Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PAPER

MATA KULIAH
ETIKA PROFESI DAN BISNIS
JUDUL PAPER:
BUDAYA KEKERASAN SEKSUAL
TERHADAP PEREMPUAN DI INDUSTRI SAWIT

DISUSUN OLEH:
SELVI ANGGELINA SINANTONG
NIM: 1923745340
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS D3
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
BUDAYA KEKERASAN SEKSUAL
TERHADAP PEREMPUAN DI INDUSTRI SAWIT
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kaum perempuan merupakan korban dari salah satu bentuk diskriminasi yang terang-terangan
dan koersif: mereka sering menghadapi pelecehan seksual. Meskipun sering terjadi,namun
pelecehan sekusal masih sulit didefinisikan,dikendalikan,dan dicegah.

Rayuan seksual yang tidak diinginkan,permintaan untuk melakukan hubungan,dan kontak verbal
atau fisik lain yang sifatnya seksual merupakan pelecehan seksual bila (1) sikap tunduk terhadap
tindakan tersebut secara eksplisit ataupun implisit dikaitkan dengan situasi atau syarat –syarat
kerja seseorang, (2) sikap tunduk atau penolakan terhadap tindakan tersebut digunakan sebagai
dasar untuk membuat keputusan yang berpengaruh pada individu yang bersangkutan,atau (3)
tindakan tersebut bertujuan mengganggu pelaksanaan pekerjaan seseorang atau menciptakan
lingkungan kerja yang diwarnai dengan kekhawatiran,sikap permusuhan,atau penghinaan.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas,permasalahan yang ingin dijawab dan dibahas dalam tulisan
ini adalah:

a.Bagaimana masalah diskriminasi terutama kekerasan seksual terhadap kaum perempuan?

b.Bagaimana solusi atau pemecahan yang harus dilakukan untuk menghadapi tindakan kekerasan
seksual ini?

c.Apa saja dampak dari tindakan kekerasan seksual ?

d.Solusi yang tepat untuk mengatasi tindakan kekerasan seksual !


1.3 Tujuan

a. Untuk mencari tau masalah diskriminasi terutama kekerasan seksual tehadap kaum perempuan

b. Untuk mencari solusi yang tepat untuk mengatasi tindakan kekerasan seksual

c. Mengetahui dampak-dampak dari tindakan kekerasan seksual

d.Mengetahui solusi yang harus dipahami untuk mengatasi tindakan kekerasan seksual

1.4 Ruang Lingkup Materi

a.Masalah diskriminasi terhadap perempuan

b.Salah satu contoh kasus kekerasan seksual terhadap perempuan yang pernah terjadi

c. Dampak dari tindakan kekerasan seksual bagi korban

d. Solusi yang tepat untuk mengatasi tindakan kekerasan seksual


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masalah Diskriminasi Terhadap Perempuan

Politik elektoral di Indonesia belum bisa menyelesaikan berbagai masalah perempuan.


Diskriminasi terhadap buruh perempuan terjadi hampir di seluruh industri. "Kami melihat politik
elektoral tidak menjawab persoalan politik perempuan itu sendiri," kata juru bicara Komite
International Woman's Day (IWD) 2019, Lini Zurlia di Taman Aspirasi Monas, Jakarta, Jumat
(8/3). Lini mencatat, berbagai persoalan perempuan yang terjadi terkait pemiskinan, diskriminasi
dan kekerasan terhadap perempuan hampir di seluruh sektor industri. Pemiskinan tergambar dari
ketiadaan tunjangan pasangan bagi buruh perempuan, upah murah, hingga tidak ada upah
lembur. Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos
mengatakan perempuan lebih sering mendapatkan status kerja kontrak ketimbang laki-laki.
Masih banyak pula perusahaan yang belum mengakomodir hak kesehatan reproduksi perempuan,
misalnya pemberian cuti haid dan melahirkan serta sarana laktasi. "Ini membuat kerentanan
terhadap buruh perempuan," kata Nining. Perempuan Indonesia yang menjadi buruh migran juga
belum mendapatkan jaminan perlindungan yang baik dari pemerintah. Banyak di antara mereka
yang terancam hukuman berat, termasuk hukuman mati.

Lebih lanjut, perempuan juga masih dijadikan sebagai objek eksploitasi untuk meraih
sensasionalitas dan komersialisme. Lini mengatakan, masih banyak media massa yang produk
pemberitaannya seksis dan tidak berpihak pada korban kekerasan seksual. "Pemberitaan dan
produk media justru melanggengkan stereotip untuk perempuan dan minoritas seksual," kata kata
juru bicara Komite International Woman's Day (IWD) 2019, Lini Zurlia. Belum ada pula
jaminan keamanan dan kenyamanan bagi perempuan untuk beraktivitas di ruang publik. Komnas
Perempuan mencatat angka kekerasan terhadap perempuan di ruang publik selama 2018
sebanyak 3.915 kasus. Kekerasan seksual menempati peringkat pertama sebanyak 2.521 kasus,
diikuti kekerasan fisik 883 kasus, kekerasan psikis 212 kasus, trafiking 158 kasus, dan kasus
pekerja migran 141 kasus. Tiga jenis kekerasan seksual yang paling banyak terjadi di ranah
publik, yakni pencabulan sebanyak 1.136 kasus, perkosaan 762 kasus, dan pelecehan seksual 394
kasus. Sementara, Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS)
hingga saat ini masih mandeg.
2.2 Contoh Kasus Kekerasan Seksual Yang Terjadi Di Industri Sawit Indonesia

Investigasi AP Temukan Budaya Kekerasan Seksual di Industri Sawit  

Investigasi Associated Press mengungkap nasib keji buruh perempuan di kebun sawit. Mereka
melaporkan kasus pemerkosaan dan penganiayaan fisik yang diabaikan, termasuk di perusahaan
bersertifikat hijau RSPO. 

Kedua lengannya diikat menutup mulut, untuk mencegahnya berteriak. Gadis berusia 16 tahun
itu lalu diperkosa oleh bosnya di tengah kebun sawit di Indonesia. Kengerian baru berakhir
ketika pelaku menghunus sebuah kampak dan mengancam akan menebas leher korban jika
melaporkan. 
Di kebun lain, perempuan bernama Ola mengeluhkan demam, batuk dan mimisan. Kondisinya
memburuk karena bekerja menyemprotkan pestisida tanpa baju pengaman selama bertahun-
tahun. Dengan upah harian yang tak lebih dari Rp. 30.000, dia tidak mampu membiayai
pengobatan dokter. 
Kedua kesaksian di atas mewakili nasib buruh perempuan di industri sawit yang menanggung
beban ekspansi ekonomi di daerah. Buruknya situasi kerja untuk kaum perempuan di kebun
sawit menjadi fokus investigasi komperhensif kantor berita Associated Press (AP) di Malaysia
dan Indonesia. 
Mereka menemukan betapa buruh perempuan rentan menjadi korban delik kejahatan seksual,
mulai dari pelecehan verbal hingga pemerkosaan. Korban biasanya menutup mulut. Jikapun
bersuara, perusahaan cendrung mendiamkan atau mencari “solusi damai” dengan membayar
uang ganti rugi. Buruh perempuan juga seringkali mendapat beban kerja paling berat di kebun.
Mereka kebanyakan dipekerjakan sebagai penyemprot pestisida, atau sebagai buruh angkut.
Berbagai masalah kesehatan seperti keracunan atau hernia terpaksa diabaikan lantaran
tidakadanya jaminan kesehatan dari perusahaan. 
Kekerasan seksual di industri sawit Indonesia 
Korban yang diwawancara AP merinci serangkaian gangguan kesehatan akibat bekerja di kebun
sawit. Keluhan itu berupa rasa pusing untuk waktu lama, mimisan, kesulitan nafas atau
pandangan yang kabur. Sejumlah buruh bahkan dikabarkan mengalami kehilangan penglihatan
atau keguguran kandungan. Dalam kasus pemerkosaan, korban juga dipaksa menikahi pelaku
oleh keluarga untuk menangkal aib, terlebih jika korban hamil. “Hampir setiap kebun punya
masalah dengan buruh,” kata Hotler Parsaoran, pegiat dari LSM Sawit Watch, yang melakukan
investigasi lapangan.
2.3 Dampak Dari Tindakan Kekerasan Seksual Bagi Korban
 Dampak fisik
Dampak fisik pada korban kekerasan seksual memang tidak semua dapat terlihat pada tubuh
korban. Tetapi dampak fisiklah yang paling cepat diketahui dan disadari. Namun, tetap ada
banyak kemungkinan beberapa kondisi berikut dialami oleh korban kekerasan seksual:
- Masalah somatic
- Kesehatan fisik yang lebih buruk
- Lebih sering mengunjungi dokter
- Disabilitas pekerjaan
- Penyakit kronis
- Risiko lebih besar tertular HIV dan infeksi menular seksual yang ditularkan lewat darah
(seperti hepatitis, herpes simplex virus, human papilloma virus)
 Dampak psikiatrik
Pada aspek psikiatrik dari korban kekerasan seksual, jejaknya tidak cepat diketahui atau disadari
oleh orang lain, bahkan diri korban itu sendiri. Berikut beberapa dampak psikiatrik yang
cenderung sering dialami oleh korban kekerasan seksual:
- Gangguan jiwa seperti depresi, gangguan kepribadian, gangguan psikotik, gangguan panik dsb
- Tekanan psikologis
- Disosiasi
 Dampak sosial
Dampak sosial menjadi konsekuensi yang paling lambat sekali disadari bagi korban kekerasan
seksual. Hal ini dikarenakan tampilan fisik tidak semuanya yang mengisyaratkan kondisi di
dalam tubuh, baik pikiran maupun perasaan seseorang.Korban tindak kekerasan seksual akan
mengalami setidaknya kondisi sebagai berikut:
- Sulit percaya pada orang lain
- Melakukan isolasi diri
- Ketakutan membina hubungan atau menjalin relasi secara dekat
Meskipun demikian, tidak berarti semua dan setiap korban tindak kekerasan seksual akan
mengalami semua dampak tersebut. "Apakah semua korban kekerasan seksual pasti mengalami
dampak ini? Belum tentu, tapi mungkin iya," tutur Gina. Oleh sebab itu, dengan intervensi yang
cepat dan tepat, dampak yang terjadi baik jejak fisik, psikiatrik maupun sosial yang dialami
korban bisa segera ditangani.

2.4 Solusi Yang Tepat Untuk Mengatasi Tindakan Kekerasan Seksual


 Menanggapi Catcalling
 
Hal satu ini pastinya sudah dialami oleh kebanyakan perempuan pada
umumnya. Catcalling adalah perlakuan berupa siulan, panggilan, seruan, atau apa pun yang
sifatnya verbal dengan tendensi seksual, kepada perempuan (atau gender lain, tapi pada
umumnya perempuan) yang sedang lewat. Apa bila kamu mengalami hal ini, bersikap tegas dan
tujukan ekspresi ketidaksukaan kamu terhadap hal tersebut. Jangan bersikap malu-malu atau
malah diam saja, karena mereka tidak akan berhenti dan mungkin malah semakin menjadi-jadi.
Kamu juga bisa memberikan respon seperti membalas komentarnya dengan ketus.
 
 Semprotan lada atau minyak angin
 
Semprotkan kearah muka atau mata
Kalau kamu punya botol semprot bekas parfum atau apa pun itu di rumah, jangan dibuang dulu.
Benda tersebut bisa kamu jadikan senjata kalau kamu mengalami tidak pelecehan seksual dengan
cara mengisinya dengan air yang dicampur lada atau minyak angin panas. Bagi kamu yang
sering pulang malam, sangat dianjurkan untuk selalu siap sedia alat ini di tas kamu. Jadi, ketika
ada yang berniat mengganggu atau kamu mendeteksi akan adanya tindak pelecehan seksual,
tinggal semprotkan ke matanya, lalu segera pergi menjauhi orang tersebut.
 
 Bersikap tegas dan berani memberikan teguran
 
Kalau kamu pengguna transportasi umum dimana dalam transportasi tesebut terdapat banyak
orang, kamu harus waspada dan selalu berjaga-jaga akan tubuhmu. Biasanya pelecehan seksual
berupa sentuhan pada beberapa bagian tubuh kamu dan sebagai perempuan rawan sekali terjadi
ketika terdapat banyak orang yang berdesak-desakan seperti di bis atau kereta misalnya. Jika hal
ini terjadi, segeralah berganti posisi dan tegur secara tegas dan lantang agar ia merasa
dipermalukan dan orang disekitar mu pun akan ikut memperhatikannya.
 
 Jangan diam, laporkan!
 
Indonesia memiliki hukum yang sangat ketat dalam menindak perlakuan pelecehan seksual, apa
lagi ketika tindakan tersebut sudah mengarah pada ranah kriminal. Jangan takut untuk
melaporkan kepada pihak berwajib apabila kamu mengalami pelecehan seksual tersebut, baik
yang berupa sentuhan atau raba-an, hingga ketingkat pemaksaan sekalipun. Kalau kamu merasa
khawatir melaporkannya langsung kepada pihak berwajib, kamu bisa mengutarakannya terlebih
dahulu kepada orang terdekat kamu, orang tua misalnya. Karena perempuan patut untuk dihargai
dan dipandang sederajat, sehingga tidak ada yang bisa memperlakukan mereka dengan semena-
mena, apa lagi sampai melakukan pelecehan. Jangan diam, karena hal itu malah semakin
membuat para pelaku merasa aman untuk terus melakukan tindakan tersebut. 
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Tindak pelecahan seksual merupakan kejahatan yang terus terjadi separate tidak ada ujung
akhirnya.Pelaku tindak pelecehan seksual merupakan kejahatan tetapi karena pengaruh dari
berbagai hal,hal tersebut menjadi hal yang dimaklumi.Hukum yang mengatur mengenai
pelecehan seksual sendiri dirasa tidak memuaskan karena kurang memberi efek jera pada pelaku
dan tidak membuat orang takut untuk melakukan tindak pelecehan seksual.Dari pihak korban
juga tidak mendapat keadilan yang seharusnya didapatkan.Ditambah lagi dengan citra buruk
yang didapat korban tindak pelecehan seksual yang diberikan oleh masyarakat menjadikan
korban semakin tidak bisa berbuat apa-apa.
DAFTAR PUSTAKA

Materi Etika Diskriminasi Pekerjaan temanya pelecehan seksual

https://www.dw.com/id/investigasi /-ap-temukan-budaya-kekerasan-seksual-di-
industri-sawit

https://sains.kompas.com/read/2020/01/11/200400523/fisik-hingga-sosial-begini-
dampak-kekerasan-seksual

htttp://m.atmajaya.ac.id/web/konten.aspx?gid=highlight&cid-s-cara-mengatasi-
pelecehan-seksual-kita-perempuan-kita-berani

Anda mungkin juga menyukai