Anda di halaman 1dari 18

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Harga Diri
Rendah (HDR) dengan tepat waktu.

Makalah Harga Diri Rendah disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa 1. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Harga Diri Rendah .

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu


selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Jiwa 1.Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan,14 Februari 2021

Kelompok 1
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

1.1Latar Belakang...................................................................................................3

1.2Rumusan Masalah..............................................................................................5

1.3Tujuan.................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7

2.1 Pengertian...........................................................................................................7

2.2 Etiologi...............................................................................................................7

2.3 Tanda Dan Gejala...............................................................................................7

2.4 Proses Terjadinya Masalah................................................................................8

2.5 Rentang Respon.................................................................................................9

2.6 Pohon Masalah.................................................................................................10

2.7 Masalah Keperawatan Yang Akan Muncul.....................................................10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................12

3.1 Pengkajian........................................................................................................12

3.2 Diangnosa Keperawatan...................................................................................14

3.3 Intervensi..........................................................................................................14

BAB IV PENUTUP...............................................................................................19

4.1 Kesimpulan......................................................................................................19

4.1 Saran.................................................................................................................19
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan


melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun
lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami
hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit
mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi
negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang
sering muncul adalah gangguan konsep diri misal harga diri rendah.

Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam


kehidupan seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan menyebabkan
perubahan dalam kehidupan sehingga memaksakan untuk mengikuti dan
mengadakan adaptasi untuk menanggulangi stressor yang timbul.
Ketidakmampuan menanggulangi stressor itulah yang akan memunculkan
gangguan kejiwaan.

Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah gangguan konsep harga
diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1999). Perawat akan mengetahui jika
perilaku seperti ini tidak segera ditanggulangi, sudah tentu berdampak pada
gangguan jiwa yang lebih berat. Beberapa tanda-tanda harga diri rendah adalah
rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat sendiri, merasa tidak
mampu, gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, percaya diri kurang,
kadang sampai mencederai diri (Townsend, 1998).

Peristiwa traumatic, seperti kehilangan pekerjaan, harta benda, dan orang


yang dicintai dapat meninggalkan dampak yang serius. Dampak kehilangan
tersebut sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya
sehingga mengganggu harga diri seseorang.

Banyak dari individu-individu yang setelah mengalami suatu kejadian


yang buruk dalam hidupnya, lalu akan berlanjut mengalami kehilangan
kepercayaan dirinya. Dia merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan apa-apa
lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa dirinya tidak berguna, dan
masih banyak prasangka-prasangka negative seorang individu kepada dirinya
sendiri.
4

Untuk itu, dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar
rasa percaya diri dalam individu itu dapat muncul kembali. Termasuk bantuan dari
seorang perawat. Perawat harus dapat menangani pasien yang mengalami
diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik menggunakan pendekatan secara
individual maupun kelompok.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah


sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan harga diri rendah?

2. Apa saja etiologi dari harga diri rendah?

3. Apa manifestasi klinis klien dengan harga diri rendah?

4. Bagaimana proses terjadinya masalah?

5. Bagaimana rentang respon klien dengan harga diri rendah?

6. Bagaimana pohon masalah dari harga diri rendah?

7. Apa saja masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
harga diri rendah?

8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah?

9. Bagaimana contoh aplikasi komunikasi terapeutik pada SP klien?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai


berikut :

1. Menjelaskan definisi dari harga diri rendah.

2. Menjelaskan etiologi dari harga diri rendah

3. Menjelaskan manifestasi klinis klien dengan harga diri rendah

4. Menjelaskan proses terjadinya masalah

5. Menjelaskan rentang respon klien dengan harga diri rendah


5

6. Menjelaskan pohon masalah dari harga diri rendah

7. Menjelaskan masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan


harga diri rendah

8. Menjelaskan asuhan keperawatan klien dengan harga dirir rendah.

9. Mencontohkan aplikasi komunikasi terapeutik dari SP klien.


6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan ( Townsend, 1998 ).

Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan
secara langsung maupun tidak langsung

Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah


adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri,
dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau
menahun.

2.2 Etiologi

1. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan


orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak
realistis.

2. Faktor presipitasi

Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian


anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,
serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis
ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.

2.3 Tanda dan Gejala

1. Mengkritik diri sendiri dan orang lain

2. Penurunan produktivitas

3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain

4. Gangguan dalam berhubungan


7

5. Rasa diri penting yang berlebihan

6. Perasaan tidak mampu dan rasa bersalah

7. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan

8. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

9. Ketegangan peran yang dirasakan

10. Pandangan hidup yang pesimis dan bertentangan

11. Keluhan fisik dan khawatir

12. Penolakan terhadap kemampuan personal

13. Destruktif terhadap diri sendiri dan pengurangan diri

14. Menarik diri secara sosial dan dari realitas

15. Penyalahgunaan zat

2.4 Proses Terjadinya Masalah

Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal
menerima tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung
pada orang tua dan gagal mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari
kebebasan mengekspresikan sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan
dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak menuntut diri sendiri, sehingga ideal
diri yang ditetapkan tidak tercapai.

Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri
adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang
berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti,
persaingan dengan saudara. Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang
tidak tercapai, gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka
disfungsional dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping
yang tidak konstruktif atau kopingnya maladaptive.

Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri
rendah adalah isolasi sosial: menarik diri karena adanya perasaan malu kalau
kekurangannya diketahui oleh orang lain. ( Stuart dan Sundeen, 1991 )
8

2.5 Rentang Respon

Harga diri rendah merupakan komponen Episode Depresi Mayor, dimana


aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment (Stuart & Laraia, 2005).
Depresi adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis dapat bermakna
patologik apabila mengganggu perilaku sehari-hari, menjadi pervasive dan mucul
bersama penyakit lain.

Menurut NANDA (2005) tanda dan gejala yang dimunculkan sebagai


perilaku telah dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang meliputi
mengatakan hal yang negative tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus
menerus, mengekspresikan sikap malu /minder/rasa bersalah, kontak mata
kurang/tidak ada, selalu mengatakan ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba
sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif, bimbang
dan ragu-ragu serta menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik
negative mengenai dirinya.

Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga diri
rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus. Kegiatan
mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social, keagamaan dan
politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu
kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti
identitas sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan.

Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang


diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang,
antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi
identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan
hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri. identitas negative, dimana asumsi yang
bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat. disasosiasi, isolasi, proyeksi,
mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain. terjadinya gangguan
konsep diri harga diri rendah juga dipengaruhi beberapa factor predisposisi seperti
factor biologis, psikologis, social dan cultural.

Factor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat
mempengaruhi kerja hormone secara umum, yang dapat pula berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun
dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri rendah semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh
pikiran-pikiran negative dan tidak berdaya.
9

Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri
rendah adalah :

1. System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga
diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna
atau gagal terus menerus.

2. Hipothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat


kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih banyak motivasi
dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan tindakan yang sudah dijadwalkan
bersama-sama dengan perawat padahal klien mengatakan bahwa membutuhkan
latihan yang telah dijadwalkan tersebut.

3. Thalamus, system pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur arus
informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk mencegah berlebihan
di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga diri rendah apabila ada
kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang masuk tidak dapat
dicegah atau dipilah sehingga menjadi berlebihan yang mengakibatkan perasaan
negative yang ada selalu mendominasi pikiran dari klien.

4. Amigdala yang berfungsi untuk emosi.

2.6 Pohon masalah

Keputusasaan prilaku kekerasan

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Perubahan Isolasi sosial :

penampilan Menarik diri

peran

Gangguan citra tubuh Ideal diri tidak realistik

2.7 Masalah Keperawatan yang mungkin muncul

1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2. Koping individu tidak efektif

3. Isolasi social : menarik diri

4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi

5. Resiko tinggi perilaku kekerasan


10

6. Berduka disfungsional

BAB III
11

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Menurut Stuard and Sudeen ( 1998 ) pengkajian pada pasien harga diri rendah
meliputi tingkah laku :

a.       Menyalahkan diri atau orang lain.

b.       Produktivitas menurun.

c.       Gangguan berhubungan

d.      Rasa bersalah.

e.       Mudah marah

f.       Pesimis terhadap kehidupan

g.      Keluhan fisik

h.      Menarik diri dari realita

i.        Cemas dan takut

j.        Mengurung diri

k.       Penyalahgunaaan zat

Sedangkan menurut Towsend ( 1998 ) pada pasien dengan gangguan harga


diri rendah akan ditemukan batasan karakteristik :

a.       Kurang kontak mata

b.      Ungkapan yang mengaktifkan diri

c.       Ekspresi rasa malu

d.      Mengevaluasi diri sebagai individu yang tidak mampu untuk


menghadapi berbagai peristiwa.

e.       Menolak  umpan  balik  yang  positif  dan melebih-lebihkan  umpan 


balik yang negatif tentang dirinya.

f.       Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang baru.

g.      Hipersensitif  terhadap  kritik, mudah  tersinggung  dengan 


pembicaraan orang lain.
12

Data yang perlu dikaji

No Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif

1. Masalah utama : ·      Mengungkapkan ·    Merusak diri


Gangguan konsep diri : ingin diakui jati dirinya sendiri
harga diri rendah
·      Mengungkapkan ·    Merusak orang
tidak ada lagi yang lain
peduli
·    Menarik diri dari
·      Mengungkapkan hubungan sosial
tidak bisa apa-apa
·    Tampak mudah
·      Mengungkapkan tersinggung
dirinya tidak berguna
·    Tidak mau makan
·      Mengkritik diri dan tidak tidur
sendiri

2. Masalah Keperawatan : ·     Mengkritik diri ·  Tampak sedih dan


Penyebab gangguan sendiri tidak melakukan
citra tubuh aktivitas yang
·     Mengungkapkan seharusnya dapat
perasaan main terhadap dilakukan
diri sendiri
·  Wajah tarnpak
·     Mengungkapkan murung
malu dan tidak bisa bila
diajak melakukan ·  Klien terlihat lebih
sesuatu suka sendiri

·     Perasaan tidak ·  Bingung bila


mampu disuruh memilih
alternatif tindakan
·     Perasaan negatif
mengenai dirinya
sendiri

3. Masalah Keperawatan: ·     Mengungkapkan ·    Ekspresi wajah


Akibat Isolasi sosial : tidak berdaya dan tidak kosong
menarik diri ingin hidup lagi
·    Tidak ada kontak
·     Mengungkapkan mata ketika diajak
enggan berbicara
13

dengan orang lain bicara

·     Klien malu bertemu ·    Suara pelan dan


dan berhadapan dengan tidak jelas
orang lain

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan gangguan


citra tubuh

2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

3.3 Intervensi keperawatan

· Diagnosa 1 : Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan


gangguan citra tubuh

1. Tujuan Umum (TUM)

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

2. Tujuan Khusus (TUK)

a. TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

1. Kriteria evaluasi :

§ Ekspresi wajah bersahabat

§ Menunjukkan rasa senang dan ada kontak mata

§ Mau berjabat tangan dan mau menyebutkan nama

§ Mau menjawab salam dan duduk berdampingan dengan perawat

§ Mau mengutarakan masalah yang dihadapi

2. Intervensi :

Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi


terapeutik :

a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b) Perkenalkan diri dengan sopan

c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukainya


14

d) Jelaskan tujuan pertemuan

e) Jujur dan menepati janji

f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

b. TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki.

1) Kriteria evaluasi :

Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki :

1. Kemampuan yang dimiliki klien

2. Aspek positif keluarga

3. Aspek positif keluarga yang dimiliki klien

2) Intervensi :

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

Rasional : Mendiskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas,


kontrol diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatan.

2. Setiap bertemu dengan klien hindarkan dari memberi penilaian negatif

Rasional : Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.

3. Usahakan memberi pujian yang realistik

Rasional : Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan


hanya mendapatkan pujian.

c. TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan selama
sakit.

1) Kriteria evaluasi :

Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

2) Intervensi :

a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama


sakit.
15

Rasional : Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah


prasarat untuk berubah.

b) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilanjutkan


penggunaannya.

Rasional : Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki klien memotifasi untuk


tetap mempertahankan kegunaannya.

· Diagnosa 2 : Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri


rendah.

1. Tujuan Umum :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

2. Tujuan Khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1. Kriteria evaluasi :

§ Ekspresi wajah bersahabat

§ Ada kontak mata

§ Mau berjabat tanganMau menyebutkan nama

§ Mau duduk berdampingan dengan perawat

§ Mau mengutarakan masalah yang dihadapi

2. Intervensi

Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapeutik:

a) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal

b) Perkenalkan diri dengan sopan

c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

d) Jelaskan tujuan pertemuan

e) Jujur dan menepati janji

f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya


16

g) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

1. Kriteria evaluasi :

§ Kemampuan yang dimiliki klien

§ Aspek positif keluarga

§ Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien

2. Intervensi :

a) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat

b) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan


memberi pujian yang realistis

d) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

1. Kriteria evaluasi :

kemampuan yang dapat digunakan

2. Intervensi :

§ Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

§ Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan


kemampuan yang dimiliki

1. Kriteria evaluasi

Klien dapat membuat rencana kegiatan harian

2. Intervensi :

§ Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan

§ Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien


17

§ Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

1. Kriteria evaluasi :

Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya

2. intervensi :

§ Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

§ Beri pujian atas keberhasilan klien

§ Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

1. Kriteria evaluasi :

Kilen memanfaatkan sistem pendukung yang ada

2. Intervensi :

§ Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.

§ Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

§ Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

§ Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
18

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :

a. Mengkritik diri sendiri

b. Perasaan tidak mampu

c. Pandangan hidup yang pesimis

d. Penurunan produktivitas

e. Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain tanda dan gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan
seseorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang memerhatikan perawatan
diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan
bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah.

4.2 Saran

Bermutu atau tidaknya pelayanan Keperawatan di suatu Rumah Sakit


sangat bergantung pada kerjasama antar Perawat itu sendiri. Apabila tidak adanya
suatu hubungan yang baik antara sesama anggota dan klien maka akan sulit
membangun kepercayaan masyarakat dalam Asuhan Keperawatan yang diberikan.
Agar kinerja dalam keperawatan berjalan dengan efektif maka seorang perawat
juga perlu memahami setiap karakter yang berbeda dari setiap klien. Selain dapat
memberikan hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan Asuhan Keperawatan
juga dapat dilakukan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai