Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 13, Nomor 1, Bulan Mei 2019

SINTESIS SILIKA XEROGEL DARI ABU DAUN BAMBU SEBAGAI


ADSORBEN URANIUM

Kartini Megasari1*, Hera Herdiyanti1, Gustri Nurliati2, Ambar Kadarwati1, Deni


Swantomo1
1
STTN-BATAN, Kawasan BATAN Yogyakarta, Depok, Sleman, Yogyakarta
2
PTLR-BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong Gedung 50, Tangerang Selatan, Banten
*Email : kartinimega@batan.go.id

ABSTRAK

SINTESIS SILIKA XEROGEL DARI ABU DAUN BAMBU SEBAGAI ADSORBEN


URANIUM. Telah dilakukan penelitian tentang sintesis silika xerogel dari abu daun bambu dengan metode
sol gel menggunakan prekursor natrium silikat untuk adsorpsi limbah simulasi uranium. Abu daun bambu
mangandung sekitar 58% silika yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan silika xerogel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH dan waktu aging serta mengetahui karakter
silika xerogel, model isoterm adsorpsi, dan termodinamika adsorpsi uranium oleh silika xerogel.
Karakterisasi silika xerogel yang dilakukan adalah menentukan gugus fungsi, uji kristalinitas dan luas
permukaannya. Identifikasi gugus fungsi dan struktur kristal menggunakan FTIR dan XRD. Luas permukaan
silika xerogel ditentukan dengan metode metilen biru dan BET. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis
silika xerogel terjadi pada pH optimum 7 dengan waktu aging optimum 3 jam. Hasil karakterisasi silika
xerogel pada keadaan optimum menunjukkan luas permukaan sebesar 177,2858 m 2/g. Spektra Infra Red
silika xerogel hasil sintesis mengandung gugus silanol (Si-OH) dan siloksan (Si-O-Si) serta data XRD
menunjukkan silika xerogel berstruktur amorf. Hasil percobaan menunjukkan bahwa adsorpsi uranium
dengan silika xerogel mengikuti model isoterm Freundlich. Berdasarkan kajian termodinamika terhadap nilai
∆H, ∆S, dan ∆G, adsorpsi limbah uranium dengan adsorben silika xerogel dari abu daun bambu merupakan
fisisorpsi yang berlangsung secara tidak spontan pada reaksi endoterm.

Kata kunci: adsorpsi, uranium, silika xerogel, abu daun bambu.

ABSTRACT

SYNTHESIS OF SILICA XEROGEL FROM BAMBOO LEAF ASH FOR URANIUM


ADSORBEN. Synthesis of xerogel silika from bamboo leaf ash by sol gel method using precursor sodium
silikate has been conducted for uranium simulation waste adsorption. Bamboo leaf ash contains about 58%
silika and can be used as raw material for synthesis silika xerogel. The influence of pH, aging time,
characteristics, isoterm adsorption model and thermodinamics uranium adsorption using silika xerogel.
Characterization of silika xerogel are identification of functional group, crystal structure, and determination
of surface area. Identification of functional group and crystal structure were identified by FTIR and XRD.
Surface area were determined by methylene blue methode. Result showed that synthesis xerogel silika
occurred optimum pH 7 and optimum aging time 3 hours. The optimum condition surface area was 177,2858
m2/g. Based on the IR spectra xerogel silika contained silanol (Si-OH) and siloxane (Si-O-Si) and XRD data
showed that xerogel silika were amorphous. The results show that Langmuir model is more acceptable than
Freundlich model. Based on the thermodynamic analysis on the values of ∆H, ∆S, and ∆G, the adsorption of
uranium waste with adsorbent of silica xerogel from bamboo leaf ash is a physisorption type, non-
spontaneous process, and endothermic reactions.

Key words: Adsorption, uranium, silika xerogel, bamboo leaf ash.

Kartini Megasari dkk. 27


JURNAL FORUM NUKLIR (JFN), VOLUME 13, NOMOR 1, MEI 2019

dengan cara pengolahan kimia adalah


PENDAHULUAN pertukaran ion dengan proses adsorpsi. Pada
proses adsorpsi, tidak terjadi penambahan
Pada saat ini teknologi nuklir semakin volume limbah dan tidak menghasilkan produk
banyak digunakan di berbagai bidang samping seperti endapan yang memerlukan
diantaranya untuk industri, kedokteran, pengolahan lebih lanjut. Proses adsorpsi
pertanian dan pembangkit listrik tenaga nuklir limbah radioaktif cair melibatkan interaksi
(PLTN). Konsekuensi dari pemanfaatan antara adsorben dan adsorbat secara fisika
teknologi nuklir dalam berbagai bidang yaitu maupun kimia. Beberapa material yang bisa
timbulnya limbah radioaktif yang perlu digunakan sebagai adsorben adalah karbon
dikelola dengan baik agar aman bagi manusia aktif, magnet, komposit magnet dan silika [3].
dan lingkungan. Silika xerogel adalah salah satu material
Badan Tenaga Nuklir Nasional yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben
(BATAN) adalah salah satu instansi karena memiliki struktur polimer berbentuk
pemerintah yang memanfaatkan teknologi amorf serta memiliki sisi aktif berupa gugus
nuklir dalam berbagai bidang, diantaranya silanol dan siloksan. Silika xerogel biasanya
dalam bidang produksi radioisotop, produksi memiliki porositas yang tinggi (15-50%) dan
bahan bakar nuklir, pengujian bahan bakar luas permukaan yang sangat besar (150-900
paska iradiasi, dan proses pemurnian uranium m2/g) dan ukuran pori yang sangat kecil (1-10
dari yellow cake. Selain itu, sektor industri juga nm).
turut berperan menyumbang limbah radioaktif Sintesis silika xerogel bisa dilakukan
uranium seperti pada industri fosfat[1]. dari bahan-bahan yang memiliki kandungan
Limbah uranium yang dihasilkan silika tinggi seperti abu daun bambu. Hasil
biasanya berupa limbah radioaktif cair. Selain analisis abu daun bambu menggunakan X-Ray
bersifat radioaktif, limbah tersebut juga Fluoresence (XRF) menunjukkan bahwa silika
memiliki toksisitas yang tinggi terhadap yang terkandung dalam abu daun bambu
lingkungan maupun kesehatan. Hal ini sebesar 58,3%. Hal tersebut memberikan
dikarenakan uranium yang merupakan unsur informasi bahwa daun bambu berpotensi untuk
alam bersifat radioaktif dengan waktu paruh dijadikan salah satu sumber silika [4].
panjang sekitar 4,46 miliar tahun, bersifat tidak
stabil, dan dapat meluruh menjadi unsur lain DASAR TEORI
dengan memancarkan partikel alpha. Radiasi
yang berasal dari uranium dapat menyebabkan Sol Gel
kerusakan ginjal, kanker (hati, paru-paru,
tulang, dan darah), kerusakan genetik, Proses sol-gel merupakan proses
gangguan hormon dan mengurangi jumlah sel pencampuran pembentukan senyawa anorganik
darah [2]. melalui reaksi secara kimia dalam larutan pada
Untuk meminimalisir dampak suhu rendah. Pada proses tersebut terjadi
bahayanya, maka perlu dilakukan pengolahan proses perubahan fasa dari suspensi koloid
terhadap limbah radioaktif. Pengolahan (sol) membentuk fasa cair kontinyu (gel). Sol
limbah radioaktif cair yang paling sering adalah suspensi koloid yang fasa terdispersinya
dilakukan adalah dengan cara pengolahan berbentuk solid (padat) dan fasa
kimia, salah satunya melalui proses koagulasi- pendispersinya berbentuk liquid (cairan).
flokulasi. Kelebihan dari pengolahan limbah Suspensi dari partikel padat atau molekul-
radioaktif cair dengan metode koagulasi molekul koloid dalam larutan, dibuat dengan
flokulasi adalah biayanya yang lebih murah metal alkoksi dan dihidrolisis dengan air,
dan logam terlarut dalam limbah bisa ikut menghasilkan partikel padatan metal
terendapkan. Namun demikian, metode ini hidroksida dalam larutan. Proses sol-gel
masih memiliki beberapa kekurangan berlangsung melalui langkah-langkah sebagai
diantaranya volume limbah dan timbulnya berikut [5].
endapan sebagai hasil akhir. 1. Hidrolisis dan kondensasi
Metode pengolahan limbah radioaktif 2. Gelation (transisi sol-gel)
lainnya yang bisa digunakan untuk mengatasi 3. Aging (pertumbuhan gel)
kelemahan pengolahan limbah radioaktif cair 4. Drying (pengeringan)

28 Sintesis Silika…
Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 13, Nomor 1, Bulan Mei 2019

Metode sol gel mampu mendapatkan dan pematangan. Proses pembuatan xerogel
silika xerogel dari pasir kuarsa dengan diawali dengan pengambilan silika dari abu
kemurnian 99% dan hasil uji FTIR terhadap daun bambu dengan cara dikalsinasi pada
silika xerogel bahwa menunjukkan adanya suhu 700°C. Silika yang didapatkan kemudian
gugus silanol dan siloksan [6]. Dengan direaksikan dengan NaOH untuk mendapatkan
menggunakan proses sol-gel ini dapat natrium silikat sebagai prekursor sesuai dengan
diperoleh material dengan pori seragam dan Persamaan (1).
luas permukaan tinggi serta dapat berlangsung 2NaOH(l) + SiO2 (s) → Na2SiO3 (s) + H2O (l) (1)
pada temperatur rendah sekaligus komposisi
bahan dapat langsung dikontrol dengan mudah. Pada reaksi hidrolisis, akan terbentuk
Silika Xerogel gugus aktif silanol (SiOH) akibat reaksi antara
natrium silikat dengan air. Sebagai kalatis
Silika xerogel adalah hidrogel yang digunakan larutan HCl 1N untuk mempercepat
dihilangkan kandungan airnya secara reaksi. Gugus silanol akan terpolimerasi
konvensional untuk mendapatkan gel menjadi gugus siloksan (Si-O-Si) selama
keringnya dengan menaikkan temperatur tahapan kondensasi dan menghasilkan gel.
ataupun menaikkan tekanan sehingga air dapat Setelah terbentuk gel, pematangan gel
keluar dan membentuk gel keringnya [5]. dilakukan pada suhu 80°C selama 3 jam
Silika xerogel biasanya memiliki kemudian dikeringkan secara pemanasan pada
porositas yang tinggi (15-50%) dan luas suhu 100°C untuk mendapatkan xerogel.
permukaan yang sangat besar (150-900 m2/g) Beberapa parameter yang berpengaruh
dan ukuran pori yang sangat kecil (1-10 nm). pada sintesis silika xerogel adalah pH dan
Pemanasan silika xerogel pada suhu tinggi waktu aging. pH dan waktu aging dapat
menghasilkan sintering kental dan efektif mempengaruhi luas permukaan dari silika
mengubah gel berpori menjadi gelas padat. xerogel yang dihasilkan [8].
Silika xerogel memiliki banyak aplikasi Uranium
antara lain yaitu sebagai adsorben, katalis,
kromatografi kolom, pada kosmetik, dan juga Uranium termasuk unsur dalam deret
pada bidang farmasi. Silika xerogel termasuk aktinida yang mempunyai lebih dari satu
dalam jenis dari silika gel. Silika xerogel bilangan oksidasi. Isotop yang menyusun
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya [7]: uranium alam, yaitu U235 sebanyak 0,7% dan
1. lebih mudah dibuat; U238 sebanyak 99,3%. Isotop U235 merupakan
2. bahan-bahan dasar yang digunakan bahan bakar dapat belah yang bisa
mudah diperoleh; menghasilkan sejumlah energi dan hasil belah
3. tidak menggunakan bahan-bahan yang radioaktif. Isotop U238 apabila menangkap
organik sehingga tidak akan neutron dapat berubah menjadi Pu239 yang bisa
menimbulkan limbah dari hasil samping digunakan sebagai bahan bakar nuklir yang
pembuatan; baru [9].
4. tidak memakan biaya cukup banyak; dan Ion uranil adalah bentuk uranium yang
5. pengeringan dilakukan pada suhu yang paling umum ditemukan dalam limbah
tidak terlalu tinggi. radioaktif yang berasal dari pertambangan,
instalasi nuklir dan pemurnian uranium. Ion
Struktur, kepadatan, dan kekuatan uranil dapat berinteraksi dengan gugus silika
mekanik pada silika xerogel sangat menghasilkan suatu kompleks uranil silika.
dipengaruhi oleh pH gelasi dan konsentrasi Gugus silanol atau ≡Si(OH)2 merupakan gugus
silika [5]. Semakin besar pH yang digunakan aktif adsorpsi yang rentan kehilangan satu
akan menghasilkan luas permukaan silika proton. Proton dari gugus silanol bisa berikatan
xerogel yang lebih besar [8]. dengan ion uranil membentuk kompleks
Sintesis Silika Xerogel ≡Si(OH)2UO2OH [10]. Reaksi yang terjadi
adalah sesuai Persamaan (2).
Pada proses pembuatan silika xerogel
≡Si(OH)2 + UO22+ + H2O → ≡Si(OH)2UO2OH (2)
dengan metode sol-gel, akan melalui empat
tahapan yaitu hidrolisis, kondensasi, aging,

Kartini Megasari dkk. 29


JURNAL FORUM NUKLIR (JFN), VOLUME 13, NOMOR 1, MEI 2019

Adsorpsi METODE PENELITIAN

Adsorpsi merupakan suatu gejala Alat dan Bahan


permukaan dengan penyerapan atau penarikan
molekul-molekul gas atau cairan pada Alat yang digunakan dalam penelitian
permukaan adsorben. Adsorben merupakan ini adalah peralatan gelas, furnace, neraca
suatu bahan (padatan) yang dapat analitik, oven, spektrofotometer UV-VIS, X-
mengadsorpsi adsorbat. ray Diffraction (XRD), dan Surface Area
Pada proses adsorpsi terjadi perpindahan Analyzer (SAA).
massa dari fluida (dapat berupa fasa gas atau Bahan yang digunakan dalam penelitian
cairan) ke fasa padatan. Solut yang terserap ini antara lain daun bambu, HCl, NaOH,
pada permukaan padatan disebut dengan metilen biru, dan uranil nitrat.
adsorbat sedangkan padatan penyerap disebut Langkah Kerja
dengan adsorben. Dalam adsorpsi terjadi
proses pengikatan oleh permukaan adsorben Preparasi Abu Daun Bambu
padatan terhadap atom-atom, ion-ion, atau
molekul-molekul adsorbat dengan gaya Abu daun bambu diperoleh dari daun
intermolekular yang lemah. bambu yang sudah direndam dengan HCl 0,1 N
Molekul-molekul adsorben berpindah dicuci bersih dengan air mengalir, dikeringkan
dari fase bagian terbesar larutan ke permukaan dalam oven kemudian disintering pada suhu
interface, yaitu lapisan film yang melapisi 700°C selama 1 jam. Kalsinasi dimulai dari
permukaan adsorben atau eksernal. Molekul- suhu 100°C selama 1 jam kemudian suhu
molekul adsorbat dipindahkan dari permukaan dinaikkan dengan interval 50°C hingga suhu
luar adsorben menyebar menuju pori-pori 400°C dan ditahan selama 1 jam. Suhu mulai
adsorben dan molekul adsorbat akan menempel dinaikkan kembali dengan interval 50°C hingga
pada permukaan pori-pori adsorben. Proses 600°C dan ditahan selama 1 jam kemudian
adsorpsi dijelaskan pada Gambar 1. dinaikkan hingga 700°C. Silika dari abu daun
bambu akan berupa serbuk berwarna merah
muda.
Abu daun bambu yang dihasilkan
selanjutnya dikarakterisasi menggunakan
Spektroskopi X-Ray Flouresence untuk
mengetahui komposisinya. Hasil analisis
terhadap abu daun bambu ditunjukan pada
Tabel 1.
Tabel. 1. Komposisi Abu Daun Bambu
Analit Hasil (%)

Si 48,217
O 48,171
Gambar. 1. Skema Proses Adsorpsi [11] Ca 1,182
S 0,856
Al 0,797
Fe 0,290
Sifat ikatan antara adsorben dan adsorbat K 0,240
tergantung pada jenis adsorpsi yang terjadi. P 0,080
Jenis adsorpsi yang mungkin terjadi adalah Cu 0,045
Ti 0,045
adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Adsorpsi Zn 0,023
fisika dipengaruhi oleh gaya Van der Waals,
sedangkan adsorpsi kimia molekul adsorbat Pembuatan Natrium Silikat
melekat pada adsorben melalui ikatan kimia
yang kuat. Natrium silikat dibuat dari abu daun
bambu yang telah didinginkan selama 1 malam
ditimbang sebanyak 1 gram kemudian
ditambahkan 50 mL larutan NaOH 1 N,

30 Sintesis Silika…
Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 13, Nomor 1, Bulan Mei 2019

dididihkan selama 1,5 jam kemudian dinginkan kemudian diukur konsentrasi metilen biru
pada suhu ruang. Larutan kemudian disaring menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada
menggunakan kertas saring, filtrat yang panjang gelombang 665 nm.
dihasilkan adalah larutan natrium silikat atau
Na2SiO3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis Silika Xerogel
Penentuan Gugus Fungsi
Silika xerogel dibuat dengan metode sol-
gel. Larutan natrium silikat ditambahkan HCl
Gugus fungsi adalah kumpulan atom-
1N hingga pH 1 kemudian didiamkan selama
atom yang berikatan yang memberi peran pada
30 menit (hidrolisis), lalu ditambahkan NaOH
sifat fisikokimia senyawa seperti kelarutan,
1 N hingga pH 7, dan didiamkan selama 3 jam
keasaman dan kereaktifan kimia. Penentuan
sebagai waktu pematangan pada suhu 80°C.
gugus fungsi dapat dilakukan dengan
Proses pengeringan gel dilakukan pada suhu
menggunakan alat Fourier Transform Infrared
80°C selama 24 jam. Dengan proses yang
(FTIR). Hasil penentuan gugus fungsi silika
sama, dilakukan dengan variasi pH yang
xerogel menggunakan FTIR dapat dilihat pada
berbeda yaitu 8, 9, dan 10 serta waktu
Gambar 2.
pematangan 3, 4, 5, dan 6 jam untuk
Serapan kecil muncul pada bilangan
mengetahui pengaruh pH dan waktu
gelombang 3463,66 cm-1 yang mengindikasikan
pematangan terhadap silika xerogel yang
adanya vibrasi ulur -OH dari Si-OH, serapan
dihasilkan.
tajam muncul pada 1093,42 cm-1
Uji Adsorpsi mengindikasikan vibrasi ulur Si-O dari gugus
Si-O-Si, 795,60 cm-1 mengindikasikan adanya
Uji adsorpsi dilakukan terhadap limbah gugus Si-C, dan serapan di 465,34 cm-1
uranium simulasi. Preparasi larutan standar menunjukkan adanya vibrasi dari Si-O-Si.
uranium dilakukan dengan menimbang 0,26 Hasil FTIR ini sesuai degan hasil
gram Uranil Nitrat Heksahidrat kemudian penelitian Ayu (2013). Pada penelitian Ayu
dilarutkan dalam labu takar 250 mL sehingga (2013), gugus silanol ditandai dengan adanya
didapatkan standar uranium 500 ppm. Larutan vibrasi pada bilangan gelombang 3467,77 cm-1
standar kemudian diencerkan menjadi 10, 20, dan gugus siloksan pada bilangan gelombang
30, 40, dan 50 ppm untuk penentuan kurva 1082,96 cm-1. Karakterisasi dengan FTIR
standar. Larutan standar ditambahkan HNO3 memperlihatkan munculnya puncak Si-OH dan
1N hingga pH 2,5, ditambahkan 2 mL arsenazo Si-O-Si yang menunjukkan adanya gugus
III 0,05% kemudian ditanda bataskan dalam fungsi siloksan, yang mengindikasikan bahwa
labu takar 25 mL. Larutan didiamkan selama silika dari abu daun bambu merupakan silika
30 menit kemudian diukur konsentrasi uranium reaktif.
menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada
Uji Kristalinitas
panjang gelombang 651 nm.
Uji Luas Permukaan Silika yang dihasilkan dari abu daun
bambu bisa bersifat amorf ataupun kristalin.
Uji luas permukaan dilakukan Silika yang berbentuk kristalin cenderung
menggunakan metilen biru untuk pengujian memiliki atom-atom berikatan secara teratur.
awal. Preparasi larutan standar metilen biru Silika yang terakumulasi di dalam makhluk
dilakukan dengan menimbang 100 mg metilen hidup memiliki bentuk amorf, berbeda dengan
biru kemudian dilarutkan dalam labu takar 100 silika yang tidak berasal dari makhluk hidup
mL sehingga didapatkan standar metilen biru seperti batuan dan debu yang memiliki struktur
100 ppm. Larutan standar kemudian silika kristalin [12]. Silika amorf dalam
diencerkan menjadi 10, 15, 25 dan 50 ppm berbagai kondisi dianggap lebih reaktif
untuk penentuan kurva standar. Sebagai larutan dibanding silika kristalin dan memiliki struktur
pengujian, digunakan larutan metilen biru 25 spherikal yang tidak beraturan yang
ppm yang kemudian ditambahkan 1 g silika menyebabkan luas area permukaan yang tinggi,
xerogel. Campuran didiamkan selama 30 menit biasanya di atas 3 m2/g.

Kartini Megasari dkk. 31


JURNAL FORUM NUKLIR (JFN), VOLUME 13, NOMOR 1, MEI 2019

Gambar. 2. Spektrum FTIR Silika Xerogel dari Abu Daun Bambu

Gambar. 3. Spektrum Uji Kristalinitas Silka Xerogel

Uji kristalinitas dilakukan dengan


menggunakan alat X-Ray Diffaction. Hasil uji
Tabel. 2. Luas Permukaan Silika
kristalinitas silika xerogel dapat ditunjukkan
Xerogel Metode Metilen Biru pada Variasi pH
pada Gambar 3. Spektrum hasil analisa
dengan Waktu Aging 3 Jam
menggunakan X-Ray Diffraction menunjukkan
bahwa silika xerogel yang dihasilkan
berbentuk amorf dengan nilai kristalinitas pH Luas Permukaan (m2/g)
73,14% amorf. Sifat amorf inilah yang 7 177,2858
menyebabkan silika xerogel bersifat reaktif dan 8 167,0689
9 166,3806
dapat digunakan sebagai adsorben. 10 147,0600

Uji Luas Permukaan Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa


pH dan waktu pematangan atau aging
Uji luas permukaan terhadap silika mempengaruhi luas permukaan xerogel.
xerogel dilakukan dengan menggunakan Semakin tinggi pH dan waktu pematangan
metode metilen biru. Hasil analisa penentuan maka luas permukaan xerogel semakin kecil.
luas permukaan dengan metode metilen biru Kenaikan pH akan menyebabkan semakin
dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

32 Sintesis Silika…
Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 13, Nomor 1, Bulan Mei 2019

besarnya ukuran partikel xerogel sehingga luas Tabel 4 menunjukkan nilai efektivitas adsorpsi
permukaannya akan semakin berkurang. uranium oleh silika xerogel.
Pada proses pembentukan gel terdapat
beberapa tahapan reaksi yaitu hidrolisis,
Tabel. 4. Perhitungan Efektivitas
kondensasi dan pematangan atau aging. Pada
Adsorpsi
proses aging, terjadi reaksi pembentukan
jaringan gel yang lebih kaku, kuat, dan Variasi
Konsentrasi Konsentrasi Efektifitas
sintesis Silika
menyusut di dalam larutan. Waktu aging Xerogel
Awal (ppm) Akhir (ppm) (%)
optimum ditentukan melalui parameter luas
pH 7 50 27,2615 45,48
permukaan gel yang diperoleh [6]. pH 8 50 28,0811 43,84
Di sisi lain, berdasarkan Tabel 3 pH 9 50 40,6494 18,70
diketahui bahwa semakin lama waktu aging pH 10 50 42,5620 14,88
luas permukaan silika xerogel semakin Aging 3 jam 50 27,2615 45,48
Aging 4 jam 50 27,4253 45,15
menurun. Silika xerogel dengan waktu aging 3 Aging 5 jam 50 28,9008 42,20
jam memiliki luas permukaan yang lebih besar Aging 6 jam 50 34,3926 31,21
dibandingkan silika xerogel dengan waktu
aging 4, 5 dan 6 jam. Hal ini sesuai dengan Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
penelitian Meirawati (2013), yang melakukan nilai efektivitas adsorpsi semakin rendah ketika
penelitian pengaruh waktu aging terhadap luas pH meningkat dan waktu aging semakin lama.
permukaan silika xerogel. Penurunan efektivitas adsorpsi ini berkaitan
dengan nilai luas permukaan dari silika xerogel
Tabel. 3. Luas Permukaan Silika yang dihasilkan. Ketika luas permukaan
semakin kecil, maka efektivitas adsorpsinya
Xerogel Metode Matilen Biru pada Variasi
pun akan semakin berkurang. Silika xerogel
Waktu Aging pada pH 7
dengan pH 7 dan waktu aging 3 jam
Waktu Aging (jam) Luas Permukaan (m2/g)
menunjukkan nilai efektivitas adsorpsi yang
3 177,2858 paling tinggi, sehingga dapat diketahui bahwa
4 156,0371 kondisi tersebut merupakan pH dan waktu
5 154,6451 aging yang paling optimum untuk melakukan
6 152,6578 sintesis silika xerogel dari abu daun bambu.
Penentuan Isoterm Adsorpsi
Menurut Meirawati (2013), semakin
lama waktu aging semakin kecil luas Isoterm adsorpsi menggambarkan proses
permukaan. Semakin lama waktu pematangan distribusi adsorbat di antara fase cair dan fase
maka kekuatan ikatan jaringan gel akan padat. Model isoterm adsorpsi yang paling
semakin kuat maka akan terjadi pengerutan, umum adalah Langmuir dan Freundlich.
sehingga dalam kemampuannya untuk Gambar 4 dan Gambar 5 menampilkan grafik
mengadsorp larutan metilen biru semakin isoterm persamaan Langmuir dan Freundlich.
berkurang.

Penentuan pH dan Waktu Aging Optimum

pH dan waktu aging merupakan dua


parameter penting yang mempengaruhi pada
proses sintesis silika xerogel. Berdasarkan hasil
uji luas permukaan dengan metilen biru,
diketahui bahwa semakin tinggi pH dan waktu
aging maka luas permukaan xerogel akan
semakin berkurang.
Penentuan pH dan waktu aging optimum Gambar. 4. Grafik Model Isoterm Langmuir
dilakukan dengan melihat efektivitas adsorpsi
antara limbah uranium dengan silika xerogel.

Kartini Megasari dkk. 33


JURNAL FORUM NUKLIR (JFN), VOLUME 13, NOMOR 1, MEI 2019

terjerap akan semakin besar jika nilai konstanta


n kecil dan nilai konstanta Kf besar.
Penentuan Termodinamika Adsorpsi

Penentuan termodinamika bertujuan


untuk mengetahui nilai entalpi (∆H), entropi
(∆S) dan energi bebas Gibbs (∆G). Penentuan
termodinamika dilakukan dengan membuat
grafik hubungan antara 1/T terhadap ln K
seperti yang disajikan pada Gambar 6.
Berdasarkan grafik hubungan 1/T dan ln
K maka didapatkan persamaan garis yang
Gambar. 5. Grafik Model Isoterm berbeda-beda untuk setiap variasi xerogel.
Freundlich Persamaan garis tersebut digunakan untuk
penentuan nilai nilai entalpi (∆H), entropi (∆S),
Berdasarkan grafik Model Isoterm dan energi bebas Gibbs (∆G) yang disajikan
Langmuir dan Freundlich maka diperoleh nilai pada Tabel 6.
konstanta yang disajikan pada Tabel 5.

Tabel. 5. Konstanta Model Isoterm


Langmuir dan Freundlich

Gambar. 6. Grafik Termodinamika Adsorpsi


Nilai R2 yang semakin mendekati 1 pada Berbagai pH
menunjukkan model isoterm adsorpsi yang
paling sesuai dan mendekati dengan hasil
percobaan. Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Tabel. 6. Nilai Parameter
R2 untuk persamaan Freundlich lebih besar dan Thermodinamika Adsorpsi
seragam bila dibandingkan dengan persamaan Variasi Suhu ∆H ∆S ∆G
Langmuir. Maka dari itu, adsorpsi limbah Xerogel (K) (kJ/mol) (kJ/Kmol) (kJ/mol)
uranium menggunakan silika xerogel dari abu 298 4,7083
daun bambu sesuai dengan persamaan isoterm 303 4,2300
pH 7 33,2128 0,0957
Freundlich yang berarti penyerapan limbah 308 3,7518
uranium yang terjadi adalah secara fisisorpsi. 313 3,2735
298 7,7993
Pada fisisorpsi merupakan peristiwa adsorpsi 303 7,1302
pH 8 47,6808 0,1338
yang terjadi karena adanya gaya-gaya fisika, 308 6,4610
dimana ikatan antara adsorbat maupun ikatan 313 5,7919
298 11,4972
antar adsorbat-adsorben bersifat lemah karena 303 10,9013
hanya melibatkan interaksi Van der Waals pH 9 47,0107 0,1192
308 10,3054
dengan nilai kalor adsorbsi yang kecil. Hal ini 313 9,7096
memungkinkan adsorbat leluasa bergerak 298 12,8470
303 12,5258
hingga akhirnya berlangsung proses adsorpsi pH 10
308
31,9865 0,0642
12,2047
banyak lapisan [13]. 313 11,8836
Pada persamaan isoterm Freundlich
terdapat nilai Kf yang menunjukkan kapasitas Entalpi atau ∆H yang bernilai positif
adsorpsi dari adsorben dan n yang menandakan reaksi yang berjalan bersifat
menggambarkan intensitas dari adsorpsi. endoterm, Pada reaksi endoterm, sejumlah
Artinya jumlah limbah uranium yang dapat

34 Sintesis Silika…
Jurnal Forum Nuklir (JFN) Volume 13, Nomor 1, Bulan Mei 2019

kalor akan diserap dari lingkungan ke dalam Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
sistem, Proses adsorpsi yang berlangsung “Kejuangan,” UPN “Veteran”
secara fisik (fisisorpsi) menyebabkan nilai ∆S Yogyakarta, 2015, pp, I2,1-I2,9,
positif dan menunjukkan tidak terjadi adsorpsi 2. P, Prayitno, V, Ridantami, and I, Prayogo,
secara kimia, Nilai ΔS hasil penelitian bernilai “Reduksi Aktivitas Uranium Dalam
positif menunjukkan bahwa proses adsorpsi Limbah Radioaktif Cair Menggunakan
melibatkan suatu mekanisme disosiatif, Energi Proses Elektrokoagulasi,” Urania J, Ilm,
Gibbs (∆G) bernilai positif yang menandakan Daur Bahan Bakar Nukl,, vol, 22, no, 3,
proses adsorpsi ini tidak dapat berjalan secara pp, 189–202, Jan, 2017,
spontan dan memerlukan energi dari eksternal 3. R, Langenati, R, Mardiono M,, D, Mustika,
dalam mengikat adsorbat, Hal ini disebabkan B, Wasito, and R, Ridwan, “Pengaruh Jenis
laju perpindahan massa yang sangat kecil serta Adsorben Dan Konsentrasi Uranium
konsentrasi awal dan massa absorben yang Terhadap Pemungutan Uranium Dari
digunakan, Selain itu, nilai ∆G akan semakin Larutan Uranil Nitrat,” JTek Bhn Nukl, vol,
menurun dengan adanya kenaikan temperatur 8, no, 2, pp, 95–104, 2012,
sehingga proses adsorpsi ini lebih disukai 4. A, Priyanto, “Sintesis Dan Aplikasi Silika
untuk dilakukan pada suhu tinggi [13], Dari Abu Daun Bambu Petung
Berdasarkan nilai ∆H, ∆S, dan ∆G (Dendrocalamus Asper (Schult,F,) Backer
menunjukkan bahwa kajian termodinamika Ex Heyne) Untuk Mengurangi Kadar
pada adsorpsi limbah uranium dengan Ammonium Dan Nitrat Pada Limbah Cair
adsorben silika xerogel dari abu daun bambu Tahu,” Universitas Islam Negeri
berlangsung secara tidak spontan, pada reaksi Walisongo Semarang, 2015,
endoterm, terjadi mekanisme asosiatif, dan 5. A, M, Ayu and S, Wardhani, “Studi
termasuk proses fisisorpsi, Pengaruh Konsentrasi NaOH dan pH
Terhadap Sintesis Silika Xerogel Berbahan
Dasar Pasir Kuarsa,” Kim, Stud, J,, vol, 2,
KESIMPULAN no, 2, pp, 517–523, 2013,
6. D, Meirawati, S, Wardhani, and R, T,
Berdasarkan penelitian ini dapat Tjahjanto, “Studi Pengaruh Konsentrasi
disimpulkan bahwa: HCl dan Waktu Aging (Pematangan Gel)
1. Sintesis silika xerogel optimum pada pH Terhadap Sintesis Silika Xerogel Berbahan
7 dan waktu aging 3 jam, Dasar Pasir Kuarsa Bangka,” Kim, Stud, J,,
2. Silika xerogel dihasilkan bersifat amorf vol, 2, no, 2, pp, 524–531,
dengan luas permukaan 177,2858 m2/g 7. K, Oikawa, S, Sakatani, and K, Toyota,
dan diameter pori 10,51 nm, “Xerogel Prodution Method,” EP 2 957
3. Silika xerogel dapat digunakan sebagai 340 B1,
adsorben untuk adsorpsi limbah simulasi 8. S, Affandi, H, Setyawan, S, Winardi, A,
uranium mengikuti persamaan Purwanto, and R, Balgis, “A facile method
Freundlich, for production of high-purity silica
4. Nilai ∆H, ∆S, dan ∆G menunjukkan xerogels from bagasse ash,” Adv, Powder
bahwa adsorpsi limbah uranium dengan Technol,, vol, 20, no, 5, pp, 468–472, Sep,
adsorben silika xerogel dari abu daun 2009,
bambu berlangsung secara tidak spontan, 9. A, Aisyah, H, Martono, and W, Wati,
pada reaksi endoterm, terjadi “Pengolahan Limbah Uranium
mekanisme asosiatif, dan termasuk Menggunakan Alumino Siliko Fosfat,” J,
proses fisisorpsi, ZEOLIT Indones,, vol, 7, no, 2, pp, 69–77,
2008,
10. U, GABRIEL, L, Charlet, and C, W,
DAFTAR PUSTAKA SCHLAPFER, “In situ speciation of
uranium(VI) at the silica-water interface: A
1. G, Gunandjar, T, Sundari, and Y, combined TRLIFS and surface
Purwanto, “Imobilisasi Limbah Radioaktif complexation study,” Water-Rock Interact,
Uranium Menggunakan Abu Batubara Ore Depos, Environ, Geochem, Tribute
Sebagai Bahan Matriks Synroc,” in David Crerar, no, 7, pp, 423–440, 2002,

Kartini Megasari dkk. 35


JURNAL FORUM NUKLIR (JFN), VOLUME 13, NOMOR 1, MEI 2019

11. L, Durães, S, Nogueira, A, Santos, C,


Preciso, J, Hernandez, and A, Portugal,
“Flexible silica based xerogels and
aerogels for spatial applications,” ,
12. A, Chandra, Y, I, P, A, Miryanty, L,
Budyanto Widjaja, and A, Pramudita,
“Isolasi dan Karakterisasi Silika dari
Sekam Padi,” Universitas Katolik
Prahayangan, 2012,
13. A, G, Kwenusland, A, Lasakar, C, Effendi,
H, R, Priyantini, and L, Riadi, “Studi
Termodinamika Pada Adsorpsi Direct Red
31 Dengan Adsorben Modified Rice
Husk,” in Seminar Nasional Teknik Kimia
Soebaardjo Brotohardjono XIV, Surabaya,
2018, p, C,3-1-C,3-8,

36 Sintesis Silika…

Anda mungkin juga menyukai