Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengembangan Kurikulum

“ MENGIMPLENTASIKAN PENDEKATAN DAN MODEL


PEMBELAJARAN DI SEKOLAH “

Disusun Oleh :
Sri Wahyuni
1909037071

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis dalam membangun
masyarakat berpengetahuan yang memiliki keterampilan: (1) melek teknologi dan media, (2)
melakukan komunikasi efektif, (3) berpikir kritis, (4) memecahkan masalah, dan (5)
berkolaborasi. Merespon perkembangan era masyarakat informasional dan komunikasional
yang ditandai oleh kehadiran media baru, pemerintah dalam pembangunan sector pendidikan.
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang
keberhasilan proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan model pembelajaran akan berdampak
pada keberhasilan belajar siswa serta tercapainya tujuan pembelajaran. Model pembelajaran
merupakan suatu desain pembelajaran yang dirancang untuk memperlancar proses
pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Suprijono (2012: 46) yang mengemukakan
bahwa model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.
Dari pengertian model pembelajaran tersebut, model pembelajaran dapat dipahami
sebagai suatu desain, pola atau rancangan yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Hal itu dilakukan untuk menciptakan suasana yang
menunjang agar siswa merasa bebas untuk merespon secara alami dan teratur, dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Karena itu, pengkajian pemilihan model
pembelajaran yang tepat menjadi hal yang perlu dilakukan, agar sesuai dengan karakteristik
siswa dan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Keanekaragaman model pembelajaran yang hendak disampaikan pada makalah ini
merupakan upaya bagaimana menyediakan berbagai alternative dalam srategi pembelajaran
yang hendak disampaikan agar selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif dan
psikomotorik peserta didik.
Tidak ada model pembelajaran yang paling baik atau model pembelajaran yang satu
lebih baik dari yang lain. Baik atau tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan suatu
model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajaran , kesesuaian dengan materi
yang hendak disampaikan , perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam
mengelola dan juga memberdayakan semua sumber belajar yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial.” (Trianto, 2010 :15)
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan sistem belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran
(Saefuddin & Berdiati, 2014 :48).
Model pembelajaran merupakan suatu rancangan (desain) yang menggambarkan
proses rinci penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan terjadinya
interaksi pembelajaran agar terjadi perubahan atau perkembangan diri peserta
didik (Sukmadinata & Syaodih, 2012 : 151).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas terlihat adanya kesamaan ciri
khusus yang menyelubungi semua pengertian model pembelajaran. Ciri khusus
tersebut adalah adanya pola atau rencana yang sistematis. Untuk memastikan
keberadaan ciri tersebut maka berikut adalah ciri atau karakterisitk yang dimiliki
model pembelajaran jika dibandingkan dengan ilmu pelaksanaan dan perancangan
pembelajaran lain.

B. Ciri Ciri Model Pembelajaran

Menurut Hamiyah dan Jauhar (2014, hlm. 58) ciri-ciri model pembelajaran adalah
sebagai berikut.:
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
4. Memiliki perangkat bagian model.
5. Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik langsung
maupun tidak langsung.

C. Fungsi Model Pembelajaran


Fungsi model pembelajaran adalah pedoman dalam perancangan hingga
pelaksanaan pembelajaran. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Trianto
(2010, hlm. 53) yang mengemukakan bahwa fungsi model pembelajaran adalah
sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Oleh karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi sifat dari materi yang
akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran
tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik. Ihwal sifat dan materi yang
dibelajarkan tersebut, model pembelajaran juga dapat dikategorikan berdasarkan
beberapa jenis yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

D. Cara mengimplementasikan kurikulum 2013 di sekolah

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum, karena
kurikulum merupakan komponen pendidikan, baik oleh pengelola maupun
penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Kurikulum dibuat secara
sentralistik, oleh karena itu setiap satuan pendidikan diharuskan untuk
melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis yang disusun oleh pemerintah pusat.
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter.
Kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pada pemahaman, skill, dan
pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif
dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap
disiplin yang tinggi. Pada intinya kurikulum 2013 adalah sistem pengajaran yang
berpusat pada peserta yang memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat
mengembangkan segala potensi dalam aspek sikap (afektif), kecerdasan (kognitif),
dan keterampilan (psikomotor). Jadi kurikulum 2013 ini meninggalkan gaya
belajar konvensional seperti guru memberikan penjelasan di depan kelas, lalu
murid menyerap ilmu yang guru berikan. Kurikulum 2013 ini menginginkan siswa
buat lebih aktif di kelas, mulai belajar sendiri, lalu diskusi materi dalam
kelompok,selanjutnya dipresentasikan hasilnya di depan kelas, guru berperan
sebagai mediator atau hosting atau juga penjawab pertanyaan. Dari ide
gagasan Kurikulum 2013 ini siswa dituntut agar lebih proaktif dalam proses
pembelajaran tidak hanya pasif menerima penjelasan guru di kelas, tapi juga harus
aktif belajar secara mandiri.
Kurikulum 2013 bertujuan membangun kesejahteraan berbasis peradaban, di
mana modal sosial, modal budaya, modal pengetahuan/keterampilan menjadi
modal dasar peradaban untuk membangun sumber daya manusia yang
sejahtera.Manusia sebagai sumber daya tentu saja memiliki pikiran dan perasaan
yang harus berlandaskan logika, etika, estetika, dan spritualitas (paparan kebijakan
kurikulum 2013).  Membangun manusia yang beradab diwujudkan dengan
internalisasi dan eksternalisasi dari abstraksi sebagai manusia yang memiliki
pengetahuan dan perasaan, kemudian diekspresikan melalui berbagai disiplin
ilmu, baik iptek, bahasa, maupun seni.
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah tersebut
meliputi, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.
Secara konseptual kurikulum 2013 jelas ada perubahan signifikan. Perubahan itu
tentunya di maksudkan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih baik dan
usaha unutk selalu memperbaruhi tata cara pelaksanaan pendidikan di indonesia
agar merata disetiap daerahnya.
Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu. bukan hanya itu, Kurikulum
ini pun mempunyai kelemahan dan keunggulan.
Keunggulan dari kurikulum 2013 adalah Lebih menekankan pada pendidikan
karakter.Pendidikan budi pekerti dan karakter diintegrasikan ke semua mata
pelajaran.Tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Kurikulum terdahulu
seringkali tidak memberi kesempatan kepada anak di desa untuk memaksimalkan
potensi mereka.Merangsang pendidikan siswa dari awal melalui Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD).Kesiapan terletak pada guru. Guru juga terus dipacu
kemampuannya melalui pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan
kecakapan dan profesionalisme.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan pada Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut: Pemerintah seolah melihat seluruh siswa dan guru memiliki kapasitas dan
kemampuan yang sama.Guru tidak pernah terlibat langsung dalam pengembangan
Kurikulum 2013.Tidak ada keseimbangan antara proses pembelajaran dan hasil
karena Ujian Nasional (UN) masih diberlakukan.Pengintegrasian mata pelajaran
IPA, IPS, dan Bahasa untuk pendidikan dasar tidak tepat karena rumpun pelajaran
tersebut berbeda.
Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang
produktif, kreatif, inovatif, efektif dan berkarakter. Melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dengan kreativitas, anak-anak
bangsa mampi berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa depan
yang semakin rumit dan kompleks. Meski demikian, dalam Implementasi
Kurikulum 2013 sangat ditentukan oleh berbagai faktor atau kunci sukses. Kunci
sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah,
kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar,
lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.
Yang dimaksud Kreativitas guru adalah termasuk dalam menggunakan metode
dan media yang bervariasi, memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran,
mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja dengan
kemampuan masing-masing pada setiap materi serta mengusahakan keterlibatan
peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
Kompetensi guru professional adalah gabungan dari empat aspek, yaitu;
komunikator, kurikulum, strategi belajar, dan assessment yang jitu. Kelas yang
baik bukan cuma dilhat dari urusan kurikulum, sumber belajar, dan fasilitas, tapi
juga hubungan antar manusianya. Mengajar sesuai dengan kurikulum memang
penting, apalagi jika ditambah dengan guru yang mau melakukan eksplorasi
terhadap kurikulum 2013. Kurikulum 2013 berguna sebagai peta, kreativitas guru
adalah kekuatan untuk menapakinya.
Selain beberapa faktor dan kunci sukses dalam implementasi kurikulum 2013,
guru juga dituntut secara professional merancang pembelajaran yang efektif dan
bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran
yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi
secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Guru juga harus memahami
bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan tiga
aspek, yaitu: Aspek pengetahuan pada kurikulum 2013, masih serupa dengan
aspek di kurikulum yang sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada tingkat
pemahaman siswa dalam hal pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa
diperolehjuga  dari Ulangan Harian, Ujian Tengah/Akhir Semester, dan Ujian
Kenaikan Kelas. 
Pada kurikulum 2013 tersebut, pengetahuan bukanlah aspek utama seperti
pada kurikulum-kurikulum yang dilaksanakan sebelumnya. Aspek Keterampilan
merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia.
Keterampilan merupakan upaya penekanan pada bidang skill atau kemampuan.
Misalnya adalah kemampuan untuk mengemukakan opini pendapat,
berdiksusi/bermusyawarah, membuat berkas laporan, serta melakukan presentasi.
Aspek Keterampilansendiri  merupakan salah satu aspek yang cukup penting
karena jika hanya dengan pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan
pengetahuan yang dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata. Aspek sikap
merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian. Sikap meliputi perangai
sopan santun, adab dalam belajar, sosial, absensi,dan agama. Kesulitan penilaian
dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat mampu
mengawasi siswa-siswinya. Sehingga penilaian yang dilakukan tidak begitu
efektif.
Selain memiliki aspek kurikulum ini juga mempunyai prinsip-prinsip yang
mendasari perkembangannya, yakni sebagai berikut:
1. Kurikulum bukan merupakan daftar pelajaran. Maka dari itu, kurikulum
dirancang dan direncanakan dengan konten pendidikan yang harus dimiliki
oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di jenjang
pendidikan tertentu. Hasil belajar yang diterima diharapkan dapat
diterapkan dalam masyarakat.
2. Terdapat pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam
berbagai mata pelajaran.
3. Kemampuan kreativitas peserta didik bisa diperoleh dengan proses
mengamati, bertanya, menalar, mencoba serta membentuk jejaring.
4. Setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan dapat dipelajari dan dikuasai
setiap peserta didik.
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
perbedaan dalam kemampuan dan minat. Kurikulum harus memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di
atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
6. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni.

Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam


pembelajaran dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal
tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan
berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yangtelah diprogramkan. Dalam
pembelajaran efektif dan bermakna, peserta didik perlu dilibatkan secara aktif,
karena mereka adalah pusat dari kegiatan pembelajaran serta pembentukan
kompetensi, dan karakter. Peserta didik harus dilibatkan dalam Tanya-jawab
yang terarah, dan mencari pemecahan terhadap berbagai masalah pembelajaran.
Dalam pembelajaran ini, kompetensi dapat diterima dan tersimpan lebih baik,
karena masuk otak dan membentuk karakter melalui proses yang logis dan
sistematis.
Dalam implementasi kurikulum 2013 ini juga menuntut  guru untuk
mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Ada empat hal yang harus
diperhatikan dalam pengorganisasian pembelajaran dalam implementasi
kurikulum 2013, yaitu: pertama pelaksanaan pembelajaran, pembelajaran dalam
implementasi kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi
hendaknya dilaksanakan berdasarkan kebutuhan karakteristik peserta didik,
serta kompetensi dasar pada umumnya. Kedua perlu ada pengadaan dan
pembinaan tenaga ahli, yang memiliki sikap, pribadi, kompetensi, dan
keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis kompetensi dan
karakter. Ketiga pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajarsecara
optimal, untuk kepentingan tersebut para guru, fasilitator dituntut untuk
mendayagunakan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social,
serta menjalin kerjasama dengan unsur-unsur terkait yang dipandang dapat
menunjang upaya pengembangan mutu dan kualitas pembelajaran. Keempat
pengembangan kebijakan sekolah, perlu adanya dukungan oleh kebijakan-
kebijakan kepala sekolah. Kebijakan yang jelas dan baik akan dapat
memberikan kelancaran dan kemudahan dalam implementasi pembelajaran
berbasis kompetensi

E. Tujuan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini


Menurut Depdiknas, tujuan kurikulum anak usia dini di Indonesia
adalah membantu mengembangkan kemam-puan dasar anak yang
termasuk dari pengetahuan, keterampilan dan kreatifitas agar mampu
beradaptasi dengan lingkungan serta dapat menyesuaikan dengan
perkembangan tahap selanjutnya (Sujiono, 2013, hlm. 201).
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk
mendorong perkembangan peserta didik secara optimal dengan
memberikan pengetahuan dasar berkehidupan ber-bangsa dan bernegara
khususnya di Indonesia sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasya-rakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia
(Direktorat Pembinaan)
kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk
mendorong berkembangnya potensi yang ada dalam diri anak agar
memiliki kesiapan untuk menjalankan pendidikan selanjutnya.

F. Program Pengembangan
Kurikulum sebagai program pengem-bangan PAUD untuk mencapai suatu
aspek perkembangan, karenanya kurikulum memuat beberapa program
pengembangan, yaitu pengembangan nilai agama dan moral,
pengembangan motorik, pengembangan kognitif, pengembangan bahasa,
pengembangan sosial – emosional, pengembangan seni.

G. Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran pada PAUD berisi materi-materi yang dikenalkan
kepada peserta didik sesuai dengan program pengembangan. Muatan
pembelajaran pada program anak usia dini lebih menekankan pada
pembentukan sikap, etika, pengenalan cinta tanah air

H. Beban Belajar
Pendidikan anak usia dini mengikuti ketentuan dalam proses pembelajaran
di sekolah atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan mendapatkan
beban belajar yang telah ditetapkan pemerintah dengan menyesuaikan
kemampuan belajar anak usia dini

I. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik atau metode saintifik pada umumnya
melibatkan proses kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan
untuk diambil tindakan perumusan hipotesis atau mengumpulkan data
(Sani, 2014, hlm. 50).
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
menyesuaikan tingkat kemampuan peserta didik agar secara aktif
membentuk dan mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan melalui beberapa tahapan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomuni-kasikan (Direktorat
Pembinaan Pendi-dikan Anak Usia Dini, 2014, hlm. 14).
Pendekatan saintifik yang bertujuan untuk membangun pola
berpikir yang sistematis dengan rangkaian proses yang saling
berkesinambungan dari sesuatu yang ada berkembang menjadi karya nyata
sebagai hasil bentuk olah pikir tingkat tinggi (Direktorat Pembinaan
Pendidikan Anak Usia Dini, 2014, hlm. 18).
Pendekatan saintifik diterapkan melalui proses tahapan – tahapan
pembelajaran, sebagai berikut (Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia
Dini, 2014, hlm. 16-19):
a. mengamati (Observing); mengamati berarti menggunakan semua
alat panca indera (penglihatan, pendenga-ran, penghiduan, peraba,
dan pengecap) untuk mengenali suatu benda yang diamatinya.
b. Menanya (Questioning); menanyakan sebagai salah salah satu
proses mencari tahu atau mengkonfirmasi dari pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik dengan pengetahuan baru yang
sedang dipelajarinya.
c. Mengumpulkan (Colecting): mengum-pulkan data – data yang
dibutuhkan dalam pembelajaran dan hal ini menjadi suatu
proses yang sangat diminati peserta didik.
d. Mengasosiasi (Associating): proses asosiasi merupakan proses
lebih lanjut dimana peserta didik mulai menghubungkan
pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan baru
yang sedang dipelajarinya atau yang didapatkan dari
disekitarnya. Proses asosiasi penting bagi peserta didik untuk
membangun pemahaman baru tentang dunia di sekitarnya.
e. Mengkomunikasikan : Proses mengkomunikasikan sebagai proses
penguatan pengetahuan terhadap pengetahuan baru yang di
dapatkan peserta didik.

Berdasarkan tahapan – tahapan pembelajaran dengan pendekatan


saintifik yang disebutkan di atas, artinya dalam melakukan proses
pembelajaran, anak diransang untuk timbul rasa keingintahuannya terlebih
dahulu terhadap sesuatu pengetahuan yang baru, yang kemudian peserta didik
akan mulai melakukan pengamatan dan akan muncul rasa ingin bertanya
ketika peserta didik sudah tak dapat bersabar untuk mengetahui hal baru.
Lalu peserta didik melanjutkan ke tahap – tahap selanjutnya, hingga ia
memperoleh pengetahuan baru dengan cara dikembangkan lagi sesuai
kreativitas atau kemampuan yang dimiliki.
Namun, dalam proses pembe-lajaran tidak lantas mengikuti
tahapan secara urut dari mulai tahapan mengamati. Dapat pula anak
melakukan proses bertanya terlebih dahulu, atau bahkan memulai untuk
langsung mencoba sesuatu baru akan timbul sebuah pertanyaan. Sebab,
tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik
tidak harus mengikuti prosedur yang kaku atau harus sesuai urutan tahapan
yang ada, tetapi dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak
dipelajari oleh peserta didik (Sani, 2014, hlm. 53-4).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta
didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu
lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat
membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Sedangkan Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun
secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis,
sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung dalam proses belajar
mengajar antara siswa dan pendidik.
Proses pembelajaran dengan pende-katan saintifik kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan saat kegiatan bermain di sentra
melalui tahapan proses mengamati, menanya, mengumpulkan,
mengasosiasikan dan mengkomuni-kasikan. Pada tahapan menanya,
masih perlu penguatan lagi kepada peserta didik, karena masih belum
timbul rasa ingin tahunya lebih banyak lagi. Dan pada tahapan
mengasosiasi, peserta didik masih ada yang kesulitan untuk membuat bentuk.

B. Saran
Dalam melakukan proses pembelajaran bagi siswa, hendaknya
pendidik memperhatikan beberapa metode yang sekiranya dapat efektif
membantu siswa dalam proses pembelajarannya.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Dewi (2019). Implementasi kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini
Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamiyah, N., Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar-Mengajar di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher
Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2016, Kemdikbud
Muhlisoh, Faizatul (2016). cara mengimplementasikan kurikulum 2013 di sekolah

Anda mungkin juga menyukai