Anda di halaman 1dari 16

ANCAMAN PENYEBARAN PAHAM

RADIKAL DI KALANGAN MAHASISWA

Oleh Linardi Utama, M.I.T.


Direktur-64 Badan Intelijen Negara

Disampaikan pada Kegiatan PKKMB Politeknik Ketenagakerjaan


Jakarta, 14 Oktober 2020
PENDAHULUAN
Radikalisme berasal dari bahasa Latin radix yang berarti akar. Maksudnya
yakni berpikir secara mendalam terhadap sesuatu sampai ke akar-akarnya.

Radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan penjebolan
terhadap suatu sistem masyarakat sampai ke akarnya. Radikalisme menginginkan adanya perubahan secara
total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat. Kaum radikal menganggap bahwa
rencana-rencana yang digunakan adalah rencana yang paling ideal.
- Zuly Qodir, 2014 -

Pemikiran radikal yg lbh bersifat gagasan, tidak dalam bentuk aksi nyata
Statis
kekerasan
Radikalisme
Radikalisme yg merusak, gunakan metode kekerasan dlm wujudkan tujuan yg
Destruktif
dicita-citakan

1
ALUR PIKIR RADIKALISME AGAMA
SOLUSI: KONSEP
KONDISI RIIL: Kembali ke § Zionisme Yahudi
§Kerusakan moral Ajaran Dasar § Fundamentalisme CITA-CITA
§Keterbelakangan Kristen Masyarakat
Ummat § Khilafah Islamiyah Agamis yang
§Ekspansi agama Islam ideal
lain

MEDAN METODE
PERJUANGAN PERJUANGAN
Wilayah politik Sekte, Jihad
kekuasaan, sosial

2
TIGA ISU SENTRAL RADIKALISME

Daulah Islamiyah Penegakan Jihad


(Khilafah, Imamah) Syariat Islam

Sistem Khilafah/
Imamiyah • Politik kekuasaan OFFENSIF
• Hukum pidana:
Pasti kontra pencuri, pezina, Jihadis
sistem pembunuh
demokrasi DEFENSIF
Privat
Civil /keumatan

3
TINGKATAN RADIKALISME
Stadium
Stadium Stadium Stadium
No Sikap dan Ciri radikalisme Tinggi &
Tinggi Menengah Rendah
Bahaya
1 Meyakini bahwa khilafah Islamiyah atau Daulah Islamiyah harus dibentuk √ √ √ √
2 Meyakini bahwa Syariat Islam, khususnya di wilayah publik dan politik
kekuasaan harus ditegakkan √ √ √ √
3 Meyakini bahwa jihad tempur merupkan metode utk merealisasikan dua
agenda (khilafah Islamiyah dan penegakan syariat) √ √ √ √
4 Punya pengalaman tempur di medan perang (Afganistan, Mindanao) atau di √
wilayah konflik (Ambon dan Poso) √ √ X
atau X
5 Memiliki kemampuan teknis seperti menggunakan senjata dan perakitan √
bom √ √ X
atau X
6 Menganggap semua orang di luar kelompoknya sebagai jahiliyah dan thagut
(baca musuh atau kafir). √ √ X X

7 Wilayah (negara) yang tidak menerapkan syariat Islam adalah (daru-l-harbi),


yang halal diserang √ X X X
8 Tidak mau bekerjasama dengan aparat √ √ atau X X X
9 Penggunaan kekerasan, termasuk aksi teror √ √ atau X X X
10 Aktif di organisasi under ground √ √ atau X X X

4
DASAR TERORISME
‫ﻋد ُﱠوﻛُْم َوآَﺧِرﯾَن ِﻣْن‬ َ ‫? َو‬ ِ ‫ﻋد ُﱠو ا ﱠ‬ ْ ‫َوأ َِﻋد ﱡوا ﻟَُﮭْم َﻣﺎ ا‬
َ ‫ﺳﺗ ََطْﻌﺗ ُْم ِﻣْن ﻗ ُﱠوٍة َوِﻣْن ِرﺑَﺎِط اْﻟَﺧْﯾِل ﺗ ُْرِھﺑ ُوَن ِﺑِﮫ‬
‫ف إَِﻟْﯾﻛُْم َوأ َْﻧﺗ ُْم ﻻ ﺗ ُْظﻠَُﻣوَن‬ ‫? ﯾ َُو ﱠ‬ِ ‫ﺳﺑِﯾِل ا ﱠ‬
َ ‫ﺷْﻲٍء ﻓِﻲ‬َ ‫د ُوﻧِِﮭْم ﻻ ﺗ َْﻌﻠَُﻣوﻧَُﮭُم اﱠ?ُ ﯾَْﻌﻠَُﻣُﮭْم َوَﻣﺎ ﺗ ُْﻧِﻔﻘ ُوا ِﻣْن‬
QS. Al-Anfal, ayat 60 (biasa disebut “AYAT TEROR”)
TERJEMAHAN VERSI-01: “Dan pesiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang
kamu kamu miliki, dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuh-musuhmu dan orang-orang selain
mereka yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya….”
TERJEMAHAN VERSI-02: “Untuk menghadapi musuh-musuhmu, maka persiapkanlah semaksimal mungkin (segala jenis)
kekuatan dan (termasuk) menunggang kuda, yang bisa kamu jadikan alat untuk menakut-nakuti (menteror) musuhmu dan
musuh Allah swt, dan kelompok lain yang tidak kamu ketahui, namun Allah mengetahui mereka…”
Dalam terjemahan bahasa Inggris kata turhibuna diartikan
To make affraid of
To terrorise
To frighten: And prepare agaist them what force you can and horses tied at the frontier, to frighten the enemy of Allah
and your enemy ....

5
STUDI KASUS
DAMPAK EKSISTENSI EKS HTI DALAM
MENYEBARKAN PAHAM RADIKAL
Tindakan terorisme tidak terlepas dari penyebaran paham radikalisme yang
menyetujui tentang cara kekerasan dalam berpolitik dan bernegara

6
SEJARAH PERKEMBANGAN HTI
Kehadiran HTI tidak terlepas dari Hizbut Tahrir di Palestina yang didirikan oleh Taqiyuddin an-Nabhani pada 1953.
Kehadirannya sebagai gerakan politik memang mengusung panji penegakkan sistem Khilafah Al Islamiyah. Ide ini
memunculkan konsekuensi bahwa gerakan Hizbut Tahrir (HT), yang awalnya merupakan partai politik di Palestina,
menyebar dan mempunyai sifat lintas negara. Secara garis besar, tujuan Hizbut Tahrir adalah menghidupkan
konsep politik yang diklaim merupakan kewajiban dalam kita suci, sunnah dan telah diwujudkan dalam sejarah
kekuasaan Islam sejak era Nabi Muhammad sampai kejatuhan imperium Utsmani (Abad Ke-18 Masehi).

Dibandingkan dengan Ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, HTI memang masih muda.
Masuk pada 1983, oleh Abdurrahman Al-Baghdadi, seorang mubaliq sekaligus aktivis HT yang berbasis di Australia,
Abdurrahman memulainya dengan mengajarkan pemahamannya ke beberapa kampus di Indonesia hingga menjadi
salah satu gerakan yang mempunyai anggota cukup banyak saat ini.

Keberadaan HTI dianggap ancaman karena akan mengubah ideologi Pancasila. Salah satu Ormas yang
menyuarakan pembubaran tersebut adalah GP Ansor, Ormas kepemudaan di bawah naungan NU. Sehingga
pemerintah melalui Menkopolhukam mengumumkan bahwa pemerintah membubarkan organisasi HTI karena
bertentangan dengan koridor Undang-undang Ormas yang berlaku di tanah air.

7
PEMBUBARAN HTI
Pembubaran organisasi Hizbut Tharir Indonesia (HTI) oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Hukum dan HAM pada 19 Juli 2017, dengan mencabut status badan hukum Ormas HTI sebagai
tindaklanjut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Nomor : 2 Tahun 2017 yang
mengubah UU Nomor : 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, maka secara legal hukum
Ormas HTI dinyatakan resmi bubar dengan beberapa aspek yang melatarbelakangi, diantaranya

Ø Pertama: sebagai Ormas berbadan hukum, HTI tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil
bagian dalam proses pembangunan guna mencapai tujuan nasional.
Ø Kedua: kegiatan yang dilaksanakan HTI terindikasi kuat telah bertentangan dengan tujuan, azas dan
ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 sebagaimana diatur dalam UU Nomor :
17 Tahun 2013 tentang Ormas, karena HTI kerap menggaungkan sistem Khilafah sebagai sistem
yang layak diterapkan di Indonesia.
Ø Ketiga: aktivitas Ormas HTI dinilai telah menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat
mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat serta membahayakan keutuhan NKRI.

8
KADERISASI HTI (1)
Untuk melakukan kaderisasi di setiap lapisan masyarakat, HTI juga membentuk Lajnah khusus mahasiswa, Lajnah
khusus intelektual, Lajnah khusus ulama hingga Lajnah khusus pengusaha,ASN, Militer dan Polri.

Lajnah Thalabun Nushrah. Bertugas menyusup ke dalam struktur TNI dan Polri untuk merekrut
perwira tinggi dan menengah kemudian dibina dalam halaqah-halaqah HTI serta ditugaskan melakukan kudeta.
Lajnah tersebut bekerja secara rahasia dan dipimpin oleh seorang Ketua Lebih dan di supervisi langsung oleh Amir
Hizbut Tahrir Internasional.

Lajnah Fa'aliyah. Bertugas menyusup ke lembaga-lembaga negara, partai politik dan Ormas Islam untuk
merekrut ketua lembaga seperti Ketua MPR, DPR, DPD, Menteri-menteri, MA, MK, Kejaksaan Agung, ketua partai
politik dan Ormas-ormas kemasyarakatan, kemudian dibina dalam halaqah-halaqah HTI dan ditugaskan
mengkondisikan lembaga negara, partai dan Ormas-ormas untuk mendukung kudeta yang dieksekusi oleh Dewan
Jenderal yang telah dibina oleh Lajnah Thalabun Nushrah.

9
KADERISASI HTI (2)
Untuk melakukan kaderisasi di setiap lapisan masyarakat, HTI juga membentuk Lajnah khusus mahasiswa, Lajnah
khusus intelektual, Lajnah khusus ulama hingga Lajnah khusus pengusaha,ASN, Militer dan Polri.

Lajnah Siyasiyah. Bertugas membangun opini masyarakat sehingga masyarakat dipastikan menyerang
pemerintah dan mendukung Khilafah melalui tulisan yang disebarkan dengan nama fiktif seperti Nasrudin Hoja,
Buletin Kaffah, Tabloid Media Umat dan Channel Youtube Khilafah Channel dan lain-lain. Lajnah ini juga yang
mengatur dan mensupervisi gerakan LBH Pelita Umat.

Lajnah Khos Ulama. Bertugas menyusup ke pesantren-pesantren dan Majlis Ta'lim untuk merekrut
para kiai dan ustadz yang akan dibina dalam halaqah-halaqah HTI untuk memberi dukungan bagi tegaknya Khilafah
versi HTI. Lajnah ini diiisi oleh anggota senior HTI yang mempunyai latar belakang santri.

Lajnah Thullab wal Jami'ah. Bertugas merekrut pelajar dan mahasiswa melalui Rohis dan LDK
yang berafiliasi HTI dan melalui komunitas milineal yang dibuat oleh aktivis HTI seperti #yukngaji, Komunitas
Royatul Islam (KARIM) dan lain-lain. Untuk LDK-LDK yang berafiliasi HTI dikumpulkan dalam BKLDK dan Gema
Pembebasan.

10
REKRUTMEN HTI THD PELAJAR

Pengkaderan HTI juga dilakukan sejak masih pelajar SMU dan komunitas-komunitas pemuda yang
dikenal dengan nama Komunitas Royatul Islam (KARIM). Sebagai embrio HTI dan meskipun tidak
menyebut nama HTI, namun tujuannya tetap tegaknya Khilafah. KARIM juga membawa simbol HTI
berupa bendera Tauhid. Jika Gema Pembebasan bermain di ranah kampus maka KARIM bermain di
ranah SMU dan komunitas anak-anak muda yang haus akan keislaman, akan tertarik dengan euforia
heroisme Islam. KARIM membuka cabang-cabang di kota besar, dengan target anak SMU dan
komunitas. Kegiatan mereka bukan hanya liqo dan kajian, tetapi sudah tadabur alam, aksi-aksi sosial,
mereka akan kejar apa kesukaan anak muda.

11
REKRUTMEN HTI THD MAHASISWA
Gema Pembebasan dibentuk pada 28 Februari 2004 di Auditorium Pusat
Studi Jepang Universitas Indonesia. Struktur Gema Pembebasan dimulai dari
Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah, dan Pengurus
Komisariat. Meskipun badan hukum HTI sudah dibekukan oleh pemerintah,
tetapi kelompok kajian kecil di kampus-kampus yang menjadi cikal bakal HTI
masih tetap hidup yang dilakukan oleh LDK dan Gema Pembebasan yang
berafiliasi dengan HTI.

Cara kerja Gema Pembebasan dalam melakukan pengkaderan di kampus-


kampus terlebih dahulu melakukan spoting terhadap mahasiswa baru,
kemudian difasilitasi dengan menyediakan beasiswa hingga semester II,
penyiapan kos-kosan dilengkapi dengan buku-buku pengajian HTI.
Pengkaderan ini terus berlanjut antara mahasiswa baru dan mahasiswa senior
agar saling mengenal serta menjaga moralitas individu dan organisasi tetap
terbangun.

12
KESIMPULAN
Ø Radikalisme merupakan ancaman yang menyerang ke alam pikiran manusia dan
dapat bertransformasi menjadi ancaman-ancaman lain yang seperti terorisme.
Ø Radikalisme memiliki berbagai tingkatan mulai rendah hingga tinggi dan berbahaya,
sehingga antisipasi penyebaran paham radikal sejak dini merupakan upaya yang
efektif dalam menangkal ancaman terorisme.
Ø Meskipun HTI sudah dibubarkan, namun pergerakan HTI dalam menyebarkan
paham radikal tetap berlanjut melalui organisasi-organisasi underbow dan melalui
kelompok-kelompok yang sifatnya underground.
Ø Pelajar dan mahasiswa merupakan target potensial untuk menyebarkan paham
radikal karena sedang dalam masa pencarian jati diri dan prospek yang lebih
panjang.

13
ANTISIPASI PENYEBARAN RADIKAL
ØMemperkuat pemahaman, pengkhayatan, dan pengamalan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
ØMengikuti kajian-kajian keagaman yang tidak menyimpang dari
nilai-nilai Pancasila.
ØKenali dakwah-dakwah menjurus kepada hal-hal yang sifatnya
politik praktis dan tidak menghormati ideologi Pancasila.
ØPerkuat literasi dengan sumber yang valid dan waspadai hal-
hal yang sifatnya radikal di media sosial.

14
TERIMA KASIH
Velox et exactus

Anda mungkin juga menyukai