Bumper Opening 00:00:00 Bumper opening Host Opening Logo Universitas Negeri Foto logo Universitas Negeri Malang 1 00:00:05 1 Malang 2 00:01:00 Perkenalan Backsound 1 Judul cerita dongeng 3 00:00:05 “Angsa Sang Polisi Cantik” Ucapan “Selamat 4 00:00:05 Menyaksikan” Isi Content 1 00:01:00 Background Suasana Hutan Backsound 2 (Suasana hutan) dan Video story telling narator Scene Anggun, Karen dan Pak Backsound 2 (Suasana hutan) 2 2 00:01:00 Burhan bertemu Gaby mengenakan seragam Polisi Background Suasana Hutan Backsound 3 (Suasana sedih) 3 00:02:00 dan Video story telling narator Scene Ayah Gaby menemui Backsound 4 (Suasana danau) 4 00:02:00 Ibu Anggun di pinggir danau Scene Anggun memakai Backsound 5 5 00:01:30 seragam Polisi bersama tokoh lainnya Closing Background Suasana Hutan Backsound 6 1 00:02:00 dan Video pemaparan pesan 3 moral oleh narator 2 00:00:10 Ucapan terima kasih Closing Bumper 00:00:05 Closing bumper SCRIPT VIDEO DONGENG 3 BAHASA (INDONESIA, INGGRIS, ISYARAT) “Angsa Sang Polisi Cantik”
Opening Bumper (00:00:00)
Host Opening (00:01:15)
Narator Hallo, teman-teman! Apa kabar semuanya? Semoga selalu dalam keadaan sehat, Aamiin. Perkenalkan aku Zahwa Aulia Zein, mahasiswi Universitas Negeri Malang, ingin menceritakan sebuah dongeng yang menarik lho! Sudah penasaran? Ditunggu sebentar ya. Dongeng ini dilengkapi dengan subtitle bahasa Inggris dan bahasa Isyarat, jadi teman-teman sekalian belajar ya! Selamat menyaksikan! Pemaparan Materi (00:07:30) Narator 1. Pengenalan Cerita (tokoh, latar tempat dan latar suasana) Kamu tahu? Ada sebuah hutan yang di dalamnya hidup hewan-hewan mengagumkan! Hewan di sana memiliki profesi yang sangat luar biasa. Salah satunya adalah keluarga Angsa dan Gorilla. Di keluarga Angsa, sang ibu berprofesi sebagai model karena rupanya yang cantik dan bulunya yang berkilau. Ketika sang Angsa bermain di danau, semua hewan pasti terkagum-kagum melihat kecantikannya. Di pagi hari yang cerah, anak Angsa bernama Anggun, pergi ke sekolah bersama temannya yaitu Karen, si Koala. Tak lupa, Bapak Burhan, sang Burung Hantu selalu menemani dalam perjalanan. Pak Burhan adalah guru yang baik hati dan perhatian. Beliau juga sangat pintar dan suka sekali bercerita. Asyik sekali ya!
Narator 2. Awal Konflik
Saat asyik berjalan, mereka bertemu dengan seorang temannya lagi, yaitu Gaby, si Gorila. Wah! Gaby terlihat sangat gagah mengenakan atribut Polisi! “Wah Gaby, kamu keren sekali!” Puji Karen dengan mata yang bersinar. “Hai teman, Ayahku seorang Polisi pria yang hebat! Jadi, aku ingin menjadi Polisi yang hebat juga seperti Ayah” kata Gaby dengan bangga kepada Anggun, Karen dan Bapak Burhan yang dengan kagum mengamatinya. Seketika juga Anggun begitu terkesima. Seragam polisi terlihat sangat gagah dan membuat siapa pun yang memakainya merasa bangga! Apalagi, Anggun mengenal Ayah Gaby sebagai seorang pahlawan yang selalu membantu dan melindungi tempat tinggal mereka. Aku ingin menjadi seorang Polisi juga! ucap Anggun dalam hatinya dengan penuh semangat.
Narator 3. Klimaks Konflik
Hari mulai siang dan sekolah telah selesai. Anggun dengan tergesa-gesa untuk memberi tahu sang Ibu bawa dirinya ingin menjadi seorang Polisi. Sampainya di rumah, “Ibu aku ingin memberi tahu sesuatu!” Ucap Anggun dengan senang, “Apakah itu, nak? coba beri tahu ibu” Jawab Ibu dengan lembut. “Aku ingin menjadi seorang Polisi seperti Gaby! Aku ingin dan aku yakin aku bisa, bu!” Setelah mendengar hal tersebut, Ibu Angsa terdiam dan megerutkan dahi. “Ibu, boleh kan? Aku janji akan berusaha sekuat tenaga!” Janji Anggun pada Ibunya. “Anggun, dengar Ibu. Kamu adalah seekor Angsa. Kamu perempuan yang cantik. Tidak pantas apabila kamu memiliki profesi yang membutuhkan fisik kuat.” Ucap Ibu dengan tegas, “Tetaplah pada takdirmu menjadi seorang model cantik!” Mendengar respon Ibu, Anggun menjadi sedih. Ia selalu diajarkan untuk menjadi perempuan yang gemulai. Namun dalam hatinya, Anggun percaya bahwa dirinya tangguh dan dapat menjadi perempuan kuat! Begitu pun, Anggun berpendapat bahwa profesi Polisi tidak harus selalu laki- laki. Menjelang sore, Anggun pergi bermain di rumah Gaby. Lalu, ia bercerita mengenai Ibunya yang tidak setuju kalau ia menjadi Polisi. Dengan wajah sedih Anggun bertanya, “Memangnya menjadi Polisi harus laki-laki kah? Apakah perempuan tidak bisa menjadi sekuat laki-laki? Aku yakin perempuan juga kuat, Gab.” Sebelum sempat Gaby menjawab, tita-tiba sang Ayah keluar dari rumah dan berkata “Tidak, kok. Perempuan pun dapat menjadi Polisi yang kuat! Di Kantor pun, ada banyak polisi perempuan seperti Ibu Komandan Merpati dan Ibu Dirjen Rusa” “Tapi, Ibuku melarang, Paman” Ucap Anggun sekali lagi dengan sedih. “Mari Paman bantu bicarakan dengan Ibumu, ya” Dengan bergegas, Anggun bersama Ayah Gaby berangkat menuju rumah. Narator 4. Penyelesaian Konflik Sesampainya di Rumah, Ibu Anggun sedang merenung di pinggir danau. Ayah Gaby menghampirinya dengan tersenyum. “Wahai Ibu Angsa, aku dengar anakmu ingin menjadi Polisi, bukankah itu hebat?” Tanya Ayag Gaby. “Benar, Namun, aku tidak setuju anak perempuanku menjadi seorang Polisi yang harus bekerja fisik dengan keras. Lagi pula ia adalah perempuan, mana bisa menjadi Polisi?” Jawab Ibu Anggun dengan sedih. Ayah Gaby tersenyum, “Profesi Polisi atau apa pun, dapat dilakukan baik laki-laki dan perempuan, Bu. Tahu kah? Komandan di Kantor kami adalah seekor Merpati perempuan. Ia terlihat sangat hebat ketika bertugas” “Ku lihat juga terdapat semangat yang tinggi dari Anggun. Bukan kah artinya ia bersungguh-sungguh?” Lanjut Ayah Gaby. Sebelum menjawab, Ibu Angsa melihat kearah Anggun yang terlihat sedih. “Begitu kah? Aku hanya ingin melihat anakku bahagia dan sehat selalu dan mungkin ini adalah cara terbaiknya” Jawab Ibu Anggun dengan senyum. Kemudian, Ibu Anggun menghampiri Anggun, “Anggun, apakah kamu bersungguh- sungguh untuk menajadi Polisi? apabila iya, Ibu akan menyetujuinya. Ibu percaya, kamu adalah perempuan yang hebat dan kuat” Ucap Ibu dengan tersenyum. Seketika Anggun memeluk sang Ibu, “Terimakasih Bu, Anggun akan berusaha sekuat tenaga” “Maafkan perkataan Ibu sebelumnya ya, sayang. Ibu bangga sama kamu!” Dari kejauhan, Ayah Gaby dan Gaby melihat dengan tersenyum bahagia. Keesokan harinya, Anggun senang sekali! Hari ini ia akan mulai pelatihannya menjadi Polisi. Anggun diberikan seragam kepolisisan oleh kantor keamanan. Ibu Angsa melihatnya dengan bangga, Anggun terlihat sangat cantik dan gagah. Tak lupa pula, Gaby dan Ayahnya, Karen seta Pak Burhan melihat acara tersebut dengan penuh bangga. Closing (00:02:10) Narator Waahh.. Ceritanya begitu menginspirasi ya, teman-teman. Pesan moral yang ingin disampaikan dari dongeng ini adalah apabila kita ingin melakukan sesuatu, kita harus yakin dahulu dan lakukannya dengan sungguh-sungguh. Begitu pun mengenai isu kesetaraan gender pada bidang profesi, seperti yang sudah Ayah Gaby katakan, semua profesi dapat dilakukan oleh laki- laki dan perempuan sehingga adanya kesetaraan gender. Jadi, untuk teman perempuan yang ingin menjadi Polisi, yuk tetap semangat dan terus berlatih. Begitu juga dengan berbagai profesi impian teman-teman lainnya. Sekali lagi ingat, yakinkan pada hati dan lakukannya dengan bersungguh- sungguh. Kalian semua HEBAT!