Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RIMAZAHRANI KHAIRUNNISA

NIM : P27824119038
PRODI : D3 KEBIDANAN SUTOMO

Dalam aliran psikoanalisis dari Sigmund Freud, mekanisme pertahanan ego adalah strategi
psikologis yang dilakukan seseorang, sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk
berhadapan dengan kenyataan dan mempertahankan citra-diri. Orang yang sehat biasa
menggunakan berbagai mekanisme pertahanan selama hidupnya. Berikut adalah mekanisme
pertahanan ego menurut Freud :

1) Represi atau Repression


Represi merupakan cara seseorang untuk menahan furstasi yang sedang dirasakan, mimpi
buruk, konflik batin, masalah keuangan dan masalah lain yang bisa menyebabkan
kecemasan. Seseorang nantinya akan berusaha untuk merepresikan perasaan dengan cara
lebih banyak berbicara tentang berita baik dibandingkan berita buruk dan selalu
menekankan hal hal positif dibandingkan negatif. Contoh dari represi adalah saat
seseorang bermimpi jika seseorang yang berarti dalam hidupnya meninggal, maka ini
bisa menyebabkan rasa cemas dalam diri orang tersebut. Agar rasa cemas tersebut bisa
ditekan, maka ia akan menutupinya dengan selalu berpikir positif dan beranggapan jika
hal buruk yang ia pikirkan tidak akan menjadi kenyataan.

2) Pembentukan Reaksi atau Reaction Formation


Seseorang akan membentuk sebuah reaksi pada saat sedang menyembunyikan perasaan
atau motif yang sebenarnya sedang terjadi sekaligus memperlihatkan mimik yang
berbeda dengan ekspresi sebenarnya. Sigmund Freud beranggapan jika bentuk macam
macam sifat manusia dan reaksi dipakai individu yang terlihat bermoral namun
sebenarnya sedang berusaha untuk melawan ketidakmoralan yang sedang dialami.
Sebagai contoh, seorang pemuka sedang ceramah tentang seks bebas di kalangan remaja
namun sebenarnya ia sendirilah yang melakukan hal tersebut. Pembentukan reaksi ini
menjadi jenis mekanisme pertahan diri yang biasanya sangat banyak digunakan oleh
masing masing individu.
3) Fiksasi
Fiksasi adalah bentuk dari pertahanan diri pada saat individu sedang menghadapi sebuah
kondisi tertekan dan membuatnya frustasi hingga cemas sehingga ia tidak lagi bisa untuk
menghadapi hal tersebut. Hal ini nantinya membuat perkembangan normal terhambat
baik untuk sementara bahkan untuk selamanya atau permanen. Fiksasi ini bisa membuat
individu menjadi sangat tergantung dengan individu lainnya sebagai cara
membahagiakan diri sendiri. Sebagai contoh, seorang anak remaja yang diperintahkan
orang tua untuk mencari sebuah pekerjaan sehingga membuat remaja tersebut berpikir
jika nantinya akan ada masalah baru yang muncul khususnya dari dalam diri sesudah ia
bekerja nanti. Seperti contohnya mendapat komplain dari atasan, pekerjaan tidak
diterima, mendapat penghinaan karena pekerjaan yang tiak berkualitas dan sebagainya.
Hal tersebut nantinya akan membuat remaja tersebut terfikasi yang akhirnya membuat ia
tidak lagi mau bekerja baik untuk sementara maupun selamanya.

4) Pengalihan atau Displacement


Pengalihan atau displacement adalah sebuah bentuk pertahanan diri dalam menghadapi
anxientas dengan cara memindahkan objek yang mengancam menuju objek lebih aman .
Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang mendapat teguran dari dosen karena tidak
mengumpulkan tugas sesuai waktu yang sudah ditentukan. Hal ini akan membuat
mahasiswa mencoba mengalihkan perhatian untuk melampiaskan amarahnya dan emosi
dalam psikologi baik dengan bermain atau melakukan sesuatu hal yang disenangi. Inti
dari pengalihan ini adalah berusaha mencari sebuah objek untuk meluapkan amarah, rasa
takut, cemas dan sebagainya pada individu atau sesuatu yang lain.

5) Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme pertahanan diri saat impuls mengakibatkan kecemasan
diluapkan dengan mengalihkan rasa cemas tersebut pada orang lain. Akan tetapi,
proyeksi ini berbeda dengan pengalihan atau displacement. Sebagai contoh, seorang pria
yang menyukai seorang wanita, namun ketika pria tersebut ditanya oleh sahabatnya,
maka pria itu akan berkata jika perempuan tersebut yang menyukai dirinya dan berusaha
untuk mendapatkan dirinya dimana ia sedang berusaha untuk memproyeksikan rasa
cemas yang sedang dihadapi.
6) Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan mekanisme pertahanan diri dimana individu akan berusaha
untuk mencari alasan yang baik demi menjelaskan ego dan jenis emosi yang dimiliki.
Rasionalisasi ini nantinya akan membantu individu tersebut untuk membenarkan tingkah
laku spesifik sekaligus melemahkan rasa kekecewaan yang terjadi. Sebagai contoh,
Seorang murid yang datang telat ke sekolah dan saat ditanya oleh guru maka ia akan
berkata jika terjebak kemacetan. Namun, hal yang sebenarnya terjadi adalah ia telat
bangun tidur dan memakai alasan kemacetan tersebut sebagai sebuah bentuk agar bisa
diterima akal atau rasional.

7) Menyangkal Kenyataan atau Denial


Penyangkalan menjadi tindakan menolak untuk mengakui adanya stimulus yang menjadi
penyebab terjadinya rasa cemas. Jika individu menolak tentang kenyataan, maka ia akan
beranggapan jika hal tersebut tidak ada atau menolak pengalaman yang tidak
menyenangkan agar bisa melindungi dirinya sendiri. Sebagai contoh, seorang anak yang
divonis menderita kanker namun saat ia bertanya pada orang tua, maka orang tuanya akan
berkata jika ia hanya sedang mengalami sakit biasa yang bisa sembuh hanya dengan
minum obat. Orang tua akan berusaha untuk menyangkal kenyataan yang terjadi agar
tidak menyebabkan kecemasan sehingga ia akan berbohong untuk dirinya sendiri
sebagai cara menghilangkan rasa takut berlebihan.

8) Regresi
Regresi adalah respon umum untuk individu yang sedang berada dalam frustasi anak atau
juga bisa terjadi jika individu mendapat tekanan yang kembali ke metode perilaku khas
untuk individu yang lebih muda. Nantinya, individu tersebut akan memberikan respon
seperti layaknya individu yang usianya lebih muda. Contohnya, Seorang anak yang baru
saja mengetahui jika adiknya baru saja dilahirkan, maka ia akan memperlihatkan
beberapa respon seperti menghisap tangannya atau mengompol meski hal tersebut
sebenarnya sudah tidak pernah lagi dilakukan yang juga menjadi salah satu fakta
kepribadian anak pertama. Regresi ini terjadi karena anak tersebut menganggap jika
kelahiran sang adik sebagai sebuah krisis untuk dirinya sendiri.
Dengan regresi atau kemunduran tersebut, maka individu bisa melarikan diri dari keadaan
yang tidak begitu menyenangkan dan kembali lagi ke masa sebelumnya dimana ia
merasakan penuh kasih sayang dan juga rasa aman atau individu memakai regresi karena
belum bisa belajar tentang respons yang lebih efektif untuk menghadapi sebuah masalah
dan sedang berusaha untuk mencari perhatian.

9) Fantasi
Fantasi yang mungkin sedang dialami individu, maka akan sering merasa seperrti
mencapai sebuah tujuan, cara menghilangkan beban pikiran dan bisa menghindarkan
dirinya sendiri terhadap hal yang kurang menyenangkan yang akhirnya menyebabkan
rasa cemas dan frustasi bisa terjadi. Individu nantinya akan sering melamun tentang
banyak hal dan terkadang akan menemukan jika lamunan yang dikreasikan jauh lebih
menarik dibandingkan dengan kenyataan yang sedang terjadi. Namun, jika fantasi
memang dilakukan dalam batasan yang normal dan berada dibawah pengendalian
kesadaran baik, maka fantasi bisa berbuah sehat untuk mengatasi stres yang cukup
membantu.

10) Intelektualisasi
Jika seorang individu memakai mekanisme pertahanan diri intelektualisasi, maka
nantinya indivdu tersebut akan menghadapi sebuah situasi yang semestinya bisa
menimbulkan perasaan sangat tertekan dengan cara analitik, intelektual dan juga agar
menjauh dari sebuah persoalan. Individu akan menghadapi sebuah situasi yang lebih
bermasalah sehingga situasi tersebut akan menjadi pelajaran atau karena individu tersebut
ingin mengetahui apa yang sebenarnya sehingga tidak terlalu terlibat dalam persoalan
tersebut secara emosional. Dengan mekanisme intelektualisasi tersebut, individu bisa
mengurangi pengaruh tidak menyenangkan untuk dirinya sendiri sebagai cara mengatasi
stres dan depresi dan sekaligus memberikan kesempatan untuk dirinya agar lebih bisa
meninjau masalah lebih obyektif.

11) Menghapuskan atau undoing


Mekanisme yang dilakukan individu yang secara simbolis mengkompensasikan
tindakan atau pikiran yang dicap buruk oleh masyarakat atau egonya sendiri. Sebagai
contoh, suami yang selingkuh dan kemudian memberikan banyak hadiah untuk
istrinya agar tidak diketahui.

12) Simpatisme
Usaha untuk memperoleh simpati dari orang lain yakni dengan bercerita tentang segala
kesedihan dan kesulitan yang dihadapi. Sebagai contoh, seorang wanita yang
menangis terlalu berlebihan sebagai bentuk ciri ciri depresi berat pada sahabatnya
tentang masalah perselingkuhan yang dilakukan oleh kekasihnya dengan harapan agar
sahabatnya bisa bersimpati kemudian menegur kekasih individu tersebut.

13) Sublimasi
Adalah kehendak atau pikiran yang sadar namun tidak bisa diterima masyarakat luas
dan disalurkan menjadi aktifitas bernilai sosial. Contohnya, seseorang yang senang
berkelahi kemudian beralih menjadi atlet bela diri.

14) Negativisme
Proses seseorang menggunakan emosi dalam bentuk ego diri sendiri yang kemudian
akan dianggap sebagai unsur kepribadian diri sendiri. Sebagai contoh, Anak yang
sedang kesal dengan temannya kemudian memukuli dirinya sendiri untuk
melampiaskan kekesalannya tersebut.

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Mekanisme_pertahanan_ego

https://dosenpsikologi.com/jenis-mekanisme-pertahanan-diri

https://rudicahyo.com/psikologi-artikel/mekanisme-pertahanan-ego-dalam-psikoanalisa-freud/

Anda mungkin juga menyukai