SOSIAL BUDAYA
DOSEN:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat ridho dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sosial Dan Budaya tanpa adanya
halangan dan rintangan yang berarti. Penulis menyampaikan trimakasih kepada teman-teman dan
semua pihak yang terkait dalam penyelesaian makalah ini, tanpa bantuan dari teman-teman dan
semua yang membantu saya dalam pembuatan makalah ini saya tidak bisa menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh sekali dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak sekali kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makaalah ini.semoga
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………….i
Daftar isi…………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
5. Dampak dan pengaruh social budaya terhadap bayi baru lahir……………………2
1. Kesimpulan..............................................................................................................3
2. Saran........................................................................................................................3
Referensi
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia memiliki kehidupan yang sangat rumit, mereka tidak dapat hidup sendiri, oleh
karena itu mereka pasti memiliki hubungan dengan segala sesuatu di dalam ruang lingkup
hidupnya, baik itu hubungan dengan sang pencipta, sesama manusia, lingkungan sekitarnya
maupun dengan mahluk lain di alam ini. Semua aspek relasi hidup tersebut haruslah terpenuhi
secara merata. Tentunya manusia perlu beradaptasi dengan keadaan lingkungan hidup di
sekitarnya karena itu merupakan tahap awal pembelajaran untuk dapat menjadi pribadi yang
berkualitas. Dimulai dari pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku sampai kepada ilmu
pengetahuan yang luas. Sosialisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan membentuk
suatu kebudayaan. Kebudayaan tersebut akan menjadi suatu bukti perkembangan hidup manusia.
Manusia merupakan salah satu dari mahluk hidup yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan hidup sekitarnya, baik secara vertikal (genetika,tradisi) maupun horizontal
(geografik, fisik, dan social), setiap manusia memiliki banyak kebutuhan untuk bertahan hidup.
memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk hidup
BAB II
PEMBAHASAN
berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu budayyah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam Bahasa Inggris, kebudayaan disebut dengan culture yang berasal dari Bahasa Latin
Colere, yang berarti mengolah atau mengerjakan. Dalam Bahasa Indonesia culture sudah
Kebudayaan sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dalam ehidupan sehari-hari kita
melihat segala upaya yang dilakukan manusia untuk menemukan dan penciptakan suatu inovasi
norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi, segala penryataan intelektual dan artistik yng menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Sedangkan definisi dari Ki Hajar Dewantara, mengartikan kebudayaan sebagai buah budi
manusia yang merupakan perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yaitu zaman alam
yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai macam rintangan dan
Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
yang meliputi ide atau gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun, kebudayaan dapat dilihat dari perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata yang ada di lingkungan masyarakat sebagai wujud ciptaannya
Setiap mansyarakat memiliki tujuh unsusr kebudayaan (cultural universal) yang dikemukan
1) Sistem religius (homo religius) Merupakan produk manusia sebagai makhluk homo
religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa
di atas kekuatan dirinya terdapat kekutan lain yang Maha Besar. Karena itu, manusia
takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2) Sistem organisasi kemasyarakatn (homo socius) Merupakan produk manusia sebagai
homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal, maka
disusunlah organisasi kemasyarakatan di mana manusia bekerja sama untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3) Sistem pengetahuan (homo safiens) Merupakan produk manusia sebagai homo safiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.
4) Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (homo economicus) Merupakan
produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia
secara umum terus meningkat.
5) Sistem peralatan hidup dan teknologi (homo faber) Merupakan produk manusi sebagai
homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya
manusia dapat membuat dan menggunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah
manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya.
6) Kesenian
7) Sistem bahasa
Ketujuh hal ini, oleh C. Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Univesral Categories of
Culture, disebur sebagai tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural universals).
Unsur-unsur ini merupakan perwujudan usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup
dan memelihara eksistensi diri dan kelompokknya.Usaha yang dilakukan manusia dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya antara lain melahirkan teknologi yang membantu
manusia dalam memenuhi kebutuhan dan menjalani kehidupannya di dalam lingkungan.
Sehingga Ridwan Effendi dan Elly Malihah (2007:112) mengemukakan bahwa kebudayaan
berperan sebagai:
1) Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, untuk menaklukkan
berbagai macam kekuatan yang harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam
dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual
maupun materil.
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia
oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan terebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia
sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.Setiap kehidupan di dunia ini
tergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya dalam arti luas. Akan tetapi
berbeda dengan kehidupan lainnya, manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara
aktif. Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil menempatkan
diri sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi dan paling luas persebarannya
memenuhi dunia.Suatu masyarakat akan terus berupaya mengadakan proses modernisasi pada
berbagai bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang
iptek, namun demikian, tidaklah luput dari perhatian masyarakat tersebut untuk berupaya
menelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai
kepribadian atau jati diri sebagai masyarakat yang bermartabat.Proses belajar budaya meliputi
tiga hal, yaitu:
1)Proses Interelasi
Manusia terlahir dengan potensi bawaan; perasaan, hasrat, nafsu, emosi dan seterusnya.
Sepanjang hidupnya manusia menanamkan dalam kepribadiannya hal-hal yang diperlukan dalam
kehidupan. Individu berusaha memenuhi hasrat dan motivasi dalam dirinya; beradaptasi, belajar
dari alam dan lingkungan sosial dan budayanya.
2) Proses Sosialisasi
Individu belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan sesama, dari individu yang
menduduki aneka peranan sosial. Sosialisasi berarti proses belajr anggota masyarakat untuk
mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.
3) Proses Enkulturasi
Individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat,
sistem norma, dan peraturan-peraturan dalam kebudayaannya. Pada awalnya manusia meniru,
sesuai dengan perkembangan kehidupan, ‘membaca’, menghayati, hingga menjadi pola tindakan.
Budaya mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Kebudayaan dari kelompok sosial
tidak secara komplit ditentukan oleh lingkungan fisik saja, namun lingkungan tersebut
memberikan peluang untuk terbentuk hingga berkembangnya suatu budaya. Ada enam tahap
perkembangan kebudayaan yang kita kenal secara umum yaitu:
1) Cultural Evolution
Prose evolusi dari suatu masyarakat dan kebudyaan dapat dianalisa oleh seorang peneliti,
seolah-olah dari dekat secara detail atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan
memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja. Proses evolusi sosial budaya yang
dianalisa secara detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagi macam proses
perubahan yang terjadi dalam dinamuka kehidupan sehari-hari dalam setiap masyarakat di dunia.
2) Diffusion Process
Proses difusi ini terjadi karena adanya penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia
di muka bumi. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan dan sejarah juga ikut menyebar. Salah
satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi. Namun bisa juga tanpa
adanya migrasi, tetapi karena ada individu-individu yang membawa unsur-unsur kebudayaan
itu, seperti para pedagang dan pelaut.
3) Aculturation Process
Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
itu sendiri.
4) Asimilation Proces
Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang
berbeda-beda. Kemudian saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga
kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga
unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan yang
campuran.
5) Innovation
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan
modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat
erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya
membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu dicovery dan
invention.
Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu
alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari beberapa individu
dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat
sudai mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol
atau kendali terhadap perilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut
kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan
budaya yang dianut di dalam kelompok sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol social
yang ada di masyarakat, yang menjadi suatu ‘cambuk’ bagi komunitas yang menganut
kebudayaan tersebut. Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan
man yang tidak sesuai (Effendi Ridwan dan Elly Malihah, 2007: 114)
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi.Hal ini
disebabkan karena adanya kepercayaan 2 dan pantangan pantangan terhadap beberapa
makanan.Sementara kegiatan mereka sehari hari tidakk berkurang. Ditambah lagi dengan
pantangan pantangan terhadap beberapa makanan yang sebetulnya sangat dibutuhkan oleh
wanita hamil tentunya akan berdampak negative terhadap kesehatan ibu dan janin.Tidak heraan
kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama dipedessaan.Dikatakan
pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena
kurangnya gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.Beberapa kepercayaan yang ada
misalnya di jawa tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan meyebabkan perdarahan yang
banyak.Sementara disalah satu daerah jawa barat ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan
sengaja harus mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah
dilahirkan.Dimasyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan
kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.Contoh lain didaerah Subang pantang
makan dengan piring yang besarkarena khawatir bayinya akan besar sehingga mempersulit
persalinan.Dan memangselain ibunya kurang gizi berat badan bayi yang dilahirkan juga
rendah.Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.Selain itu
larangan untuk memakan buah buahan seperti pisang, nanas, ketimun dll bagi wanita hamil juga
masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat didaerah pedesaan.
Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun beranak untuk
menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah .Data survey kesehatan Rumah Tangga
tahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak.Bebrapa penelitian
yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek praktek persalinan oleh
dukun yang membahayakan si ibu.Penelitian iskandar dkk menunjukkan beberapa tindakan dan
praktek yang membawa resiko infeksi seperto “ngolesi”(membasahi vagina dengan minyak
kelapa untuk memperlancar persalinan), “kodok” ( memasukkan tangan ke vagina dan uterus
untuk mengeluarkan placenta) atau “nyanda” ( setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi
bersandar dan kaki diluruskan kedepan selama bejam jam yang dapat menyebabkan perdarahan
dan pembengkakan).
Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya disebabkan karena
beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat , biaya murah, mengerti dan dapat memabantu
upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40
hari.Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang
ada.Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek praktek tradisional
tertentu masih dilakukan.Interaksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan
penolong persalinan sangat menentukan persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.Secara
medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan , infeksi,
eksklamsia(keracunan kehamilan).
hingga saat ini. Dalam proses perawatan dan pertolongan persalinan tidak ada masalah atau
mengakibatkan terjadinya sesuatu yang buruk terhadap informan sehingga informan masih
mempercayakan proses kehamilan dan persalinan mereka ditangani langsung oleh dukun bayi.
Ketiga, bujukan sosial. Informan dihadapkan pada lingkungan, baik lingkungan keluarga
maupun lingkungan masyarakat yang mana kebanyakan dari masyarakat yang masih
membutuhkan serta menggunakan jasa dukun bayi dalam membantu persalinan sehingga secara
tidak langsung “bujukan sosial” tersebut dapat mempengaruhi si informan dalam berperilaku,
yakni masih mau menolong persalinan. Penelitian ini mendukung temuan dari Anderson &
Wojcik (Anderson, 1997) yang mengatakan bahwa dukungan sosial dari keluarga berpengaruh
terhadap self efficacy seseorang dan berpengaruh terhadap keputusan yang diambil oleh orang
tersebut. Sementara temuan lain oleh Shoji dan Benight (Shoji dkk, 2014) dukungan sosial dan
self efficacy dapat mengurangi trauma dan stress. Faktor yang keempat yakni keadaan psikologis
atau emosi termasuk didalamnya adalah perasaan. Perasaan positif seperti rasa senang karena
bisa membantu orang lain dalam persalinan sehingga ada kepuasaan tersendiri yang dirasakan
oleh dukun bayi tersebut.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Social budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh manusia dengan
pemikiran dan budi nuraninya untuk dan / atau dalam kehidupan bermasyarakat.
Atau lebih singkatnya manusia membuat sesuatu berdasar budi dan pikirannya
yang diperuntukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan merupakan kata berimbuhan dari kata dasar budaya. Budaya atau
kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu budayyah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu factor yang amat perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga kesehatan janin dan menjaga
pertumbuhan.
Persepsi Terhadap Penolong Persalinan Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa Ibu yang hendak bersalin lebih merasa nyaman bila persalinannya
dilakukan di rumah dan dibantu oleh dukun bayi, hal ini dikarenakan
tingginya kepercayaan masyarakat kepada dukun bayi dan kenyamanan
melakukan persalinan dirumah.
Masa nifas adlah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamnya enam minggu. Jadi arti keseluruhan
dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa
sesudah persalinan.
Seorang bayi yang baru lahir umumnya mempunyai berat sekitar 2.7 – 3.6 kg
dengan panjang 45 – 55 cm. Tetapi ia akan kehilangan sampai 10 % dri berat
tubuhnya dalam hari-hari setelah kelahiran Kemudian pada akhir minggu
pertama berat tubuhnya akan mulai naik kembali.
3.2 Saran
1) Wijayanto,Neu.2012.http://newijayanto.blogspot.co.id/2012/04/pengaruh-budaya-
terhadap-lingkungan.html
2) http://miamisland.blogspot.com/2010/03/aspek-sosial-budaya-pd-setiap.html
3) Http://www.yabina.org/artikel/A’02_46.htm
4) http://www.google.co.id/search?q=aspek+sosial+budaya+pada+masa+nifas
(sumber referensi), di unduh pada tanggal 12 Oktober 2010
5) http://carinfomu.blogspot.com/2015/01/makalah-bbl-aspek-sosial-budaya-pada.html