Anda di halaman 1dari 19

METODE PENELITIAN EKSPERIMENTAL

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Penelitian Pendidikan Matematika
Yang dibina oleh Bapak Drs. Sukoriyanto, M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 7 Offering C
Cyndy Kartika Dewi (180311612610)
Nur Mutiatul Izza (180311612611)
Tanaya Shevita Fortuna (180311612569)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
Malang
Oktober 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala pencipta manusia
dan alam semesta karena dengan izin-Nya kami selaku kelompok penyaji dapat
menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah makalah yang berjudul
“Metode Penelitian Eksperimental” dengan lancar dan tepat waktu. Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan Matematika yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana Metode Penelitian Eksperimental dan diharapkan
dapat mengambil manfaat dari hasil kesimpulannya.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak - pihak
yang telah memberikan banyak dukungan kepada pihak yang telah terlibat dalam proses
pembuatan makalah ini, serta atas partisipasi dan antusias teman – teman dalam bentuk
apapun dalam proses penyusunan makalah ini, dan lebih terkhusus lagi kepada Dosen
yang selelau membimbing dan memberikan masukan kepada kami selaku kelompok
penyaji sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan waktu yang singkat.

Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah Metode Penelitian Experimental ini


dengan baik. Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun.

Malang, Oktober 2020

Penyusun

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Pengertian Penelitian Eksperimen 3
2.2 Tujuan Penelitian Eksperimen 3
2.3 Syarat Penelitian Eksperimen 4
2.4 Langkah Penelitian Eksperimen 4
2.5 Variabel dalam Penelitian Eksperimen 6
2.6 Bentuk Desain Eksperimen 6
2.7 Validitas Penelitian Eksperimen 10
2.8 Contoh Penelitian Eksperimen 12

BAB III PENUTUP 14


DAFTAR PUSTAKA 15

II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Banyak sekali pilihan metode yang dapat digunakan dalam penelitian,


salah satunya adalah metode penelitian experimental, tidak semua metode
penelitian ini cocok untuk segala jenis penelitian. Namun tidak semua metode
cocok digunakan, sehingga metode yang dipilih harus sesuai dengan tujuan
penelitian. Terutama dalam penelitian pendidikan, salah satu metode yang
banyak digunakan adalah metode penelitian eksperimen.
Untuk dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami
terlebih dahulu segala sesuatu yang berkait dengan komponen- komponen
eksperimen. Baik yang berkaitan dengan variabel, hakekat, karakteristik, tujuan,
syarat-syarat, langkah-langkah penelitian, serta validitas dalam penelitian
eksperimen.
Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai penelitian eksperimen,
dalam makalah ini yang berjudul “Penelitian Eksperimen” akan dibahas
mengenai metode penelitian eksperimen beserta hal-hal yang terkait di dalamnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian penelitian eksperimen?

2. Apa saja tujuan penelitian eksperimen?

3. Apa saja syarat-syarat penelitian eksperimen?

4. Bagaimana proses penelitian eksperimen?

5. Apa saja variabel penelitian eksperimen?

6. Apa saja bentuk desain eksperimen?

7. Bagaimana validitas penelitian eksperimen?

8. Apa contoh penelitian eksperimen?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menyebutkan pengertian penelitian eksperimen
2. Menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian eksperimen
1
3. Menjelaskan syarat-syarat penelitian eksperimen
4. Menjelaskan proses yang dilakukan dalam penelitian eksperimen
5. Menjelaskan variabel dalam penelitian eksperimen
6. Menjelaskan bentuk desain eksperimen
7. Menjelaskan validitas dalam penelitian eksperimen
8. Memberikan beberapa contoh dari penelitian eksperimen

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penelitian Eksperimen


Eksperimen menurut KKBI berarti percobaan yang bersistem dan berencana
(untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya). Menurut buku Educational
Research oleh John W. Creswell penelitian eksperimen adalah pendekatan tradisional
untuk melakukan penelitian kuantitatif. Menurut Alsa (2004) Hakekat penelitian
eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap
perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan. Menurut Hadi 1985 dalam Wahyuni
(2013) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh
peneliti.
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian
yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari
hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam
menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan
perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan. Sejalan dengan hal tersebut, c
Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect
relationship).
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa
penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian
eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai
pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau
menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan
tindakan lain.

2.2 Tujuan Penelitian Eksperimen

Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu
perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok
lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam

3
bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan

4
pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap prestasi belajar
dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP atau untuk menguji
hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan
dengan metode konvensional.

Penelitian eksperimen ini digunakan ketika ingin menetapkan kemungkinan


sebab dan akibat di antaranya variabel independen (bebas) dan dependen(terikat)

2.3 Syarat Penelitian Eksperimen

Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat
jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan
penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan
dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Menurut
Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan
melakukan penelitian
2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama.
3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti
sesuai dengan yang dikehendakinya
4. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan (experimental group)

2.4 Langkah Penelitian Eksperimen

Sebelum Anda mempertimbangkan bagaimana melakukan percobaan, Anda akan merasa


terbantu untuk memahami secara lebih mendalam beberapa gagasan kunci yang sentral untuk
penelitian eksperimental. Ide-ide ini adalah:

1. Penugasan acak
2. Kontrol atas variabel asing
3. Manipulasi kondisi perawatan
4. Pengukuran hasil
5. Perbandingan kelompok
6. Ancaman terhadap validitas

5
Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir
sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay 1982 dalam Nursyahidah
(2012). langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan
adalah sebagai berikut.

1. Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.

2. Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
3. Pembuatan atau pengembangan instrumen.

4. Pemilihan desain penelitian.

5. Eksekusi prosedur.

6. Melakukan analisis data

7. Memformulasikan simpulan.

Langkah-langkah pokok penelitian eksperimen meliputi:

1. Lakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan.

2. Identifikasi dan definisikan masalahnya.

3. Rumuskan hipoteisis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan


istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya.
4. Susun rencana eksperimennya:

1) Identifikasi seluruh variabel non-eksperimental yang mungkin


mengkontaminasi eksperimen dan tentukan bagaimana untuk mengontrol
variabel tersebut.
2) Pilihlah rancangan penelitiannya.

3) Pilihlah sampel dari subyek yang representatif bagi populasi, tentukan


subyek untuk kelompok kontrol dan tentukan kelompok- kelompok
perlakuan eksperimen.
4) Pilih atau susun dan validasi instrumen yang akan digunakan untuk
mengukur hasil eksperimen
5) Rancangkan prosedur pengumpulan data dan kemungkinan melakukan pilot
atau uji coba untuk menyempurnakan instrumen atau rancangan.
6) Rumuskan hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.

6
5. Lakukan eksperimen

6. Aturlah/susun data mentah yang diperoleh, dengan tujuan pengaturan data


tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik terhadap efek yang
diperkirakan akan ada.
7. Terapkan uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan terhadap hasil
peneltian.
8. Buatlah interpretasi terhadap hasil pengujian tersebut, berikan diskusi, dan
buatlah laporannya.

2.5 Variabel dalam Penelitian Eksperimen

Menurut Ahyan (2012) jenis variabel yang terkait dengan penelitian


eksperimen yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable)
Variabel bebas merupakan variabel atau kondisi yang dimanipulasi oleh
peneliti untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Sedangkan variabel terikat merupakan variabel atau kondisi yang mengalami
perubahan ketika peneliti mengganti variabel bebas.
2. Variabel organismik atau variabel atribut

Variabel ini tidak dapat diubah atau dimanipulasi oleh peneliti. Seperti
variabel bebas: umur, jenis kelamin, suku, dan lainnya yang sejenis.
3. Variabel imbuhan

Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol yakni variabel
yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, tetapi mempunyai pengaruh yang
berarti pada variabel terikat. Seperti variabel antusias guru, usianya, tingkat
sosial ekonominya, dan lain sebagainya.

2.6 Bentuk Desain Eksperimen

Menurut Ahyan (2012) bentuk desain eksperimen yaitu:

1. Pre-Experimental Designs (Poor Experimental Designs)

Pre-experimental designs merupakan desain yang belum merupakan desain


sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh

7
terhadap terbentuknya variabel terikat (dependent variable). Hasil eksperimen
yang merupakan variabel terikat itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh
variabel bebas (independent variable). Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya
variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Ada beberapa bentuk
pre-experiment designs yaitu:

1) One-Shot Case Study

Di dalam one-shot case study terdapat sebuah kelompok yang diberi


perlakuan (tanpa pretest) dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Variabel
bebasnya adalah perlakuan tersebut, sedangkan variabel terikatnya adalah
hasil dari observasi tersebut. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:
X = Perlakuan yang diberikan (varibel bebas) O =
Observasi (variabel terikat)
2) One-Group Pretest-Posttest Design

Pada desain ini, sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu diberikan


pretest. Oleh karena itu, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena
dapat membandingkan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hal ini
dapat dilihat pada gambar berikut:

3) Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian,
tetapi dibagi dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi

perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi


perlakuan). Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut:

Ketiga bentuk desain tersebut bila diterapkan untuk penelitian, akan banyak
variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas
internal penelitian menjadi rendah.

8
5. True Experimental Design

Dalam desain true experimental design ini, peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Sehingga kualitas
pelaksanaan rancangan penelitian (validitas internal) dapat menjadi tinggi. Ciri
dari desain ini adalah sampel yang digunakan dalam kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol dipilih secara acak (random). Ada dua bentuk desain
ini yaitu:
1) Posttest Only Control Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok (R) yang


masing-masing dipilih secara acak. Kelompok pertama
diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak
diberikan perlakuan.
Pengaruh adanya perlakuan adalah O1 : O2. Pengaruh perlakuan
dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test.
2) Pretest Group Design

Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok


eksperimen tidak berbeda secara signifikan.
Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

6. Factorial Design

Desain faktorial merupakan modifikasi dari true experimental design, yaitu


dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel terikat).
Paradigma desain faktorial dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada desain ini, semua kelompok dipilih secara acak,
kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok
untuk dinyatakan baik jika setiap kelompok nilai
pretestnya sama.
Jadi, O1 = O3 = O5 = O7. Y1 dan Y2 sebagai
variabel moderator.
Pengaruh perlakuan kelompok laki-laki (Y1) = (O2 – O1) – (O4 – O3).
Sedangkan pengaruh perlakuan kelompok perempuan (Y2) = (O6 – O5) –

9
(O8 – O7).

7. Factorial Design

Desain faktorial merupakan modifikasi dari true experimental design, yaitu


dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel terikat).
Paradigma desain faktorial dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada desain ini, semua kelompok dipilih secara acak,
kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok
untuk dinyatakan baik jika setiap kelompok nilai
pretestnya sama.
Jadi, O1 = O3 = O5 = O7. Y1 dan Y2 sebagai
variabel moderator.
Pengaruh perlakuan kelompok laki-laki (Y1) = (O2 – O1) – (O4 – O3).
Sedangkan pengaruh perlakuan kelompok perempuan (Y2) = (O6 – O5) –
(O8 – O7).

8. Quasi Experimental Design

Desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang


sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, akan tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain ini digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk
penelitian. Ada dua bentuk desain ini yaitu:
1) Time-Series Design

Dalam desain ini, kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara acak. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat
kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok
sebelum diberi perlakuan. Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak

10
konsisten. Setelah kestabilan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru
diberi perlakuan.
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang
baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besar pengaruhnya perlakuan adalah
(O5 + O6 + O7 + O8) - O1 + O2 + O3 + O4).

3)

2) Nonequivalent Control Group Design


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya
pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara acak.

2.7 Validitas Penelitian Eksperimen

Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini


mengandung pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti
telah sesuai dengan kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam
suatu kriteria tertentu. Menurut Yatim Riyanto dalam Zuriah (2006) Ada dua
jenis validitas eksperimen yaitu:
9. Validitas internal

Suatu eksperimen memiliki validitas internal jika faktor-faktor yang


dimanipulasi (variabel bebas) benar-benar murni memberikan pengaruh atau efek
pada fenomena pada variabel terikat tergantung yang diobservasi dalam latar
eksperimen. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal adalah:
1) Kematangan

Perubahan seorang dari waktu ke waktu yang diakibatkan oleh reaksi


wajar dari kematangannya dapat mengganggu dalam menerjemahkan
perubahan.
2) Peristiwa insidental

Penampilan subjek yang diobservasi oleh peneliti dapat dipengaruhi oleh

11
peristiwa spesifik yang bersifat eksternal yang muncul secara insidental.
3) Ujian

Proses ujian awal pada permulaan eksperimen dapat menghasilkan


perubahan pada diri subjek yang terkena eksperimen.
4) Pengukuran yang tak stabil

Penggunaan alat dan teknik pengukuran yang tidak reliabel dan akurat
untuk mendeskripsikan dan mengukur aspek-aspek tingkah laku, termasuk
suatu ancaman terhadap validitas eksperimen.
5) Regresi statistik

Eksperimen yang berpola pretests-posttest biasanya mengalami ancaman


ini. Subjek-subjek yang nilainya tinggi pada pretest, tidak menutup
kemungkinan nilainya pada posttest akan rendah, dan sebaliknya.

6) Seleksi sampel yang berbeda

Memilih sampel yang tidak equivalen antara kelompok eksperimen dan


kelompok kontrol menimbulkan bias yang dapat mengancam validitas
internal.
7) Adanya mortalitas sampel eksperimen
Eksperimen yang berjangka panjang dapat saja sampelnya menguap
karena kematian atau putus di tengah jalan

8) Seleksi sampel yang berbeda


Memilih sampel yang tidak equivalen antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol menimbulkan bias yang dapat mengancam validitas internal.

9) Adanya mortalitas sampel eksperimen


Eksperimen yang berjangka panjang dapat saja sampelnya menguap
karena kematian atau putus di tengah jalan

10) Validitas Eksternal

Biasanya eksternal biasanya mengacu pada hubungan antara variabel


yang ditemukan dan dapat digeneralisasikan pada situasi- situasi
noneksperimental. Validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan temuan

12
eksperimen untuk digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas. Faktor-
faktor yang mempengaruhi validitas eksternal adalah:
a. Latar eksperimen baru
Ada kemungkinan peneliti membuat suasana dan kondisi eksperimen
buatan yang sedemikian rupa dalam rangka mempertajam kontrol terhadap
variabel imbuhan

b. Pengaruh Placebo Hawthorne


Pengaruh ini menunjuk kepada ancaman yang bersifat psikologis.
Subjek yang tahu bahwa dirinya berada dalam suatu eksperimen dapat
menjadi variabel imbuhan dan membuat biasnya eksperimen.

c. Campur tangan pelaku sebelumnya


Suatu eksperimen yang orangnya itu-itu saja (kelompok tunggal), baik
dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

d. Tes/Ujian
Validitas suatu instrumen selalu bergantung kepada situasi dan tujuan
khusus penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang valid untuk satu
situasi mungkin tidak valid pada situasi yang lain.

e. Piihan yang bias


Pilihan yang bias terhadap sampel dalam kelompok eksperimen dan
kontrol (tidak equivalen) dapat mengancam validitas eksternal juga

2.8 Contoh Penelitian Eksperimen


Berikut beberapa contoh dari penelitian eksperimental:

1. Menyelidiki pengaruh dua jenis metode mangajar terhadap hasil belajar mata
pelajaran tertentu, berdasarkan ukuran kelas (kelas besar dan kecil) dan taraf
intelegensi siswa (tinggi, sedang dan rendah) dengan cara menempatkan guru
secara random berdasarkan intelegensia, ukuran kelas, dan metode mengajar
2. Penelitian untuk menyelidiki pengaruh program pencegahan penyalahgunaan
obat terhadap sikap para siswa SMP, dengan menggunakan kelompok

13
eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelompok yang diperkenalkan dan
tidak diperkenalkan dengan program tersebut tersebut dengan menggunakan
pretest-posttest design, dimana hanya setengah dari siswa-siswa tersebut
diberikan pretest untuk menentukan seberapa banyak perubahan sikap dapat
dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan.
3. Studi untuk menyelidiki perbedaan pemahaman sains di kelas satu Sekolah
Dasar, antara siswa yang berasal dari Taman Kanak-Kanak dan yang tidak
melalui Taman Kanak-Kanak.

14
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diperoleh


simpulan bahwa metode penelitian eksperimental adalah langkah-langkah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau
perlakuan terhadap subjek penelitian.
Metode eksperimen merupakan metode yang paling produktif karena jika
dilakukan dengan baik akan dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan
dengan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, penelitian yang sering dilakukan
peneliti dalam dunia pendidikan adalah penelitian eksperimental.

15
DAFTAR PUSTAKA

Cresswell, John W. 2012. Educational research: planning, conducting, and evaluatif


quantitative and qualitative research. Boston: Pearson education

Fraenkel, W. &. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. New
York: McGraw Hill.

Latipun. (2002). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wahyuni, Elfi. (2013). Makalah Penelitian Eksperimental. Bukittinggi: Prodi


Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.

Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai