Gagal jantung adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa
oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curahjantung) tidak mampu memenuhi
kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan. Kadang orang salah
mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah gagal
jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan
beban kerjanya.
1. 2. Epidemiologi
Prevalensi gagal jantung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ada dua
faktor utama yang memberi kontribusi terhadap peningkatan insidens gagal jantung
pada beberapa dekade terakhir. Yang pertama, meningkatnya umur harapan hidup
membuat proporsi penduduk usia lanjut bertambah besar. Yang kedua, di era modern
ini inovasi terapi membuat berbagai kasus kegawatan kardiovaskular dapat
diselamatkan, namun menyisakan masalah berupa gangguan fungsi pompa jantung
akibat rusaknya sebagian otot jantung. Meskipun berbagai pendekatan terapi gagal
jantung meliputi terapi farmakologis, prosedur intervensi dan pembedahan telah
banyak ditawarkan, kematian penderita gagal jantung masih sangat tinggi apabila
penyebabnya tidak teratasi. Ketika diagnosa gagal jantung ditegakkan, maka dapat
diramalkan berapa lamakah seseorang akan bertahan hidup. Telah dilaporkan, bahwa
ketahanan hidup seorang penderita gagal jantung bahkan lebih buruk dari penderita
kanker ganas. Pada tahun ketiga, hanya 24 persen penderita gagal jantung yang masih
bertahan hidup.
1. 3. Penyebab
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab
kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan
penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
- Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan
curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia
juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas
elektrolit juga dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
1. 4. Patofisiologi
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel
kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni
sinonim dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan/ sinkron, maka
kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
1. 5. Klasifikasi
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu
memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
menyebabkan cairan terdorong kejaringan paru. Manifestasi klinis yang terjadi
meliputi dispnu, batuk, mudah lelah, takikardi dengan bunyi jantung S3, kecemasan
dan kegelisahan.
Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti visera dan jaringan perifer.
Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah
dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara
normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang tampak meliputi : edema
akstremitas bawah yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan,
hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena leher, asites (penimbunan cairan
didalam rongga peritonium), anoreksia dan mual, nokturia dan lemah.
1. 6. Komplikasi
- Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.
- Auskultasi nadi apikal, biasanya terjadi takikardi (walaupun alam keadaan
berustirahat)
- Bunyi jantung, S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa.
Irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke atrium yang
distensi. Murmur dapat menunjukkan inkompetensi / stenosis katup.
- Palpasi nadi perifer, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk
dipalpasi dan pulsus alternan (denyut kuat lain dengan denyut lemah) mungkin ada.
- Pemeriksaan kulit : kulit pucat (karena penurunan perfusi perifer sekunder)
dan sianosis (terjadi sebagai refraktori Gagal Jantung Kronis). Area yang sakit sering
berwarna biru/belang karena peningkatan kongesti vena
- Haluaran urine biasanya menurun selama sehari karena perpindahan cairan ke
jaringan tetapi dapat meningkat pada malam hari sehingga cairan berpindah kembali
ke sirkulasi bila pasien tidur.
Kriteria Mayor
Kriteria Minor
- Hepatomegali
Kriteria Mayor/Minor
1. 11. Therapy
2. Airway
Penilaian akan kepatenan jalan nafas, meliputi pemeriksaan mengenai
adanya obstruksi jalan nafas, adanya benda asing. Pada klien yang
dapat berbicara dapat dianggap jalan nafas bersih . Dilakukan juga
pengkajian adnya suara nafas tambahan seperti snooring.
3. b. Breathing
4. c. Circulation
Dilakukan pengkajian mengenai volume darah dan cardiac output serta adanya
perdarahan. Pengkajian juga meliputi status hemodinamik, warna kulit, nadi.
5. Disability
Nilai tingkat kesadaran, serta ukuran dan reaksi pupil.
- Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga kaki dan dapat pula
ditambahkan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti foto thoraks,
dll.
Kumpulan data :
a. Identitas
c. Data Bio-psiko-sosial-spiritual
2.Sirkulasi
3.Integritas ego
4.Nuorosensorik
5.Rasa nyaman
6.Pernafasan
7.Keamanan
8.Interksi sosial
9.Pembelajaran
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, bangun tubuh, postur tubuh, warna kulit, turgor
kulit.
- Suhu
- Nadi
1. Frekwensi
2. Irama
3. Ciri denyutan
- Tensi
- Respirasi
Analisa Data
D1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan dispnu akibat oksigenasi yang
tidak adekuat.
D4. Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pitting
edema.
2. 4. Evaluasi
Diagnosa evaluasi
S : Pasien sudah tidak mengeluh sesak
nafas lagi.
Gangguan pola nafas berhubungan
dengan dispnu akibat oksigenasi O : Nafas pasien mulai normal (RR 16-
yang tidak adekuat. 20 kali permenit).
A : Masalah teratasi.
P:-
S : Pasien mengatakan bisa melakukan
aktivitas ringan tanpa bantuan orang lain
(BAB & BAK sendiri).
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelelahan akibat dispnu. O : Pasien sudah dapat beraktivitas
kembali.
A : Masalah teratasi
P:-
Gangguan keseimbangan volume S : Pasien mengatakan edemanya sudah
cairan berhubungan dengan pitting mulai mengempis.
edema.
O : Edema pada pasien sudah mulai
hilang.
A : Masalah teratasi
P:-
S : Pasien mengatakan sudah tidak mual
lagi.
Gangguan nutrisi, kurang dari
O : Nafsu makan paien sudah mulai
kebutuhan tubuh berhubungan
meningkat, pemasukan nutrisi sudah
dengan anoreksia & mual.
adekuat.
A : Masalah teratasi
P:-
S : Pasien mengatakan elastisitas
kulitnya sudah mulai membaik.
Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan pitting edema. O : Edema pada pasien mulai hilang.
A : Masalah tertasi
P:-