Anda di halaman 1dari 5

TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN

TERJADINYA STANTING PADA BALITA.

Diajukan ke Program Studi Keperarawan STIKes Bumi Persada

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana


Keperawatan

Oleh :

CHAIRUL ALGIEZHE
Npm : 17010523

PPROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ( STIKes )
BUMI PERSADA LHOKSEUMAWE
2021
A. Latar Belakang

Stunting masih merupakan satu masalah gizi di Indonesia yang belum

terselesaikan. Stunting akan menyebabkan dampak jangka panjang yaitu

terganggunya perkembangan fisik, mental, intelektual, serta kognitif. Anak yang

terkena stunting hingga usia 5 tahun akan sulit untuk diperbaiki sehingga akan

berlanjut hingga dewasa dan dapat meningkatkan risiko keturunan dengan berat

badan lahir yang rendah (BBLR).

Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering)

akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari

kehamilan sampai usia 24 bulan (Hoffman et al, 2000; Bloem et al, 2013).

Keadaan ini diperparah dengan tidak terimbanginya kejar tumbuh (catch up

growth) yang memadai (Kusharisupeni, 2002; Hoffman et al, 2000). Indikator

yang digunakan untuk mengidentifikasi balita stunting adalah berdasarkan indeks

Tinggi badan menurut umur (TB/U) menurut standar WHO child growth standart

dengan kriteria stunting jika nilai z score TB/U < -2 Standard Deviasi (SD)

(Picauly & Toy, 2013; Mucha, 2013).

Periode 0- 24 bulan merupakan periode yang menentukan kualitas

kehidupan sehingga disebut dengan periode emas. Periode ini merupakan periode

yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan

bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Untuk itu diperlukan pemenuhan gizi

yang adekuat pada usia ini (Mucha, 2013).


Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita.

Penyebab langsung adalah kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit

infeksi (Unicef, 1990; Hoffman, 2000; Umeta, 2003). Faktor lainnya adalah

pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah, sanitasi dan hygiene yang

buruk dan rendahnya pelayanan kesehatan (Unicef, 1990).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti dapat merumuskan masalah dalam

penelitian sebagai berikut : “Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Terjadinya

Stanting Pada Balita.”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Terjadinya Stanting

Pada Balita.

2. Tujuan Khusus

D. Variabel Penelitian

a) Variabel Independen (Variabel Bebas)

Tingkat Pengetahuan ibu

b) Variabel Dependen (Variabel Terkait)

Terjadinya Stanting pada balita

E. Desain Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan bersifat analitik yaitu penelitian yang

dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan vaiabel lain.

Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti ini adalah cross sectional, yaitu melalui

pengukuran data variabel bebas dan variabel terkai dilakukan pada penentuan

waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012).

E. Populasi dan Sampel

1. Poulasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulan (Sugiono, 2012).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

Sampel yang diambil menggunakan metode Total Sampling, yaitu

dengan cara kriteria sampel ditentukan oleh peneliti (Luknis Sabri,

2008).

F. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner.

G. Analiasa Data
Analisis data adalah sebuah proses untuk memeriksa, membersihkan,

mengubah, dan membuat pemodelan data dengan maksud untuk menemukan

informasi yang bermanfaat sehingga dapat memberikan petunjuk bagi peneliti

untuk mengambil keputusan terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Referensi Jurnal:

1. Faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja


Puskesmas Air Bangis kabupaten Pasaman Barat (Yuliza Anggraini.
Pagdya Haninda Nusantri Rusdi)

2. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-


59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara (Gladys Apriluana
dan Sandra Fikawati)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di


Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on
Toddlers in Rural and Urban Areas). (Farah Okky Aridiyah1, Ninna
Rohmawati1, Mury Ririanty)

Anda mungkin juga menyukai