OLEH :
DIII-IIA
JURUSAN KEBIDANAN
T.A 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Permasalahan dibidang kesehatan terutama yang berkaitan dengan
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana merupakan suatu hal yang sangat
mendapatkan perhatian besar dan menjadi sorotan di dunia kesehatan.Tidak hanya
menjadi persoalan danpermasalahan yang di hadapi di Indonesia,namun juga
menjadi permasalahan dihadapai diberbagai belahan dunia.WHO mencatat bahwa
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih merupakan kejadian yang
sangat tinggi di dunia kesehatan,
sedangkan untuk program Keluarga Berencana, terjadinya pembludakan
jumlah populasi penduduk dunia seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena
itu,berbagai instansi dan juga program yang mampu mengendalikan permsalahan
yang sedang di hadapi utnuk menangani kasus tersebut telah banyak
dikeluarkan, baik oleh badan kesehatan dunia maupun oleh dinas kesehatan di negara
masing-masing dalam upaya menurunkan kejadian Angka Kematian Ibu dan
Angka Kematian Bayi yang sangat tinggi, serta untuk menanggulangi pembludakan
jumlah Populasi penduduk didunia, tidak terkecuali di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas,
dan juga makalah ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mahasiswa. Serta makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber
referensi bagi penulisan makalah selanjutnya
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi Upaya
kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya
memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam
upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan
persalinan Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk
dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/
komunikasi (telepon genggam, telpon rumah), pendanaan, pendonor darah,
pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat,pemuka masyarakat serta menambah
keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatandi taman kanak-kanak.
B.Tujuan
1.Umum
2.Khusus
a.Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator secara teratur
(bulanan) dan terus menerus.
b.Menilai kesenjangan antara target dengan pencapaian.
c.Menentukan urutan daerah prioritas yang akan ditangani secara intensif.
d.Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
e.Membangkitkan peran pamong dalam menggerakkan sasaran dan mobilisasi
sumber daya.
c.Peningkatan pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita di
semua
pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai standar serta menjangkau seluruh
sasaran.
d.Peningkatan deteksi dini risiko/komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir oleh
tenaga kesehatan maupun masyarakat.
e.Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir secara adekuat
dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
f.Peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak balita sesuai
standar danmenjangkau seluruh sasaran.g.Peningkatan pelayanan KB berkualitas.
h.Peningkatan deteksi dini tanda bahaya dan penanganannya sesuai standar pada bayi
baru lahir, bayi dan anak balita.
1.Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar
pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam bukuStandar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan).Dalampenerapannya terdiri atas:
d.Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila
diperlukan
a.Pencegahan infeksi
e.Memberikan pada bayi baru lahir : Vit K 1, salep mata dan imunisasi Hepatitis
B0
(Hep B0).
3.Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas
diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan
kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu
a.Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam setelah persalinan sampai dengan 7 hari.
4.Deteksi Dini dan penanganan risiko/komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir.
Penjaringan dini kehamilan berisiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan ibu hamil dengan risiko/komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan
proses reproduksi yang normal, tetapi tetap mempunyai risiko untuk terjadinya
komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat
tentang adanya risiko dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini
mungkin, merupakan kunci keberhasilan penurunan angka kematian ibu dan bayi
yang dilahirkannya.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
a.Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b.Anak lebih dari 4.
c.Jarak persalinan terakhir dan kehamilan skarang kurang dari 2 tahun.
d.Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,
atau
gizi buruk dengan Indeks massa tubuh.
e.Anemia : Hemoglobin
f.Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk
panggul dan tulang belakang
g.Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
3.Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas
diperlukan pemantauan pemeriksaan
terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3
kali dengan distribusi waktu
a.Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam setelah persalinan sampai dengan 7
hari.
b.Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan.
c.Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 minggu setelah
persalinan.
1) Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum
bayi pulang dari fasilitas kesehatan (≥ 24 jam).
2)Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum 24 jam,
maka pelayanan dilaksanakan pada 6-24 jam setelah lahir.
d.Kunjungan baru ibu hamil (K1) Adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada
masa kehamilan.
a)Cakupan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
b)Ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar, paling sedikit empat kali dengan distribusi pemberian
pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu
kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan
c)Kunjungan ibu hamil sesuai standarDengan indikator ini dapat diketahui cakupan
pelayanan antenatal secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati
waktu yang ditetapkan), yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu
wilayah, di samping menggambarkan kemampuan manajemen ataupun
kelangsungan program KIA.
a.Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada
masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar.
b.Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.
d.Jumlah seluruh ibu nifas dihitung melalui estimasi dengan rumus : 1,05 x CBR x
jumlah penduduk. Angka CBR dan jumlah penduduk kab/kota didapat dari BPS
masing –masing kab/kota/propinsi pada kurun waktu tertentu. 1,05 adalah konstanta
untuk menghitung ibu nifas.
5)Penjaringan (deteksi) ibu hamil oleh masyarakat.Dengan indikator ini dapat diukur
tingkat kemampuan dan peran serta masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil
beresiko di suatu wilayah.
7) Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan Dengan indikator ini dapat
diketahui jangkauan dan kualitas pelayanankesehatan ibu nifas
8) Penanganan komplikasi obstetric Indikator ini menunjukkan kemampuan
sarana pelayanan kesehatan menangani kasus – kasus kegawatdaruratan
obstetri pada ibu bersalin, yang kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan
kewenangannya, atau dapat dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
A.Kesimpulan
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA
merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis
terkait kehamilan dan persalinan Dalam suatu Keluarga Berencana, pengendalian
terhadap pembludakan jumlah populasi penduduk sangatlah penting. Pemantauan-
pemantauan program Kesehatan Ibu dan Anak serta program Keluarga Berencana
dapat dipantau dengan mengguanakan indikator-indikator yang akanmenilai
sejauh mana program KIA dan KB ini berjalan, dengan adanya indikator-indikator
tersebut diharapkan program KIA dan KB akan mencapai hasil yang maksimal.
B.Saran
Pada dasarnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun,
sangat diharapkan dari dosen pembimbing dan teman-teman sekalian, demi
kelancaran dan juga perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/72913828-Bab-i-pendahuluan-b-rumusan-masalah.html