Anda di halaman 1dari 4

Nama : Meli Ardiana

NIM : D1091171031

Mata Kuliah : TP-2103 Geografi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Gusti Zulkifli Mulki, DEA

“KEHIDUPAN DI INDONESIA APABILA BBM HABIS”

PENDAHULUAN
Sumber daya energi terdiri dari sumber energi yang tidak terbarukan (non renewable)
seperti minyak bumi, gas bumi, gambut, dan batu bara serta sumber daya alam lain dan energi
yang terbarukan (renewable energy). Energi terbarukan pada umumnya berasal dari
sumberdaya nonfosil yang dapat diperbaharui, contohnya adalah tenaga air, panas bumi, tenaga
matahari, angin, gelombang, biofuel dll. Sumber daya energi ini dikenal sebagai energi primer.
Energi dalam bentuk yang sudah siap dipakai oleh konsumen, seperti bahan bakar minyak
(BBM), gas bumi, dan batu bara dinamakan energi final.
Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan dengan
tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak/energi fosil merupakan salah satu sumberenergi
yang bersifat tak terbarukan (non renewable energy sources) yang selama ini merupakan
andalan untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh sektor kegiatan Kekayaan sumber daya
energi di Indonesia, yaitu tenaga air (Hydropower), panasbumi, gas bumi, batubara, gambut,
biomassa, biogas, angin, energi laut, matahari dan lainnya dapat dimanfaatkan sebagai energi
alternatif, menggantikan ketergantungan terhadap bahan bakar minyak, yang semakin terbatas
baik jumlah dan cadangannya.
Bahan bakar minyak memegang posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan
kebutuhan energi di dalam negeri. Harus disadari saat ini Indonesia telah mengimpor minyak
mentah maupun bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Krisis energi yang
melanda dunia berdampak, tingginya harga minyak mentah dunia,berpengaruh langsung
terhadap kegiatan perekonomian. Kekayaan sumber daya energi, khususnya sumber energi
baru dan terbarukan yang kita miliki, perlu dipikirkan untuk dimanfaatkan sebagai energi
alternatif, menggantikan dan mengurangi peran bahan bakar minyak dalam konsumsi energi di
Indonesia.
PEMBAHASAN
Pada zaman sebelum revolusi industri, manusia masih beraktivitas secara sederhana
yaitu tanpa bantuan teknologi yang canggih seperti berjalan, menunggangi kuda ataupun
menggunakan sepeda. Namun ketika memasuki masa revolusi industri, manusia telah
mengenal penggunaan energi seperti minyak bumi, batu bara dan gas. Pada masa tersebut,
minyak bumi mulai diekstraksi dan seiring berjalannya waktu, permintaan minyak bumi
semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan permintaan ini berkorelasi dengan pesatnya
perkembangan teknologi transportasi sehingga produksi minyak mencapai puncak tertinggi
pertama pada tahun 1980-an yaitu sekitar 65 juta barrels per hari. Kurva Hubber yang juga
menggambarkan bahwa puncak produksi minyak tertinggi kedua yaitu sekitar tahun 2010 yaitu
sekitar 81 juta barrels per hari. Namun, kemungkinan besar produksi minyak akan semakin
menurun dari waktu ke waktu sehingga kita membutuhkan sumber energi lain untuk
menyokong keberlangsungan hidup manusia.
Ketika cadangan minyak bumi semakin menipis, maka akan membutuhkan teknologi
yang lebih advance untuk eksplorasi dan menyebabkan harga minyak akan semakin mahal. Di
sisi lain, permintaan sumber energi akan semakin meningkat. Energi terbarukan merupakan
salah satu solusi yang dipercaya dapat mengatasi permasalahan energi. Energi ini dapat
bersumber dari tenaga air, matahari, bioenergi, angin, maupun panas bumi.
Ada tiga upaya sebagai persiapan menyongsong “kehidupan setelah minyak bumi
habis” yaitu: 1) mengonservasi energi; 2) efisiensi energi; dan 3) memanfaatkan sumber energi
terbarukan.
1) Konservasi
Energi ketika digunakan sebenarnya tidak habis atau hilang. Habis atau hilang adalah
istilah sehari-hari untuk menggambarkan satu bentuk energi berubah menjadi energi
lainnya. Misalnya, bensin yang dibakar di dalam mesin mobil berubah dari energi dalam
bentuk kimia cair menjadi bentuk energi panas dan gerak. Jadi sebenarnya kita tidak bisa
menabung energi, yang bisa adalah mengubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi
bermanfaat lainnya.
Konservasi energi menurut pendapat awam adalah menghemat energi meskipun kurang
tepat. Bagaimana menggunakan sedikit mungkin sumber energi utama yang akan habis
ini tanpa mengurangi tujuan. Konservasi energi adalah satu upaya perencanaan
pemanfaatan energi sehemat mungkin. Berangkat ke kantor naik sepeda bukan naik mobil
pribadi sendiri adalah bentuk konservasi energi.
Dalam bentuk lebih rumit, konservasi energi adalah upaya mengurangi terbuangnya
energi dalam bentuk energi yang tidak dimanfaatkan. Misalnya, mengurangi terbuangnya
energi panas yang dihasilkan dari pembakaran bensin di dalam mesin mobil. Manfaat lain
dari konservasi energi adalah baik untuk lingkungan, misalnya polusi udara lebih sedikit
dan mengurangi dampak lingkungan, terutama hutan dan keanekaragaman hayatinya,
ketika mengeksploitasi sumber energi utama.
2) Efisiensi
Sering konservasi energi dan efisiensi energi digunakan bergantian dengan makna yang
sama. Efisiensi energi menjelaskan hubungan antara aktivitas dengan penggunaan
energinya. Misalnya, menggunakan lampu LED lebih efisien untuk penerangan
dibandingkan menggunakan lampu pijar karena untuk menghasilkan kecerahan yang sama
lampu pijar membutuhkan energi listrik yang lebih besar dibandingkan lampu LED.
Pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 70 Tahun 2009 tentang
Konservasi Energi. Pasal 1 Ayat 1 PP 70/2009 mendefinisikan “konservasi energi adalah
upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam
negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.
3) Yang terbarukan
Memanfaatkan energi terbarukan secara esensi adalah bagian dari konservasi energi
sebagai konsekuensi menghemat energi yang tidak bisa diperbaharui. Indonesia memiliki
potensi besar sumber energi terbarukan. Total listrik yang bersumber dari energi
terbarukan berasal dari tenaga air dan panas bumi tahun 2009 mencapai 8.761 MW dan
yang berasal dari bahan bakar nabati sebanyak 2.774.000 kilo liter.
Potensi energi terbarukan Indonesia, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Energi
Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Djadjang Sukarna, cukup untuk 100 tahun.
Indonesia, berdasarkan data Energici Holding Inc. dari Kanada, tahun 2011 Indonesia
menggunakan energi terbarukan gabungan biomassa, geotermal, hidroelektrik, sinar
matahari, dan angin, sebesar 6.049 megawatts. Di antara negara di Asia, Indonesia no 5
dan di dunia no 29 diukur dari jumlah pemanfaatan energi terbarukan. Indonesia dibawah
Pakistan. Bandingkan dengan Cina negara no 1 pengguna energi terbarukan yaitu 301.440
megawatts, 50 kali lebih besar dari Indonesia.
KESIMPULAN
Marilah kita ikut andil dalam konservasi energi, efisiensi energi, dan memanfaatkan
energi terbarukan. Sekecil apa pun tindakan kita akan sangat membantu mengonservasi dan
efisiensi energi. Mulailah hemat energi dengan hemat air saat mandi dengan tidak mandi air
hangat dan menggunakan shower. Ganti lampu pijar dengan lampu TL. Cabut kabel listrik
peralatan elektronik dari sumber listrik dan matikan lampu sebelum tidur dan ketika tidak
digunakan. Lebih baik pakaian dijemur daripada menggunakan pengering di mesin cuci.
Manfaatnya terasa di akhir bulan ketika membayar tagihan listrik.
Ke kantor naik kendaraan umum atau sepeda. Jika tidak mungkin, upayakan berangkat
bersama kawan lainnya di dalam satu mobil (carpooling), pastikan rute terdekat dari rumah ke
kantor (ecodriving). Memanfaatkan cahaya alami untuk penerangan, pastikan suhu ruang
berpendingin rata-rata 26 derajat Celsius, kenakan pakaian berbahan tipis dan tetap formal,
matikan komputer dan lampu usai jam kerja, hemat kertas membantu hemat energi juga.
Mulailah mengonservasi energi dan efisiensi energi pada hari ini. Konservasi dan efisiensi
energi bukan berarti membuat hidup ini menjadi tidak nyaman. Malah mengupayakan
konservasi dan efisiensi membuat hidup lebih baik karena polusi berkurang, tubuh lebih sehat,
hubungan sosial lebih baik, dan rekening listrik lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai