Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN KEJURUAN

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kajian Teknologi dan Vokasi yang diampu oleh Dr. H. Danny Meirawan M.Pd

disusun oleh
Yudha Maulana Rahayu
(1807602)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
oenyayang, penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
meyelesaikan makalah Pendidikan Kejuruan ini dengan baik

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pepmbuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi materi
maupun segi penyusunan kalimat serta tata bahasa, Oleh karena itu penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini.

Garut, April, 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................1
1.3 Pembatasan Masalah......................................................................1
1.4 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.5 Tujuan ...........................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................3


2.1 Sekolah Menengah Kejuruan..........................................................3
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................4
3.1 Pendidikan Kejuruan.......................................................................4
3.2 Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan...................................8
BAB IV PENUTUP......................................................................................11
4.1 Kesimpulan....................................................................................11
4.2 Saran..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang memfokuskan peserta didik


memiliki keahlian di bidang yang diminatinya.Pendidikan kejuruan ini dapat
ditemukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk tingkat Sekolah
Menengah. Dalam SMK terdapat beeberapa bidang yang disediakan untuk
mengasah keahlian dari peserta didik yang mempunyai minat ataupun bakat.
Bidang sipil atau bidang bangunan merupakan salah satu bidang yang umum dan
banyak diminati oleh peserta didik dikarenakan prospek kerja yang berpeluang
dalam sekolah menengah kejuruan. Dalam keahlian yang diminati oleh peserta
didik terdapat sub bagian khusus atau kompetensi keahlian yang harus dipilih oleh
peserta didik sebagai keahlian khusus seperti Konstruksi gedung, sanitasi dan
perawatan, Bisnis konstruksi dan properti, Konstruksi jalan, irigasi dan jembatan,
dan Desain pemodelan dan informasi bangunan. Dalam menyelenggarakan
pembelajaran kompetensi keahlian ini tentunya terdapat beberapa tahapan
penerapan yang harus dilaksanakan oleh tenaga pendidik agar peserta didik dapat
dengan maksimal memahami dan dapat menerapkan ilmu dari pembelajaran
kompetensi keahlian ini dengan baik karena peserta didik dari pendidikan
kejuruan akan terjun langsung ke dunia pekerjaan.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang yang telah diuraikan maka diidentifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Kurang memahami tentang pendidikan kejuruan.
2. Kurang memahami tentang kompetensi keahlian.
3. Kurang memahami tentang tahapan penerapan kompetensi keahlian
konstruksi gedung, sanitasi dan perawatan.

1.3 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah dari makalah ini dibatasi dengan difokuskan kepada
hal berikut.

1
2

1. Pendidikan kejuruan,
2. Kompetensi Keahlian,
3. Tahapan penerapan kompetensi keahlian.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut
1. Apa itu pendidikan kejuruan?
2. Apa itu kompetensi keahlian konstruksi gedung, sanitasi dan perawatan?
3. Bagaimana tahapan penerapan kompetensi keahlian tersebut?

1.5 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Memahami definisi pendidikan kejuruan.
2. Memahami kompetensi keahlian konstruksi gedung, sanitasi dan
perawatan.
3. Memahami dan mengetahui tahapan penerapan kompetensi keahlian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sekolah Menengah Kejuruan


Penjelasan Undang-undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
nomor 20 tahun 2003 mengenai tujuan pendidikan nasional pasal 3 dan penjelasan
pasal 15, menyebutkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
pada bidang tertentu. SMK menyiapkan peserta didik menjadi manusia produktif
yang dapat bekerja sesuai bidang keahliannya setelah melalui proses pendidikan.
Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta
didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai moral, dan keyakinan yang
diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut kearah yang
sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Oleh karena itu, rumusan
tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan
budaya dan karakter bangsa.

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang


pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa
untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan
mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, sekolah menengah
kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan
dengan jenis-jenis lapangan kerja (PP No 29 Tahun 1990).

3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pendidikan Kejuruan
3.3.1 Definisi Pendidikan kejuruan

Banyak istilah terkait dengan pendidikan kejuruan antara lain,


vocational education, technical education, professional education, dan
occupational education. Huges sebagaimana dikutip oleh Soeharto (1988:1)
mengemukakan vocational education (pendidikan kejuruan) adalah
pendidikan khusus yang program-programnya atau materi pelajarannya
dipilih untuk siapapun yang tertarik untuk mempersiapkan diri bekerja
sendiri, atau untuk bekerja sebagai bagian dari suatu grup kerja. Sejalan
dengan pendapat tersebut Evans sebagaimana dikutip Muliati (2007:7)
mengemukakan pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan
yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu
kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang
pekerjaan lain. Hamalik (1990:24), mengemukakan pendidikan kejuruan
adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar keterampilan dan
kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja yang dipandang
sebagai latihan keterampilan. Djohar (2007:1285) mengemukakan pendidikan
kejuruan adalah suatu program pendidikan yang menyiapkan individu peserta
didik menjadi tenaga kerja yang profesional.

Menurut UU No.20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan


kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama agar siap bekerja dalam bidang tertentu. Bidang tertentu
merupakan bidang yang dipilih dan dipelajari selama peserta didik berada di
lembaga pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan merupakan subsistem
pendidikan yang secara khusus membantu peserta didik dalam
mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja.

3.3.2 Urgensi Pendidikan Kejuruan

Berdasarkan batasan pendidikan kejuruan telah nampak adanya tuntutan


pendidikan tersebut untuk mempersiapkan tenaga terampil tingkat menengah.
4
5

Keberadaan lembaga pendidikan yang mempersiapkan tenaga kerja ini, selaras


dengan tuntutan masyarakat akan adanya kerja. Soeharto (1988:3)
mengemukakan empat argumentasi teoretik tentang perlunya pendidikan
kejuruan. Pertama, manusia menuntut adanya pekerjaan karena adanya
kebutuhan (need) perlunya aktivitas, kebebasan, kekuasaan, pengakuan sosial
dan rasa senang. Kedua, manusia terdorong kerja karena tiga aspek yakni,
material, bekerja sama, dan jatidiri (ego); Ketiga, dorongan untuk bekerja
karena psikologi, keamanan, rasa memiliki dan cinta, kepentingan, respek,
harga diri serta kebebasan, ingin informasi, mengerti, kecintaan dan keindahan
serta aktualisasi diri pribadi. Keempat, demikian mendesak manusia akan
perlunya kerja, yang dapat diartikan juga sedemikian mendesaknya manusia
akan keberadaan pendidikan kejuaraan untuk persiapan bekerja.

3.3.3 Karakteristik Pendidikan Kejuruan

Menurut Prosser dan Quingley menjelaskan perbandingan karakteristik


antara pendidikan kejuruan dengan pendidikan umum yangmana terdapat lima
karakteristik yang sekaligus menjadi pembeda antara pendidikan kejuruan
dengan pendidikan umum yang akan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.1
Karakteristik Pendidikan Kejuruan dibandingkan dengan Pendidikan Umum

Faktor
Pendidikan Umum Pendidikan Kejuruan
Pembeda
Mempersiapkan siswa untuk
Mempersiapkan siswa
Tujuan hidup secara lebih cerdas sebagai
untuk bekerja secara lebih
pengendalian warga negara dan memahami
efisien
serta memnikmati hidupnya
Materi yang Memberikan pelatihan mengenai Memberikan pelatihan
diajarkan informasi umum yang diperlukan khusus dalam hal
sebagai latar belakang untuk keterampilan dan
kehidupan dan pelatihan dalam pengetahuan yang berguna
perangkat-perangkat umum untuk setiap pekerjaan
pembelajaran yang diperlukan tertentu
6

siswa untuk bekal belajar lebih


lanjut mengenai kehidupan
Melayani semua orang selama Diberikan bagi mereka
periode wajib belajar sampai yang bersiap-siap untuk
Kelompok
SMA (usia 16-17 tahun), terlepas jenis pekerjaan tertentu
yang dilayani
dari minat dan rencana yang atau telah bekerja di
bersifat kejuruan bidang tersebut
Menggunakan
pengalaman sebagai
metode utama.
Pengalaman dalam
Sangat menekankan pada apa
melakukan suatu
yang dapat disebut metode
Metode pekerjaan untuk
membaca dan mengingat kembali
pengajaran mengembangkan
(reciting). Membaca untuk
dan keterampilan dan dalam
mendapatkan informasi dan
pembelajaran memikirkan kinerja dalam
reciting untuk menafsirkan serta
suatu pekerjaan, sehingga
menyimpannya di dalam ingatan
mendapatkan pemahaman
dan inisiatif penuh dalam
memecahkan masalah-
masalah pekerjaan
Secara umum, muatan dan metode Merupakan dasar dari
dalam pendidikan umum muncul konsep psikologi bahwa
saat pendidik mengacu pada benak (mind) merupakan
konsep psikologi umum mengenai suatu mesin pembentuk
Psikologi kemampuan mental umum yang kebiasaan yang diajarkan
fundamental diyakini dapat berkembang baik melalui kebiasaan praktik
dengan menguasai materi-materi dari tindakan dan
tradisional yang disusun dan pemikiran untuk mencapai
diajarkan sebagai disiplin ilmu tujuan yang diminati oleh
formal pembelajar
Sumber: Prosser dan Quigley (1950:10)
7

Disamping pendapat prosser dan Quingley terdapat pendapat lain


yangmana dapat dijadikan referensi pertimbangan yaitu menurut Djohar
(2007:1295-1297) Karakteristik pendidikan kejuruan menurut adalah sebagai
berikut.

a. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang memiliki sifat untuk


menyiapkan penyediaan tenaga kerja. Oleh karena itu orientasi
pendidikannya tertuju pada lulusan yang dapat dipasarkan di pasar kerja.
b. Justifikasi pendidikan kejuruan adalah adanya kebutuhan nyata tenaga kerja
di dunia usaha dan industri.
c. Pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan kejuruan mencakup
domain afektif, kognitif, dan psikomotorik yang diaplikasikan baik pada
situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar mengajar, maupun situasi
kerja yang sebenarnya.
d. Keberhasilan pendidikan kejuruan diukur dari dua kriteria, yaitu
keberhasilan siswa di sekolah (in-school success), dan keberhasilan siswa di
luar sekolah (out-of school success). Kriteria pertama meliputi keberhasilan
siswa dalam memenuhi persyaratan kurikuler, sedangkan kriteria kedua
diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di
dunia kerja yang sebenarnya.
e. Pendidikan kejuruan memiliki kepekaan/daya suai (responsiveness)
terhadap perkembangan dunia kerja. Oleh karena itu pendidikan kejuruan
harus bersifat responsif dan proaktif terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi, dengan menekankan kepada upaya adaptabilitas dan fleksibilitas
untuk menghadapi prospek karir anak didik dalam jangka panjang
f. Bengkel kerja dan laboratorium merupakan kelengkapan utama dalam
pendidikan kejuruan, untuk dapat mewujudkan situasi belajar yang dapat
mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif.
g. Hubungan kerjasama antara lembaga pendidikan kejuruan dengan dunia
usaha dan industri merupakan suatu keharusan, seiring dengan tingginya
tuntutan relevansi program pendidikan kejuruan dengan tuntutan dunia
usaha dan industri.
8

3.2 Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan


3.2.1 Definisi

Kompetensi Keahlian Konstruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan


merupakan suatu jurusan di SMKN Program keahlian bangunan yang
mempelajari tentang konstruksi pada bangunan gedung dengan berbagai
komponen didalamnya seperti sanitasi dan cara perawatannya.

3.2.2 Tahapan Penerapan Konstruksi Gedung, Sanitasi dan Perawatan

Tahapan penerapan mata pelajaran kompetensi keahlian konstruksi


gedung, sanitasi dan perawatan menggunakan buku panduan Teknik
Konstruksi Bangunan gedung yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Isi buku Teknik Konstruksi Bangunan Gedung
ini merupakan informasi yang tersusun secara holistik mengenai ilmu,
informasi, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam konstruksi bangunan
gedung. Terdiri dari 16 bab yang membahas satu demi satu konsep dan
inovasi pada proses pembuatan konstruksi bangunan gedung dengan
dilengkapi gambar untuk memperjelas narasi yang disajikan. Urutan bab buku
disesuaikan dengan tata urut pekerjaan konstruksi bangunan gedung di
lapangan, dimulai dari dasar perencanaan, uitzet dan bouwplank, pondasi,
sloof, pasangan dinding, kolom, ring balok, kosen pintu dan jendela, kuda-
kuda, atap, finishing dinding, tangga, plafon, lantai, sanitair dan rioolering,
dan instalasi listrik. Konsep dasar pengerjaan bangunan gedung dan inovasi
yang terjadi di lapangan dipadukan menjadi suatu informasi yang menyatu,
sehingga buku ini memiliki nuansa yang berbeda dari buku-buku terdahulu
yang juga membahas mengenai konstruksi bangunan gedung. Buku ini dibagi
menjadi 3 jilid yangmana satu jilid digunakan untuk pembelajaran 2 semester.

Disamping mata pelajaran konstruksi gedung terdapat materi – materi


yang lain yaitu Mekanika Teknik, Statistika, Teknik Pengukuran Tanah,
Estimasi Biaya konstruksi, Sanitasi, dan perawatan gedung juga produk
Kreatif dan Kewirausahaan. Berdasarkan sumber yang didapatkan dari website
SMKN 3 Semarang yangmana terdapat Tahapan pembelajaran yang
9

dilaksanakan pada program keahlian konstruksi gedung, sanitasi dan


perawatan yaitu sebagai berikut.

1. Menerapkan dasar dasar gambar teknik


2. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
3. Menerapkan ilmu statistika dan tegangan
4. Mengidentifikasi ilmu bangunan gedung
5. Memahami bahan bangunan
6. Melaksanakan pengukuran konstruksi
7. Melaksanakan pekerjaan batu dan kayu
8. Menerapkan dasar dasar gambar teknik
9. Menerapkan ilmu statistika dan tegangan
10. Mngidentifikasi ilmu bangunan gedung
11. Memahami bahan bangunan
12. Menggunakan peralatan tangan & mekanik listrik pada konstruksi
batu, kayu dan beton
13. Melaksanakan pekerjaan plumbing
14. Menghitung konstruksi sederhana
15. Menerapkan dasar-dasar gambar teknik dengan autocad
16. Membuat gambar pelaksanaan konstruksi
17. Menyusun Renc. Anggaran biaya (RAB) konstruksi
18. Melaksanakan pekerjaa perancah
19. Melaksanakan pekerjaan pembesian
20. Melaksanakan pengecoran beton
21. Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan
22. Merencanakan pekerjaan kontruksi kayu
23. Membuat gambar pelaksanaan kontstruksi
24. Menyusun Renc. Anggaran biaya (RAB) konstruksi
25. Menggunakan peralatan tangan & mekanik listrik pada konstruksi
batu, kayu dan beton
26. Mengelola pekerjaan konstruksi
27. Melaksanakan pemeriksaan bahan bangunan
28. Mengelola pekerjaan konstruksi
10

29. Melaksanakan pekerjaan scafolding


30. Melaksanakan pekerjaan pembesian
31. Melaksankan pengecoran beton.

Dari poin – poin yang telah dipaparkan dapat dipahami bagaimana tahapan
penerapan yang dilakukan oleh penyelenggara pendidikan kejuruan untuk
memberikan upaya pembelajara yang maksimal terhadap peserta didik agar
menghasilkan lulusan yang mampu bekerja dengan baik dan memahami tentang
keahlian yang diminati.

Program keahlian konstruksi gedung, sanitasi dan perawatan memiliki


jangka waktu yang berbeda dengan pendidikan kejuruan program keahlian bidang
lain ataupun dengan pendidikan umum, karena program keahlian ini
menggunakan jangka waktu pembelajaran 4 tahun.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terdapat banyak sekali pendapat yang mengemukakan tentang pendidikan
kejuruan namun penjelasan yang lebih jelas adalah penjelasan menurut UU No. 20
tahun 2003 yang menjelaskan bahwa Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama agar siap bekerja dalam
bidang tertentu. Bidang tertentu merupakan bidang yang dipilih dan dipelajari
selama peserta didik berada di lembaga pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan
merupakan subsistem pendidikan yang secara khusus membantu peserta didik
dalam mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja. Adapun urgensi yang
dikemukakan oleh soeharto bahwa adanya tuntutan pendidikan tersebut untuk
mempersiapkan tenaga terampil tingkat menengah dikarenakan Keberadaan
lembaga pendidikan yang mempersiapkan tenaga kerja ini, selaras dengan
tuntutan masyarakat akan adanya kerja juga terdapat lima karakteristik pembeda
antara pendidikan kejuruan dengan pendidikan umum yaitu ditinjau dari tujuan,
materi, kelompok yang dilayani, metode pembelajaran, dan psikologi
fundamental. Kompetensi keahlian Konstruksi gedung, sanitasi dan perawatan
merupakan jurusan dalam keahlian sipil atau bangunan yangmana penerapan nya
dilakukan bertahap dari mulai penggambaran, identifikasi bahan bangunan,
praktikum, perencanaan anggaran biaya sampai pengelolaan pekerjaan. Terdapat
materi pembelajaran yang lain seperti pembelajaran umum keagamaan juga materi
khusus seperti ilmu statistika, mekanika teknik, pengukuran tanah, dan
sebagainya, jangka waktu pembelajaran dalam kompetensi keahlian ini adalah 4
tahun.

4.2 Saran
Dalam menerapkan pembelajaran pada kompetensi keahlian ini diperlukan
rencana yang matang dan metode pembelajaran yang menarik agar peserta didik
dapat memahami dengan benar karena mata pelajaran yang terdapat dalam

11
12

kurikulum kompetensi keahlian ini akan digunakan langsung oleh peserta didik
setelah lulus dari SMK.
13

DAFTAR PUSTAKA
UU No 20 Tahun 2003

Soeharto. (1988). Desain Instruksional sebuah Pendekatan Praktis untuk


Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidkan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi, Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Thamrin. A.G (2008). Teknik Konstruksi Bangunan Gedung.Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Djohar, A. (2007). Pendidikan Teknologi dan Kejurua. dalam Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Hal. 1285-1300.

Hamalik, O. (1990). Pendidikan Tenaga Kerja Nasional: Kejuruan,


Kewirausahaan dan Manajemen. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Prosser, C.A. & Quigley, T.H. (1950). Vocational Education in a Democracy.


Revised Edition. Chicago: American Technical Society.

Muliati A.M. (2007). Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda: Suatu


Penelitian Evaluatif berdasarkan Stake’s Countenance Model Mengenai
Program Pendidikan Sistem Ganda pada sebuah SMK di Sulawesi
Selatan (2005/2007). [Online]. Tersedia: http://www.damandiri.or.id/file/
muliatyunjbab.pdf

PP No 29 Tahun 1990

Konstruksi gedung, Sanitasi, dan Perawatan [online] diakses dari sumber website :
http://web.smkn3smg.sch.id/konstruksi-gedung-sanitasi-dan-perawatan/

Anda mungkin juga menyukai