Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fiorenza Angelika Kindangen

NIM : 20011101058

Kelas : B

“Laporan Praktikum Fisiologi”

Hari/Tanggal : Selasa, 27 Oktober 2020

Judul Praktikum : “Pemeriksaan Bleeding time”

Tujuan

- Untuk mengetahui teknik-teknik dalam faal homeostasis

- Untuk mengetahui waktu yang terukur sejak timbulnya sampai berhentinya


perdarahan (Bleeding Ti

Dasar Teori

Bleeding time adalah tes kasar hemostasis (penghentian pendarahan). Hal ini
menunjukkan seberapa baik trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah
untuk membentuk bekuan darah. Bleeding time paling sering digunakan untuk
mendeteksi cacat kualitatif trombosit, seperti penyakit Von Willebrand. Tes ini
membantu mengidentifikasi orang yang memiliki disfungsi trombosit. Ini adalah
kemampuan darah untuk membeku setelah luka atau trauma. Biasanya trombosit
berinteraksi dengan pembuluh darah menyebabkan gumpalan darah.

Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan
untuk berhentinya darah mengalir.

Ada beberapa metode dalam Bleeding Time yaitu :

a. Metode Ivy

Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan
darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah
pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di
bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan
untuk membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga
tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin
kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari
ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan
disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas
digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah
berhenti sepenuhnya.

b. Metode Duke

Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk
untuk menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari
awal pendarahan sampai pendarahan benar-benar berhenti. Kerugian dengan
metoda Duke adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak
konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan
metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat
menyebabkan bekas luka, garis rambut kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun,
ini adalah sebagian besar perhatian kosmetik. Tidak ada persiapan khusus yang
dibutuhkan pasien untuk tes ini. Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan
dengan alkohol. Alkohol harus ditinggalkan dikulit cukup lama untuk membunuh
bakteri pada tempat luka. Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan
karena alkohol akan berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat.

Terjadinya perdarahan berkepanjangan setelah trauma superfisal yang terkontrol,


merupakan petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit. Masa perdarahan memanjang
pada kedaan trombositopenia (<100.000/mm3 ada yang mengatakan < 75.000
mm3), penyakit von willebrand, sebagian besar kelainan fungsi trombosit dan
setelah minum obat aspirin. Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan
darah sampai luka itu tersumbat oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah
keluar dan menutupi luka, terjadilah pembekuan dan fibrin yang terbentuk akan
mencegah perdarahan yang lebih lanjut . Pada tes ini darah yang keluar harus
dihapus secara perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit.
Setelah trombosit menumpuk pada luka, perdarahan berkurang dan tetesan darah
makin lama makin kecil. Tes masa perdarahan ada 2 cara yaitu metode Duke dan
metode Ivy . Kepekaan metode Ivy lebih baik, dengan nilai rujukan 1 - 7 menit dan
metode Duke dengan nilai rujukan 1 – 3 menit.
Prinsip Pemeriksaan Bleeding time

Metode Ivy : Manset tekanan darah dipasang di lengan pasien di atas siku, tekanan
dinaikkan dan dipertahankan konstan sesuai prosedur. Satu (atau dua) insisi
standard dibuat dipermukaan volar lengan bawah. Lama waktu yang dibutuhkan
untuk berhentinya perdarahan dicatat sebagai Masa Perdarahan (Bleeding time).

Metode Duke : Dibuat luka standar pada daun telinga dan dicatat lama waktu
pendarahan.

Nilai normal: 1-3 menit dgn batas toleransi 3-6 menit

Dalam Praktikum ini kita menggunakan metode Duke untuk px bleeding time dan
metode kapiler untuk px clotting time me)

Alat dan Bahan

1. Hemolet/Lanset

2. Stop watch

3. Kapas/Tissu

4. Kertas saring

5. Alkohol 70%.

Cara Kerja

1. Cuping telinga pasien didesinfeksi dengan alcohol 70%

2. Cuping telinga dijepit kuat2 dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri kemudian
ditusuk dengan lancet yang cukup dalam. Segera stopwatch dinyalakan

3. Darah yg keluar ditempel dgn kertas saring pada 30 detik. (kertas saring tidak
boleh menempel pada luka)
4. Ulangi setiap 30 detik pada daerah kertas saring yg berbeda-beda mengelilingi
tepian lingkaran kertas saring

5. Pada saat darah tidak keluar lagi, matikan stopwatch, catat waktunya

Referensi :

- Sutedjo Aryo, 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui


Pemeriksaan Hasil Laboratorium Edisi Revisi. Amara Books.
Yogyakarta
- dr. Mansyur Arif, Ph.D, Sp.PK(K). PENUNTUN PRAKTIKUM
HEMATOLOGI.2017
- Guyton, Arthur C. 1983. Fisiologi Manusia dan Mekanismenya
terhadap Penyakit. EGC Penerbit Buku kedokteran : Jakarta.
- Buku Penuntun Praktikum Hematologi FK Unsrat

Anda mungkin juga menyukai