Disusun Oleh:
Tingkat 3 Reguler 3
Kelompok 3
1. DENI KURNIATI
2. FADHILA HERYA UTAMI
3. KAMILIA NURJANAH
4. AMI UMAKA
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang diberikan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Keperawatan
Kesehatan Kerja.
Makalah ini kami susun dengan sebaik mungkin sebagaimana sesuai materi yang
terdapat dalam mata kuliah Keperawatan Kesehatan Kerja. Materi tersebut diambil dari
berbagai sumber referensi buku dari beberapa para ahli.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya dan dapat membantu kita dalam memahami pembelajaran mengenai mata
kuliah Keperawatan Kesehatan Kerja.Kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan agar dalam pembuatan makalah berikutnya lebih baik.
Penulis kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
7) Apa Saja Syarat Dan Tahapan Pembentukan Pos UKK ?
8) Bagaiman Operasional Kegiatan Dalam Pos UKK ?
9) Apa Saja Jenis Pelayanan Kesehatan Di Pos UKK ?
1.3 Tujuan
1) Untuk Mengetahui Bagaimana Gambaran umum wanita bekerja
2) Untuk Mengetahui Bagaimana Kesehatan Tenaga Kerja Wanita
3) Untuk Mengetahui Apa saja Ketentuan- Ketentuan Tentang Perlindungan
Dan Kesehatan Tenaga Kerja Wanita
4) Untuk Mengetahui Apa Definisi Kebugaran Jasmani
5) Untuk Mengetahui Apa saja Program Dan Manfaat Kebugaran Jasmani
6) Untuk Mengetahui Apa Definisi Pos UKK
7) Untuk Mengetahui Apa Saja Syarat Dan Tahapan Pembentukan Pos UKK
8) Untuk Mengetahui Bagaiman Operasional Kegiatan Dalam Pos UKK
9) Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis Pelayanan Kesehatan Di Pos UKK
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara fisik, ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita relatif
kurang jika dibandingkan dengan laki – laki. Kenyataan ini sebagai akibat dari
pengaruh hormonal yang berbeda pada laki – laki dan perempuan. Hormon
kewanitaan menyebabkan fisik wanita lebih halus, pertumbuhan kelengkapan tubuh
kewanitaan dan terdapatnya jaringan lemak di tempat – tempat pada tubuh yang pria
tidak punya. Perbedaan ini menjadi cermin dari kenyataan, bahwa kedua jenis seks
ini harus saling mengisi dalam mencapai kesempurnaan atau taraf yang lebih tinggi
mutu kehidupan manusia. Terdapat aneka kecendrungan seperti sering dapat dengan
mudah disaksikan dari peranan yang acapkali berbeda, tetapi saling mengisi dari
kedua jenis seks tersebut.
Haid
Haid adalah perdarahan dari rahim setiap bulan dan merupakan satu kriterium
dari wanita normal. Istilah sebulan sebenarnya bervariasi di antara 20 – 35 hari.
Pekerja / buruh wanita yang dalam masa haid pertama dan kedua pada waktu haid
(UU No. 13 Tahun 2003). Haid yang disertai rasa sakit hingga tidak dapat bekerja
adalah peristiwa tidak normal. Wanita yang haidnya normal tidak merasakan sakit
dan biasa aktif bekerja. Kenyamanan dalam bekerja pada saat haid lebih didukung
4
pula oleh semakin majunya teknologi yang memproduksi alat pembalut wanita
dengan kualitas prima. Adapun haid yang tidak normal dirasakan sakit hingga
tenaga kerja wanita tidak mampu bekerja disebut dismenore. Ternyata frekuensi
haid demikina hanya sekitar 5% dari seluruh haid. Penyebabnya beragam, dari
kelainan organik, higiene mental disertai fisik atau olahraga umumnya sangat
membantu. Di perusahaan dianjurkan adanya kamar atau ruang khusus untuk
istirahat dan keperluan lainnya bagi wanita yang haid.
Ketentuan tentang cuti haid, yang termaktub dalam UU No 13 th. 2003 tegas
mengatur bahwa hak cuti pada hari pertama dan kedua pada wanita haid itu atas
dasar dialaminya rasa sakit sehingga tidak dapat bekerja dan pekerjaan/buruh No.
13 Th. 2003 tentang hak cuti haif bagi pekerjaan/buruh wanita berbeda dari
ketentuan sebelumnya sebagaimana termaktub dalam Undang – Undang Kerja,
yaitu adanya rasa sakit sehingga tidak mampu bekerja. Dengan tidak adanya syarat
tersebut, pekerja /butuh wanita yang haidnya normal acapkali memanfaatkan cuti
haid dengan akibat angka tidak masuk kerja pada pekerja/buruh wanita sangat
tinggi, dengan penggunaan cuti haid yang kurang tepat demikian mengganggu
kelancaran proses produksi khususnya pada perusahaan yang mayoritas sumber
daya manusianya adalah tenaga kerja wanita. Pada ketentuan menurut UU No. 13
Th 2003, pelaksanaan cutih haid diatur dalam perjanjian kerja bersama.
Kehamilan
Kehamilan normal sampai saat 1,5 (satu setengah) bulan sebelum persalinan
bukan suatu tenaga kerja wanita tidak dapat bekerja, selama pekerjaan cukup ringan
dan dijamin tidak ada gangguan bagi kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan
bayi yang dikandungnya. Pekerjaan demikian umunya pekerjaan administrasi yang
dikerjakan sambil duduk. Lain halnya dengan pekerjaan yang membahayakan bagi
tenaga kerja wanita hamil dan bayi dalam kandungannya yang pada umumnya
meliputi :
1. Beban pekerjaan berat terutama fisik
2. Lingkungan fisik dengan faktor fisis yang berat menyebabkan
pembebanan tambahan yang cukup besar .
5
3. Lingkungan dengan faktor kimiawi yang berakibat keracunan, dalam
berbagai hal tenaga kerja yang sedang hamil lebih rentan terhadap racun
tertentu terutama yang memiliki efek terhadap fungsi reproduksi .
4. Pekerjaan dan lingkungan kerja yang mengandung faktor biologiss yang
menyebabkan terjadinya infeksi
5. Pekerjaan dengan tegangan psikis dan psikologis
Menyusui
Menyusui bayi sama sekali bukan alasan medis untuk tidak masuk kerja. Untuk
menghilangkan kekhawatiran dan beban ibu bekerja dalam hal menyusui bayinya, telah
biasa diadakan tempat penitipan bayi atau anak. Untuk keperluan tersebut susu buatan
dari berbagai merk dengan harga relatif murah sampai keluar biasa mahal tersedia
sebagai pengganti susu ibu. Namun begitu, susu ibu adalah terbaik bagi anak dan
perkembangannya sehingga kesempatan harus senantiasa diberikan agar pekerja/buruh
dapat menyusui bayinya. Kadang – kadang perusahaan memberikan kelonggaran, agar
tenaga kerja wanita yang mempunyai bayi atau anak kecil dapat pulang kerumah untuk
6
menyusui bayinya dan melihat bayinya. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila
perumahan berdekatan letaknya dengan perusahaan.
Selain beban pekerjaan, seseorang tenaga kerja wanita yang menjadi ibu dalam
suatu rumah tangga dibebani dirumahnya yang tidak sedikit. Soal makanan keluarga,
pendidikan anak, pakaian suami dan anak, keberesan di rumah dan lain – lain adalah
pekerjaan ruti dan terus menerus. Wanita adalah golongan yang paling efisien dan
produktif dalam arti tugas rumah tangga yang rutin itu pada umunya dapat selalu
diselesaikan dari hari ke hari. Beban kerja dalam rumah tangga adalah satu dari dua
peran ganda perempuan.
Faktor fisik keadaan jasmani, biologis dan sosial tenaga kerja wanita dapat
berakibat absenteisme yang lebih besar dan hali ini kadang menimbulkan efek negatif
bagi sementara pengusaha dalam menetapkan kebijakan mempekerjakan tenaga kerja
wanita. Bagi pengusaha dimaksud sangat produktivitas. Keadaan ini dapat dikurangi
dengan pembinaan tenaga kerja wanita agar menjadi karyawati yang baik, penempatan
yang tepat tenaga kerja wanita pada pekerjaan yang tepat, pemilihan pekerjaan yang
benar – benar sesuai untuk wanita, pelaksanaan ketentuan yang berlaku bagi
perlindungan tenaga kerja wanita dan penyediaan fasilitas yang diperlukan guna
mendukung semangat kerja dan disiplin tenaga kerja wanita, dan upaya lainnya.
Keluarga berencana yang menjarangkan serta mengurangi jumlah kehamilan sangat
membantu tenaga kerja wanita untuk lebih berdedikasi kepada pekerjaannya dan lebih
produktif dalam bekerja. Keluarga berencana yang diterapkan oleh tenaga kerja wanita
memberikan manfaat dalam hal berikut :
1. Keadaan fisik dan jasmani, termasuk kecantikan, dapat dipelihara
2. Karier kerja dapat lebih dijamin mengingat kemungkinan dedikasi kerja yang
lebih baik
3. Pembinaan keluarga dapat lebih dilaksanakan
4. Kepandaian merencanakan kehidupan dan penghidupan kian lebih baik.
7
kerja wanita. Pengalaman menunjukan, bahwa lingkungan kerja tidak boleh
menganggu motivasi wanita, salah stau contoh adalah pemilihan penerangan yang tidak
boleh merubah warna cat bibir tenaga kerja wanita yang berada di tempat yang
bersangkutan.
b. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja (pasal 76 ayat (3)).
Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi tenaga kerja wanita
yang bekerja antara pukul 23.00 – 07.00 (pasal 76 ayat 4).
Aspek kesehatan yang penting dan erat kaitannya dengan produktivitas kerja
adalah sering ditemukannya anemia gizi pada tenaga kerja wanita. Prevalensi
anemai pada tenaga kerja wanita perkebunan dapat mencapai lebih dari 80%
populasi tenaga kerja wanita. Selain kekurangan zat besi dalam menu makanan,
investasi parasif yaitu cacing merupakan faktor penyebab dari anemia dimaksud.
9
Banyak pilihan untuk jenis program kebugaran jasmani misalnya
berbentuk permainan seperti tennis, bulu tangkis, Bola Voli, Bola Basket, dll.
Bisa pula berbentuk senam dengan berbagai jenis, atau mungkin hanya lari atau
jalan bersama. Apapun bentuk programnya, pada dasarnya memerlukan tiga gerak
dasar yang sering disingkat dengan MOLIS (Move-Lift-Stretch).
2. Lift adalah gerak melawan beban, baik beban berat badan sendiri maupun beban
luar seperti misalnya dumble, atau partner. Tipe gerak ini bertujuan untuk melatih
otot baik kekuatan, dayatahan, pembentukan, maupun pengencangannya.
3. Stretch adalah gerak meregang sendi dan mengulur otot, dapat dikerjakan secara
statis maupun dinamis. Tipe gerak ini bertujuan untuk melatih kelentukan sendi
dan kelenturan otot, sehingga dihasilkan mobilitas gerak yang tinggi. Dengan
dasar gerak tersebut semua komponen kebugaran akan terlatih, sehingga status
kebugaran akan meningkat.
1. Frequency adalah banyaknya unit latihan per satuan waktu untuk meningkatkan
kebugaran. Diperlukan latihan dengan frekuensi 3-5 kali per minggu dengan
interval istirahat cukup.
10
3. Time atau durasi adalah lama setiap sesi latihan. Untuk meningkatkan
kebugaran dianjurkan untuk berlatih selama 20-60 menit dalam intensitas target
latihan. Hasil latihan akan nampak setelah 8-12 minggu, dan akan stabil setelah
20 minggu. Untuk mempertahankan kebugaran disarankan gerak biasa (berjalan,
menyapu) selama kumulatif 60 menit dan gerak terengah kumulatif 20 menit
sehari.
4. Type atau model latihan. Tidak semua tipe gerak/model latihan cocok untuk
meningkatkan semua komponen kebugaran namun perlu disesuaikan dengan
tujuan latihan, misalnya latihan untuk meningkatkan dayatahan jantung paru dan
komposisi tubuh, dipilih tipe latihan dengan gerak kontinyu, ritmis. Untuk
melatih otot dapat dipilih tipe latihan yang melawan beban, misalnya berlatih
dengan dumble, latihan isometric, isokinetik, maupun isotonic. Stretching
(pengeluaran/peregangan) adalah latihan yang tepat untuk meningkatkan kualitas
fungsi persendian.
3. Reversible (kembali asal) yang berarti hasil latihan akan berangsur berkurang atau
bahkan hilang samasekali jika latihan tidak teratur dan tidak
berkesinambungan. Tingkat kebugaran akan berkurang 50% setelah 4-12 minggu
tidak berlatih, dan akan hilang 100% setelah 30 minggu.
12
7) Manfaat pada persendian dan tulang rawan.
Latihan teratur dapat menyebabkan bertambah tebalnya tulang rawan di
persendian, sehingga dapat menjadi peredam (shock absorber) dan melindungi
tulang serta sendi dari bahaya cedera.
8) Manfaat terhadap aklimatisasi terhadap panas.
Aklimatisasi terhadap panas melibatkan penyesuaian faali yang memungkinkan
kita tahan bekerja di tempat panas. Kenaikan aklimatisasi terhadap panas ini
disebabkan karena pada waktu melakukan olahraga, terjadi pula kenaikan panas
pada badan dan kulit kita. Keadaan yang sama akan terjadi bila kita bekerja di
tempat yang panas.
9) Manfaat untuk Otak.
Dengan berolahraga, myelin akan makin tebal sehingga penghantaran impuls
saraf menjadi lebih cepat. Disamping itu akan keluar juga neurotropin yang
merangsang neurotransmiter di sinaps sehingga reaksi akan cepat dan tepat, dan
demikian juga akan dengan cepat dan tepat mengatasi masalah.
10) Perubahan psikologis. Melalui mekanisme fisiopsikologis, olahraga akan
meningkatkan perasaan berprestasi, menghilangkan ketegangan, membentuk jiwa
sportif, mengajarkan sikap sabar, gembira dan melatih konsentrasi. Keadaan ini
secara fisiopsikologis disebabkan oleh meningkatnya kadar epinephrin dan
norepinephrin, serta suplai darah ke otak. Pengeluaran garam melalui keringat
pada waktu berolahragadiduga akan memperbaiki suasana hati. Lebih dari itu
olahraga akan membuat tidur lebih nyenyak, sehingga bisa mengurangi masalah
kejiwaan.
Tahap – tahap pembentukan Pos UKK seharusnya melalui tahap – tahap berikut
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tenaga kerja wanita semakin hari semakin banyak jumlahnya. Pada umumnya
wanita lebih serasi dengan pekerjaan ringan yang tidak memerlukan kekuatan otot,
pekerjaan repetitif berulang sebenarnya sangat monoton, pekerjaan administratif, dan lain –
lain. Keserasian akan pekerjaan tertentu seperti disebutkan diatas, sama sekali tidak
menutup kemungkinan bagi wanita menduduki jabatan – jabatan tinggi yang mungkin
dicapai oleh pria. Tidak sedikit bahkan telah banyak wanita yang dapat mencapai
kedudukan dan sukses besar dalam lapangan apa pun, baik sektor pemerintahan, maupun
swasta, bahkan pada gelanggang politik sekalipun.
Kebugaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan
kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga masih
dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran jasmani memiliki banyak sekali manfaat
bagi tubuh dari mulai jantung, paru-paru, bahkan sampai seluruh organ tubuh.
Selain kesehatan dan kebugaran wanita, Pos UKK pun berperan penting dalam
konsep dasar kesehatan kerja Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) ialah bentuk
pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal utamanya di dalam upaya
promotif, preventif untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja.
3.2 Saran
Satu hal yang penting untuk dicatat adalah bahwa jaminan perlindungan kesehatan
kerja wanita ternyata lebih banyak dinikmati oleh para wanita yang bekerja pada
pekerjaan-pekerjaan yang berisiko rendah, misalnya pegawai di kantor (baik negeri atau
swasta), dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada pekerjan-pekerjaan yang
berisiko tinggi, misalnya pekerja pabrik. terutama pekerja harian dan borongan.
Dibanyak perusahaan, ketidakadilan semacam ini secara mencolok mudah dilihat.
Perumahan-perumahan yang disediakan perusahaan untuk pegawai pegawainya sangat
kontras dengan bedeng-bedeng yang disediakan untuk pekerja hariannya. Penerapan hak
16
cuti untuk kedua kelompok tersebut diterapkan secara berbeda, meskipun secara hukum
mereka tidak boleh diperlakukan secara berbeda.
Diharapkan pemerintah akan menyoroti seberapa jauh sistem hukum kita telah
memberi perlindungan yang memadai kepada wanita pekerja, dan seberapa jauh hukum
yang telah dibuat diirnplementasikan secara konsisten di lapangan kerja.
17
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa, I Nyoman. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Lutan, R. 2002. Pedoman Menuju Sehat Bugar. Jakarta : Direktorat jenderal olahraga,
Depdiknas.
http://urfisyifa.blog.friendster.com/2007/07/wanita-di-tempat-kerja/
http://agungsantoso77.wordpress.com/2009/02/24/memasyarakatkan-kesehatan-
reproduksi-wanita/
http://oshhome.blogspot.com/2017/08/kesehatan-kerja-wanita.html
http://dinkes.babelprov.go.id/content/pos-upaya-kesehatan-kerja-pos-ukk-dan-pos-ukk-
terintegrasi#:~:text=Pos%20Upaya%20Kesehatan%20Kerja%20(Pos%20UKK)%20ialah%20bentuk
%20pemberdayaan%20masyarakat,buruk%20yang%20diakibatkan%20oleh%20pekerja.
18