Cara Penerapan k3 Oleh Perawat Di Rumah Sakit
Cara Penerapan k3 Oleh Perawat Di Rumah Sakit
Trinitas Bawaulu/181101043
Email : trinitasbawaulu@gmail.com
ABSTRAK
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu
proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas, bertujuan untuk mengetahui cara penerapan k3rs, apa itu k3rs, mengapa harus di
laksanakan di rumah sakit dan untuk perawat atau kesehatan bisa mengetahui cara- cara penerapan
keselamatan kepada pasien. Literature review, perilaku perawat dalam penerapan manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ditinjau dari faktor internal dan ekternal berada
pada kategori baik karena berbagai alasan, diantaranya: komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit (K3RS) sudah melakukan fungsi manajeman K3RS dengan baik, seperti dilakukannya
promosi kesehatan dan pelatihan tentang K3, memiliki sikap setuju cenderung memiliki tindakan
K3 yang baik dalam pengendalian infeksi nosokomial
Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu merusak lingkungan yang pada akhirnya
bentuk upaya untuk menciptakan tempat akan berdampak pada masyarakat luas.
kerja yang aman, sehat, bebas dari Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
mengurangi dan atau bebas dari petugas kesehatan dan non kesehatan
kerja yang pada akhirnya dapat dengan baik. Jika kita pelajari angka
kerja. Kecelakaan kerja tidak saja beberapa negara maju (dari beberapa
analisis tindakan keselamatan dan perawat dapat dilihat dari berbagai aspek.
pengendalian infeksi nosokomial di ruang Semakin lama masa kerja perawat maka
ICU RSUD dr. Zainoel Abidin Banda pengalaman yang dimiliki juga semakin
sebanyak 50% bersikap setuju dimana menjadi lebih baik. Selain itu pengalaman
juga dapat diperoleh dari berbagai melaksanakan keselamatan pasien yang
sosialisasi maupun pelatihan tentang K3 menunjukkan adanya hubungan yang
yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. signifikan antara budaya organisasi
Faktor selanjutnya yang ikut dengan perilaku perawat dalam menjaga
berperan dalam perubahan perilaku keselamatan.
perawat yaitu tersedianya fasilitas yang Selain itu sebagian besar perawat juga
mendukung sesuai dengan standar yang sudah memiliki pengalaman dan
telah ditentukan. Hal ini sejalan dengan pengetahuan yang baik tentang penerapan
penelitian Tukatman, Sulistiawati, K3, fasilitas yang disediakan serta budaya
Purwaningsih dan Nursalam (2015) yang organisasi yang ada di rumah sakit sudah
menyebutkan bahwa faktor enabling mengacu pada standar yang telah
(fasilitas keamanan dan keselamatan, ditentukan sesuai dengan peraturan
hukum/aturan) pada perawat berpengaruh KEPMENKES RI 2010 dan peran dari
terhadap K3 pada perawat dalam rumah sakit khususnya kepala ruang juga
penanganan pasien. sudah berfungsi secara optimal dalam
Nilai yang paling tinggi pada melakukan monitoring dan evaluasi
faktor enabling berada pada komponen terhadap kinerja perawat dalam
hukum/aturan, artinya secara umum menerapkan budaya Kesehatan dan
perilaku seseorang dipengaruhi oleh Keselamatan Kerja (K3).
aturan yang ada di lingkungannya. Selain
beberapa faktor diatas, budaya organisasi PENUTUP
juga berpengaruh terhadap perilaku Kesimpulan
perawat dalam melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
keselamatan, dimana budaya organisasi merupakan suatu upaya untuk
yang baik akan mendorong perawat untuk mendapatkansuasana bekerja yang aman,
bekerja sesuai dengan prosedur yang telah nyaman dan tujuan akhirnya adalah
ditetentukan (Notoadmodjo, 2010). mencapaiproduktivitas setinggi-tingginya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Maka dari itu, K3 mutlak dilaksakan pada
Mulyatiningsih (2013) tentang setiapjenis bidang pekerjaan tanpa
determinan perilaku perawat dalam terkecuali. Terutama bagi tenaga
kesehatan, selainmemiliki hak dan melatih keterampilannya sehingga dapat
kewajian terdapat juga keputusan menteri bekerja dengan lebih aman.
bagi tenaga kerjakesehatan. Bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat, tidak REFERENSI
sedikit angka kejadianpenyakit perawat Anizar. (2012). Teknik Keselamatan dan
yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Kesehatan Kerja di Industri.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiap harinya perawatkontak langsung Buchari. 2007. Manajemen Kesehatan
dengan pasien dalam waktu yang cukup Kerja dan Alat Pelindung Diri.
Jakarta: Gunung Agung
lama sehingga selaluterpajan Departemen Tenaga Kerja. 1999.
mikroorganisme patogen. Sehingga Himpunan Peraturan Undangan
Keselamatan Kerja.Jakarta
perawat berhak mendapatkan Ivana, A., Widjasena, B., &Jayanti, S.
fasilitaskerja yang memadai dan (2014). Analisa Komitmen Rumah
Sakit (RS) Terhadap Keselamatan
memenuhi standar untuk mendapatkan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
tenaga kerja yangberstatus kesehatan RS Prima Medika Pemalang,
Volume 2, Nomor 1, Hal 35-41.
optimal dan bergizi baik, semangat kerja Keputusan Menteri Kesehatan Republik
tinggi serta efisien danproduktif Indonesia No. 432/MENKES/SK/
IV/2007 tentang Pedoman
Saran Manajemen Kesehatan dan
profesi keperawatan sebaiknya terus Keselamatan Kerja (K3) di
Rumah Sakit.
mengembangkan pengetahuan dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1087/
keterampilan di bidang manajemen MENKES/VII/2010 tentang
Standar Kesehatan dan
keperawatan khususnya terkait Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) di
dan Keselamatan Kerja (K3) sehingga Rumah Sakit
Natasia, N., Loekqijana, A., &
pelayanan yang diberikan dapat lebih Kurniawati, J. (2014). Faktor yang
optimal dan berkualitas tanpa melupakan Mempengaruhi Kepatuhan
Pelaksanaan SOP Asuhan
tingkat kesehatan dan keselamatan bagi Keperawatan di ICU -ICCU
pemberi asuhan keperawatan. RSUD Gambiran Kota Kediri .
Jurnal Kedokteran Brawijaya,
Bagi rumah sakit sebaiknya selalu dapat Vol. 28, Suplemen No. 1.
memberikan dukungan dan memfasilitasi Notoatmodjo, S. (2010). Promosi
Kesehatan Teori Dan Aplikasinya.
para perawat untuk dapat meningkatkan Jakarta: Rineka Cipta.
pengetahuan dengan pelatihan serta
Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Sucipto CD. (2014). dan Kesehatan
tahun 2016 tentang Keselamatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen
dan Kesehatan Kerja Rumah Publising.
Sakit. Jakarta : Permenkes RI. Tukatman., Sulistiawati., Purwaningsih.,
Priansa, DJ. 2014. & Nursalam. (2015). Analisis
Perencanaan dan Pengembangan SDM. Keselamatan Dan Kesehatan
Jakarta: Alfabeta. Kerja Perawat Dalam Penanganan
Rahmawati, R. (June, 2012). Pasien Di Rumah Sakit Benyamin
Kepercayaan dan Komitmen Guluh Kabupaten Kolaka. Jurnal
Pasien dalam Pelayanan Ners Vol. 10 No. 2.
Keperawatan dengan Loyalitas di Tarwaka. (2014). Keselamatan dan
Rumah Sakit Semen Gresik. Kesehatan Kerja : Manajemen dan
Journals of Ners Community. 3 Implementasi K3 di Tempat
(1). November 6, 2017. Kerja. Surakarta : Harapan Offset
Roymond H. Simamora. (2019). Buku
Ajar : Identifikasi Pasien.
Ponogoro. Jawa timur : Uwais
Inspirasi Indonesia.
Roymond H. Simamora. (2019).
Pengaruh Penyuluhan Identifikasi
Pasien Dengan Menggunakan
Media Audiovisual Terhadap
Pengetahuan Pasien Rawat Inap.
Jurnal Keperawatan Silampari.
Volume 1. Hal 342-351.
Roymond H. Simamora. (2019).
Documentation of Patient
Identification into the Electronic
System to Improve the Quality of
Nursing Services. Jurnal
International Journal of Scientific
& Technology Research. Vol 08.
No.09. hal 1884-1886.
Salawati, L., Taufik, H. N., Putra, A.
(2014). Analisis Tindakan
Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Perawat Dalam
Pengendalian Infeksi Nosokomial
Di Ruang ICU RSUD dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Volume 14,
Nomor 3.