation of project risks for use in future projects.

IDENTIFIKASI RISIKO

Langkah pertama dalam proses manajemen risiko yaitu dengan melakukan


identifikasi risiko dalam suatu proyek. Identifikasi risiko dilakukan untuk menemukan
sumber-sumber risiko yang memiliki kemungkinan dapat menghambat jalannya proyek.
Menurut Budisuanda (2011), tahap-tahap awal dari proyek menunjukan periode
ketika ada kesempatan untuk memperkecil dampak atau pekerjaan di sekitar risiko potensial.
Dan sebaliknya, ketika proyek berlangsung separuh jalan, biaya peristiwa risiko yang terjadi
meningkat dengan cepat. Mengenali peristiwa risiko proyek dan memutuskan respons
sebelum proyek dimulai adalah pendekatan yang lebih bijaksana daripada tidak mencoba
untuk mengelola risiko.
Risiko dapat diidentifikasi melalui berbagai aspek dan sudut pandang tertentu, dimana
menurut Rica (2009) terdapat beberapa klasifikasi risiko yang ada diantaranya yaitu;

A. Risiko Politik (Political Risk), adalah risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan /
tindakan / keputusan sepihak dari Pemerintah atau Negara yang secara langsung dan
signifikan berdampak pada kerugian financial badan usaha, yang meliputi risiko
pengambilan aset, huru hara, risiko perubahan peraturan perundang-undangan, dan
risiko pembatasan konversi mata uang.

B. Risiko Kinerja Proyek (Project Performance Risk), adalah risiko yang berkaitan
dengan pelaksanaan proyek, yang antara lain meliputi risiko lokasi dan risiko
operasional.

C. Risiko Ekonomi (Economical Risk), adalah risiko dimana meskipun operasi yang ada
dapat menghasilkan output yang dibutuhkan, namun tidak dapat mencapai tingkat
pendapatan yang diharapkan berkaitan dengan pelaksanaan proyek.

D. Risiko Hukum (Law Risk), adalah risiko akibat adanya perubahan hukum seperti
peubahan undang-undang, termasuk kebijakan yang dapat mempengaruhi tingkat
kelayakan proyek.
E. Risiko Keuangan (Monetary Risk), adalah risiko dimana anggaran konstruksi yang
disepakati untuk pelaksanaan proyek tidak mencukupi sehingga menyebabkan
tambahan biaya selama pelaksanaan. Tambahan biaya tersebut dapat diakibatkan oleh
kenaian harga-harga, niyai mata uang, inflasi.

F. Risiko Sosial (Social Risk), adalah risiko yang timbul akibat pembangunan suatu
proyek, dimana proyek tersebut menimbulkan gejolak di masyarakat, dengan adanya
demo menolak proyek tersebut.

G. Risiko Lingkungan (Enviromental Risk), adalah risiko yang ditimbulkan oleh adanya
dampak keberadaan proyek terhadap lingkungan baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.

Pengelompokan risiko dapat dibagi menjadi 3 tahap yang terdiri dari:


1 Tahap pra konstruksi meliputi;
 Perizinan
 Studi kelayakan
 Desain
 Pembebasan lahan

2 Tahap konstruksi meliputi;


 Pembiayaan
 Pembangunan
 Peralatan
 Force majeur

3 Tahap pasca konstruksi


 Operasi dan pemeliharaan
 Force majeur
METODE

Data primer dalam penelitian ini merupakan data data yang dikumpulkan oleh peneliti
sendiri dan juga data yang diperoleh melalui pengamatan langsung oleh peneliti melalui
wawancara responden atau informan serta hasil pengukuran peneliti sendiri.
Data sekunder diperoleh dari paper penelitian, jurnal, laporan-laporan dan literatur
yang dapat dijadikan pedoman untuk memperoleh identifikasi risiko awal yang akan
dipadukan dengan data primer.

1. Tahapan Penelitian
 Tahap Pertama, yaitu tahap identifikasi risiko dilakukan pengambilan data primer
melalui wawancara mendalam merupakan teknik pengumpulan data melalui
proses tanya jawab secara lisan yang berlangsung satu arah dengan menggunakan
pedoman wawancara yaitu kuisioner yang telah disesuaikan dengan topik
penelitian kepada 20 orang responden dianggap mempunyai pengalaman dan
pengetahuan tentang manajemen proyek maupun manajemen risiko proyek. Data
sekunder diperoleh dari paper penelitian, jurnal, laporan-laporan dan literatur.
Sebelum kedua data tersebut dianalisa perlu di uji validitas dan realibiltas dari
pertanyaan dalam kuisioner tersebut.
 Tahap Kedua, merupakan tahapan analisis hasil yang terdiri dari analisis risiko,
analisis penerimaan risiko, analisis respon risiko, analisis pemantauan dan
pengendalian risiko, analisis kepemilikan risiko dan. terakhir yaitu kesimpulan
dan saran yang perlu dilakukan untuk penyempurnaan penelitian saat ini maupun
yang akan datang.
Bagan alir dari tahapan penelitian diatas dapat dilihat pada gambar berikut ini :
2. Metode Analisa
 Analisis Risiko
Pada tahap pertama risiko akan di analisis menggunakan metode analisis
kualitatif di mana dalam metode ini, risiko akan dikategorikan berdasarkan
sumbernya menggunakan metode Risk Breakdown Structure. Mengelompokkan
risiko berdasarkan akar permasalahannya ataupun berdasarkan kategori yang
dianggap penting dapat membantu meningkatkan efektivitas penaggulangan
risiko.
Setelah hasil dari kuesioner didapatkan maka tahap selanjutnya adalah
menggunakan metode analisis kuantitatif untuk menyusun tingkat kepentingan
risiko (importance level) untuk mengetahui risiko mana yang paling berpotensi
menghambat proses pelaksanaan pekerjaan.

 Analisis Penerimaan Risiko


Analisis terhadap penerimaan risiko (Risk Acceptability) ditentukan
berdasarkan nilai risiko yang diperoleh dari hasil perkalian antara kemungkinan
(likelihood) dengan konsekuensi (concequense) risiko.

 Analisis Respon Risiko


Pada tahap ini berdasarkan hasil analisis Risk Breakdown Structure dianalisis
lebih lanjut berdasarkan pendapat para responden untuk mengetahui tindakan apa
yang diambil untuk mengatasi risiko. Keputusan dalam penanganan risiko ini akan
berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi karakteristik personal, apakah orang
tersebut risk taker atau tidak. Respon risiko dilakukan terutama untuk risiko –
risiko yang dominan yang tentunya mempunyai pengaruh yang besar terhadap
penyelesaian suatu pekerjaan.

 Analisis Kepemilikan Risiko


Kepemilikan risiko merupakan bagian dari pengalokasian risiko terhadap
pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap kejadian atau kegiatan yang
berpotensi menimbulkan risiko serta respon penanganan apabila risiko tersebut
terjadi dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai