Anda di halaman 1dari 9

BAB V

SISTEM EKONOMI INDONESIA

A. Konsep Sistem Ekonomi

1. Pengertian Sistem dan Sistem Ekonomi


a. Istilah “sistem” berasal dari perkataan “systema” (bahasa Yunani), yang dapat
diartikan sebagai : keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian.
b. Beberapa definisi tentang sistem antara lain :
 Suatu sistem adalah seperangkat komponen, yang saling berhubungan satu
sama lain, yang memiliki batas yang menseleksi baik macamnya maupun
banyaknya input yang masuk dan output yang keluar dari sistem tersebut.
 Sistem tersusun dari seperangkat komponen yang bekerja secara bersama-
sama untuk mencapai semua tujuan dari keseluruhan sistem tersebut.
 Sebuah sistem dapat digambarkan sebagai sebuah kumpulan dari
 elemen-elemen atau komponen-komponen dimana beberapa dari komponen
tersebut saling berhubungan secara tetap dalam jangka waktu tertentu.
c. Beberapa ciri dari sebuah sistem dirumuskan antara lain sebagai berikut :
 Walaupun sistem itu mempunyai batas, akan tetapi sistem itu bersifat terbuka,
dalam arti bertinteraksi juga dengan lingkungannya.
 Setiap sistem tidak hanya sekedar kumpulan berbagai bagian, unsur atau
komponen, melainkan merupakan satu kebulatan yang utuh dan padu, bersifat
“wholism”.
 Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses mengubah masukan menjadi
keluaran.
d. Dari beberapa definisi dan ciri-ciri sebuah sistem dapat disimpulkan, bahwa
setiap sistem sekurang-kurangnya terdiri dari lima unsur: elemen sistem, fungsi
elemen, hubungan antar elemen, pranata (institusi) ekonomi, tujuan sistem
ekonomi.
e. Secara singkat dan umum dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi mencakup
seluruh proses dan kegiatan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan
hidup atau mencapai kemakmuran.

2. Unsur-Unsur Sistem Ekonomi

a. Elemen-Elemen Sistem Ekonomi


 Unit-unit ekonomi seperti rumah tangga, perusahaan, serikat buruh, instansi
pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan kegiatan
ekonomi.
 Pelaku-pelaku ekonomi seperti konsumen, produsen, buruh, investor dan
pejabat-pejabat yang terkait.
 Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM),
Sumber Daya Kapital (SDK), dan Sumber Daya Teknologi (SDT).

[1]
b. Fungsi Elemen Sistem Ekonomi
 Masing-masing elemen (unit-unit ekonomi, pelaku-pelaku ekonomi)
mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang harus dijalankan selama
berlangsungnya proses kegiatan ekonomi, seperti fungsi-fungsi produksi,
konsumsi, distribusi, investasi, regulasi, dll
 Bagaimana hasil dari kegiatan ekonomi sangat tergantung bagaimana elemen-
elemen sistem ekonomi tersebut menjalankann fungsinya. Dalam perjalanan
fungsinya, setiap elemen bisa fungsional, bisa non fungsional atau
disfungsional.

c. Hubungan antar Elemen Sistem Ekonomi


 Unit-unit ekonomi, pelaku-pelaku ekonomi, SDA dan SDM saling
berhubungan satu sama lain dalam suatu pola hubungan tertentu, sehingga
menimbulkan proses kegiatan ekonomi.
 Pola-pola hubungan tergantung dari sifat hubungan antar elemen, sebab
hubungan-hubungan itu ada yang bersifat interrelasi, interaksi dan
interdependensi serta hubungan fungsional dan kausal.
 Dengan demikian proses kegiatan ekonomi bisa berlangsung secara efisien,
tidak efisien atau produktif, kurang produktif, karena perbedaan dalam
menjalankan fungsi elemen dan pola hubungan elemen.

d. Pranata (Institusi) Ekonomi


 Karena adanya hubungan antar elemen maka timbul produk kegiatan
ekonomi, yang berlangsung secara berulang-ulang dan teratur menurut pola
tertentu, sebab ada mekanisme (prosedur) yang mengaturnya.
 Mekanisme atau prosedur (aturan main) yang mengendalikan proses kegiatan
ekonomi itu disebut institusi ekonomi yang terdiri dari :
Norma hidup: seperti norma agama, adat-istiadat, tradisi, etika dan profesi.
Peraturan hidup: seperti Konstitusi (UUD), Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah (PP), Peraturan Darah (Perda), Keputusan Presiden (Keppres),
Surat Keputusan/ Surat Edaran Pejabat Resmi, Perjanjian-perjanjian
Bilateral/ Internasional.
Paham Hidup: seperti pandangan hidup, cara hidup, dan ideologi.

e. Tujuan Sistem Ekonomi


Tujuan sistem ekonomi suatu bangsa atau suatu negara pada umumnya meliputi
empat tugas pokok:
 Menentukan apa, berapa banyak dan bagaimana produk-produk dan jasa-jasa
yang dibutuhkan akan dihasilkan.
 Mengallokasikan Produk Nasional Bruto (PNB) untuk konsumsi rumah
tangga, konsumsi masyarakat, penggantian stok modal, dan investasi.
 Mendistribusikan Pendapatan Nasional (PN), di antara anggota masyarakat :
sebagai upah/ gaji, keuntungan perusahaan, bunga dan sewa.
 Memelihara dan meningkatkan hubungan ekonomi dengan luar negeri.

[2]
B. Pendekatan Melalui Sistem Ekonomi

1. Beberapa Pendekatan dalam Ilmu Ekonomi


a. Istilah “sistem” dapat dipergunakan dalam pengertian bermacam-macam sesuai
dengan lingkup persoalan yang dihadapi, diantaranya adalah :
b. Istilah “sistem” yang dipergunakan dalam arti metode atau tata cara untuk
memahami sesuatu persoalan atau sesuatu pekerjaan. Contohnya sistem mengetik
sepuluh jari, sistem modul dalam pengajaran.
c. Istilah “sistem” yang menunjukkan adanya sekumpulan (himpunan) gagasan-
gagasan (ide); yang mengandung prinsip-prinsip, doktrin-doktrin, hukum-hukum,
yang tersusun dan terorganisir dalam satu kesatuan yang logis. Contohnya seperti
sistem demokrasi liberal, sistem ekonomi kapitalis.
d. Istilah sistem (sistem ekonomi) di sini dipergunakan dalam pengertian yang
pertama. Istilah sistem ekonomi yang tersusun dari lima unsur sebagaimana
diuraikan di atas digunakan sebagai konsep pendekatan, sebagai salah satu alat
analisis dalam memahami persoalan ekonomi, khususnya memahami persoalan
ekonomi Indonesia.
e. Selama ini kita telah terbiasa memahami persoalan-persoalan ekonomi dengan
pendekatan Teori Ekonomi Mikro, Teori Ekonomi Makro, Teori Keuangan dan
lain-lain. Umumnya kita belum biasa menggunakan pendekatan sistem
(system approach) untuk memahami dan memecahkan persoalan-persoalan
ekonomi.
f. Tujuan dari pengajaran teori pada umumnya dan teori ekonomi mikro, teori
ekonomi makro pada khususnya, yaitu menunjukkan cara-cara untuk menangkap
dan menyederhanakan serta memecahkan permasalahan yang dihadapi secara
sistematis. Untuk maksud ini disamping perlu uraian tentang konsep-konsep guna
mencari hubungan sebab-akibat (kausal) atau interdependensi antara semua unsur-
unsur yang terkandung dalam konsep itu secara verbal, dipergunakan pula alat-
alat analisis grafis dan matematis.

2. Kelebihan Pendekatan Sistem Ekonomi


a. Berbeda dengan pendekatan teori ekonomi yang melihat persoalan-persoalan
ekonomi secara “terkotak-kotak” maka pendekatan sistem ekonomi melihat
persoalan ekonomi secara utuh, sistem ekonomi dipandang sebagai suatu totalitas.
Dengan demikian setiap persoalan ekonomi yang kita hadapi, kita lihat secara
menyeluruh – dilihat dari kelima unsur sistem ekonomi – sehingga seluruh fakta
yang berkaitan dengan persoalan tersebut bisa terungkap secara lengkap.
b. Salah satu konsep pokok dalam teori sistem adalah :
“Keseluruhan bukan hanya jumlah dari pada bagian-bagian”, (jadi keseluruhan
bisa melebihi jumlah dari bagian-bagian). Karena itu penerapan cara pendekatan
sistem bisa membantu kita mencapai suatu efek sinergistik (synergistic effect),
dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang berbeda dalam sistem itu yang
dipersatukan, menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah
dari pada bagian-bagian yang beraneka ragam itu.

[3]
C. Perbandingan Sistem-Sistem Ekonomi
Ada dua cara penggolongan sistem ekonomi.
Pertama berdasarkan yang mengatur mekanisme : a) Sistem ekonomi tradisional,
b) sistem ekonomi pasar, c) sistem ekonomi komando/ terpimpin.
Kedua bedasarkan yang mengatur kepemilikan aset: a) sistem ekonomi kapitalis,
b) sistem ekonomi sosialis, c) sistem ekonomi campuran.

1. Sistem Ekonomi Kapitalis (Kapitalisme)


 Ciri-ciri Kapitalisme
Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
 Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
 Individu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
 Pasar berfungsi memberikan “signal” kepada produsen dan konsumen
dalam bentuk harga-harga.
 Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible
Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien.
Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
 Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu
mengejar kepentingan (keuntungan) sendiri.
 Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani
Kuno (disebut hedonisme).
 Kebaikan-kebaikan Kapitalisme
Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-
barang.
Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan
segala hal yang terbaik dirinya.
Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga, waktu dan biaya yang
diperlukan lebih kecil.
 Kelemahan-kelemahan Kapitalisme
Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan
persaingan monopolistik.
Sistsem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena
adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah
buruh dan lain-lain).
 Kecenderungan Bisnis dalam Kapitalisme
Perkembangan bisnis sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang berlaku.
Kecenderungan bisnis dalam kapitalisme dewasa ini:
adanya spesialisasi,
adanya produksi massa,
adanya perusahaan berskala besar,
adanya perkembangan penelitian.

[4]
2. Sistem Ekonomi Sosialis (Sosialisme)
 Ciri-ciri Sosialisme
Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme)
Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-
individu hanya fiksi belaka.
Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu).
Peran pemerintah sangat kuat
Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap
pengawasan.
Alat-alat produksi dan kebijakan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
 Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran
kolektivisme (masyarakat sosialis)
 Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalis).
 Kelemahan-kelemahan Sosialisme
Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum
Tidak banyak kasus, hanya terjadi pada saat revolusi industri (abad
pertengahan) dan revolusi Bolsevik tahun 1917). Di India banyak kasta, tapi
tidak pernah terjadi revolusi sosial.
Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan. Maka kreativitas masyarakat
terhambat, produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan mandeg.
Tidak ada incentive untuk kerja keras. Maka tidak ada dorongan untuk bekerja
lebih baik, prestasi dan produksi menurun, ekonomi mundur.
Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi. Karl Marx hanya
mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskann mekanisme yang
mengalokasikan sumber daya di bawah sosialisme.
 Sosialisme tidak sama dengan komunisme
Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme.
Komunisme merupakan tahap akhir perkembangan masyarakat (The Six Major
Historical Stage): primitive, communism slaery, feodalism, capitalism,
sosialism dan full communism).

3. Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy)


 Ciri-ciri Ekonomi Campuran
Kedua sektor ekonomi hidup berdampingan
Ada kegiatan ekonomi yang dilakukan pribadi (swasta) dan sebagian lagi (yang
menyangkut hidup orang banyak) dikelola oleh negara/ pemerintah.
Interaksi ekonomi terjadi di pasar, tetapi di sana sini ada campur tangan
pemerintah dengan berbagai kebijakan.
Persaingan dalam sistem campuran diperbolehkan, tetapi gerak-geriknya
diawasi oleh pemerintah agar tidak mengarah saling merugikan (mencegah
konsentrasi ekonomi/ monopoli).
 Bentuk Campur Tangan Pemerintah
Ada yang sifatnya keras, ada yang lunak
Keras : sifat menyeluruh, merencanakan, melaksanakan, mengawasi

[5]
Lunak : melakukan perencanaan melalui mekanisme pasar untuk menjamin
pemerataan dan keadilan.
Alasan perlunya campur tangann pemerintah :
 Mencegah perusahaan-perusahaan besar turut mempengaruhi kebijakan
politik dan ekonomi
 Mencegah organisasi buruh (gabungan) menekan pengusaha dalam
menentukan harga barang (Deliarnov, 1995).
 Peran dan Campur Tangan Pemerintah Indonesia
Amanat Konstitusi (pembukaan UUD 1945) : memajukan kesejahteraan umum,
memajukan kecerdasan kehidupan bangsa dan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat.
Pasal 33, 34, dan 27 ayat 2 UUD 1945, menyelenggarakan kesejahteraan sosial
bagi seluruh rakyat memalui antara lain:
 Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting
 Memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar
 Penyediaan lapangan kerja. (Undang-Undang Dasar 1945).

4. Sistem Ekonomi Pancasila (SEP).


 Rumusan Mubyarto (mengacu pada GBHN)
Perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral
Ada kehendak masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial ekonomi
Nasionalisme selalu menjiwai kebijakan ekonomi
Koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional
Ada keseimbangan antara sentralisme dan desentralisme dalam kebijakan
ekonomi.
Tidak liberal-kapitalistik, juga bukan sistem ekonomi yang etastik. Meskipun
demikian sistem pasar tetap mewarnai kehidupan perekonomian. (Mubyarto,
1988).
 Rumusan Emil Salim (mengacu pada Pancasila dan UUD 1945)
Sistem Ekonomi yang khas Indonesia sebaiknya berpegang pada pokok-pokok
pikiran yang tercantum dalam Pancasila
Dari Pancasila, sila keadilan sosial yang paling relevan untuk ekonomi.
Sila keadilan sosial mengandung makna prinsip pembagian pendapatan yang
adil
 Prinsip demokrasi ekonomi
Pembagian pendapatann masa penjajahan tidak adil, karena ekonomi
berlangsung berdasarkan free fight liberalism
Prinsip demokrasi ekonomi ditegaskan (diatur) dalam UUD 1945 pada pasal-
pasal 23, 27, 33, 34.
 Landasan Filosofis : PANCASILA
Ketuhanan Yang Maha Esa : landasan moral dan etik spiritual untuk
pembangunan
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab: pedoman agar dalam pembangunan
semakin meningkatkan martabat manusia yang utuh.
Persatuan Indonesia: pedoman agar selalu meningkatkan rasa kesetiakawanan

[6]
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan : pedoman untuk meningkatkann sistem dan
semangat demokrasi dalam bidang politik maupun ekonomi.
 Landasan Konstitusional : UUD – 1945
Prinsip-prinsip Demokrasi Ekonomi :
 Pasal 23 : menegaskan hak-hak DPR untuk :
1) Menyetujui/ menolak RAPBN dengan UU
2) Menetapkan pajak dengan UU
3) Menetapkan macam dan nilai mata uang dengan UU
4) Memeriksa pertanggung jawaban keuangan negara (laporan BPK)
dengan UU.
 Azas kekeluargaan dan koperasi
 Pasal 33 diilhami oleh sila-sila dalam Pancasila :
1) Ketuhanan yang Maha Esa : Bangsa Indonesia selalu mendekatkan diri
kepada Tuhannya. Sesuai perintah Tuhan, kesejahteraan harus dibagi-
bagikan secara merata di antara wara negara secara adil
2) Sila persatuan, kerakyatan dan keadilan social
 Koperasi sebagai sokoguru ekonomi, karena berazaskan kekeluargaan
 Koperasi adalah organisasi ekonomi yang demokratis dan berwatak sosial
(Soemitro Djojohadikusumo, 1993)
 Landasan Operasional : GBHN
Demokrasi pancasila dan demokrasi ekonomi
Konsep “Tingal Landas” : dari ajaran WW. Rostow (The Stages of Economic
Growth) :
1) Tahap “traditional society” (tradisonal statis)
2) Tahap “precondition for take-off” (masa transisi)
3) Tahap “take-off” (lepas landas: disyaratkan antara lain tingkat investasi
lebih 10% Pendapatan Nasional)
4) Tahap “the drive to maturity” (ekonomi sudah matang/ dewasa)
5) Tahap “The age of high mass consumption” (konsumsi massa yang
melimpah)
Trilogi Pembangunan :
A. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
B. Pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan
C. Stabilitas nasional yang mantap
Pembangunan Jangka Panjang dan Pembangunan Lima Tahun
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Struktur APBN diformulasikan : (sektor domestic dan foreign)
G=R
G = Df + Dd
R = Rf + Rd
Gf + Gd = Rf + Rd
Gd - Rd = Rf – Gf

[7]
Dimana :
G = goernment expenditure
R = government revenue
Gf = foreign government expenditure
Gd = domestic government expenditure
Rf = foreign government revenue
Rd = domestic government revenue
Gd – Rd = defisit anggaran domestic, ditutup
Rf – Gf = surplus anggaran foreign

D. Peran Dan Pelaku Ekonomi

1. Peran BUMN, BUMS sepanjang Sejarah Perekonomian Indonesia :


a. Peran sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi
Sampai awal tahun 1980-an BUMN memegang peranan penting. Sejak akhir
tahun 1980-an BUMS yang pegang peranan penting BUMN dan BUMS skala
USB memiliki modal besar.
b. Peran sebagai Pencipta lapangan kerja
BUMS terutama yang berskala USM dan USK (UKM, UMKM) karena jumlahnya
yang besar tersebar di seluruh Indonesia dan bersifat padat karya.
c. Peran sebagai menjaga kelestarian alam/ lingkungan
BUMN, karena milik negara, merupakan kepanjangan tangan pemerintah
sehingga bisa menjalankan semua kebijakan pemerintah sesuai UU lingkungan
hidup.

2. Perbedaan Sifat BUMN, BUMS dan Koperasi


Perihal BUMN BUMS Koperasi
a. Pendiriannya Pemerintah + Pemilik modal swasta Para anggota yang setuju
DPR dengan
undang-undang
b. Modal Dari negara Dari pemilik modal Dari simpanan para
perorangan anggota
c. Daya Tahan Tergantung Tergantung Partisipasi anggota dan
keuangan negara perkembangan pasar kejujuran pengurus
d. Kecenderungan Etatisme, Individualisme, Bersifat campuran/
sosialism kapitalisme kolektivisme +
individualisme

3. Penyebab Inefisiensi pada BUMN


a. Bersumber pada dua elemen esensial pada BUMN :
 Tujuan sosial (public) : cenderung banyak pengeluaran, mementingkan
efektivitas
 Tujuan bisnis (enterprise) : cenderung mengurangi pengukuran, mementingkan
efisiensi
 Sikap manajemen sering ragu-ragu, tidak tegas karena dua ukuran tersebut
sehingga efeknya inefisiensi

[8]
b. Bersumber dari sejarah pendiriannya :
 BUMN adalah produk politik, didirikan oleh pemerintah bersama DPR
dengan UU
 Operasi BUMN banyak melibatkan birokasi dengan pemerintah maupun
dengan DPR. Keputusan-keputusan manajemen selalu lambat dan bersifat
kompromis, karena itu tidak efektif dan tidak efisien.

4. Alasan Pemerintah melepas saham BUMN (swastanisasi)


Alasan pemerintah melepas saham (swastanisasi) BUMN adalah :
a. Kesulitan mendapatkan dana untuk menutup defisit APBN
b. Untuk menarik investor domestik atau asing dalam kegiatan ekonomi di
Indonesia.
c. Telah terikat pada kesepakatan (perjanjian) dengan IMF sewaktu Indonesia
mendapat bantuan hutang.

5. Dampak Positif dan Negatif pelepasan saham BUMN


a. Bagi Perusahaan
 Positif : mendapat tambahan modal, meningkatkan kinerja dan laba
 Negatif : pengendalian pemerintah berkurang/ hilang, campur tangan swasta /
asing sangat kuat.
b. Bagi Perekonomian Indonesia
 Positif : tambahan investasi, pertumbuhan ekonomi meningkat.
 Negatif : sebagian / seluruh laba BUMN di transfer ke Luar Negeri,
mengurangi cadangan devisa

6. Kriteria dalam melaksanakan privatisasi


a. BUMN yang diprivatisasi sudah sehat
b. BUMN yang diprivatisasi tidak menguasai sumber kebutuhan rakyat banyak
c. Proses privatisasi transparan, sesuai prosedur dan perundangan yang berlaku

[9]

Anda mungkin juga menyukai