Anda di halaman 1dari 17

A.

Teori Dasar

Pada saat bekerja dilaboratorium tentunya praktikan harus mengetahui


prinsip kerja dan fungsi alat-alat laboratorium dengan baik agar tidak terjadi
kesalahan saat pemakaian alat-alat laboratorium. Terutama alat-alat pemanas yang
berhubungan dengan proses sterilisasi alat-alat kerja laboratorium karena apabila
terjadi kesalahan tidak hanya dapat merugikan praktikan tetapi juga lingkungan
sekitar.
Alat Pemanas digunakan untuk berbagai kegiatan di laboratorium seperti
pemanasan dan pendidihan larutan, membantu melarutkan bahan kimia dan proses
sterilisasi alat-alat kerja pada pra dan pasca praktikum.

B. Alat-Alat Pemanas Laboratorium

1. Hot Plate dan Magnetic Stirer

Hot Plate Magnetic Stirer


(34532)
[VELP SCIENTIFICA]

 Prinsip Kerja:
Menghomogenkan larutan dengan putaran dan suhu, serta pengadukan
dengan bantuan batang magnet (magnetic stirer).

 Fungsi:

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 1


Untuk membantu dalam pembuatan reagen yang harus dipanaskan, dan
membantu menghomogenkan atau melarutkan media.

 Bagian-Bagian:

Piringan Logam (Plate) Tombol Pengaturan

 Cara Penggunaan:
1) Hubungkan alat dengan arus listrik.
2) Masukkan bahan yang akan dipanaskan ke dalam beaker glass dan
masukkan juga magnetic stirer ke dalamnya.
3) Lalu letakkan beaker glass tersebut ke atas piringan Hot Plate.
4) Putar tombol suhu ke suhu yang dikehendaki.
5) Putar juga tombol magnetic stirer sampai stabil.
6) Biarkan sampai bahan mendidih.
7) Setelah mendidih putar tombol suhu dan tombol magnetic stirer ke angka
nol.
8) Angkat beaker glass menggunakan hot hands.
9) Terakhir, lepaskan hubungan arus listrik.

 Cara Kalibrasi:
- Menggunakan tachometer untuk mengukur kecepatan motor.
- Menggunakan termometer untuk mengukur suhu.
- Menggunakan stopwatch untuk pengaturan waktunya.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 2


2. Inkubator

Inkubator
[memmert]

 Prinsip Kerja:
Mengatur kenaikan suhu dengan menggunakan aliran listrik yang diubah
menjadi energi panas yang telah diatur pada tingkat tertentu dan ditambah
dengan adanya penutup kaca dengan tujuan membuat suatu tempat
penyimpanan bersuhu konstan untuk perkembangbiakan mikroba.

 Fungsi:
Sebagai tempat fermentasi dengan suhu dan kelembaban terkendali, serta
digunakan untuk menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologis.
Pada alat ini biasanya sudah dilengkapi dengan alat pengukur kelembaban.

 Bagian-Bagian:

Bagian Depan Bagian Dalam

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 3


Tombol Pengaturan

 Cara Penggunaan:
1) Hubungkan alat dengan sumber listrik.
2) Lalu hidupkan alat dengan menekan tombol on, tanda lampu akan menyala.
3) Atur suhu pada suhu rata-rata bakteri yaitu 37-420C.
4) Bila suhu telah tercapai lampu indikator merah akan mati dan bila suhu
turun lampu merah akan kembali menyala.
5) Kemudian masukkan spesimen yang akan dieramkan ke dalam inkubator.
6) Pengeraman berlangsung antara 24-48 jam.
7) Setelah waktu yang diinginkan selesai spesimen dikeluarkan dari inkubator.

 Cara Kalibrasi:
1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai bekerja.
2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20C , maka pengaturan suhu perlu di
setel kembali.

3. Biological Safety Cabinet (BSC) atau Laminar Air Flow

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 4


Biosafety Cabinet
[Biobase BSC-130011B2-X]

 Prinsip Kerja:
Alat sterilisasi menggunakan prinsip pemanasan dengan sinar UV dan
bekerja secara aseptis dengan pola pengaturan dan penyaringan aliran udara.

 Fungsi:
Untuk mengamankan pekerja yang bekerja dengan sampel material,
lingkungan kerja dan sampel material dari kemungkinan bahaya
terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri atau virus yang bersifat
patogen.

 Bagian-Bagian:

Pedal Pengatur Pintu


Bagian Depan Tombol Pengaturan
BSC

 Cara Penggunaan:
1) Hubungkan alat dengan sumber listrik.
2) Buka kunci dengan memutar kunci kearah kanan.
3) Tekan tombol power.
4) Nyalakan lampu UV (penggunaan normal 30 menit), pengaturan ulang
menggunakan remote control.Setelah 30 menit lampu UV akan mati.
5) Nyalakan lampu kerja.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 5


6) Buka pintu BSC dengan cara menekan tombol panah ke atas sampai tanda
garis kuning atau dengan menekan pedal berwarna merah.
7) Nyalakan blower (kipas).
8) Masukkan peralatan kerja (alat dan bahan) yang ingin dikerjakan dan
mulailah bekerja.
9) Setelah selesai bekerja matikan blower.
10) Tutup pintu BSC dengan menekan tombol panah ke bawah sampai pintu
tertutup atau dengan menekan pedal berwarna hitam.
11) Matikan lampu dan nyalakan lampu UV (penggunaan normal 30 menit),
pengaturan ulang menggunakan remote control.
12) Setelah lampu UV mati, matikan alat dengan menekan tombol power.
13) Tutup pengunci alat dengan cara memutar kunci ke arah kiri.
14) Terakhir, lepaskan hubungan arus listrik.

 Cara Kalibrasi:
 Bawah aliran Velocity Profil Test: Tes ini dilakukan untuk mengukur
kecepatan udara bergerak melalui ruang kerja kabinet, dan harus dilakukan
pada semua kelas II BSCs.
 Inflow Velocity Test: Tes ini dilakukan untuk menentukan kecepatan
dihitung atau langsung diukur melalui akses pembukaan pekerjaan, untuk
memverifikasi set point rata-rata kecepatan arus masuk nominal dan untuk
menghitung tingkat volume yang knalpot aliran udara.
 Airflow Pola Asap Test: Tes ini dilakukan untuk menentukan apakah: (1)
aliran udara sepanjang seluruh perimeter pembukaan akses kerja ke dalam;
(2) jika aliran udara di dalam area kerja ke bawah tanpa titik mati atau
refluks; (3) jika udara ambien melewati ke atau di atas permukaan kerja; dan
(4) jika tidak ada melarikan diri ke luar kabinet di sisi dan atas jendela. Tes
asap merupakan indikator arah aliran udara, tidak kecepatan.
 HEPA Filter Leak Test: Tes ini dilakukan untuk menentukan integritas
pasokan dan knalpot HEPA filter, perumahan filter dan filter pemasangan
frame sementara kabinet dioperasikan pada kecepatan set point nominal.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 6


 Kabinet Integritas Test (A1 Lemari saja): Tes tekanan holding ini dilakukan
untuk menentukan apakah permukaan eksterior semua ventilasi, las, gasket
dan penetrasi pleno atau segel bebas dari kebocoran.

4. Autoclave

Autoclave Autoclave
[EXPRESS] [STURDY SA-232]

 Prinsip Kerja:
Proses sterilisasi dengan menggunakan uap panas dan tekanan udara
(sterilisasi basah).

 Fungsi:
Untuk mensterilkan suatu media atau peralatan praktikum dengan
menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada 121 0C selama
sekitar 15-20 menit dengan tekanan 1 atm.

 Bagian-Bagian:

Autoclave Autoclave

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 7


[EXPRESS] [STURDY SA-232]
Bagian Luar Bagian Luar

Autoclave Autoclave
[EXPRESS] [STURDY SA-232]
Bagian Dalam Bagian Dalam

Tuas Pengunci

Tombol Power

 Cara Penggunaan:
1) Cek ketersediaan air pada Autoclave jika kurang ada batas optimum maka
harus ditambah.
2) Bahan atau alat yang mau disterilkan disusun di rak Autoclave.
3) Masukkan rak Autoclave ke dalam Autoclave.
4) Hubungkan dengan sumber listrik.
5) Tutup pintu Autoclave dengan memutar tuas pengunci pintu sampai pintu
tertutup rapat.
6) Tutup kran ventilasi udara.
7) Hidupkan alat dengan menekan tombol power ke posisi on.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 8


8) Tunggu sampai suhu naik menjadi 1210C dan tekanan 1 atm.
9) Tunggu selama 15 menit.
10) Setelah 15 menit, matikan alat dengan menekan tombol power ke posisi
off.
11) Buka kran ventilasi udara sampai semua udara di dalam Autoclave habis
keluar.
12) Buka pintu Autoclave dengan memutar pengunci pintu sampai pintu
terbuka.
13) Rak dikeluarkan dari Autoclave dengan menggunakan hot hands atau
sarung tangan kain.
14) Bahan atau alat yang disterilkan dikeluarkan dari rak Autoclave.
15) Terakhir, lepaskan hubungan arus listrik.
 Cara Kalibrasi:
o Autoclave indicator tape.
Cara :
1) Rekatkan indicator tape secara melingkar pada kemasan yang akan di
sterilisasi. Pada autoclave yang besar, kemasan diletakkan pada bagian
atas dan bagian bawah autoclave.
2) Atur suhu, waktu dan tekanan.
3) Hidupkan autoclave.
4) Setelah selesai baca indicator tape dengan melihat perubahan warna ang
terjadi pada garis – garis diagonal. Bila proses sterilisasi berjalan dengan
baik, garis – garis diagonal berubah warna dari putih menjadi coklat
kehitam – hitaman.
o Bacillus stearothermophilus
Cara :
1) Masukkan Bacillus stearothermophilus dalam bentuk liofilisasi dalam
autoclave.
2) Atur suhu, waktu dan tekanan.
3) Hidupkan autoclave.
4) Setelah selesai, ambil Bacillus stearothermophilus dan taman pada agar
darah (blood agar) dan inkubasi pada suhu 40 – 600C selama 24 – 48 jam.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 9


5) Proses sterilisasi berjalan baik bila tidak ada pertumbuhan Bacillus
stearothermophilus.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 10


5. Oven

Oven Oven
[memmert] [WTC binder]

 Prinsip Kerja:
Mengeringkan bahan atau alat-alat praktikum dengan mengubah arus
listrik menjadi energi panas (sterilisasi kering).

 Fungsi:
Untuk mengeringkan peralatan sebelum digunakan, untuk melakukan
sterilisasi alat (sterilisasi kering), untuk mengeringkan bahan pada proses
penentuan kadar air, dan lain sebagainya.

 Bagian-Bagian:

Oven Oven
[memmert] [WTC binder]
Bagian Luar Bagian Luar

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 11


Oven Oven
[memmert] [WTC binder]
Bagian Dalam Bagian Dalam

Tombol Pengaturan

 Cara Penggunaan:
o Oven [memmert]
1) Hubungkan alat dengan sumber listrik.
2) Hidupkan alat dengan menekan tombol power ke posisi “on”, tanda lampu
indikator akan menyala.
3) Masukkan alat-alat yang akan dikeringkan dan tutup pintu oven.
4) Tutup ventilasi udara.
5) Atur suhu yang dikehendaki.
6) Bila suhu yang dikehendaki telah tercapai lampu indikator merah akan
mati bila suhu turun maka lampu merah akan menyala kembali.
7) Atur waktu selama 20 menit, bila waktu 20 menit telah selesai pengatur
waktu ke angka nol.
8) Buka ventilasi udara.
9) Biarkan dingin, baru ambil alat yang dikeringkan tersebut.
10) Matikan alat dengan menekan tombol power ke posisi “off”.
11) Lepaskan hubungan arus listrik.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 12


o Oven [WTC binder]
1) Hubungkan alat dengan sumber listrik.
2) Tekan tombol power (hijau) dan tombol pemanas (hitam) untuk
menyalakan oven (lampu akan menyala).
3) Atur suhu dengan mengatur alat pengatur suhu.
4) Setelah mencapai suhu yang dikehendaki, masukkan alat/bahan yang akan
dikeringkan.
5) Atur waktu yang diperlukan dengan memutar tombol pengatur waktu.
6) Selesai pengeringan, turunkan suhu sampai sekitar 400C dengan memutar
tombol berpanah 3 ke atas sampai max.
7) Keluarkan alat/bahan dengan menggunakan penjepit.
8) Putar tombol pengatur suhu sampai ke angka nol.
9) Matikan oven dengan menekan tombol pemanas dan tombol power (lampu
mati).
10) Terakhir, lepaskan hubungan arus listrik.

 Cara Kalibrasi:
1) Secara berkala lakukan pemeriksaan suhu dengan menggunakan
termometer.
2) Cocokkan hasil yang di dapat antara suhu yang tercantum dalam oven
dengan suhu yang di tunjukkan oleh termometer standar.

6. Furnace/Tanur

Furnace

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 13


[Nabertherm B180]

 Prinsip Kerja:
Pemanasan dengan suhu tinggi sampai bahan berubah menjadi arang atau
abu.

 Fungsi: Untuk proses pengabuan zat.


Untuk pemanasan dengan menggunakan suhu tinggi sampai dengan
10000C dan biasa digunakan untuk menganalisis kadar abu.

 Bagian-Bagian:

Bagian Depan Bagian Dalam Bagian Belakang

Tombol Pengaturan Tuas Ventilasi

 Cara Penggunaan:
1) Hubungkan alat dengan arus listrik.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 14


2) Tutup ventilasi dengan menggeser tuas ke bawah.
3) Nyalakan furnace dengan menekan tombol power.
4) Apabila ada kata “key” pada layar tekan tombol P selama 30 detik untuk
membuka.
5) Masukkan zat yang akan diabukan.
6) Tekan tombol panah ke kiri untuk akses program, pilih menu tunggu
sampai lampu menyala, kemudian setting waktu yang dikehendaki untuk
memanaskan furnace.
7) Kemudian pilih menu t1 untuk mengatur waktu proses menaikkan suhu
yang akan dipakai.
8) Lalu pilih menu t2 untuk mengatur waktu dalam pengabuan dengan suhu
yang telah ditentukan.
9) Selanjutnya tekan tombol save lalu start.
10) Setelah pengabuan selesai, tunggu sampai suhu turun.
11) Buka ventilasi dengan menggeser tuas ke atas.
12) Kemudian keluarkan zat yang sudah diabukan.
13) Matikan furnace dengan menekan tombol power.
14) Lepaskan hubungan dengan arus listrik.

 Cara Kalibrasi:
1) Nyalakan Furnace pada posisi ON setelah tersambung dengan arus listrik.
2) Tutup pintu furnace dengan rapat dan atur suhu yang dikehendaki.
3) Probe thermocoupel pyrometer ditempatkan melalui lubang belakang
(bilik pemanas) furnace.
4) Kenaikan suhu dan perubahan waktu yang ditampilkan pada thermocoupel
pyrometer dan furnace controller dicatat setiap pertambahan waktu 15
menit.
5) Setelah mendapatkan data yang cukup, matikan furnace.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 15


C. Kesimpulan

Alat-Alat Pemanas Laboratorium umumnya menggunakan arus listrik


sebagai sumber energinya yang kemudian diubah menjadi energi panas. Alat
pemanas laboratorium tidak hanya menghasilkan panas dengan
menghantarkannya ke bidang logam, tetapi ada juga dengan menggunakan uap air
seperti pada autoclave, dan sinar UV pada Biosafety Cabinet. Fungsinya sendiri
pun bukan hanya sekedar untuk memanaskan bahan tetapi juga sebagai alat
sterilisasi peralatan praktikum, mengeringkan peralatan laboratorium seperti
kondensor, dan digunakan dalam proses pengabuan.

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 16


DAFTAR PUSTAKA

http://ilmuelektromedik.blogspot.co.id/2013/01/stirer-hot-plate.html?m=1.
Diakses pada hari Senin, 16 Oktober 2017;pukul 11.45
http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.co.id/2013/06/pemeliharaan-dan-kalibrasi-
alat.html?m=1. Diakses pada hari Senin, 16 Oktober 2017;pukul 11.45
http://pengenalanalatdanbahanfpik192.blogspot.co.id/?m=1. Diakses pada hari
Senin, 16 Oktober 2017;pukul 11.45
http://qualitycontrol-07.blogspot.co.id/2010/03/alat-pemanas-digunakan-untuk-
berbagai.html?m=1. Diakses pada hari Senin, 16 Oktober 2017;pukul 11.45
http://www.biosafetycabinet.co.id/biosafety-cabinet/ . Diakses pada hari Senin, 16
Oktober 2017;pukul 11.45

Instrumentasi | Alat Pemanas Lab | 17

Anda mungkin juga menyukai