Anda di halaman 1dari 46

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Literatur Review
1. Perubahan Fisik (The Physical Experience)
a. Perubahan Uterus
Di uterus terjadi perubahan saat masa persalinan, perubahan yang
terjadi sebagai berikut:
1) Kontraksi uterus yang dimulai dari fundus uteri dan menyebar
ke depan dan ke bawah abdomen
2) Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR)
a) SAR dibentuk oleh corpus uteri yang bersifat aktif dan
berkontraksi.
Dinding akan bertambah tebal dengan majunya persalinan
sehingga mendorong bayi keluar
b) SBR dibentuk oleh istmus uteri bersifat aktif relokasi dan
dilatasi. Dilatasi makin tipis karena terus diregang dengan
majunya persalinan
b. Perubahan Bentuk Rahim
Setiap terjadi kontraksi, sumbu panjang rahim bertambah
panjang sedangkan ukuran melintang dan ukuran muka belakang
berkurang. Pengaruh perubahan bentuk rahim ini:
1) Ukuran melintang menjadi turun, akibatnya lengkungan
punggung bayi turun menjadi lurus, bagian atas bayi tertekan
fundus, dan bagian tertekan Pintu Atas Panggul.
2) Rahim bertambah panjang sehingga otot-otot memanjang
diregang dan menarik segmen bawah rahim dan serviks
akibatnya menimbulkan terjadinya pembukaan serviks
sehingga Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah
Rahim (SBR).

4
5

c. Faal Ligamentum Rotundum


1) Pada kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang
punggung berpindah ke depan mendesak dinding perut
depan kearah depan. Perubahan letak uterus pada waktu
kontraksi ini penting karena menyebabkan sumbu rahim
menjadi searah dengan sumbu jalan lahir.
2) Dengan adanya kontraksi dari ligamentum rotundum, fundus
uteri tertambat sehingga waktu kontraksi fundus tidak dapat
naik ke atas.
d. Perubahan Serviks
1. Pendataran serviks/Effasement
Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis dari
1-2 cm menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang tipis.
2. Pembukaan serviks adalah pembesaran dari ostium eksternum
yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa
milimeter menjadi lubang dengan diameter kira-kira 10 cm
yang dapat dilalui bayi. Saat pembukaan lengkap, bibir portio
tidak teraba lagi. SBR, serviks dan vagina telah merupakan satu
saluran.
e. Perubahan Pada Sistem Urinaria
Pada akhir bulan ke 9, pemeriksaan fundus uteri menjadi
lebih rendah, kepala janin mulai masuk Pintu Atas Panggul dan
menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu
untuk sering kencing. Pada kala I, adanya kontraksi uterus/his
menyebabkan kandung kencing semakin tertekan.
Poliuria sering terjadi selama persalinan, hal ini kemungkinan
disebabkan karena peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi
glomerolus, dan peningkatan aliran plasma ginjal. Poliuri akan
berkurang pada posisi terlentang. Proteinuri sedikit dianggap
normal dalam persalinan.
6

Wanita bersalin mungkin tidak menyadari bahwa kandung


kemihnya penuh karena intensitas kontraksi uterus dan tekanan
bagian presentasi janin atau efek anestesia lokal. Bagaimanapun
juga kandung kemih yang penuh dapat menahan penurunan kepala
janin dan dapat memicu trauma mukosa kandung kemih selama
proses persalinan. Pencegahan (dengan mengingatkan ibu untuk
berkemih di sepanjang kala I) adalah penting. Sistem adaptasi
ginjal mencakup diaforesis dan peningkatan IWL (Insensible
Water Loss) melalui respirasi.
f. Perubahan Pada Vagina Dan Dasar Panggul
1. Pada kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina
sehingga dapat dilalui bayi
2. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar
panggul yang ditimbulkan oleh bagian depan bayi menjadi
saluran dengan dinding yang tipis.
3. Saat kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke
depan atas. Dari luar peregangan oleh bagian depan nampak
pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan
anus menjadi terbuka.
4. Regangan yang kuat ini dimungkinkan karena bertambahnya
pembuluh darah pada bagian vagina dan dasar panggul, tetapi
kalau jaringan tersebut robek akan menimbulkan perdarahan
banyak.
g. Perubahan System Kardiovaskuler (Meliputi Tekanan Darah Dan
Jantung)
Selama persalinan, curah jantung meningkat 40% sampai
50% dibandingkan dengan kadar sebelum persalinan dan sekitar
80% sampai 100% dibandingkan dengan kadar sebelumnya
(Hecker,1997). Peningkatan curah jantung ini terjadi karena
pelepasan katekolamin akibat nyeri dan karena kontraksiotot
abdomen dan uterus. Seiring dengan kontraksi uterus sekitar 300
7

sampai 500 ml darah dipindahkan ke volume darah sentral (sulivan


et al, 1985).
Dalam studi klasik, Hendrik dan Quilligan (1956)
mendemonstrasikan bahwa nyeri dan ansietas dapat meningkatkan
curah jantung sekitar 50% sampai 60 %. Karena kontraksi uterus
dapat menyebabkan kompresi bermakna pada aorta dan arteria
iliaka, sebagian besar peningkatan curah jantung dialirkan ke
ekstermitas atas dan kepala (Gabbe et al, 1991).
Pada setiap kontaksi uterus, aliran darah di cabang-cabang
arteri uterus yang menyuplai ruang intervillli menurun dengan
cepat sesuai dengan besarnya kontraksi. Penurunan ini tidak
berhubungan dengan perubahan yang bermakna dalam tekanan
perfusi sistemik, tetapi lebih berhubungan dengan peningkatan
tahanan vaskuler lokal di dalam uterus (Assali, 1989).
Tekanan vena istemik meningkat saat darah kembali dari
vena uterus yang membengkak. Pada kala I,sistolik rata-rata
meningkat 10 mm hg dan tekanan diastolik rata-rata meningkat
sebesar 5-19 mmhg selama kontraksi, tetapi tekanan tidak banyak
berubah. Diantara waktu kontraksi kala II terdapat peningkatan
30/25 mmhg selama kontraksi dari 10/5 sampai 10 mmhg
(Beichter et al, 1986).
Jika wanita mengejan dengan kuat, terjadi kompensasi
tekanan darah, seringkali terjadi penurunan tekanan darah
secara dramatis saat wanita berhenti mengejan di akhir
kontaksi. Perubahan lain dalam persalinan mencakup
peningkatan denyut nadi secara perlahan tapi pasti sampai
sekitar 100 kali per menit pada persalinan kala II. Frekuensi
denyut nadi dapat ditingkatkan lebih jauh oleh dehidrasi,
perdarahan, ansietas, nyeri dan obat-obatan tertentu, seperti
terbutalin.
8

Karena perubahan kardiovaskuler yang terjadi selama


kontraksi uterus, pengkajian paling akurat untuk mengkaji tanda
tanda vital maternal adalah diantara waktu kontraksi. Pengaturan
posisi memiliki efek yang besar pada curah jantung. Membalikkan
posisi wanita bersalin dari miring ke telentang menurunkan curah
jantung sebesar 30%
Tekanan darah meningkat selama kontraksi, kenaikan sistole
15 (10-20) mmhg,kenaikan diastole 5-10 mmhg, diantara
kontraksi tekanan kembali pada level sebelum persalinan. Posisi
berbaring miring akan mengurangi terjadinya perubahan tekanan
darah selama proses kontraksi. Rasa sakit/nyeri, takut dan cemas
juga dapat meningkatkan tekanan darah.
Kenaikan detak jantung berkaitan dengan peningkatan
metabolisme. Secara dramatis detak jantung naik selama uterus
berkontraksi. Antara kontraksi sedikit meningkat dibandingkan
sebelum persalinan.
h. Perubahan pada Metabolisme Karbohidrat dan Basal Metabolisme
Rate
Pada saat mulai persalinan, terjadi penurunan hormon
progesterone yang mengakibatkan perubahan pada sistem
pencernaan menjadi lebih lambat sehingga makanan lebih lama
tinggal di lambung, akibatnya banyak ibu bersalin yang mengalami
obstivasi atau peningkatan getah lambung sehingga terjadi mual
dan muntah.
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob meningkat
secara perlahan yang terjadi akibat aktivitas otot rangka dan
kecemasan ibu. Peningkatan ini ditandai dengan adanya
peningkatan suhu badan ibu, nadi, pernafasan, cardiac out put dan
hilangnya cairan.
Pada Basal Metabolisme Rate (BMR), dengan adanya
kontraksi dan tenaga mengejan yang membutuhkan energi yang
9

besar, maka pembuangan juga akan lebih tinggi dan suhu tubuh
meningkat. Suhu tubuh akan sedikit meningkat (0,5-10 C) selama
proses persalinan dan akan segera turun setelah proses persalinan
selesai.Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan metabolisme
tubuh. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh lebih dari 10C.
i. Perubahan Pada System Pernapasan
Dalam persalinan, ibu mengeluarkan lebih banyak CO2
dalam setiap nafas. Selama kontraksi uterus yang kuat, frekuensi
dan kedalaman pernafasan meningkat sebagai responns terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen akibat pertambahan laju metabolik.
Rata rata PaCO2 menurun dari 32 mm hg pada awal persalinan
menjadi 22 mm hg pada akhir kala I (Beischer et al, 1986).
Menahan nafas saat mengejan selama kala II persalinan dapat
mengurangi pengeluaran CO2.
Masalah yang umum terjadi adalah hiperventilasi maternal,
yang menyebabkan kadar PaCO2 menurun dibawah 16 sampai 18
mmhg (Beischer et al, 1986). Kondisi ini dapat dimanifestasikan
dengan kesemutan pada tangan dan kaki, kebas dan pusing. Jika
pernafasan dangkal dan berlebihan, situasi kebalikan dapat terjadi
karena volume rendah. Mengejan yang berlebihan atau
berkepanjangan selama Kala II dapat menyebabkan penurunan
oksigen sebagai akibat sekunder dari menahan nafas.
Pernafasan sedikit meningkat karena adanya kontraksi uterus
dan peningkatan metabolisme dan diafragma tertekan oleh janin.
Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan dapat
menyebabkan terjadinya alkalosis.
j. Perubahan Pada Gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara
substansial berkurang banyak sekali selama persalinan aktif
dan waktu pengosongan lambung. Efek ini dapat memburuk
setelah pemberian narkotik. Banyak wanita mengalami mual
10

muntah saat persalinan berlangsung, khususnya selama fase


transisi pada kala I persalinan. Selain itu pengeluaran getah
lambung yang berkurang menyebabkan aktifitas pencernaan
berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban.
Cairan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau
muntah terjadi sampai ibu mencapai akhir kala I.
Ketidaknyamanan lain mencakup dehidrasi dan bibir kering
akibat bernafas melalui mulut. Karena resiko mual dan muntah,
beberapa fasilitas pelayanan bersalin membatasi asupan oral
selama persalinan. Es batu biasanya diberikan untuk mengurangi
ketidaknyaman akibat kekeringan mulut dan bibir. Beberapa
fasilitas layanan lain mengijinkan minum air putih, jus dan ice pop.
Banyak fasilitas lain memberikan asupan cairan melalui intravena.
Kadar natrium dan klorida dalam plasma dapat menurun
sebagai akibat absorbsi gastrointestinal, nafas terengah-engah, dan
diaforesis (perspirasi) selama persalinan dan kelahiran. Poliuri
(sering berkemih) merupakan hal yang biasa terjadi. Penurunan
asupan cairan oral akibat mual dan muntah, ketidaknyamanan dan
pemberian analgetik atau anestesi dapat lebih jauh mengubah
kesimbangan cairan dan elektrolit.
k. Perubahan Pada Hematologi
Haemoglobin akan meningkat selama persalinan sebesar 1,2
gr% dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan
pada hari pertama pasca persalinan kecuali terjadi perdarahan.
Peningkatan leukosit secara progresif pada awal kala I
(5.000) hingga mencapai ukuran jumlah maksimal pada
pembukaan lengkap (15.000). Haemoglobin akan meningkat
selama persalinan sebesar 1,2 gr % dan akan kembali pada tingkat
seperti sebelum persalinan pada hari pertama pasca persalinan
kecuali terjadi perdarahan. Peningkatan leukosit terjadi secara
progresif pada awal kala I (5.000) hingga mencapai ukuran jumlah
11

maksimal pada pembukaan lengkap (15.000). Selama persalinan


waktu pembekuan darah sedikit menurun, tetapi kadar fibrinogen
plasma meningkat. Gula darah akan turun selama persalinan dan
semakin menurun pada persalinan lama, hal ini disebabkan karena
aktifitas uterus dan muskulus skeletal.
l. Nyeri
Nyeri dalam persalinan dan kelahiran adalah bagian dari
respon fisiologis yang normal terhadap beberapa faktor. Selama
Kala I persalinan, nyeri yang terjadi pada kala I terutama
disebabkan oleh dilatasi serviks dan distensi segmen uterus bawah.
Pada awal kala I, fase laten kontraksi pendek dan lemah, 5 sampai
10 menit atau lebih dan berangsung selama 20 sampai 30 detik.
Wanita mungkin tidak mengalami ketidaknyamanan yang
bermakna dan mungkin dapat berjalan ke sekeliling secara nyaman
diantara waktu kontraksi. Pada awal kala I, sensasi biasanya
berlokasi di punggung bawah, tetapi seiring dengan waktu nyeri
menjalar ke sekelilingnya seperti korset/ikat pinggang, sampai ke
bagian anterior abdomen. Interval kontraksi makin memendek,
setiap 3 sampai 5 menit menjadi lebih kuat dan lebih lama.
Pada Kala II, nyeri yang terjadi disebabkan oleh distensi
dan kemungkinan gangguan pada bagian bawah vagina dan
perineum. Persepsi nyeri dipengaruhi oleh berbagai faktor.
2. Perubahan Emosional (The Emotional Experience)
Perubahan psikologis yang kompleks memerlukan adaptasi
terhadap proses kehamilan yang terjadi. Dukungan psikologik dan
perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial
(keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang, dan
empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis dapat mengurangi
aspek sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan normal,
akselerasi, kendali nyeri, dan asuhan neonatal).
Perubahan dan adapatasi psikologis dalam masa persalinan
12

1. Memperlihatkan ketakutan atau kecemasan, yang meneyebabkan


wanita mengartikan ucapan pemberi perawatan atau kejadian
persalinan secara pesimistik atau negatif.
2. Mengajukan banyak pertanyaan atau sangat waspada terhadap
sekelilingnya
3. Memperlihatkan tingkah laku sangat membutuhkan
4. Memperlihatkan tingkah laku minder, malu atau tidak berharga
5. Memperlihatkan reaksi keras terhadap kontraksi ringan atau
terhadap pemeriksaan
6. Menunjukkan ketegangan otot dalam derajat tinggi
7. Tampak menuntuk, tidak mempercayai, marah atau menolak
terhadap para staf
8. Menunjukkan kebutuhan yang kuat untuk mengontrol tindakan
pemberi perawatan
9. Tampak ”lepas kontrol” dalam persalinan (dalam nyeri hebat,
menggeliat kesakitan, panik, menjerit, tidak merespon saran
atau pertanyaan yang membantu).
10. Merasa diawasi
11. Merasa dilakukan tanpa hormat Merasa diabaikan atau dianggap
remeh
12. Respons ”melawan atau menghindar”, yang dipicu oleh adanya
bahaya fisik, ketakutan, kecemasan dan bentuk distres lainnya.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU BERSALIN KALA I
Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus,
umumnya ibu dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu pucat.
Kondisi psikologis yang sering terjadi pada wanita dalam persalinan
kala I adalah :
1. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-
kesalahan sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika
bayi yang yang akan dilahirkan dalam keadaan cacat, serta
takhayul lain. Walaupun pada jaman ini kepercayaan pada
13

ketakutan-ketakutan gaib selama proses reproduksi sudah


sangat berkurang sebab secara biologis, anatomis, dan fisiologis
kesulitan-kesulitan pada peristiwa partus bisa dijelaskan
denganalasan-alasan patologis atau sebab abnormalitas
(keluarbiasaan). Tetapi masih ada perempuan yang diliputi rasa
ketakutan akan takhayul.
2. Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan
konflik batin. Hal ini disebabkan oleh semakin membesarnya
janin dalam kandungan yang dapat mengakibatkan calon ibu
mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur
nyenyak, sering kesulitan bernafas dan macam-macam beban
jasmaniah lainnya diwaktu kehamilannya.
3. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu
kegerahan serta tidak sabaran sehingga harmoni antara ibu dan
janin yang dikandungnya menjadi terganggu. Ini disebabkan
karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan timbulnya
kontraksi-kontraksi pada rahim sehingga bayi yang semula
diharapkan dan dicintai secara psikologis selama berbulan-bulan
itu kini dirasakan sebagai beban yang amat berat.
4. Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan
bayi yang merupakan
hambatan dalam proses persalinan :
a. Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat
dan tanpa sebab sebab yang jelas
b. Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung berdebar-
debar
c. Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinan.
d. Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan
takikardi.
5. Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan
dilahirkan. Relasi ibu dengan calon anaknya terpecah, sehingga
14

popularitas AKU-KAMU (aku sebagai pribadi ibu dan kamu


sebagai bayi) menjadi semakin jelas. Timbullah dualitas
perasaan yaitu:
a. Harapan cinta kasih
b. Impuls bermusuhan dan kebencian
6. Sikap bermusuhan terhadap bayinya
a. Keinginan untuk memiliki janin yang unggul
b. Cemas kalau bayinya tidak aman di luar Rahim
c. Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu
7. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:
a. Takut mati
b. Trauma kelahiran
c. Perasaan bersalah
d. Ketakutan riil
PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU BERSALIN KALA II
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga
akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut. Adapun
perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap
b. Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap
c. Frustasi dan marah
d. Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar
bersalin
e. Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
f. Fokus pada dirinya sendiri
3. The sosiocultural experience
Kehamilan sama banyaknya dengan pengalaman sosial budaya
dan juga pengalaman fisik dan emosional. Tanggapan dan perilaku
orang tua yang hamil selama kehamilan dan persalinan serta
15

perkembangan peran orang tua mereka semua diatasi oleh masyarakat


tempat mereka tinggal. Jordan 1993 membandingkan kehamilan dan
persalinan dalam empat budaya yang berbeda dan menyimpulkan
bahwa peristiwa-peristiwa ini tidak hanya mencakup aspek fisik
medis tetapi juga semua faktor ekologi sosial yang menjadikan tahun
persalinan sebagai peristiwa biososial.
Perilaku wanita yang merupakan responsnya terhadap manifestasi
fisik dan emosional kehamilannya sangat dipengaruhi oleh faktor
sosial budaya. Misalnya melihat respons saya terhadap kehamilan
baik dengan asumsi atau perilaku penyakit tergantung pada pengaruh
dari jejaring sosialnya. Jika kehamilan dianggap sebagai pengalaman
normal dan sehat yang positif, dia akan merespons dengan perilaku
sehat. Ini dapat saya lakukan dengan menjalani perawatan pranatal
rutin, makan diet yang baik, berolahraga secara teratur, dan
memasukkan aktivitas istirahat dan pengurangan stres yang tak
tertahankan ke dalam hidupnya. Di sisi lain, jika kehamilan dipandang
sebagai penyakit, wanita akan merespons secara berbeda.
Ketidaknyamanan kecil karena kehamilan lebih cenderung dipandang
sebagai penyimpangan utama yang tidak menentu. Sering menelpon
ke kantor dokter kecantikannya, ketidakmampuan untuk berpartisipasi
dalam rutinitas kehidupan biasa mungkin menjadi bagian dari
perilaku penyakit. Sejumlah variabel individu dan budaya dapat
memengaruhi adopsi perilaku kesehatan atau kesehatan selama
kehamilan, status sosial ekonomi, usia, orientasi seksual, persiapan
pendidikan untuk kehamilan, pengaruh keluarga dan teman,
hubungannya dengan dokter atau bidan, dan semua profesional dalam
sistem asuhan maternitasnya akan membentuk cara dia merespons
kehamilannya.
Perubahan lain yang dipengaruhi oleh pengaruh sosial budaya
selama kehamilan adalah pengembangan peran ibu. Itu dapat dilihat
dari perspektif psikologis sebagai komponen identitas untuk kawin
16

selama kehamilan dan juga sebagai proses sosial. Di awal usia subur,
seorang wanita mulai mengembangkan rasa menjadi berbeda dan
unik. Jika perasaan ini menghasilkan perasaan teralienasi secara
bertahap dari minat, hubungan, dan aktivitasnya yang biasa, ia
mungkin mulai menarik diri. Bidan melalui kehamilannya, ia mulai
mengembangkan minat dan hubungan baru yang hanya relevan untuk
kehamilan dan melahirkan anak. Wanita hamil sering tertarik pada
perusahaan wanita lain dan dapat mengembangkan kekhawatiran
dengan masa lalu dan hubungannya dengan ibunya sendiri (colman &
colman, 1991; rubin, 1970).
Ada kontradiksi dalam studi awal tentang apakah kehamilan dan
transisi ke orangtua merupakan situasi krisis bagi keluarga (dyer,
1963; hobbs, 1965; lee master asters, 1956; russel, 1974). Tentu saja,
perubahan yang dipicu oleh perubahan dalam struktur dan peran
keluarga selama kehamilan dan menjadi orang tua dini adalah
peristiwa yang sangat menegangkan. Apakah perkembangan yang
normal ini menjadi krisis tergantung pada sumber daya orang tua
yang hamil dan persepsi atau interpretasi mereka terhadap peristiwa
tersebut. Mercer (1986) membahas efek yang mungkin dimiliki oleh
usia wanita terhadap responsnya terhadap kehamilan. Sebuah studi
oleh stark (1997), tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam
penyesuaian psikososial untuk kehamilan berdasarkan usia ibu, yang
lebih tua (lebih dari 35) wanita hamil ditemukan menyesuaikan diri
dengan kehamilan serta wanita muda.
Karakteristik jaringan sosial orang tua dan dukungan sosial yang
mereka terima memengaruhi hasil penyesuaian. Komposisi ukuran
dan kohesi jaringan sosial adalah faktor penting, dari tiga jenis
dukungan sosial (emosional, kognitif, dan sosialisasi umum),
dukungan emosional telah ditemukan sebagai prediktor kepuasan
terbaik dengan peran pengasuhan dan perawatan bayi untuk kedua ibu
17

dan ayah (crawford, 1985; cronenwell, 1985). Bab 25 berisi diskusi


komprehensif dukungan sosial selama persalinan.
a. Maternal role acquisition
Rubin mempelajari proses sosialisasi dimana peran ibu
diperoleh dan mengidentifikasi beberapa komponen berbeda dari
proses ini (Rubin, 1967a; Rubin, 1984). Yang pertama adalah
mimikri atau replikasi. Wanita hamil menyalin dan mengadaptasi
perilaku dan praktik lain dalam situasi yang sama. Misalnya,
pemakaian baju hamil, adopsi gerakan atau postur tertentu selama
kehamilan, atau penggunaan pola bicara tertentu (suara bernada
tinggi, nama hewan peliharaan, bicara bayi) kepada bayi semuanya
dapat disalin karena perempuan itu melihatnya sebagai simbol status
keibuan yang dia inginkan. Ibu seorang wanita sendiri dan teman-
teman wanitanya adalah model yang paling umum untuk
pengembangan perilaku ibu (Rubin, 1967).
Komponen lain dari proses sosialisasi adalah permainan peran.
Bermain peran agak mirip dengan mimikri tetapi berbeda karena ia
melampaui perilaku simbolik menjadi akting aktual dari peran.
Wanita hamil sering mencari situasi atau subyek yang
memungkinkan mereka untuk bermain peran sebagai ibu. Meminta
untuk memberi makan bayi tetangga, bermain dengan balita di
taman, atau menawarkan penitipan bayi untuk anak-anak teman
semuanya memungkinkan wanita hamil untuk "mencoba" peran ibu.
Pengalaman masa lalunya akan membentuk permainan perannya.
Jika dia telah diasuh dengan baik, maka dia memiliki teladan yang
baik untuk membangun identitas keibuannya sendiri.
Rubin (1967a, 1984) dan Lederman (1984) keduanya membahas
fantasi sebagai komponen utama dalam pengembangan peran
keibuan. Wanita itu mulai membayangkan bagaimana dengan
anaknya. Fantasi ini dapat terjadi pada siang hari ketika wanita itu
terjaga atau dalam mimpinya di malam hari. Dia dapat
18

membayangkan dirinya sebagai seorang ibu, memikirkan


karakteristik-karakteristik yang ingin dia miliki sebagai seorang ibu,
dan mengantisipasi perubahan-perubahan dalam hidupnya yang akan
diperlukan ketika mengambil peran sebagai ibu. Bagian dari fantasi
ini juga berkaitan dengan kesedihan karena melepaskan identitas dan
peran sebelumnya yang tidak sesuai dengan peran baru ibu.
Resolusi konflik peran dan dediferensiasi, yaitu, memeriksa dan
mengevaluasi "kebaikan sesuai" peran ibu yang baru, adalah
langkah-langkah terakhir dalam proses perkembangan ini (Rubin,
1984). Pada tahap ini, wanita itu melampaui perilaku meniru atau
mencoba dan membayangkan peran dan siap untuk
mengintegrasikan semua komponen peran ibu yang dia hargai. Dia
mampu membuat keputusan dan bertindak secara mandiri
berdasarkan pengetahuan dan kepercayaan diri yang dia peroleh
sebagai hasil dari langkah-langkah awal dalam proses pemerolehan
peran. Peran keibuannya menjadi kompromi antara kepribadian dan
identitasnya sendiri dan pengaruh masyarakat di mana dia
menjalankan peran itu. Dalam sebuah studi oleh Fowles (1996),
perlekatan ibu sebelum melahirkan dengan janin ditemukan
berhubungan positif dengan pencapaian peran ibu dan berhubungan
negatif dengan depresi pasca persalinan.
19

4. Pathway Persalinan
20
21

5. Kebutuhan dasar ibu dalam proses persalinan


a. Dukungan Fisik Dan Psikologis
Pada pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis pada ibu
bersalin dan keluarga, terdapat lima kebutuhan wanita dalam
persalinan, diantaranya asuhan fisik dan psikologis, kehadiran
seorang pendamping secara terus menerus, pengurangan rasa sakit,
penerimaan atas sikap dan perilakunya, informasi kepastian tentang
hasil persalinan yang aman (Yeyeh, 2009). Dukungan tersebut
dapat mengurangi ketegangan, membantu kelancaran proses
persalinan daan kenyamanan proses melahirkan bayi (Walyani,
2016).
Asuhan yang mendukung artinya kehadiran yang aktif dan
ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung. Dukungan tersebut
diantaranya (Rohani, 2011) : Lingkungan, pendamping persalinan,
mobilitas, pemberian informasi, teknik relaksasi,komunikasi dan
dorongan semangat.
22

b. Kebutuhan Makanan dan Cairan


Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan
aktif, karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung
dari pada makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat
dalam persalinan. Untuk mencegah dehidrasi, ibu dapat diberikan
banyak minum selama proses persalinan, namun bila mual/muntah
dapat berikan cairan perIV (Walyani, 2016).
c. Kebutuhan Eliminasi
Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama
proses persalinan. Jika kandung kencing yang penuh akan
menghambat penurunan bagian terbawah janin, selain itu juga
dapat meningkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali pasien
karena bersama dengan munculnya kontraksi.
d. Positioning dan Aktifitas
Bidan sebagai pendamping persalinan harus mendukung
ibu dalam pemilihan posisi apapun yang dipilihnya, bidan harus
memberitahu ibu bahwa tidak perlu terlentang terus menerus
selama proses persalinannya. Jika ibu sudah semakin putus asa dan
merasa tidak nyaman, bidan dapat mengambil tindakan yang
positif untuk merubah setting tempat yang sudah ditentukan
(Walyani, 2016).

A.

A.

A.
A B

A.
A B C
A. Duduk tegak diatas Birthing
Berdiri
Ball
B. Berdiri bersandar pada
B. Duduk dikursi bersandar ke
pasangan
23

C. Berdiri sambil dansa diringi depan


musik

A B
A. m
e n
g a
ngkang
bersandar ke depan dengan
B. Jongkok
sanggahan kursi, tempat tidur,
atau Birthing Ball

Posisi Dada-Lutut / Knee-chest


berbaring miring
Gambar 2.1 posisi fisiologis saat persalinan dan kelahiran oleh
Simkin dan Ancheta (1994) dan gambar oleh Shanna Finger
Sumber : (Renaningtyas et al., 2013)
e. Pengurangan Rasa Nyeri
Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit,
menurut Varney’s Midwifery (Walyani, 2016) :
1) Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan
2) Pengaturan posisi
3) Relaksasi dan latihan pernafasan
4) Istirahat dan privasi
5) Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan
dilakukan
6) Asuhan diri
7) Sentuhan dan massase
24

8) Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament


sacroiliaca
9) Penekanan pada lutut
10) Kompres hangat atau kompres dingin
11) Berendam
12) Visualisasi dan pemusatan perhatikkan
13) Musik
B. Implikasi untuk Praktek dan Strategi Pengajaran
Pemahaman menyeluruh tentang aspek fisik, emosional,
sosiokultural, dan intelektual kehamilan adalah langkah pertama yang
penting bagi seorang pendidik anak. Pengetahuan tentang karakteristik
umum ibu hamil dan pasangannya akan memandu pendidik persalinan
dalam pengembangan tujuan kursus, konten, dan metode pengajaran.
Yayasan ini perlu terus diperluas dengan membaca literatur dan penelitian
saat ini dan secara teratur mengamati calon orang tua. Pendidik
persalinan harus membahas keempat aspek pengalaman kehamilan - fisik,
emosional, sosiokultural, dan kognitif dalam kursus pendidikan
persalinan.
1. Memenuhi Kebutuhan Fisik
Karena sifat fisik kehamilan sering kali menjadi fokus utama bagi
orang tua yang sedang hamil, sebagian besar dari proses persalinan harus
menangani masalah fisik. Ini sangat ideal jika pendidik persalinan dapat
menawarkan kursus kehamilan dini untuk menangani masalah awal dan
pertengahan kehamilan serta kursus selanjutnya untuk persiapan
kelahiran dan menjadi orang tua. Banyak informasi tentang sifat fisik
kehamilan lebih bermakna jika disajikan pada trimester pertama atau
kedua, ketika orang tua yang hamil mulai mengalami perubahan fisik.
Juga, lebih banyak waktu dapat dicurahkan untuk masalah ini di awal
kehamilan. Namun, jika kursus dini tidak memungkinkan, informasi ini
dapat dan harus disajikan secara ringkas, mungkin dalam handout atau
manual, dalam kursus kehamilan nanti.
25

Dengan menggunakan metode pengajaran kreatif dalam sesi kelas


awal, pendidik dapat menilai perubahan fisik dan ketidaknyamanan mana
yang menjadi perhatian orang tua yang hamil. Ini dapat dilakukan di
kelas pertama dengan menggunakan strategi pengantar, di mana setiap
anggota kelas diminta untuk membagikan satu hal yang baik dan satu hal
yang mengganggu tentang menjadi hamil. Seringkali aspek negatif yang
diidentifikasi orang tua adalah perubahan fisik atau gejala kehamilan.
Pendidik persalinan kemudian dapat merespons dengan informasi faktual
tentang keprihatinan fisik yang dibagi. Strategi ini juga memungkinkan
calon orang tua untuk menyadari bahwa mereka bukan satu-satunya yang
mengalami gangguan fisik. Ini memperkuat fakta bahwa perubahan fisik
adalah normal, dan kecemasan mereka sering berkurang.
Pendidik persalinan dapat merancang bagian dari satu sesi kelas
sebagai format kuliah terstruktur untuk memberikan informasi kognitif
tentang perubahan fisiologis dan ketidaknyamanan kecil yang terjadi
pada kehamilan. Memahami penyebab ketidaknyamanan ini mengurangi
kecemasan orang tua hamil.
Topik lain yang harus diatasi dalam kursus kehamilan carly termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, nutrisi, olahraga, pengurangan
stres, dan penghindaran zat teratogenik. Karena kehamilan adalah jendela
peluang yang bagus untuk mengajarkan perubahan gaya hidup, orang tua
biasanya tertarik dengan topik ini dan bersedia melakukan perubahan
positif. Alat bantu visual seperti Maternity Center Birth Atlas, Lamaze
International (sebelumnya American Society for Psychoprophylaxis in
Obstetrics (ASPO/Lamaze). Seri Kelahiran, atau grafik yang tersedia dari
perusahaan seperti Grafik Kelahiran anak meningkatkan anggota kelas
memahami. Informasi ini dapat sangat ditingkatkan dengan menyelingi
periode kuliah dengan demonstrasi dan partisipasi siswa langkah-langkah
kenyamanan untuk ketidaknyamanan kecil yang dipilih.Sebagai contoh,
prinsip-prinsip postur yang baik dan latihan batu panggul dapat
diperkenalkan ketika membahas sakit punggung yang rendah selama
26

kehamilan, latihan dasar panggul Kegel) dapat dilakukan ketika


membahas frekuensi dan urgensi urin.
Karena seksualitas selama kehamilan dan masa nifas mungkin tidak
didiskusikan oleh anggota lain dari tim perawatan kesehatan, pendidik
persalinan harus memberikan waktu untuk menyampaikan informasi dan
menjawab pertanyaan. Anggota kelas lebih cenderung merasa nyaman
dengan diskusi ini setelah mereka mengembangkan hubungan dengan
guru mereka dan satu sama lain. Jika pendidik persalinan merasa nyaman
mendiskusikan seksualitas dan menggunakan pendekatan profesional,
orang tua yang hamil juga akan merasa nyaman. Handout dan daftar
pinjaman bahan bacaan menambah pengetahuan orang tua,
memungkinkan mereka untuk bertanggung jawab atas sebagian
pembelajaran mereka dan memungkinkan pendidik memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya dalam kursus.
2. Memenuhi Kebutuhan Emosional
Meskipun informasi tentang perubahan emosional dalam kehamilan
dapat disajikan dalam format kuliah, orang tua hamil biasanya tidak sabar
untuk membahas perubahan emosional yang mereka alami. Strategi
pengantar atau diskusi kelompok kecil terstruktur sering mengungkapkan
labilitas emosional ibu hamil, dan ambivalensi yang dialami oleh
perempuan dan laki-laki. Orang tua yang berharap dapat berbagi
perubahan emosional ini dengan cara yang lucu atau menggoda; Namun,
humor ini sebenarnya bisa menutupi perasaan serius. Adalah penting
untuk membahas perubahan emosi ayah hamil dan juga ibu-ibu hamil.
Anggota kelas menerima banyak kenyamanan dengan mendengar bahwa
orang tua hamil lain mengalami respons emosional yang serupa dengan
kehamilan.
Jika subjek mimpi dan fantasi tidak muncul selama diskusi kelas,
pendidik persalinan harus membuat titik untuk memperkenalkannya.
Sangat membantu bagi orang tua untuk berbagi mimpi dan fantasi dan
untuk menyadari bahwa mereka adalah hal yang umum dalam kehamilan.
27

Peran pendidik persalinan bukan untuk menafsirkan, mimpi-mimpi ini


tetapi untuk mengakui bahwa mereka tidak biasa selama kehamilan dan
dengan demikian memungkinkan kesempatan bagi orang tua untuk
mengungkapkan kekhawatiran tentang mimpi yang merepotkan.
Seorang pendidik persalinan dapat meningkatkan keterikatan ibu
dengan bayi dalam rahim dalam beberapa cara. Tinjauan singkat tentang
pertumbuhan dan perkembangan janin, dilengkapi dengan alat bantu
visual, memungkinkan orang tua hamil untuk fokus pada bayi mereka
sebagai manusia yang sedang berkembang. Mereka dapat didorong dan
diinstruksikan untuk meraba-raba kemampuan calon ibu untuk
mengidentifikasi bagian dan posisi janin. Ini mungkin disarankan selama
diskusi tentang pertumbuhan dan perkembangan janin atau ketika guru
menyajikan informasi tentang posisi janin dalam hal proses persalinan
dan kelahiran. Mengetahui bahwa bayi dalam kandungan dapat
merespons suara dan sentuhan dapat mendorong orang tua hamil untuk
berkomunikasi dengan bayi mereka jauh sebelum lahir. Jika ada wanita
di kelas yang memiliki pemindaian ultrasound, mereka dapat diminta
untuk berbagi foto dengan anggota kelas lainnya. Ini juga dapat
membantu orang tua hamil untuk mengidentifikasi dengan bayi dalam
kandungan. Meminta mereka untuk membagikan nama yang telah
mereka pilih adalah cara lain untuk mengakui bayi itu sebagai kenyataan.
Pembagian nama ini dapat dilakukan pada saat penyelesaian gladi resik
akhir di mana orang tua baru saja memainkan peran melahirkan bayi
mereka. Ketika mendiskusikan karakteristik bayi baru lahir, mungkin di
kelas terakhir dari kursus persalinan yang dipersiapkan, setiap ibu dan
pasangan dapat diminta untuk mengenalkan bayi dengan berbagi
karakteristik yang telah mereka identifikasi tentang bayi mereka, seperti
suhu, aktivitas, seks (jika mereka tahu), dan suka dan tidak suka.
Pendidik persalinan dapat sangat meningkatkan citra tubuh wanita
hamil dengan menghadirkan strategi relaksasi kesadaran tubuh, citra
visual, instruksi tentang postur dan mekanika tubuh, dan mendorongnya
28

untuk berlatih teknik relaksasi, postur yang baik, dan latihan. Jika wanita
hamil memiliki pemahaman kognitif tentang perubahan tubuhnya dan
kemudian secara aktif berpartisipasi dalam teknik atau latihan yang akan
meningkatkan rasa kesejahteraannya, perasaannya tentang tubuhnya
cenderung lebih positif. Semua latihan relaksasi dan mengencangkan
otot yang merupakan bagian dari pendidikan kelahiran anak hari ini akan
memberikan manfaat tambahan ini. Sikap dan sikap guru itu sendiri juga
akan mempengaruhi citra tubuh wanita hamil yang sedang berkembang.
Jika guru jelas melihat budy hamil sebagai cantik dan ajaib dalam
kemampuannya untuk memberi kehidupan, orang tua akan mulai
merasakan hal ini juga.
3. Memenuhi Kebutuhan Sosiokultural
Pendekatan positif dalam menyajikan informasi tentang aspek fisik
dan emosional kehamilan, persalinan, dan kelahiran akan mendukung
demonstrasi wanita tentang perilaku kesehatan daripada perilaku sakit.
Memperkuat pentingnya perawatan antipihak, memberikan informasi
tentang nutrisi dan olahraga, dan menawarkan strategi untuk mengatasi
ketidaknyamanan kecil semua mendorong wanita untuk mendekati
kehamilan mereka dari perspektif kesehatan.
Jika waktu berlalu, akan sangat membantu untuk memberikan
kesempatan bagi orang tua yang mengharapkan untuk membahas
perubahan yang terjadi dalam peran dan struktur keluarga sebagai akibat
dari kehamilan. Baik wanita maupun pria merasa terbantu untuk
mengungkapkan secara verbal pemikiran dan perasaan mereka tentang
cara-cara di mana hubungan mereka berubah dan perubahan apa yang
mereka antisipasi yang akan perlu mereka buat ketika mereka mengambil
peran sebagai ibu dan ayah atau ketika mereka mengintegrasikan yang
lain anak ke dalam sistem keluarga. Ketika orang tua hamil belajar
tentang periode postpartum langsung, mereka dapat didorong untuk
mengidentifikasi cara untuk membuat transisi peran mereka lebih mudah
dan menggunakan jaringan sosial mereka yang paling efektif. Misalnya,
29

pendidik persalinan dapat membagi anggota kelas menjadi kelompok-


kelompok kecil untuk berpartisipasi dalam sesi perencanaan postpartum.
Setiap kelompok dapat diberikan situasi keluarga hipotetis yang berbeda
termasuk informasi tentang ukuran keluarga, komposisi dan struktur
pendukungnya, jenis tempat tinggal (yaitu rencana satu lantai versus dua
lantai, jumlah kamar mandi dan seterusnya), sumber keuangan, dan sifat
situasi ketika ibu tiba di rumah dengan bayi yang baru lahir. Setiap
kelompok dapat diinstruksikan untuk menyusun rencana untuk minggu
pertama di rumah, termasuk di mana ibu dan bayi akan tinggal di rumah:
siapa yang akan memikul tanggung jawab untuk memasak, mencuci, dan
mengurus rumah tangga: bagaimana keluarga dan struktur pendukung
dapat digunakan, bagaimana kebutuhan keluarga dapat dipenuhi dalam
anggaran; dan bagaimana berbagai kebutuhan bayi baru lahir akan
terpenuhi. Kelompok-kelompok kemudian dapat membagikan rencana
yang mereka kembangkan. Strategi ini memungkinkan orang tua untuk
bertukar pikiran tentang cara terbaik untuk menggunakan struktur
dukungan sosial mereka, untuk berbagi ide satu sama lain dan untuk
menerima masukan dari guru. Karena strategi pengajaran ini dapat
memakan waktu, mungkin lebih baik diterapkan ke kursus awal atau
menengah, daripada dalam kursus persiapan melahirkan (lihat kutipan
dalam kotak).

4. Memenuhi Kebutuhan Kognitif


Kursus pendidikan melahirkan memenuhi kebutuhan kognitif orang
tua yang hamil dalam berbagai cara. selain informasi yang disajikan
guru di kelas dan informasi yang dibagikan pasangan kepada satu sama
lain dalam diskusi, sumber pengetahuan lain termasuk selebaran, buku,
alat bantu visual, slide, film, atau wisata rumah sakit. Semua
pembelajaran ini tidak dapat diharapkan terjadi dalam periode kelas yang
terseret atau disediakan langsung oleh guru. Karena orang tua yang
hamil adalah pelajar dewasa, mereka dapat distimulasi dan didorong
30

memenuhi kebutuhan kognitif mereka dengan mengasumsikan sebagian


tanggung jawab untuk pembelajaran mereka di luar kelas.
Selain perannya sebagai fasilitator dalam memberikan informasi
kepada orang tua yang hamil untuk memenuhi kebutuhan kognitif
mereka selama kehamilan. Pendidik persalinan juga berfungsi sebagai
advokat orang tua yang menunggu saat pasangan berinteraksi dengan
sistem perawatan kesehatan. Dalam peran ini, penting bagi pendidik
persalinan untuk membantu klien mereka menjadi konsumen yang
bertanggung jawab dan tegas yang membuat pilihan berdasarkan
informasi. Mereka harus mendorong orang tua hamil untuk
berkomunikasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka dengan cara
yang positif dan tegas, tidak secara pasif maupun agresif. Dengan
menggunakan kuesioner penilaian diri, diskusi mengenai sifat hubungan
antara penyedia dan konsumen, dan situasi permainan peran, pendidik
dapat membantu orang tua hamil untuk mengidentifikasi komponen
komunikasi tegas dan cara-cara positif untuk mengimplementasikannya.
Aspek perkembangan kognitif ini penting, karena banyak orang merasa
terintimidasi oleh penyedia layanan kesehatan. Hasil dari kebutuhan dan
keinginan mereka tidak dikomunikasikan. Ketidakpuasan atau kemarahan
dengan perlakuan yang diterima seringkali merupakan hasilnya. Untuk
mencegah pengalaman negatif ini, pendidik persalinan dapat membantu
orang tua hamil mengidentifikasi hak dan tanggung jawab mereka
sebagai konsumen dan belajar dan berlatih, di dalam lingkungan kelas
yang aman, komunikasi asertif positif.
Komponen lain dari mengajar perilaku asertif adalah untuk memberi
tahu orang tua tentang pilihan dan pilihan mereka mengenai pengalaman
melahirkan. Pikiran memiliki pilihan perawatan kesehatan mungkin
konsep yang sama sekali baru dan agak asing bagi banyak orang tua yang
hamil. Sejumlah orang mungkin percaya bahwa jauh lebih mudah untuk
mempercayakan semua pengambilan keputusan kepada dokter atau
penyedia layanan kesehatan lainnya. Terlepas dari sikap ini, penting bagi
31

pendidik melahirkan setidaknya untuk memperkenalkan konsep pilihan


yang bertanggung jawab dan untuk merangsang pemikiran orang tua.
Orang tua perlu tahu bahwa ada kontroversi tentang apakah pilihan
benar-benar ada dalam perawatan ibu-bayi baru lahir, bahwa tidak ada
satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan kelahiran yang aman, dan
bahwa ada perbedaan besar dalam jenis layanan yang tersedia saat ini di
perawatan bersalin. Tanpa pemahaman ini oleh konsumen, sistem
perawatan kesehatan di mana pilihan sudah tersedia tidak akan pernah
terjadi.
Strategi pengajaran yang dapat membantu orang tua memikirkan
pilihan dan yang paling tidak menyediakan dasar untuk komunikasi
dengan dokter atau bidan mereka adalah pengembangan rencana
kelahiran. Rencana persalinan adalah daftar opsi yang diidentifikasi
orang tua yang akan mereka pilih untuk pengalaman kelahiran mereka,
seperti ambulasi dan posisi selama persalinan, penggunaan musik di
ruang bersalin, jongkok untuk mendorong tahap kedua, siapa yang akan
hadir untuk kelahiran, dan sebagainya. Ini juga dapat mencakup pilihan
tentang kelahiran sesar dan rencana tindakan jika komplikasi muncul
untuk ibu atau bayi baru lahir. Rencana kelahiran dikembangkan
berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan tentang pilihan yang
tersedia di masyarakat. Orang tua yang berharap harus mendiskusikan
rencana kelahiran mereka dengan pengasuh beberapa kali selama
kehamilan, dan itu harus menjadi referensi bagi mereka yang
memberikan perawatan kepada orang tua selama persalinan dan
kelahiran. Rencana kelahiran harus didasarkan pada kepercayaan antara
penyedia dan konsumen, dan bahkan dapat berfungsi untuk membantu
mengembangkan kepercayaan itu. Penyedia perawatan kesehatan juga
dapat mengambil manfaat dari rencana kelahiran. Komunikasi yang
terbuka mengarah pada klarifikasi dari kesalahpahaman, dan calon orang
tua dan penyedia layanan kesehatan dapat bernegosiasi dan
menyelesaikan perbedaan. Pendekatan ini dapat meningkatkan kepuasan
32

orang tua dan berpotensi meningkatkan kepuasan penyedia layanan


kesehatan dengan peran profesionalnya.
C. Implikasi Hasil Penelitian
Banyak yang telah ditulis tentang sifat kehamilan. Namun sangat
sedikit yang didasarkan pada studi penelitian formal. Bahkan ada lebih
sedikit penelitian untuk mengidentifikasi dampak pendidikan persalinan
pada aspek fisik, emosional, sosiokultural, dan kognitif kehamilan. Area-
area ini menyediakan lahan subur bagi perkembangan pertanyaan
penelitian. Penelitian tentang kehamilan dan persalinan akan
berkontribusi pada basis pengetahuan yang akan membimbing semua
orang yang berusaha untuk menjadikan tahun persalinan sebagai tahun
yang positif. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah
1. Apa hubungan antara pengetahuan wanita tentang kehamilan dan
tingkat ketidaknyamanan fisik selama persalinan atau kelahiran?
2. Variabel apa yang memengaruhi apakah seorang wanita
memperlihatkan perilaku kesehatan atau penyakit selama kehamilan?
3. Apakah pengetahuan tentang seksualitas selama kehamilan
memengaruhi perkembangan citra tubuh?
4. Apa hubungan antara aktivitas seksual selama kehamilan dan
komplikasi yang terjadi dalam kehamilan?
5. Apakah mimpi dan fantasi pria dan wanita selama kehamilan
memengaruhi perkembangan peran ibu dan ayah?
6. Apa hubungan antara struktur sosial orang tua hamil dan adaptasi
terhadap kehamilan dan menjadi orang tua?
7. Apa insiden dari fenomena couvade pria, dan bagaimana hal itu
memengaruhi adaptasi ayah terhadap kehamilan dan orangtua —
Bagaimana ayah mengembangkan hubungan dengan bayi mereka?
8. Bagaimana pendidik persalinan dapat mengajarkan keterampilan
komunikasi asertif positif kepada Orangtua yang hamil?
9. Apa manfaat mengajar orang tua hamil untuk menggunakan
komunikasi tegas dan membuat pilihan yang bertanggung jawab?
33

10. Apakah bayi yang sedang hamil menggunakan keterampilan


komunikasi yang asertif untuk mendapatkan pengalaman kelahiran
yang positif?
11. Apakah pengetahuan orang tua tentang pilihan dan pilihan untuk
persalinan memengaruhi sifat dari pengalaman kelahiran mereka?
Pertanyaan-pertanyaan penelitian ini hanya sejumlah kecil dari
mereka yang dapat dihasilkan mengenai pengalaman kehamilan. Dengan
terus mengajukan pertanyaan dan menghasilkan pengetahuan baru,
pendidikan persalinan dapat berusaha untuk menjadikan pengalaman
kehamilan yang optimal.
D. Proses manajemen kebidanan
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien.
Pengkajian data terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.(Hani dkk, 2014)
a. Identitas Pasien
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal)
penderita dan menetukan status sosial ekonominya yang harus
diketahui, misalnya untuk menetukan anjuran apa atau pengobatan
apa yang akan diberikan.(Hani dkk,2014)

b. Nama
Digunakan untuk membedakan antar klien yang satu dengan
yang lain (Marmi, 2012). Memanggil ibu sesuai dengan namanya,
menghargai dan menjaga martabatnya merupakan salah satu asuhan
sayang ibu dalam proses persalinan (Depkes RI, 2012).
c. Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau
tidak. Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun
34

meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di atas 35 tahun


meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan lama,
dan kematian janin (Varney dkk, 2007).
d. Agama
Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan
kepada ibu selama memberikan asuhan (Marmi, 2012).
e. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati
dan Diah Wulandari, 2009).
f. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati dan Diah Wulandari, 2009).
g. Suku Bangsa
Untuk menentukan adat istiadat atau budayanya (Marmi, 2012)
h. Alamat
Untuk mengetahui keadaan tempat tinggal (Marmi, 2012).
i. Data mengenai suami/ penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu
mengalami kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan
siapa bidan berunding. Dan saat ibu mendapat pendampingan saat
persalinan akan membuat psikologis ibu membaik dan membuat
motivasi dalam mengejan.
Anjurkan ibu untuk di temani suami dan/ atau anggota keluarga
lain selama persalinan dan kelahiran bayinya. Beberapa prinsip dasar
asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan
keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan
diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
35

mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan


yang akan mereka terima, mereka akan mendapatan rasa aman dan
hasil yang lebih baik. Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas
dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vaakum, cunam, dan
secsio sesar, dan persaalinan berlangsung lebih cepat merupakan
asuhan sayang ibu dalam proses persalinan (Depkes RI, 2012).
1. Data Subyektif
a. Alasan datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan
dengan kata-katanya sendiri. (Hani dkk, 2010)
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu dikaji untuk
mengetahui apakah penderita datang untuk memeriksakan
kehamilanya ataukah ada pengaduan-pengaduan lain yang penting.
(UNPAD, 1983).
b. Keluhan utama
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu dikaji untuk
mengetahui apakah penderita datang untuk memeriksakan
kehamilanya ataukah ada pengaduan-pengaduan lain yang penting.
(UNPAD, 1983).
His/kontraksi uterus yang terjadi secara teratur, terus-menerus dan
terus meningkat frekuensinya yang dimulai dari bagian punggung
kemudian menyebar disekitar abdomen bawah otot merupakan
tanda persalinan yang sebenarnya akan menimbulkan rasa
ketidaknyamanan dan rasa nyeri. (Farrer, 2010)
c. Tanda- tanda persalinan
1) Kontraksi
Informasi ini membantu membedakan antara kontraksi
persalinan sejati dan palsu. Pada persalinan sejati, intensitas
kontraksi menjadi semakin kuat dengan berjalan, sedangkan
pada persalinan palsu hal ini jarang terjadi bahkan menghilang.
2) Frekuensi
36

Informasi ini sangat penting untuk menetapkan awal


persalinan, biasanya di mulai sejak kontraksi menjadi teratur,
dan untuk membedakan kontraksi persalinan palsu dan sejati.
Pada persalinan palsu, frekuensi, durasi, dan intensitas
kontraksi tidak meningkat, tidak tertur, dan durasinya pendek.
Kontraksi pada persalinan sejati pada awal tidak teratur dan
durasinya singkat, tetapi kemudian menjadi teratur dan disertai
peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi.
3) Lokasi ketidaknyamanan
Informasi ini membantu membedakan antara kontraksi
persalinan sejati dan palsu. Kontraksi persalinan palsu biasnya
dirasakan pada abdomen bagian bawah dan lipat paha.
Kontraksi persalinan sejati biasanya di rasa sabagai nyeri yang
menyebar dari fundus ke punggung.
4) PPV
Bloody show adalah tanda yang menunjukan persalinan.
Apabila bloody show meningkat berarti wanita akan segera
memasuki kala II persalian. (Varney dkk, 2007).
d. Riwayat kesehatan
Penting untuk melakukan penapisan pada ibu secepatnya tehadap
kemungkinan komplikasi antepartum yang dapat mempengaruhi
periode intrapartum (misal preeklamsi, anemia) atau muncul
menyerupai tanda-tanda persalinan. (Varney dkk, 2007).
Yang dikaji dalam riwayat kesehatan adalah penyakit-penyakit
yang dapat mempengaruhi proses persalinan.
1) Penyakit Kardiovaskuler
a) Penyakit Jantung
Ibu yang bersalin dengan disertai penyakit jantung
mempunyai resiko yang besar dalam proses persalinan
karena dikhawatirkan tidak kuat mengejan. (Wiknjosastro,
2010).
37

b) Hipertensi
Jika tekanan darah 140/90 mmHg sampai 160/110 mmHg
ibu dilarang meneran karena dapat memperberat hipertensi
yang dialami. (Mochtar, 2011)
2) Penyakit Sistem Pernafasan
a) Tuberculosis Paru
Dapat menimbulkan masalah pada wanita itu sendiri,
bayinya, dan masyarakat sekitarnya. Janin baru tertular
penyakit setelah lahir karena dirawat /disusui oleh ibunya
(Winkjosastro, 2010).
b) Asma Bronkiale
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari
sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan
kekurangan oksigen (O2) atau hipoksia. Bila tidak diatasi
sering terjadi keguguran, persalinan premature atau berat
janin tidak sesuai dengan usia kehamilan (gangguan
pertumbuhan janin) (Winkjosastro, 2010).
3) Penyakit Gastrointestinal
a) Hernia
Dalam persalinan sebaiknya wanita tidak meneran terlalu
kuat apabila hernia semaikn besar dan jika syarat-syarat
dipenuhi,persalinan berakhir dengan vacum dan cunam.
(Sarwono,2009)
b) Hepatitis
Hepatitis infeksiosa (hepatitis A dan B) dapat
menyebabkan kerusakan sel-sel hati yang kuat dan
nekrosis sehingga mempunyai pengaruh buruk dalam
kehamilan yaitu kehamilan premature bahkan kematian
janin dalam kandungan (KDJK). (Mochtar, 2011)
4) Penyakit Endokrin
a) Diabetes Mellitus Gestasional
38

Komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan dengan


diabetes sangat bervariasi. Pada ibu akan meningkatkan
resiko terjadinya preeclampsia, seksiosesarea, dan
terjadinya diabetes mellitus tipe II di kemudian hari,
sedangkan pada janin meningkatkan resiko terjadinya
makrosomia, trauma persalinan, hioperbilirubinemia,
hipoglikemia, hipokalsemia, polisitemia, hiperbilirubenia
neonatal, sindroma distress respirasi (RDS), serta
meningkatkan mortalitas atau kematian janin. (Saefuddin,
2009).
b) Hyrertiroid
Biasanya pada kehamilan berakhir dengan abortus
(inhabitualis)/partus prematurus, cacat bawaan, dan
kretinismus pada janin lebih besar. (Sarwono, 2009)
c) Hipotiroid
Pada hipotiroid subklinis bisa meningkatkan terjadinya
persalinan premature, solusio plasenta, dan perawatan bayi
di NICU (Saifuddin, 2009).

5) Penyakit Sistem Reproduksi


a) Mioma Uteri
Terdapatnya mioma uteri mungkin mengakibatkan hal-hal sebagai
berikut:
(1) Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil, terutama pada
mioma uteri submukosum
(2) Kemungkinan abortus bertambah
(3) Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma yang
letaknya di serviks
39

(4) Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang
letaknya di dalam dinding rahim atau apabila terdapat banyak
mioma.
(5) Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang
submukus dan intramural (Winkjosastro, 2010).
b) Kista Vagina
Kista vagina biasanya kecil berasal dari duktus gartner atau duktus
muller. Letaknya lateral dalam vagina bagian proksimal, di tengah,
atau distal di bawah orifisium uretrae eksternum. Wanita tidak
mengalami kesulitan waktu persetubuhan dan persalinan. Jarang
sekali kista ini demikian besarnya, sehingga menghambat turunnya
kepala dan perlu di pungli, atau pecah akibat tekanan kepala
(Winkjosastro, 2010).
6) Penyakit Sistem Syaraf
Epilepsi : Pada umumnya epilepsi tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
Namun wanita hamil dengan epilepsi mempunyai resiko terhadap
hipertensi karena kehamilan, persalinan prematur, bayi berat badan lahir
rendah, bayi dengan kelainan bawaan dan kematian perinatal (Saifuddin,
2009).

7) Penyakit Sistem Urogenital


Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akut merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam
kehamilan dan nifas karena dapat menimbulkan kematian atau
kerusakan fungsi ginjal yang tidak bisa sembuh lagi. Penderita dapat
meninggal dalam waktu 14 hari setelah timbulnya anuria. Kerusakan
jaringan dapat terjadi di beberapa tempat yang tersebar atau keseluruh
jaringan ginjal. (Saifuddin, 2009)
8) Penyakit Menular
40

a) HIV
Transmisi HIV dari kepada janin dapat terjadi melalui intrauterine,
saat persalinan, dan pasca persalinan. Kelainan yang dapat terjadi
adalah berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan
abortus spontan (Sarwono, 2009).
b) Sifilis
Merupakan penyakit sistemik yang disebabkan oleh treponema
pallidum. Transmisi treponema dari ibu ke janin umumnya terjadi
setelah plasenta terbentuk utuh, kira-kira sekitar umur 16 minggu,
kemungkinan untuk timbulnya sifilis kongenital lebih
memungkinkan (Sarwono, 2009).
e. Riwayat obstetri
1) Riwayat Haid
Anamnesa haid meberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan.
Pengkajian tentang riwayat kehamilan diperlukan untuk mengetahui
adakah gangguan perdarahan, muntah yang sangat, toxaemia
gravidarum. (UNPAD, 1983).
a) Sifat Darah
Perlu diketahui untuk mengkaji kemungkinan DIC dengan sifat
beku dan adanya trombin dalam darah.

b) Disminorea
Dikaji terutama pada saat disminorea sekunder yaitu disminorea
yang disertai kelainan anatomi kelainan genitalis. (Manuaba, 2010)
2) Riwayat kehamilan sekarang
a) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) : Untuk mengetahui umur
kehamilan yang sebenarnya dan sekaligus taksiran persalinan yang
dihitung dengan rumus neagle yaitu TTP (Taksiran Tanggal
Persalinan) = HPHT+7 bulan haid-3 dan tahun +1. (Manuaba, 2010)
41

Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan cyclusnya dipergunakan


untuk memperhitungkan tanggal persalinan.
b) Dikaji tentang jumlah kunjungan. Jumlah kunjungan minimal empat
kali (4x) yaitu satu kali pada Trimester I, satu kali pada Trimester
II, dan dua kali pada Trimester III. Hal ini dapat memberikan
peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali
secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi
pada ibu hamil. Beberapa penyakit atau penyulit tidak segera timbul
bersamaan dengan terjadinya kehamilan hipertensi dalam
kehamilan, atau baru akan menampakkan gejala pada usia
kehamilan tertentu misalnya perdarahan antepartum yang
disebabkan oleh plasenta previa (Prawirohardjo, 2009).
c) Di kaji tentang imunisasi TT karena ibu hamil yang mendapatkan
imunisasi TT dalam tubuhnya akan membentuk antibodi tetanus.
Jadwal imunisasi TT I ke TT II adalah 4 minggu dan akan
memberikan perlindungan selama 3 tahun (Saifuddin, 2009).
3) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
a) Kehamilan : adakah gangguan seperti  perdarahan, muntah  yang
sangat
b) Persalinan : Dikaji antar lain lamanya persalinan sebelumnya
merupakan indikasi yang baik untuk memperkirakan lama persalinan
saat ini. Komplikasi kelahiran sebelumnya untuk mengidentifikasi
masalah potensial pada kelahiran dan postpartum. ( Hidayat –
Sujatini, 2010:134). Riwayat persalinan yang merupakan faktor
resiko adalah persalinan prematur, persalinan dengan BBLR, lahir
mati, persalinan dengan induksi persalinan dengan plasenta manual,
persalinan dengan perdarahan post partum, persalinan dengan
tindakan (Ekstrasi forcep , vakum , letak sungsang, ekstraksi , operasi
SC) (Manuaba, 2010). Spontan atau buatan, aterm atau  prematur,
perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter).
c) Nifas      : adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
42

d) Anak      : Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur


berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir. Pernyataan
ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan dan pimpinan
persalinan, karena jalannya persalinan yang lampau adalah hasil
ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan
(Wiknjosastro, 2010).
e) Riwayat perkawinan.
Ditanyakan kepada ibu itu berapa lama dan berapa kali kawin. ini
untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin dalam
ibu misalnya pada ibu yang lama sekali telah kawin dan baru
mempunyai anak, kemungkinan ada kelainan pada alat kelamin ibu.
(Ibrahim, 1996)
4) Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan
rencana KB setelah melahirkan. (Hani dkk, 2010)
f. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-harI
1) Pola nutrisi
Makan/minum, porsi, dan jenis selama hamil. Makan dan minum terakhir
sebelum bersalin. Perlu dikaji karena makan dan minum akan memenuhi
kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi. (Saifuddin, 2009)
2) Eliminasi
Perlu dikaji. Anjuran ibu untuk berkemih 2jam/lebih sering karena jika
kandung kemih penuh maka akan menyebabkan:
a) Menghalangi kontraksi
b) Menghalangi penurunan kepala janin
c) Menambah rasa sakit
d) Kesulitan untuk melahirkan plasenta
e) Perdarahan pasca melahirkan. (JNPK-KR, 2002)
3) Aktifitas
43

Perlu dikaji apakah ibu melakukan pekerjaan berat yang menyebabkan ibu
merasa capek atau kelelahan sehingga tidak mempunyai tenaga.
(Pusdiknakes,WHO JHPIEGO. 2003)
4)  Istirahat dan Tidur
Sebaiknya ibu hamil banyak istirahat atau tidur meskipun bukan tidur
betulan hanya membaringkan badan utuk memperbaiki sirkulasi darah.
(Rukiyah dkk, 2010) 
5) Pola Seksual
Yang perlu dikaji adalah frekuensi hubungan seksual sebelum hamil dan
selama hamil. Perlu juga diketahui keluhan dalam melakukan hubungan
seksual.
6) Pola Hygiene
Hygiene kehamilan ini dapat diartikan dengan kebersihan dan kesehatan
wanita hamil, ada juga yang mengartikan dengan “cara hidup wanita
hamil”. (Ibrahim, 1996)
g. Data psikososial dan spiritual
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau
kemampuan seorang penyedia pelayanan untuk mengintegrasikan
pengetahuan tentang keyakinan dan norma budaya karena keyakinan
dan norma budaya terkait dengan pengalaman melahirkan. Pengkajian
budaya harus dilakukan untuk memastikan pemberi asuhan memiliki
pengetahuan yang adekuat mengenai keyakinan terhadap dukungan
persalinan, terapi obat, dan pantangan. (Kennedy, 2009)

h. Data pengetahuan
Perlu dikaji dengan berbekal pengetahuan maka pasien akan lebih
mudah diajak memecahkan masalah yang mungkin akan terjadi. Hal-hal
yang dikaji adalah tentang tanda gejala dan proses persalinan fisiologis.
Tanda dan gejalanya adalah kondisi teratur, nyeri pinggang, keluar
lendir bercampur darah dan cairan ketuban.(Saifudin, 2002)
44

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
1) Tanda- tanda vital (TD, S, N, R)
    TD       : Peningkatan atau penurunan tekanan darah masing- masing

merupakan indikasi gangguan pada kehamilan atau syok.


Peningkatan tekanan sistolik, dengan tekanan diastolik dalam
batas normal, dapat mengindikasikan ansietas atau nyeri. TD
diukur tiap sistolik naik rata-rata 10-20mmHg dan diastolik
5-10mmHg antara kontraksi, TD akan normal
<140/90mmHg. (Soeparman, 2003). Jika>140/90 mmHg
dicurigai adanya preeklamsia. (Pusdiknakes, 2003)
      Suhu    : normal 36-37x/menit.(Mandriwati, 2008). Peningkatan

suhu menunjukan proses ineksi atau dehidrasi.


      Nadi     : 60-100x/menit.(Mandriwati, 2008). Peningkatan denyut

nadi dapat menunjukan infeksi, syok, ansietas, atau dehidrasi.


      Respirasi : normal berkisar 16-24x/menit.(Mandriwati, 2008).

Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syaok


atau ansietas. (Varney dkk, 2007).
2) Berat badan
Berat badan di timbang untuk memperoleh kenaikan berat badan total
selama kehamilan. (Varney dkk, 2007).
Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata antara 6,5 kg sampai 16
kg. (Winkjosastro, 2010)
3) Tinggi badan
TB < 145 cm berkaitan dengan panggul sempit. (Manuaba, 2010)
4) LILA
Ukuran lingkar lengan yang normal adalah 23,5 cm, bila ditemukan
pengukuran < 23,5 cm berarti status gizi ibu kurang. (Mandriwati,
2008)
b. Status present
45

Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus dengan


rabaan, pemeriksaan diawali dari :
Kepala         : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih
Muka           : simetris pucat, oedema
Mata : bengkak/tidak (Apabila kelopak mata seudah bengkak,
kemungkinan terjadi pre eklamsi berat)
Conjungtiva : merah muda, pucat
Sklera          : putih/kuning
Hidung        : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut          : simetris, bibir kering/tidak, lidah stomatitis/tidak
Gigi             : caries denti.
Telinga        : simetris, lecet
Leher           : pergerakan, pembengkakan kelenjar tiroid/tidak
Dada           : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara     : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
Abdomen    : kembung, benjolan abnormal
Kulit            : turgor kulit, warna
Punggung    : lordosis/kifosis/skoliosis
Vulva          : odema/tidak, varises/tidak
Anus           : hemoroid
Ekstremitas : simetris, sama panjang/tidak
(Baety, 2012)
Reflek Patela
Hiperrefleksia (3+ dan 4+)  merupakan salah satu tanda preeklamsi berat.
Klonus biasanya terlihat menjelang eklamsia atau pada eklamsia aktual.
(Varney dkk, 2007).
c. Status Obstetri
1) Inspeksi/Periksa Pandang
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Diperhatikan
bagaimana sikap tubuh dan cara berjalannya, apakah cenderung
membungkuk, berjalan pincang, atau yang lainnya.
46

Periksa pandang meliputi :


a) Muka               : closma gravidarum, oedema, pucat  
b) Mammae          : puting susu, hiperpigmentasi areola, kolostrum       
c) Abdomen         : menegang/mengendur, pembesaran uterus sesuai usia
kehamilan/tidak, striae dan linea gravidarum
d) Vulva               : perdarahan, cairan keputihan, tanda chadwick
(Baety, 2012)
2) Palpasi
a) Leopold I         : untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian janin
yang terdapat di daerah fundus uteri. Fundus uteri
berisi bokong bagian yang kurang melenting, lunak.
(Winkjosastro, 2010)
b) Leopold II       : untuk menentukan letak punggung janin (pada letak
membujur) dan kepala janin (pada letak melintang).   
c) Leopold III      : Untuk menyimpulkan bagian janin yang berada di
bawah rahim.
d) Leopold IV      : Untuk mengetahui apakah bagian terdepan janin
sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum.
e) TFU                 : Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu
pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila
kehamilan di atas 24 minggu memakai pengukuran
mac donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus
memakai cm dari atas simpisis ke fundus uteri
kemudian ditentukan sesuai rumusnya. (Rukiyah, dkk
2010)
Tinggi Fundus
Usia kehamilan Menggunakan Penunjuk
Dalam cm
badan
12 minggu - Teraba di atas simpisis pubis
16 minggu Di tengah antara simpisis
-
pubis dan umbilikus
20 minggu 20 cm (±2 cm) Pada umbilikus
47

22-27 minggu Usia kehamilan dalam


-
minggu = cm (±2 cm)
28 minggu 28 cm (± 2 cm) Di tengah, antara umbilikus
dan prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan dalam
-
minggu = cm (±2cm)
36 minggu 36 minggu (±2 cm) Pada prosesus xifoideus.
(Rukiyah, dkk 2010)
TBJ (Taksiran Berat Janin) gram
Rumus Johnson-Tausak : menentukan taksiran berat janin adalah :
BB = (Mac Donald-12)x155.(Rukiyah, dkk 2010)
3) Auskultasi
Untuk mengkaji status bayi. Frekuensi jantung bayi kurang dari 120 atau
lebih dari 160 kali permenit dapat menunjukan gawat janin dan perlu di
evaluasi segera. (Varney dkk, 2007).
d. Pemeriksaan dalam
Untuk menentukan apakah pembukaan serviks yang progesif telah terjadi dan
mendiagnosis persalinan. Juga untuk menentukan tahap dan fase persalinan
wanita, jika ia dalam persalinan. (Varney dkk, 2007).
e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium sederhana adalah suatu pemeriksaan yang dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang umum dan dikerjakan pada
pemeriksaan ibu hamil sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendukung
suatu diagnosa.
1) Pemeriksaan Urine
2) Pemeriksaan urin ada 2 hal yang
diperiksa yaitu kadar protein dan gula dalam urine.
3) Pemeriksaan Darah
4) Pemeriksaan darah yang dilakukan
pada ibu hamil terutama adalah pemeriksaan kadar Hb dalam darah dan
dapat dilakukan di Pukesmas/RS. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mendeteksi faktor resiko kehamilan. Bila kadar Hb ibu kurang dari 10g%
48

berarti ibu dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb tersebut kurang
dari 8 g% berarti ibu anemia berat. (Baety, 2012)
3. Assesment
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subyektif dan objektif. Karena keadaan pasien pasien
yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi
baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data
akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk sering
melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti
perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan akurat mengikuti
perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan
pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat.
Analisis data adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan,
mencakup diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan
tindakan segera (Muslihatun dkk, 2009)
4. Pelaksanaan
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang
akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
intrepretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan
yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.Tindakan yang akan
dilaksanakn harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus
sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain antara lain dokter.
P di SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Pelaksanaan
asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam
rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh
pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan
keselamatan pasien. Sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam
prosese implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah, analisis juga berubah,
49

maka rencana asuhan maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan


ikut berubah atau harus disesuaikan.
Dalam Planning ini juga harus mencantumkan Evaluation/evaluasi,
yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas
asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah
dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuahn. Jika kriteria
tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk
mngembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
(Muslihatun dkk, 2009).

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen7 halaman
    Bab Iv
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Pathway Sifilis Kongenital
    Pathway Sifilis Kongenital
    Dokumen3 halaman
    Pathway Sifilis Kongenital
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat
  • Tugas Clinical Pathway
    Tugas Clinical Pathway
    Dokumen4 halaman
    Tugas Clinical Pathway
    Nuryn Uridha
    Belum ada peringkat