Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


ABORTUS IMINENS

YULI WINARTI
(20149011126 )

Mata Kuliah :Maternitas

Dosen Pembimbing: Ns.Citra Suraya, M.Kes, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BINA HUSADA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2020-2021


TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengertian
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya
kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses
plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu
didahului dengan matinya janin dalam rahim. Manuaba, 2007:683).
Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi dalam uterus dan
tanpa adanya dilatasi servik uteri (Sarwono, 1996, hal. 261).Abortus imminen adalah perdarahan
bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan.Dalam kondisi
seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.(Syaifudin.Bari Abdul,
2000)Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu,
tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat (Mansjoer, Arif M, 1999).Abortus imminen
adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan (William
Obstetri, 1990).

B. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah. Sebaliknya,
pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal-hal
yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat. Kelainan
berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil mudah. Faktor-faktor yang
menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut:
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi,
poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat
implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu.
c. Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik
hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya
dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta
terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini
bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lain-lain
dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta
masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus
walaupun lebih jarang.
4. Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus.
Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma
submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus dalam trimester ke-2 ialah
servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi
serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.
5. Kelainan endokrin (hyperthiroid, diabetes melitus, kekurangan progesteran)
6. Trauma
7. Gangguan nutrisi
8. Stress psikologis

C. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Wanita

Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi
eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi internal terdapat
di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri
saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi
mons veneris, klitoris, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.

Gambar 1. Organ Interna Wanita


1. Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui
mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum dan
mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium
terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang
perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih
dalam kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan
melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche
(pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya
hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang
lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian.
Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah folikel
pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang
mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan korpus luteum
tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum
akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.
2. Tuba falopii/oviduct (saluran telur)
Jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum berfungsi
untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium bagian dalam saluran ini
bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk bergerak menuju uterus.
3. Uterus (rahim)
Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah mengecil
disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio, dindingnya
dapat mengembang selama kehamilan dan kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding
sebelah dalam disebut endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah.
Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat menstruasi.
4. Vagina
Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang
disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat aktivitas
fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi
wanita dan juga sebagai saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat
melahirkan bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang
mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.
5. Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak pada bagian
paling atas dari vulva.
6. Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan ditumbuhi
rambut
Gambar 2. Organ Eksterna Wanita
7. Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak
mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk
clitoris. Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra
di bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah.
8. Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena
banyak mengandung saraf (Bobak, 2000).

D. Manifestasi Klinis

Biasanya, tetapi tidak selalu, pertama-tama akan terjadi perdarahan, yang setelah
beberapa jam sampai beberapa hari akan diikuti oleh kram abdomen. Nyeri pada abortus dapat
terletak di sebelah anterior dan berirama seperti nyeri pada persalinan biasa; serangan nyeri
tersebut bisa berupa nyeri pinggang bawah yang persisten disertai perasan tekanan pada
pangggul; atau nyeri tersebut bisa berupa nyeri tumpul atau rasa pegal di garis tengah pada
daerah suprasimpisis yang disertai dengan nyeri tekan di daerah uterus. Bagaimanapun bentuk
nyeri yang terjadi, kelangsungan kehamilan dengan perdarahan dan rasa nyeri memperlihatkan
prognosis yang jelek. Meskipun demikian, pada sebagian wanita yang menderita nyeri dan
terancam mengalami abortus, perdarahan bisa berhenti, rasa nyeri menghilang dan kehamilan
yang normal terjadi.
Pada mulanya perdarahan hanya sedikit kemudian berulang dan bertambah banyak.
Kadang-kadang perdarahan berulang dapat berlangsung berhari-hari atau beberapa minggu
bahkan berbulan lamanya. Warna darah lebih banyak merah segar, kecuali telah bercampur
dengan darah tua sehingga warnanya kecoklatan. Tanda-tanda kehamilan muda tetap ada. Rasa
nyeri pada suprasimfisis atau pinggang mulanya belum ada atau ringan saja.
Tanda dan gejala pada abortus Imminen:
1. Terdapat keterlambatan datang bulan
2. Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
3. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot Rahim
4. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih
tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot Rahim
5. Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif.

E. Patofisiologi  

Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi
itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua secara
mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih
dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan
perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban
pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika
plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam
bentuk miniatur.

F. Klasifikasi
Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
atau medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis abortus spontaneus meliputi:
a. Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks.Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam
pada paruh pertama kehamilan.Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari
beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut.Nyeri abortus
mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung
bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau
nyeri tumpul di garis tengah suprapubis.Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama
beberapa minggu.
b. Abortus insipiens
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual perdarahan bertambah.
c. Abortus inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di
uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus
inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif
sehingga menyebabkan hipovolemia berat.
d. Abortus kompletus
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.Pada penderita ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak
mengecil.Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat
dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
e. Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri
eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis
dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis.Pada
pemeriksaan ditemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba
jaringan.Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk
mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.
f. Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah
mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak
diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. Pemakaian Hormone
progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.
g. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut turut. Pada
umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28
minggu

2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat) yaitu menghentikan kehamilan sebelum
janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar
kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badanbayi belum
1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
Abortus ini terbagi menjadi dua yaitu :
a. Abortus medisinalis (abortus therepeutika)
adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan,
dapat membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat
persetujuan dua sampai tiga tim dokter ahli
b. Abortus kriminalis
adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan – tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.
G. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika
perlu pemberian tranfusidarah .Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan
tedak segera diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi.Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamat-amati dengan teliti.Jika ada
tanda bahaya,perlu segera dilakukan laparatomie,dan tergantung dari luas dan bentuk
perforasi,penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomie.Perforasi uterus pada abortus yang
dikerjakan oleh orang awammenimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya
luas;mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kencing atauusus.Dengan adanya dugaan
atau kepastian terjadinya perforasi,laparatomie harus segera dilakukan untuk menentukan
luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi
komplikasi.
3. Infeksi 
Abortus Infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada genetalia.Diagnosis ditentukan
dengan adanya abortus yang disertai gejala dan tanda infeksi alat genital, seperti
panas,takikardia,perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar, lembek, serta
nyeri tekan, dan leukositosis.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik), dan karena infeksi berat
(syok Endoseptik).

H. Pemeriksaan Diagnostic
1. Pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
b. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
c. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
2. Data laboratorium
a. Tes urine
b. hemoglobin dan hematocrit : hemoglobin terjadi Penurunan (< 10 mg%) dan hematokrit
terjadi Penurunan (< 35 mg%)
c. menghitung trombosit
d. kultur darah dan urine

I. Penatalaksanaan
Penanganan abortus imminens terdiri atas:
1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini
menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada persesuaian
faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka yang menyetujui menyatakan
bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan hormon progesteron. Apabila dipikirkan
bahwa sebagian besar abortus didahului oleh kematian sel hasil konsepsi dan kematian ini
dapat disebabkan oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron memang tidak
banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat hematinik
misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi
terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
7. Bila perdarahan
a. Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan
lagi.
b. Berlangsung lama: nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan kemungkinan adanya
penyebab lain (hamil ektopik atau mola).
J. Pathway

Infeksi akut Gangguan Gangguan Trauma Gangguan faal


endokrin Gizi/Anemia organ

Abortus (mati janin


<20 minggu)

Abortus Abortus Spontan Retensi Janin Abortus Resiko


Infeksiosa (missed abortion) tinggi

Abortus Perdarahan, bercak ada


Imminens ancaman kehamilan

Perdarahan Nyeri abdomen Kurang


pengetahuan

Nyeri akut ansietas


Shock

Risiko infeksi

Kekurangan
volume cairan
K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
a. Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat kehamilan
sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang meliputi siklus haid, lama
haid dan akhir hair
- Pengkajian fisik meliputi :
 Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan
 Perhatian pendarahan yang terjadi
 Adanya infeksi
 Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
 Ada riwayat masalah pengobatan
 Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan muda
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya pendarahan
c. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin
d. Risiko Infeksi b.d perdarahan, dan kondisi vulva lembab
e. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab terjadinya keguguran berhubungan dengan kurang
informasi.

L. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Identitas
Pengkajian pada identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, dan diagnosamedis.
PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA
1. HEALTH PROMOTION
Kronologi peristiwa pada saat terjadi keluhan : pasien biasanya mengeluh sakit perut dan
keluar darah perveginam

2. NUTRION
Pada klien abortus biasanya tidak nafsu makan
3. ELIMINATION
Tidak ada masalah
4. ACTIVITY/REST
Biasanya merasa lemah, lelah tidak ber tenaga

5. PERCEPTION/COGNITION
tidak ada masalah

6. SELF PERCEPTION
Pasien dengan abortus biasanya cemas
7. ROLE RELATION
Tidak ditemukan masalah
8. SEXUALITY
Tidak dilakukan pemeriksaan.
9. COPING/STRESS TOLERANCE
Tidak ditemukan masalah
10. LIFEPRINCIPLE
Tidak ada masalah
11. SAFETY/PROTECTION
Tidak di temukan masalah
12. COMFORT
Pada pasien abortus biasanya lemas yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan kesulitandalam
aktivitas
13. GROWTH/DEVELOPMENT
Tidak dilaakukaan pemeriksaan

M. Diagnosa Keperawatan yang muncul

No Diagnosa Noc Nic


1 Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji, sifat, sumber dan
tindakan keperawatan
berhubungan manifestasi kecemasan.
3x24jam, pasien
dengan diharapkan menunjukkan 2. Berikan informasi
perbaikan
kemungkinan akan tentang penyimpangan
1. Klien mampu
kehilangan janin genetic khusus, resiko
mengidentifikasi dan
yang dalam reproduksi
mengungkapkan
dan ketersediaan
gejala cemas
tindakan/pilihan
2. Mengidentifikasi,
diagnosa
mengungkapkan dan
3. Kembangkan sikap
menunjukkan
berbagi rasa secara terus
tekhnik untuk
menerus.
mengontrol cemas
4. Berikan bimbingan
3. Vital sign dalam
antisipasi dalam hal
batas normal
perubahan
4. Postur tubuh,
fisik/psikologis.
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

2 Kekurangan Setelah dilakukan 1. Kaji K.U dan TTV


tindakan keperawatan
2. Kaji perdarahan
volumeairan 3x24jam, pasien
diharapkan menunjukkan 3. Anjurkan klien untuk
berhubungan perbaika banyak minum
volume cairan klien
Kolaborasi dengan tim medis
dengan kehilangan terpenuhi
dalam pemberian obat
cairan

(perdarahan)
3 Nyeri Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri
tindakan keperawatan
2. Ciptakan lingkungan
berhubungan 1x24jam, pasien
diharapkan menunjukkan nyaman
dengan kontraksi perbaikan
3. Ajarkan tehnik distraksi dan
1. klien dapat
uterus berkurang nyerinya relaksasi
4. Kolaborasi dengan tim
medis

Anda mungkin juga menyukai